Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Teknotan Vol. 11 No.

2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

ANALISIS ENERGI PROSES PRAPANEN TEBU (STUDI KASUS DI PT. RAJAWALI II UNIT PG.
JATITUJUH, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT)
Energy Analysis of Sugarcane Preparation Process (Case Study at PT Rajawali II Unit PG Jatitujuh,
Majalengka Regency, West Java)

Adams Rizan Abdalla1), Totok Herwanto2), Muhammad Saukat2), Handarto2)


1)
Alumnus Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTIP, Universitas Padjadjaran
2)
Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTIP, Universitas Padjadjaran
Jl. Bandung Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang, 40600
Email : adamsrizanabdalla@gmail.com

ABSTRAK

Industri merupakan salah sektor yang paling banyak menggunakan energi. Sektor industri membutuhkan 44
% dari total ketersediaan energi nasional. Industri gula tebu merupakan salah satu dari 10 jenis industri yang
paling banyak menggunakan energi sehingga diperlukan analisis penggunaan energi pada industri gula untuk
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi serta menekan biaya penggunaan energi. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis penggunaan energi dan mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi
pada kegiatan prapanen tebu dengan metode analisis deskriptif. Analisis energi dihitung berdasarkan
penggunaan energi pada setiap kegiatan prapanen tebu mulai dari proses pengolahan tanah hingga proses
pengangkutan ke pabrik. Hasil penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis tanaman tebu
plant cane (PC) dan ratoon cane (RC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prapanen tebu PC menggunakan
energi sebesar 55.192,73 MJ/ha dengan energi spesifik tanaman tebu PC sebesar 731,19 MJ/ton. Pada
prapanen tebu RC menggunakan energi sebesar 43.054,14 MJ/ha dengan energi spesifik tanaman tebu RC
sebesar 620,38 MJ/ton.
Kata Kunci : Industri gula, prapanen tebu, tanaman tebu PC, tanaman tebu RC, penghematan energi

ABSTRACT

Industry is one of the most energy-consuming sectors. The industrial sector requires 44% of the total national
energy availability. Sugar industry is one of the 10 most energy-consuming industries that require the analysis of
energy use to improve the efficiency and reduce the cost of energy use. This research was conducted to analyze
energy use and prevention of energy possibility in sugarcane pre-harvest with descriptive analysis method. Energy
analysis is calculated based on energy use in every pre-harvest activity of sugarcane from the processing the soil
to the transportation to the factory. Result of this study are divided into two types based on the types of sugarcane,
plant cane (PC) and ratoon cane (RC). Results showed that PC sugarcane prestige used energy of 55,192,73 MJ/ha
with PC sugarcane specific energy at 731,19 MJ/ton. In RC sugarcane prestige uses energy of 43,054.14 MJ/ha
with RC sugarcane-specific energy of 620.38 MJ/ton.
Key words: sugar industry, sugarcane pre-harvest, plant cane (PC), ratoon cane (RC), energy saving

Diterima : 10 Juli 2017; Disetujui : 29 Juli 2017; Online Published : 26 Oktober 2017
DOI : 10.24198/jt.vol11n2.2

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 11
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

PENDAHULUAN agroindustri dapat dilakukan dengan cara


mengevaluasi penggunaan energi dan
Indonesia masih menjadi negara terbesar berusaha mencari berbagai alternatif untuk
dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara yakni dapat menghemat energi tanpa mengurangi
mencapai 44% dari total kebutuhan energi di produktivitas. Evaluasi terhadap penggunaan
kawasan Asia Tenggara (Nurudin, 2016). Data energi sangat perlu dilakukan untuk mencapai
Asean Center for Energy juga mengungkapkan ketahanan energi nasional.
bahwa energi fosil masih mendominasi Manajemen energi biasa dilakukan
permintaan energi di kawasan Asia Tenggara dengan menganalisis dan mengevaluasi
hingga mencapai 80% pada 2030 di atas penggunaan energi pada suatu proses. Hal ini
realisasi pada 2011 sebesar 76%. Sektor dilakukan dengan cara audit energi untuk
industri sendiri diperkirakan akan tetap memberikan gambaran situasi penggunaan
mendominasi pertumbuhan permintaan energi energi dari suatu sistem. Audit energi
fosil dengan kenaikan 2,7% per tahun hingga merupakan suatu langkah awal dalam
2035 mendatang. Adapun kontribusi energi pelaksanaan program konservasi energi
fosil pada tahun 2013 mencapai 94,6% dari dengan tujuan untuk mempelajari penggunaan
total kebutuhan energi nasional sebanyak energi pada suatu proses produksi yang
1.357 juta setara barel minyak (SBM) (Nurudin, meliputi jumlah, jenis dan sumber energi, aliran
2016). energi dan biaya energi (Pimentel, 1990).
Menurut Kementerian Perindustrian Penggunaan energi pada industri gula di
(2015), sektor industri membutuhkan 44% dari PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh secara
total ketersediaan energi nasional, kebutuhan umum terbagi menjadi dua bagian kegiatan
ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan yaitu kegiatan prapanen dan pascapanen.
kebutuhan energi pada sektor transportasi Kegiatan prapanen tebu meliputi kegiatan
sebesar 36,03%, rumah tangga sebesar 11,51% pembibitan, penyiapan lahan, penanaman,
dan komersial sebesar 4,41% serta sektor pemeliharaan tanaman dan pemanenan,
lainnya sebesar 4,05%. Menurut Ditjen Listrik sementara kegiatan pascapanen tebu meliputi
dan Pengembangan Energi (1995), industri gula kegiatan pabrikasi gula, pengemasan dan
merupakan salah satu agroindustri yang penyimpanan gula.
termasuk ke dalam 10 jenis industri yang paling Kegiatan prapanen tebu merupakan
banyak menggunakan energi, sehingga salah satu kegiatan yang perlu dilakukan audit
diperlukan analisis untuk melakukan langkah energi sebab kegiatan prapanen tebu
penghematan dan usaha konservasi energi merupakan salah satu kegiatan dalam industri
menuju efesiensi penggunaan energi. gula yang banyak menggunakan energi, baik
Menurut Soemohandojo (2009), energi langsung maupun energi tidak
konservasi energi atau kegiatan penghematan langsung. Menurut Indrayana (2001), kegiatan
energi adalah suatu usaha peningkatan prapanen tebu di PT. PG. Rajawali II Unit PG.
efisiensi dalam penggunaan energi tanpa Jatitujuh menggunakan energi sebesar 21,57
mengurangi produktivitas dan kini menjadi MJ/kg gula yang dihasilkan dimana energi
suatu hal yang sangat penting. Salah satu bahan bakar paling besar digunakan untuk
bentuk konservasi energi adalah manajemen kegiatan pengolahan tanah yang mencapai
energi. Manajemen energi di bidang

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
12
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

44,7% dari total konsumsi energi bahan bakar Alat dan Bahan
total.
Alat dan bahan yang digunakan untuk
Hasil penelitian Indrayana (2001)
penelitian ini adalah : stopwatch, roll meter,
mengenai analisis energi di PT. PG. Rajawali II
meteran, jerigen, timbangan, gelas ukur,
Unit Jatitujuh menunjukkan konsumsi energi
smartphone, software Microsoft excel 2010.
yang cukup besar pada kegiatan prapanen
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu data
tebu terutama pada kegiatan pengolahan
primer dan data sekunder. Data primer
lahan. Namun kondisi terbaru dari PT. PG.
diperoleh dari penelitian secara langsung di
Rajawali II Unit PG. Jatitujuh saat ini sudah
tempat dengan proses pengamatan,
mengalami banyak perubahan sejak tahun
pengukuran, wawancara, mencatat dan
2001 terutama pada peningkatan daya traktor
menghitung. Data sekunder yang digunakan
untuk kegiatan pengolahan tanah. Hasil
yaitu data kebutuhan energi untuk proses
penelitian Indrayana (2001), menunjukkan
prapanen tebu berdasarkan jadwal kegiatan
besarnya konsumsi energi pengolahan lahan
oleh kepala bagian tanaman, waktu yang
yang dihasilkan dari traktor 110 HP dan 150 HP
diperlukan untuk setiap jenis kegiatan, jumlah
sementara saat ini daya traktor yang digunakan
tenaga kerja, jumlah dan jenis alat dan mesin,
adalah 110 HP dan 250 HP. Selain dari
dan semua sarana produksi yang digunakan
peningkatan daya traktor dalam pengolahan
maupun berasal dari studi literatur.
lahan, perkembangan mekanisasi pertanian
pada kegiatan tebang angkut tebu Tahapan Penelitian
menggunakan grab loader juga sudah Tahapan penelitian yang dilakukan secara
diterapkan sehingga diperlukan data terbaru lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 1.
mengenai analisis energi prapanen tebu di PT.
PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh.
Tujuan penelitian adalah melakukan
analisis energi pada proses prapanen tebu di
PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh sehingga
dapat diketahui langkah menuju efisiensi
penggunaan energi, peluang dan usaha
konservasi. Penelitian ini juga dilakukan untuk
menentukan strategi penghematan energi
pada proses prapanen tebu di PT. PG. Rajawali
II Unit PG. Jatitujuh.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di PT. PG.
Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kecamatan
Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2017 sampai dengan April 2017. Gambar 1. Tahapan penelitian

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 13
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

1. Pengumpulan data CL = Nilai unit energi bahan bakar


(MJ/L)
Tahap ini dilakukan untuk
CE = Kapasitas lapang efektif
pengumpulan data penggunaan energi di
mesin pertanian (ha/jam)
PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh dengan
melakukan sampling dari lahan budidaya c. Energi Tidak Langsung Alat dan Mesin
tanaman tebu berdasarkan kelompok lahan ((𝒎 𝒙 𝒄𝒆𝒎)+(𝒎 𝒙 𝒄𝒆𝒇)).((𝟎,𝟖𝟐+(𝟎,𝟑𝟑∗𝑻𝑨𝑹))
diantaranya adalah: lahan tanaman tebu PC Ee = 𝑵𝒙𝑷
(3)
dan RC (2); jarak lahan dari sumber air (3); Keterangan :
dan radius tebang angkut lahan Ee = Energi tidak langsung dari alat
berdasarkan peta tebang angkut (5), atau mesin pertanian (MJ/ha)
sehingga diperoleh jumlah sampel untuk M = Massa alat dan mesin pertanian
setiap kegiatan sebanyak 30 sampel. (kg)
2. Pengolahan data cem = Nilai energi tidak langsung
produksi bahan baku (MJ/kg)
Pada tahap ini dilakukan perhitungan
cef = Nilai energi tidak langsung
penggunaan energi menggunakan
fabrikasi alat mesin (MJ/kg)
persamaan-persamaan penggunaan energi.
0.33 = Nilai asumsi energi perbaikan
Perhitungan penggunaan energi pada
dan pemeliharaan mesin pertanian
proses prapanen tebu mengikuti persamaan
(bagian dari nilai TAR)
berikut:
TAR = Koefisien perbaikan total
a. Energi Biologis akumulasi (%) yaitu perbandingan
biaya perbaikan dan perawatan
Ebp = HOK x JK x cb (1)
akumulasi dengan harga
Keterangan : sebenarnya pada umur alat
Ebp = Energi biologis prapanen N = Umur ekonomis alat dan mesin
(MJ/ha) pertanian (jam)
HOK = jumlah hari orang bekerja per P = Kapasitas alat dan mesin
hektar pertanian(ha/jam)
JK = jumlah jam kerja per hari
(jam/hari) d. Energi Tidak Langsung Bahan
Cb = nilai unit energi biologis Ee = CTL x KT (4)
(MJ/jam)
Keterangan :
b. Energi Langsung Ee = Energi tidak langsung dari bahan
yang digunakan (MJ/ha)
ELP = (KL x CL)/CE (2)
CTL = Nilai energi tidak langsung bahan
Keterangan : (MJ/kg)
ELP = Energi terpakai bahan bakar KT = Konsumsi bahan per hektare
proses prapanen (MJ/ha) (kg/ha)
KL = Konsumsi bahan bakar
(L/jam)

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
14
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

3. Konversi data s = (30/84) x 100%


s = 34,71 %
Pada tahap ini dilakukan konversi data
dari hasil pengolahan data menjadi satuan
Setiap mandor yang bekerja di PT.
MJ/ha.
PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh
4. Analisis data mengelola 50 ha sampai dengan 70 ha
Pada tahap ini dilakukan analisis dari lahan budidaya tebu sehingga luasan
hasil konversi data dengan menggunakan total lahan yang menjadi sampel pada
metode SPACE untuk menentukan langkah penelitian kali ini dapat dihitung dengan
menuju penghematan energi. persamaan sebagai berikut:

a. Analisis SPACE n=LxS (6)

Analisis SPACE dilakukan dengan Keterangan :


membandingkanantara faktor eksternal n = jumlah luas lahan sampel
stabilitas lingkungan dan kekuatan L = luas lahan yang dikelola per
industri dengan faktor internal kekuatan mandor (ha/mandor)
finansial dan keunggukan kompetitif. S = jumlah sampel kombinasi
Nilai dari kekuatan finansial (FS) dan total (mandor)
stabilitas lingkungan (ES) akan diperoleh Sehingga diperoleh luas lahan sampel
nilai pada sumbu y, sementara sebesar:
keunggulan kompetitif (CA) dan n = 50 ha/mandor x 30 mandor
kekuatan industri (IS) dimasukkan ke n = 1500 ha
dalam sumbu x (David, 2011). Persentase sampel lahan dengan
luas keseluruhan lahan budidaya
b. Perhitungan Sampel tanaman tebu di PT. PG. Rajawali II Unit
Jumlah mandor yang terdapat di PG. Jatitujuh mencapai 17,86%.
PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh Persentase ini dapat diperoleh
mencapai 84 mandor sehingga jumlah berdasarkan persamaan sebagai berikut:
kombinasi sampel ini sebanding dengan p = (n/N) x 100% (7)
35,71% dari total keseluruhan populasi
mandor yang terdapat di PT. PG. Rajawali Keterangan :
II Unit PG. Jatitujuh. Perhitungan P = persentase lahan sampel (%)
persentase sampel dari keseluruhan n = jumlah luasan lahan sampel (ha)
populasi dapat dihitung dengan N = jumlah luasan total lahan
persamaan sebagai berikut: budidaya tanaman tebu (ha)
Sehingga dapat diperoleh persentase
s = (n/N) x 100% (5) lahan sampel sebesar:
Keterangan : p = (1500 ha / 8400 ha) x 100%
s = jumlah persentase sampel p = 17,85%
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Sehingga dapat diperoleh nilai
persentase sampel dari populasi sebesar:

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 15
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

HASIL DAN PEMBAHASAN dan penggunaan energi pada proses prapanen


tebu RC mencapai 42.963,87 MJ/ha.
Analisis Energi Prapanen Tebu Penggunaan energi tersebut dirinci
Energi yang diperhitungkan meliputi berdasarkan jenisnya dan dikelompokkan
semua proses prapanen tebu dimulai dari berdasarkan tahapan proses prapanen tebu
proses pembibitan sampai dengan proses mulai dari pembibitan sampai dengan
kletek tebu dan ditambah dengan proses pengangkutan. Rincian penggunaan energi
pemanenan hingga proses pengangkutan tebu total untuk kebutuhan prapanen tebu PC dan
ke pabrik untuk mngetahui besarnya energi tanaman tebu RC terdapat pada Tabel 1.
spesifik yang terdapat pada setiap ton tanaman Penggunaan energi pada proses
tebu. prapanen tebu PC memiliki nilai energi terbesar
Energi yang diperhitungkan meliputi pada proses pemupukan yakni mencapai
penggunaan energi yang berasal dari energi 32.029,87 MJ/ha atau 57,96% dari total
biologis atau energi manusia, energi langsung penggunaan energi prapanen tebu PC. Pada
bahan bakar dan energi langsung listrik, dan prapanen tanaman RC juga diperoleh nilai
energi tidak langsung (embodied energy) dari energi terbesar terdapat pada proses
alat dan mesin pertanian dan bahan yang pemupukan yakni mencapai 30.828,34 MJ/ha
digunakan selama proses prapanen tebu. atau sebanding dengan 71,75% dari total
Secara umum proses prapanen tebu penggunaan energi pada prapanen tebu RC.
terdiri dari 15 proses yang meliputi pembibitan, Nilai energi pada proses prapanen tebu
pembajakan I, pembajakan II, penggaruan, PC lebih besar dibandingkan dengan energi
pembuatan kairan, pembuatan saluran pada prapanen tebu RC. Hal ini disebabkan
drainase, penanaman, irigasi, penyulaman, karena pada prapanen tebu PC melalui seluruh
pembumbunan, pemupukan, pengendalian tahapan kegiatan prapanen, sementara untuk
hama, kletek tebu, pemanenan dan prapanen tebu RC tidak melalui beberapa
pengangkutan tebu. Pada tanaman tebu plant tahapan kegiatan prapanen. Dosis untuk pupuk
cane (PC), kegiatan prapanen meliputi dan pestisida pada tanaman PC juga lebih
keseluruhan tahapan mulai dari pembibitan tinggi dibandingkan dengan tanaman RC
sampai dengan pengangkutan. Sementara sehingga jumlah energi untuk setiap hektare
pada tanaman tebu ratoon cane (RC), proses tanaman tebu PC lebih tinggi daripada
prapanen tidak melalui proses penanaman, tanaman tebu RC.
pembajakan I, pembajakan II, penggaruan, Nilai energi terbesar terdapat pada
pembuatan kairan dan penanaman. proses pemupukan, baik pada proses
Tanaman tebu PC adalah tanaman tebu pemupukan tanaman PC maupun pemupukan
yang berasal dari tanaman awal atau bibit tanaman RC. Nilai energi proses pemupukan
tanaman tebu sehingga melalui seluruh proses tanaman PC mencapai 32.029,87 MJ/ha,
prapanen tebu, sementara tanaman tebu RC sementara pada pemupukan tanaman RC
adalah tanaman tebu yang berasal dari tunas mencapai 30.828,34 MJ/ha. Besarnya nilai
tanaman tebu sebelumnya yang telah dipanen. energi pada proses pemupukan disebabkan
Penggunaan energi pada proses oleh penggunaan pupuk anorganik sehingga
prapanen tebu PC mencapai 55.262,58 MJ/ha nilai energi tidak langsung dari proses

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
16
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

pemupukan lebih besar dibandingkan dengan Tabel 1. Perbandingan penggunaan energi


proses prapanen lainnya. Nilai energi pada pada tanaman tebu PC dan tanaman tebu RC
proses pemupukan tanaman PC lebih tinggi Nilai Energi Nilai Energi
jika dibandingkan dengan nilai energi pada No Nama Proses pada Tebu pada Tebu
proses pemupukan tanaman RC karena dosis PC (MJ/ha) RC (MJ/ha)
penggunaan pupuk pada tanaman PC lebih 1 Pembibitan 2.362,54 -
tinggi dibandingkan dengan dosis 2 Pembajakan I 3.095,60 -
penggunaan pupuk pada tanaman RC. 3 Pembajakan II 2.523,15 -
Berdasarkan hasil panen tebu pada 4 Penggaruan 1.627,71 -
tanaman PC dan tanaman RC, diperoleh nilai Pembuatan
5 1.079,97 -
konsumsi energi untuk satu ton tebu dengan Kairan
membandingkan antara konsumsi energi Pembuatan
6 2.198,60 1.970,04
dengan jumlah ton tebu yang dihasilkan setiap Drainase
satu hektare lahan budidaya tanaman tebu. 7 Penanaman 16,54 -
Jumlah energi yang digunakan untuk satu ton 8 Irigasi 280,03 379,68
tebu PC menggunakan energi sebesar 732,12 9 Penyulaman 138,07 135,09
MJ/ton tebu, sementara untuk tanaman tebu 10 Pembumbunan 1.174,34 1.125,59
RC menggunakan energi sebesar 619,08 11 Pemupukan 32.029,87 30.828,34
MJ/ton tebu. Nilai energi untuk setiap ton Pengendalian
12 4.924,19 4.700,69
tanaman tebu PC lebih besar dibandingkan hama
dengan nilai energi untuk setiap ton tanaman 13 Kletek Tebu 125,02 160,00
tebu RC. Hal ini dikarenakan jumlah kegiatan Total 51.575,63 39.299,42
prapanen pada tanaman PC lebih banyak 14 Pemanenan 1.999,42 1.888,25
dibandingkan dengan kegiatan prapanen pada 15 Pengangkutan 1.687,53 1.776,20
tanaman RC sehingga jumlah energi yang Total 55.262,58 42.963,87
dikonsumsi selama budidaya tanaman tebu PC
menjadi lebih besar dibandingkan dengan Tabel 2. Persentase penggunaan energi pada
energi yang dikonsumsi selama budidaya prapanen tebu PC dan RC
tanaman tebu RC. Persentase Persentase
Penggunaan energi pada proses Nilai Nilai
prapanen tebu ditinjau dari jenis energi terbagi No Nama Proses Energi Energi
menjadi penggunaan energi biologis, energi pada Tebu pada Tebu
langsung dan energi tidak langsung. PC (%) RC (%)
Sementara berdasarkan jenis energi terbarukan 1 Pembibitan 4,28 -
dan energi tidak terbarukan, penggunaan 2 Pembajakan I 5,60 -
3 Pembajakan II 4,57 -
energi pada prapanen tebu menggunakan
4 Penggaruan 2,95 -
energi terbarukan sebesar 1,06% atau 1.039,45
Pembuatan
MJ/ha dan energi tidak terbarukan sebesar 5 1,95 -
Kairan
98,94% atau 97.186,99 MJ/ha. Persentase Pembuatan
penggunaan energi berdasarkan jenis energi 6 3,98 4,59
Drainase
biologis, energi langsung dan energi tidak 7 Penanaman 0,03 -
langsung terdapat pada Gambar 1 dan Gambar 8 Irigasi 0,51 0,88
2. 9 Penyulaman 0,25 0,31
10 Pembumbu-nan 2,13 2,62
Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 17
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

Persentase Persentase 1,01%


Nilai Nilai
Energi
No Nama Proses Energi Energi
18,51% Biologis
pada Tebu pada Tebu
PC (%) RC (%) Energi
11 Pemupukan 57,96 71,75 Langsung
80,48%
Pengendalian
12 8,91 10,94 Energi Tidak
hama
Langsung
13 Kletek Tebu 0,23 0,37
14 Pemanenan 3,62 4,39
15 Pengangkutan 3,05 4,13 Gambar 1. Persentase jenis penggunaan
Total 100 100 energi pada prapanen tebu PC

Tabel 3. Jumlah konsumsi energi untuk setiap


1,13% 10,37%
ton tanaman tebu
Jumlah Jumlah Energi
Jumlah Biologis
Jenis Energi Konsumsi
No Panen
Tebu Prapenen Energi Energi
(ton/ha)
(MJ/ha) (MJ/ton) Langsung
Plant 88,50%
1 75,48 55.262,58 732,12 Energi Tidak
Cane
Ratoon Langsung
2 69,40 42.963,87 619,08
Cane
Rata-rata 72,44 49.113,23 675,60
Gambar 2. Persentase jenis penggunaan energi
pada prapanen tebu RC
Tabel 4. Persentase energi terbarukan dan
energi tak terbarukan Penggunaan energi pada proses
prapanen tebu yang terdapat di PT. PG.
Jenis Tanaman Jumlah
No
Jenis Energi
Energi Persentase Rajawali II Unit PG. Jatitujuh besar jika
(MJ/ha)
PC RC (MJ/ha) dibandingkan dengan penggunaan energi
1 Terbarukan 556,04 483,4 1.039,45 1,06 pada proses prapanen tebu di PG. Djatiroto dan
Tak 97.186,9
PG. Gunung Madu Plantations (GMP).
2 54.706,52 42.480,47 98,94
terbarukan 9 Penggunaan energi PG. Djatiroto mencapai
19.602,24 MJ/ha dan penggunaan energi di PG.
GMP mencapai 15.788,97 MJ/ha (Leopold dkk,
2015). Sementara untuk PG. Jatitujuh
penggunaan energi rata-rata tanaman PC dan
RC mencapai 49.113,23 MJ/ha.
Penggunaan energi di PG. Jatitujuh lebih
besar dibandingkan dengan PG. GMP dan PG.
Djatiroto, hal ini disebabkan oleh perbedaan
metode perhitungan energi pada analisis

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
18
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

energi yang dilakukan dimana pada analisis (ES) dan industrial strength (IS). Analisis SPACE
energi di PG. Jatitujuh digunakan perhitungan merupkaan penyempurnaan dari metode
energi tidak langsung yang terdapat pada alat IFE/EFE dan metode SWOT. Analisis SPACE
dan mesin pertanian. Pada analisis energi yang membandingkan antara faktor eksternal
dilakukan di PG. Djatiroto dan PG. GMP tidak stabilitas lingkungan dan kekuatan industri
dilakukan perhitungan energi tidak langsung dengan faktor internal kekuatan finansial dan
yang terdapat pada alat dan mesin pertanian keunggulan kompetitif. Posisi kekuatan
sehingga hasil akhir analisis energi finansial (FS) dan stabilitas lingkungan (ES)
menunjukkan PG. Jatitujuh menggunakan sehingga diperoleh nilai titik pada sumbu y,
energi prapanen yang lebih besar dari PG. sementara keunggulan kompetitif (CA) dan
Djatiroto dan PG. GMP. kekuatan industri (IS) dimasukkan ke dalam
Penggunaan energi pada proses sumbu x (David, 2011).
prapanen tebu di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Setelah matrik faktor strategi internal dan
Jatitujuh lebih kecil jika dibandingkan dengan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya
penggunaan energi pada prapanen tebu di dimasukkan ke dalam model kuantitatif, yaitu
Morocco yang dilakukan oleh Mrini et al (2001), matrik SPACE untuk menentukan strategi
dimana energi yang digunakan selama proses kompetitif. Perhitungan yang dilakukan melalui
prapanen tebu mencapai 64.900 MJ/ha dan 3 tahapan, yaitu:
85.800 MJ/ha. Penggunaan energi pada 1) Melakukan perhitungan skor dan bobot
prapanen tebu yang dilakukan oleh Karimi et al poin faktor serta jumlah total perkalian skor
(2008) di Iran juga menunjukkan nilai yang pada setiap faktor FS-ES-CA-IS.
lebih besar yakni mencapai 148.020 MJ/ha dan 2) Melakukan pengurangan antara jumlah
112.220 MJ/ha. Hal ini disebabkan karena total faktor FS dengan ES dan faktor CA
penggunaan energi pada proses irigasi yang dengan IS, dimana perolehan angka
dilakukan pada budidaya tebu di Iran dan tersebut menjadi nilai atau titik y dan x.
Morocco membutuhkan lebih banyak energi 3) Menentukan posisi yang ditunjukkan oleh
khususnya untuk kegiatan irigasi. Hal ini titik X,Y pada kuadran SPACE.
berbeda dengan kondisi di PT. PG. Rajawali II Analisis SPACE yang digunakan pada
Unit PG. Jatitujuh dimana proses irigasi hanya penelitian kali ini digunakan untuk mengetahui
dilakukan satu kali dalam satu musim tanam langkah yang paling optimal untuk melakukan
sehingga penggunaan energi pada prapanen konservasi serta penghematan energi pada
tebu di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh proses prapanen tebu di PT. PG. Rajawali II Unit
lebih kecil dibandingkan dengan di Iran dan PG. Jatitujuh. Analisis SPACE dilakukan dengan
Morocco. melakukan wawancara terhadap 6 orang
responden yang memiliki hak untuk melakukan
kebijakan terhadap langkah penghematan
Analisis SPACE
energi khususnya pada proses prapanen tebu
Analisis strategic position and action di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh.
evaluation (SPACE) merupakan salah satu Data kualitatif pada analisis SPACE dari
metode analisis yang menggunakan dua wawancara kemudian diubah menjadi data
dimensi internal yakni financial strength (FS), kuantitatif agar dapat diketahui secara terukur
dan competitive advantage (CA), sertadua kondisi PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh
dimensi eksternal yaitu environment stability sehingga dapat dilakukan analisis perencanaan

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 19
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi sumber energi listrik yang berasal dari PLN
proses prapanen tebu. Nilai pada hasil menjadi energi listrik yang dibangkitkan
perhitungan setiap faktor SPACE kemudian menggunakan boiler berbahan bakar ampas
disajikan dalam bentuk kuadran untuk tebu.
mengetahui langkah yang digunakan untuk Jumlah ampas tebu yang mencukupi di
penghematan energi khususnya pada proses PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh untuk
prapanen tebu. Hasil perhitungan analisis menjalankan boiler dan menggerakkan
SPACE dapat terlihat pada Gambar 3. alternator pembangkit listrik dapat dijadikan
solusi yang paling tepat untuk proses
1. Sumbu Y matriks SPACE penghematan energi terutama penghematan
FS + ES = 20 + (-18) = 2 energi langsung. Ampas tebu yang terdapat di
2. Sumbu X matriks SPACE PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh berjumlah
IS + CA = 24 + (-25) = -1 sangat besar dan dapat digunakan selama
kegiatan prapanen tebu untuk menggantikan
sumber energi listrik.
20 Penghematan energi juga dapat
dilakukan dengan pengembangan
penggunaan pupuk yang berasal dari blotong
2 sisa pemurnian nira tebu hasil proses pabrikasi
gula. Subtitusi pupuk anorganik dengan pupuk
-1
-25 24
organik dapat dijadikan sebagai salah satu
solusi untuk dapat menekan penggunaan
energi selama proses pemupukan. Penggunaan
pupuk organik yang berasal dari blotong dapat
-18
dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
produksi dari mesin pencetak pelet blotong
Gambar 3. Hasil kuadran analisis SPACE
yang terdapat di PT. PG. Rajawali II Unit PG.
Jatitujuh sehingga dapat memenuhi seluruh
Analisis SPACE yang digunakan pada
kebutuhan pupuk pada kegiatan prapanen
penelitian kali ini menghasilkan koordinat pada
tebu.
titik -1 pada sumbu x dan 2 pada sumbu y
sehingga langkah yang seharusnya dilakukan Peluang Penghematan Energi
menuju efisiensi energi adalah dengan
Peluang penghematan energi yang
melakukan langkah konservatif. Nilai hasil
terdapat pada proses prapanen tebu dapat
analisis SPACE ini berada pada kuadran II
dilakukan dengan melakukan pengembangan
dimana pada kuadran ini menyatakan bahwa
terhadap potensi-potensi sumber energi yang
nilai langkah penghematan energi adalah
terdapat di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh.
dengan melakukan langkah konservatif.
Berdasarkan analisis SPACE yang telah
Langkah konservatif pada proses prapanen
dilakukan, potensi penghematan energi yang
tebu dapat dilakukan dengan melakukan
paling besar dapat dilakukan dengan
pengembangan kegiatan menuju arah
melakukan subtitusi sumber energi listrik yang
penghematan energi seperti penggantian
berasal dari PLN menjadi energi listrik yang

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
20
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

dibangkitkan oleh alternator yang digerakkan bersumber dari PLN. Jumlah energi listrik yang
oleh boiler berbahan bakar ampas tebu. dapat diproduksi dari alternator yang
Berdasarkan analisis SPACE, peluang digerakkan oleh boiler ampas tebu ini
penghematan energi dapat dilakukan dengan mencapai 8.750 kW dan mampu menutup
melakukan pengembangan potensi yang seluruh kebutuhan energi di PT. PG. Rajawali II
terdapat di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh. Unit PG. Jatitujuh.
Pengembangan potensi penghematan energi Penghematan energi pada proses
dapat dilakukan dengan melakukan subtitusi prapanen tebu juga dapat dilakukan dengan
sumber energi konvensional menjadi energi melakukan subtitusi pupuk anorganik dengan
terbarukan. Subtitusi sumber energi listrik yang pupuk organik yang berasal dari blotong sisa
berasal dari PLN dengan menggunakan pemurnian nira tebu. Subtitusi penggunaan
alternator yang digerakkan menggunakan pupuk anorganik dengan menggunakan pupuk
boiler ampas tebu dapat menekan biaya organik dapat menggantikan kebutuhan energi
hingga mencapai Rp. 623.804.021,56 pada sebesar 11.150 MJ/ha dari kebutuhan pupuk
kegiatan prapanen. Hal ini karena jumlah urea. Pada tanaman PC, penggunaan energi
ampas tebu yang terdapat di PT. PG. Rajawali II apabila pupuk urea disubtitusi menggunakan
Unit PG. Jatitujuh sudah mampu memenuhi pupuk organik dapat menurunkan kebutuhan
kebutuhan bahan bakar boiler hingga satu energi, sehingga penggunaan energi total pada
tahun lebih sehingga penggunaan energi listrik tanaman PC hanya mencapai 48.410,48 MJ/ha
yang bersumber dari PLN dapat benar-benar dan total kebutuhan tanaman RC dapat ditekan
digantikan dengan alternator boiler ampas hingga 39.104,77 MJ/ha.
tebu. Usaha konservasi energi juga dapat
Alternator boiler ampas tebu yang dilakukan dengan menggabungkan dua
terdapat di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh kegiatan dalam proses prapanen tebu menjadi
hanya digunakan pada saat musim giling satu kegiatan. Hal ini dapat dilakukan pada
berlangsung, sementara selama proses kegiatan pemupukan dan pembumbunan
prapanen digunakan sumber energi listrik yang dimana kedua kegiatan ini dapat dilakukan
berasal dari PLN. Hal ini menyebabkan dalam satu waktu yang bersamaan dengan
penumpukan ampas tebu untuk bahan bakar menggunakan traktor 110 HP dan implemen
boiler yang masih belum dimanfaatkan bumbun FA. Penggabungan dua kegiatan ini
sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai dapat menekan penggunaan energi sekitar 840
sumber energi terbarukan untuk dapat MJ/ha atau sebanding dengan penghematan
menggantikan sumber energi listrik yang biaya sebesar Rp 23.390.479,00.
berasal dari PLN.
Jumlah ampas tebu pada musim giling Tabel 5. Perbandingan Penggunaan Energi
mencapai 3.570.000 ton dari 10.200.000 ton Menggunakan Pupuk Organik dan Anorganik
tebu hasil panen di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Total Energi Total Energi
Jatitujuh (Tagor, 2008). Sementara ampas tebu Jenis Tana- Mengguna- Mengguna-
No
untuk kebutuhan bahan bakar boiler mencapai man kan Pupuk kan Pupuk
24,48 ton/hari sehingga untuk kebutuhan Anorganik Organik
1 PC 55.262,58 48.410,48
ampas tebu selama satu tahun pemakaian
2 RC 42.963,87 39.104,77
boiler dapat terpenuhi dan dapat
menggantikan keseluruhan energi listrik yang

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 21
Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

Potensi penghematan energi selain dari energi tidak langsung yang mencapai
pengembangan sumber energi baru yang 44.475,18 MJ/ha atau 80,48% dari
berada di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh kebutuhan energi prapanen tebu PC. Nilai
juga dapat dilakukan dengan melakukan energi biologis mencapai 556,04 MJ/ha
langkah administratif. Langkah ini bertujuan atau sebanding dengan 1,01% dari
untuk mengatur dan menyesuaikan perilaku kebutuhan energi proses prapanen tebu PC
pegawai PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh dan energi langsung sebesar 10.231,34
untuk menuju arah konservasi energi MJ/ha atau sebanding dengan 18,51% dari
khususnya energi listrik dan energi bahan total kebutuhan energi pada proses
bakar. Langkah administratif ini dapat prapanen tebu.
dilakukan dengan membuat poster-poster, 3. Pada proses prapanen tanaman tebu RC,
peraturan maupun banner untuk mengajak nilai energi paling besar terdapat pada nilai
pegawai dalam usaha konservasi energi. energi tidak langsung yang mencapai
Penggunaan listrik dapat ditekan dengan 38.022,97 MJ/ha atau sebanding dengan
mematikan lampu kantor dan AC apabila tidak 88,50% dari kebutuhan energi total selama
digunakan, sementara untuk energi solar dapat proses prapanen tebu. Penggunaan energi
ditekan penggunaannya dengan mematikan biologis mencapai 483,40 MJ/ha atau
mesin traktor selama perbaikan implemen 1,13% dari kebutuhan energi selama proses
maupun perbaikan traktor ketika berada di prapanen tebu RC dan energi langsung
lahan budidaya tanaman tebu. Langkah sebesar 4.457,49 MJ/ha atau sebanding
administratif juga dapat dilakukan dengan dengan 10,37% dari total kebutuhan energi
menempatkan petunjuk arah dan penjelasan pada proses prapanen tebu RC.
nomor petak lahan pada lahan budidaya 4. Energi spesifik pada tanaman tebu PC
tanaman tebu sehingga tidak menyulitkan mencapai 732,12 MJ/ton dengan hasil
operator traktor ketika beroperasi baik menuju panen rata-rata mencapai 75,48 ton/ha dan
arah tempat bekerja maupun arah kembali ke energi spesifik pada tanaman tebu RC
pabrik setelah selesai bekerja. mencapai 619,08 MJ/ha dengan rata-rata
hasil panen mencapai 69,40 ton/ha.
KESIMPULAN 5. Strategi penghematan energi yang dapat
Kesimpulan pada penelitian mengenai dilakukan pada proses prapanen tebu ini
analisis energi pada proses prapanen tebu adalah dengan melakukan langkah-
yang dilakukan di PT. PG. Rajawali II Unit PG. langkah pengembangan sumber energi
Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, terbaharukan yang terdapat di PT. PG.
yaitu: Rajawali II Unit PG. Jatitujuh seperti
1. Penggunaan energi total pada proses penggunaan blotong sebagai subtitusi dari
prapanen tebu untuk satu hektare pupuk anorganik dan penggunaan ampas
mencapai 55.262,58 MJ/ha untuk tanaman tebu untuk membangkitkan listrik
tebu PC, sementara untuk tanaman tebu RC alternator boiler sebagai pengganti listrik
mencapai 42.963,87 MJ/ha. dari PLN.
2. Pada proses prapanen tanaman tebu PC, 6. Penghematan energi dengan melakukan
nilai energi paling besar digunakan sebagai subtitusi energi listrik yang berasal dari PLN

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh,
22
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)
Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 2, Agustus 2017
P - ISSN :1978-1067; E - ISSN : 2528-6285

menggunakan energi listrik yang berasal tanggal 5 September 2016 pukul 16.03
dari alternator boiler ampas tebu dapat WIB
menekan biaya energi langsung listrik pada Leopold, A., A.D.S I Made, R.P. Dwi.
prapanen tebu hingga mencapai Rp. Kesetimbangan energi pada budidaya
623.804.021,56. tanaman tebu. Jurnal Ketenagalistrikan
dan Energi Terbarukan ISSN 1978-2365
Volume 14: 95-102
Mrini, M., F. Senhaji., and D. Pimentel. 2001.
DAFTAR PUSTAKA
Energy analysis of sugarcane production
David, F. R. 2011. Strategic Management, in Morocco. Environment, Development
Concept and Cases. Francis Marion and Sustainbility Journal, Volume 3: 109-
University. Florence, South Carolina 126. Springer. New York
Indrayana. 2001. Analisis kebutuhan energi Nurudin, A. 2016. Kebutuhan Energi: Indonesia
pada proses produksi gula di PT. PG. tertinggi di asean. Terdapat di:
Rajawali II Unit PG. Jatitujuh. Fakultas http://industri.bisnis.com/read/20160218
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian /44/520275/kebutuhan-energi-
Bogor. Bogor indonesia-tertinggi-di-asean. (diakses
Karimi, M., A.R. Pour and A. Borghei. 2008. pada tanggal 5 September 2016 pukul
Energy Analysis os Sugarcane Production 16.15 WIB)
in Plant Farms (A Case Study in Debel Pimentel, D. 1990. Handbook of Energy for
Khazai Agro-Industry in Iran). American- World Agriculture. Elsevier Science
Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. , 4(2): Publishing Co., Inc. New York
165-171. Department of Agricultural Soemohandojo, T. 2009. Pengantar Injiniring
Machinery, Faculty of Biosystem Pabrik Gula. Maskibbu dan Bintang
Engineering, Tehran University. Karaj, Surabaya. Surabaya
Iran. Tagor, J. 2008. Kajian awal pemanfaatan abu
Kemenperin. 2015. Konsumsi energi seiring ampas tebu sebagai bahan subtitusi
pertumbuhan industri. Terdapat di: parsial semen pada beton berbasis
http://www.kemenperin.go.id/artikel/989 semen portland tipe I. Tesis Program
7/Konsumsi-Energi-Seiring- Studi Teknik Material. Institut Teknologi
Pertumbuhan-Industri. (diakses pada Bandung. Bandung

Analisis Energi Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus di PT. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten 23
Majalengka, Jawa Barat)

Anda mungkin juga menyukai