Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI
“DASAR- DASAR FOTOGRAFI”

Dosen Pengampu:
Ni Putu Praja Chyntia, ST., M.Eng

Disusun Oleh :

1. Devika Ayu Setyaningrum 17/416841/SV/14579


2. Illa Febriana 17/416850/SV/14588
3. Rizky Nur Widada 17/416865/SV/14603

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
I. Tujuan
Memahami dasar- dasar Fotografi dengan melakukan pengaturan shutter speed, aperture,
dan ISO (International Standard Organization) dalam pengambilan foto.
II. Alat dan Bahan
 Kamera Canon EOS D1000

III. Prosedur Kerja


1. Menyiapkan kamera metrik, Canon EOS D1000
2. Mengatur kamera dalam mode manual, kemudian mengatur shutter speed, Apperture
dan ISO
3. Melakukan pengambilan foto
IV. Hasil Kerja
1. Membandingkan foto Underexposure, Good Exposure dan Overexposure
a. Underexposure
Hasil foto dapat dikatakan underexposure karena hasil rekam sensor gambar/ film
pada kamera yang kurang menyerap cahaya dilingkungan objek foto.

Rizky Nur Widada


Shutter Speed : 1/640
Apperture : f/4,5
ISO : 100
Devika Ayu Setyaningrum
Shutter Speed : 1/1000
Apperture : f/5,6
ISO : 100

Illa Febriana
Shutter Speed : 1/800
Apperture : f/5,0
ISO : 100
b. Goodexposure
Goodexposure adalah keadaan dimana pengaturan dari tiga elemen exposure, yakni
Shutter speed, Apperture dan ISO telah sesuai dengan kondisi pencahayaan di
lingkungan objek yang akan difoto.

Rizky Nur Widada


Shutter Speed : 1/400
Apperture : f/4,5
ISO : 100

Devika Ayu Setyaningrum


Shutter Speed : 1/400
Apperture : f/4,5
ISO : 200
Illa Febriana
Shutter Speed : 1/640
Apperture : f/4,5
ISO : 200

c. Overexposure
Suatu hasil foto dapat dikatakan Overexposure jika pengaturan tiga elemen
exposure tidak sesuai dengan kondisi pencahayaan di lingkungan objek yang akan
difoto. Pada kondisi overexposure foto yang akan dihasilkan akan terlihat terlalu
terang, hal ini terjadi karena hasil rekam sensor gambar/ film pada kamera yang
terlalu banyak/ Over menyerap cahaya di lingkungan objek foto.
Rizky Nur Widada
Shutter Speed : 1/250
Apperture : f/5,6
ISO : 1600

Devika Ayu Setyaningrum


Shutter Speed : 1/200
Apperture : f/5,6
ISO : 1600
Illa Febriana
Shutter Speed : 1/100
Apperture : f/5,6
ISO : 800

2. Membandigkan foto dengan Apperture (Rendah, Sedang dan Tinggi)


Apperture pada kamera menyatakan besar bukaan diafragma lensa yang terdapat dalam
lensa kamera. Ukuran bukaan lensa tersebut akan mengatur jumlah lintasan cahaya
yang lewat. Untuk membandingkan hasil foto dengan aperture rendah, sedang dan
tinggi, maka ketiga elemen exposure diatur sedemikian hingga dalam keadaan
goodexposure dalam keadaan Apperture yang tetap.
a. f/4,5 (Apperture rendah)

Rizky Nur Widada


Shutter Speed : 1/800
ISO : 400

Devika Ayu Setyaningrum


Shutter Speed : 1/2000
ISO : 800
Illa Febriana
Shutter Speed : 1/2500
ISO : 800

b. f/5,0 (Apperture Sedang )

Rizky Nur Widada


Shutter Speed : 1/800
ISO : 800
Devika Ayu Setyaningrum
Shutter Speed : 1/250
ISO : 800

Illa Febriana
Shutter Speed : 1/500
ISO : 400
c. f/5,6 (Aperture Tinggi)

Rizky Nur Widada


Shutter Speed : 1/500
ISO : 800

Devika Ayu Setyaningrum


Shutter Speed : 1/250
ISO : 400
Illa Febriana
Shutter Speed : 1/125
ISO : 200

3. Membandingkan foto dengan Shutter speed (lambat, Sedang dan Cepat)


Shutter speed adalah salah satu elemen dari exposure yang mengontrol lamanya Shutter
terbuka. Shutter speed juga dapat diartikan sebagai waktu dimana sesnsor melihat
objek yang akan difoto. Untuk membandingakan hasil foto dengan Shutter speed yang
berbeda, dalam melakukan pengambilan foto, kamera diatur dalam keadaan
goodexposure serta dalam keadaan Shutter speed sama (lambat, sedang dan tinggi)
a. Shutter speed lambat (1/80)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/5,6
ISO : 100

Devika Ayu Setyaningrum


Apperture : f/5,6
ISO : 200
Illa Febriana
Apperture : f/5,0
ISO : 100

b. Shutter speed sedang (1/1000)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/5,6
ISO : 800
Devika Ayu Setyaningrum
Apperture : f/5,0
ISO : 800

Illa Febriana
Apperture : f/5,6
ISO : 1600
c. Shutter speed cepat (1/4000)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/5,0
ISO : 1600

Devika Ayu Setyaningrum


Apperture : f/4,5
ISO : 800
Illa Febriana
Apperture : f/5,6
ISO : 1600

4. Membandingkan tiga foto dengan ISO (rendah, sedang, dan tinggi)


ISO (International Standard Organization) merupakan ukuran tingkat sensifitas sensor
kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitive sensor terhadap
cahaya.
a. ISO rendah (100)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/4,5
Shutter speed : 1/320

Devika Ayu Setyaningrum


Apperture : f/4,5
Shutter speed : 1/250
Illa Febriana
Apperture : f/5,6
Shutter speed : 1/125
b. ISO sedang (400)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/5,0
Shutter speed : 1/160
Devika Ayu Setyaningrum
Apperture : f/4,5
Shutter speed : 1/160

Illa Febriana
Apperture : f/5,0
Shutter speed : 1/100
c. ISO tinggi (1600)

Rizky Nur Widada


Apperture : f/4,5
Shutter speed : 1/250

Devika Ayu Setyaningrum


Apperture : f/5,6
Shutter speed : 1/200
Illa Febriana
Apperture : f/5,0
Shutter speed : 1/400

V. Kesimpulan
Exposure merupakan tingkatan kuantitas cahaya pada hasil gambar yang diambil.
Maka dapat diketahui bahwa tingkat pencahayaan pada gambar underexposure masih
kurang, dan pada gambar goodexposure memiliki tingkat pencahayaan yang cukup.
Sedangkan pada gambar overexposure memiliki tingkat pencahayaan yang berlebih.
Underexposure < Goodexposure < Overexposure
Aperture pada kamera merupakan bukaan diafragma pada kamera. Semakin kecil
f/stop maka semakin lebar bukaan diafragma sehingga gambar yang diambil akan
memiliki depth of field yang tajam, begitu juga sebaliknya semakin besar f/stop maka
semakin kecil bukaan diafragma sehingga gambar yang diambil akan memililiki depth of
field yang lebar. Tingkatan depth of field berdasarkan f/stop:
f/4,5 > f/5,0 > f/5,6
Shutter speed merupakan lamanya waktu sensor kamera menangkap objek.
Sehingga semakin kecil shutter speed maka sensor kamera akan menangkap objek lebih
cepat, begitupun sebaliknya semakin besar shutter speed maka sensor kamera akan
menangkap objek lebih lama atau lambat.
Terdapat hubungan antara shutter speed dengan aperture, semakin cepat shutter
speed maka semakin lebar bukaan lensanya, begitupun sebaliknya semakin lambat shutter
speed maka semakin kecil bukaan lensanya. Hal itu dikarenakan ketika shutter speed
cepat maka cahaya yang masuk akan lebih sedikit. Oleh karena itu, dengan aperture yang
besar maka bukaan lensa diafragmanya akan lebih besar sehingga kamera akan
mendapatkan cahaya lebih dari bukaan lensa diafragma tersebut. Dan sebaliknya.
ISO adalah sensifits film terhadap cahaya. Ketika pencahayan dilingkungan objek
cukup terang maka ISO yang diperlukan rendah atau sedikit. Begitu juga sebaliknya
ketika pencahayaan pada lingkungan objek cukup gelap maka ISO yang diperlukan
semakin besar. Tingkat cahaya pada hasil foto berdasarkan ISO:
ISO 100 < ISO 400 < ISO 1600

Anda mungkin juga menyukai