Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PERANGKAT LUNAK DIPS

1.1 Dasar Teori

DIPS adalah suatu program rancangan untuk menganalisa orientasi

secara interaktif dengan mendasarkan data yang berhubungan dengan data-

data geologi. Program ini suatu alat bantu yang mampu diterapkan pada

bannyak aplikasi yang berbeda dan dirancang untuk digunakan baik bagi

pemula, maupun bagi pengguna yang mengharapkan analisis proyeksi

stereografik untuk data-data geologi.

DIPS memungkinkan pemakai untuk meneliti dan memvisualisasikan

data struktur geologi baik kekar, sesar perlapisan serta stuktur-struktur

lainnya denngan mengikuti teknik yang sama digunakan dalam stereonet

manual. Sebagai tambahan, banyak fitur-fitur komputasi, yang tersedia,

seperti statistik sekeliling orientasi yang sama (statistical contouring of

orientation clustering), perhitungan orientasi umum secara kuantitatif (mean

orientation of orientation calculation) dan model-model fitur kualitatif

dalam analisa (quantitative feature attribute analysis).

DIPS telah dirancang untuk analisa data yang berhubungan dengan

analisa rancangan struktur batuan, sehingga format yang dipakai DIPS data

file memungkinkan menganalisa segala bentuk orientasi basis data.

Penggunaan aplikasi DIPS antara lain untuk geologi, tambang dan teknik

sipil. Pengenalan aplikasi DIPS disini terbatas pada penggunaan DIPS untuk

penentuan arah umum diskontinuitas pada struktur-struktur geologi, dan

1
2

penentuan jenis longsoran yang terbentuk dengan data sudut geser

dalamnya.

1.1.1 Mengenal Dips

Secara garis besar aplikasi DIPS terdiri atas dua program, yaitu :

1. Lembar kerja / spreadsheet yang berfungsi meng-input data yang

akan diproses terdiri atas kolom dan baris.

2. Contour-plot berfungsi untuk menampilkan semua hasil

pengolahan data dalam bentuk kontur stereonet

Perlu diketahui karena DIPS berbasis windows maka struktur

datanya terdiri atas suatu file yaitu dips file

Gambar 1.1 Lembar Kerja dan Menu DISP Bar


3

Gambar 1.2 Tampilan Kontur Plot dan Menu Bar

 Menentukan project title dan data setup

 Tulis judul proyek yang akan anda kerjakan

 Pilih global orientation format (GOF) yang akan dipakai,

dengan declination (0)

Latihan

 Bekerja pada lembar kerja / spreadsheet DIPS

 Lembar kerja DIPS mirip pada lembar kerja pada lotus 123

ataupun MS.Excel. Terdiri dari baris dan kolom. Pertemuan

antar baris dan kolom disebut cell.

 Tiap baris pada lembar kerja mewakili satu kali pengukuran

struktur geologi dan tiap kolom berisi informasi tentang

pengukuran yang dilakukan.


4

 Operasi file

Yang dimaksud dengan operasi file adalah :

 Membuat data baru

Pada menu bar klik file, new.

 Menyimpan data

Pada menu bar klik file, save atau klik file, save as

Akan muncul kotak dialog menanyakan dips files yang akan

disimpan.

Latihan : simpanlah file tersebut dengan nama

lat1_no_mhs.dips.

 Membuka dan menutup data

Pada menu bar klik file, open.

Akan muncul catalog dialog menanyakan file dari DIPS yang

akan dibuka dalam bentuk dips files.

Latihan : bukalah file yang baru dibuat (lat1_no_mhs.dips.)

dan tutup.

 Mengedit data

Meng-edit data meliputi menambah, menghapus dan

mengoreksikan data.

1. Mengedit file data

Sorot cell, kolom atau baris yang akan diedit.

 Untuk menghapus tekan tombol Delete pada keyboard

 Double klik pada cell yang akan diperbaiki.


5

2. Mengedit kolom dan baris

 Untuk menghapus satu kolom

Pada menubar klik, remove colums

 Untuk menghapus satu baris

Pada menubar klik, remove rows

 Untuk menyisipka satu kolom

Pada menubar klik, insert colums

 Untuk menyisipkan satu baris

Pada menubar klik, insert rows

Latihan :

Tutup semua file yang aktif dan buka file yang baru

dibuat (lat1_no_mhs.dips.) isilah dengan data berikut dan

simpan kembali.

 Menentukan kontur plot dari data

1. Pilih view, contour plot atau pada toolbar pilih contour plot.

Akan tampil grafik stereonet hasil ploting data (berwarna

biru).

2. Menentukan arah umum (mayor dan minor) suatu bidang

diskontinuitas.

3. Untuk kontur domain pertama, pilih sets, add set window atau

pada toolbar pilih add set (window).

4. Bawa bentuk add set window pada contour pada contour plot

dan letakkan cursor pada pojok bawah kontur dominan


6

pertama, tahan dan bawa cursor ke pojok atas kontur

sehingga kontur dominan pertama tersebut terlingkupi oleh

batas set tersebut.

Kemudian tekan klik kiri untuk mengakhirinya.

5. Akan tampil catalog

Isilah label dengan istilah : mayor serta sesuaikan

trend/plunge pada catalog)

6. Untuk kontur domain kedua, pilih set, add set window atau

pada toolbar pilih add set (window)

7. Bawa bentuk add set window pada contour plot dan letakkan

cursor pada pojok bawah kontur dominan kedua, tahan dan

bawa cursor ke pojok atas kontur sehingga kontur dominan

kedua tersebut terlingkupi oleh batas set tersebut. Kemudian

tekan klik kiri untuk mengakhirinya.

8. Akan tampil catalog

(isilah label dengan istilah : minor serta sesuaikan trend /

plunge tiap corner pada catalog).

9. Menentukan grafik histogram

Pilih select, chart atau pada toolbar klik, chart. Akan tampil

catalog.

Isilah catalog seperti diatas, anda dapat mengeplotkan data ke

dalam grafik histogram dengan data strike, dip, dipdirection

atau dengan spreadsheet. Dalam hal ini dipakai data yang


7

bersifat kuantitatif yang menyatakan jumlah data domain dari

spreadsheet.

10. Melihat info viewer dari data

Pilih file, info viewer atau pada toolbar pilih info viewer

(Akan tampil data masukkan dalam bentuk dip/dip direction

dan struktur garisnya dalam bentuk trend/plunge).

Dengan terbentuknya kedua arah umum tersebut maka

aplikasi selanjutnya dilakukan untuk penentuan jenis longsoran

yang akan terjadi pada arah dan Penunjaman Tertentu.

1.1.2 Dips Dalam Penentuan Jenis Longsoran

Jenis-jenis longsor yang dikenal dalam tambang terbuka adalah

sebagai berikut :

1. Longsor bidang

Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang

tejadi sepajang bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur

tersebut dapat berupa kekar, rekahan (joint) maupun bidang

perlapisan batuan. Syarat-syarat terjadinnya bidang :

 Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan

bidang lurus lebih kecil daripada kemiringan lereng.

 Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau

mendekati dengan arah lereng (maksimum berbeda 20o).

 Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut

geser dalam batuannya.


8

 Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada

kedua sisi longsoran.

2. Longsoran baji

Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih

dari satu bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut

perpotonngan antar bidang lemah tersebut lebih besar dari sudut

geser dalam batuannya. Bidang lemah ini dapat berupa bidang

sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan. Cara longsoran

baji dapat melalui bidang lemahnya. Longsoran baji dapat terjadi

dengan syarat geometri sebagai berikut :

 Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi

kemiringan bidang lemah B lebih besar daripada bidang

lemah A.

 Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada

sudut kemiringan lereng.

 Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas

lereng dan kedua bidang lemah.

3. Longsoran busur

Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam,

terutama pada batuan yang lunak (tanah). Pada batuan yang keras

longsoran busur hanya terjadi jika batuan tersebut sudah

mengalami pelapukan dan mempunyai bidang-bidang lemah

(rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi


9

kedudukannya. Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran

dipengaruhi oleh struktur bidang perlapisan dan kekar yang

membagi tubuh batuan kedalam massa diskontinuitas. Pada tanah

pola strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas

mencari posisi yang paling kecil hambatannya. Longsoran busur

akan terjadi jika partikel individu pada suatu tanah atau massa

batuan yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda

pertama suatu longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan

tarik permukaan atas atau muka lereng, kadang-kadang disertai

dengan menurunnya sebagian permukaan atas lereng yang berada

disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya gerakan

lereng yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran lereng, hanya

dapat dilakukan apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut.

4. Longsoran guling

Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan

memiliki lereng terjal dengan bidang-bidang lemah yang tegak

atau hampir tegak arahnya berlawanan dengan arah kemiringan

lereng. Longsoran ini biasa berbentuk blok atau bertingkat.

Kondisi untuk mengelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut

geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan

lebar balok terletak pada bidang miring.


10

Kondisi geometri yang diperlukan untuk terjadinnya

longsoran guling, antara lain :

 Balok akan tetap mantap bila ψ<ϕ dan b/h > tan ϕ

 Balok akan meluncur bila ψ >ϕ dan b/h > tan ϕ

 Balok akan tergelincir, kemudian mengguling bila ψ >ϕ dan

b/h < tan ϕ

 Balok akan langsung mengguling bila ψ < ϕ dan b/h < tan ϕ

1.1.3 Penentuan Parameter Masukan (Input Data)

Adapun parameter yang dibutuhkan dalam penentuan jenis

longsoran adalah :

 Arahkan umum bidang lemah dan kemiringannya

(dip/dip direction)

 Arahkan umum lereng dan kemiringannya (dip/dip direction)

 Sudut geser dalam batuan (𝜑)

 Arah dan kemiringan lereng yang terbentuk (dip/dip direction) =

80o, N 340O E

 Dari uji sifat mekanik batuan diperoleh sudut geser dalam (𝜑) =

33o

a. Sama dengan pengoperasian DIPS seperti diatas

b. Penentuan arah dan kemirinngan lereng

 Pilih select, add plane atau pada toolbar pilih add plane
11

 Bawa bentuk add plane pada contour plot dan letakkan

kira-kira pada arah (strike) N 250O E (atau pada dip

direction N 340o E) 80O

 Pada catalog akan muncul

(isilah point-point seperti catalog)

ID : menyatakan identitas jumlah add

plane masukan

Label : menyatakan nama bidang masukan

TREND, PLUNGE : (STRIKE + 90O) / (90O - DIP)

 Tekan ok atau enter

c. Meng-edit add plane

 Pilih select, edit plane

Jika anda salah memasukkan data add plane, anda dapat

menghapus add plane anda dengan menekan angka

sebelah kiri nomor ID (seluruh kolom akan terblok),

tekan delete. Anda juga dapat mengubah warna (color)

garis add plane klik sembarang dengan menekan tanda

panah disamping kanan warna.

d. Penentuan sudut geser dalam

 Pilih tools, add cone atau pada toolbar klik cone.

Letakkan pada contour plot dan isilah point - point sesuai

catalaog.

Angle : besarnya sudut geser dalam (90o-57o)=33o


12

 Tekan ok, atau enter

e. Penentuan arah longsoran

 Klik grid, pada toolbar (akan tampil garis koordinat yang

berpotongan di tengah - tengah membagi contour plot

menjadi 4 kuadran).

 Pilih tools, add line atau pada toolbar klik, add moving

line. Letak line pada contour plot pada perpotonngan

antara busur arah umum mayor dan minor. Trend pada

catalog add line menyatakan arah longsoran terjadi yaitu

N 302O E.

f. Penentuan kemiringan longsoran

 Pilih tools, measure angle atau pada toolbar klik,

measure angle

 Klik pusat contour plot sebagai first point pengukuran

dan klik titik perpotongan arah mayor dan minor sebagai

second point

Maka akan didapat besarnya penunjaman garis garis

perpotongan (penunjaman longsoran) sebesar 64o pada

arah N 302O E.

g. Penentuan info viewer

 Pilih file, info viewer atau pada toolbar pilih info viewer

(akan tampil data masukan dalam bentuk dip/dip

direction dan struktur garisnya dalam trend/plunge).


13

1.1.4 Penentuan Jenis Longsoran

Dari hasil ploting didapatkan bahwa kondisi lereng berpotensi

terjadi longsor baji. Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan

jika lebih dari satu bidang lemah yang bebas dan saling

berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah tersebut lebih

besar dari sudut geser dalam batuannya. Dari hasil diatas didapat

syarat - syarat longsor baji terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

 Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi

kemiringan bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah

A.

(diperoleh kemiringan bidang lemah A (mayor) 75o lebih besar

dari kemitingan bidang lemah B (minor) 68o, sehingga

memenuhi)

 Arah penunjaman garis potong (lebih kecil daripada sudut

kemiringan lereng).

(diperoleh kemiringan penunjaman 64o, yang lebih kecil daripada

kemiringan lereng 80o, sehingga memenuhi).

 Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng

dan kedua bidang lemah

(diperoleh bahwa longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian

atas lereng dan kedua bidang lemah, sehingga memenuhi).


14

1.2 Langkah Kerja DIPS

1. Klik File pada Menu Toolbar, lalu pilih New, maka akan muncul gambar
seperti berikut.

Gambar 1.2.1 Lambar Kerja Data DIPS

2. Masukan data dips pada tabel, seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.2 Lembar Kerja dan Menu Bar DIPS


15

3. Klik Pole Plot pada toolbar, tampak seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.3 Penyebaran Data Plot

4. Klik Setup pada Menu Toolbar, lalu pilih Job Control, kemudian isi
Project Tile dengan Tugas 1, lalu klik ok seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.4 Pembuatan Judul


16

5. Klik Contour Plot, tampak seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.5 Cara Membuat Kontur

6. Klik Sets Lalu Klik Add set window pada toolbar, lalu klik tanda plus ke
titik merah pada kontur sampai membentuk kotak menutupi seluruh bagian
merahnya, kemudian mengisi label dengan “MAYOR” seperti gambar
berikut, dan klik ok.

Gambar 1.2.6 Cara Menentukan Bidang Lemah Mayor


17

7. Klik Sets Lalu Klik Add set window pada toolbar, lalu klik tanda plus ke
bagian titik merah kedua pada kontur sampai kotak metupi seluruh bagian,
kemudian mengisi label dengan “MINOR” seperti gambar berikut, dan
klik ok.

Gambar 1.2.7 Cara Menentukan Bidang Lemah Minor

8. Klik Add Plane pada select, lalu klik tanda plus pada kontur, kemudian
mengisi label dengan “MUKA LERENG”, ubah trend menjadi (2300) dan
plunge menjadi 450 seperti gambar berikut, dan klik ok.

Gambar 1.2.8 Cara Menentukan Longsoran baji


18

9. Klik Grayscale dan Grid pada Toolbar. Klik Tools, pilih Add Cone,
arahkan lingkaran pada bagian tengah grid, lalu mengubah Angle menjadi
730 seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.9 Cara Penentuan Sudut Dalam

10. Klik Tools pilih Add Line, arahkan dan klik pada perpotongan mayor dan
minor, maka akan muncul trend lalu klik ok seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.10 Penentuan Arah Longsoran


19

11. Mengubah dip/dip direction menjadi trend/plunge. Klik Tools pada


Toolbar, pilih Measure Angle, lalu klik pada bagian tengah dan
perpotongan mayor dan minor, maka akan seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.11 Penentuan Kemiringan Longsoran

12. Klik File, lalu pilih Info Viewer untuk melihat informasi mengenai dips,
seperti gambar berikut.

Gambar 1.2.12 Untuk Mengecek Data DIPS


20

13. Klik file, lalu pilih export image file untuk mengeksport hasil kerja dalam
bentuk jpeg seperti gambar berikut ini.

Gambar 1.2.13 Untuk Mengubah Data DIPS Menjadi JPG

Anda mungkin juga menyukai