Jika digunakan obat antikanker yang bersifat radiosensitaizer maka radio kemoterapi dapat
diberikan
secara berbarengan (konkuren). Jika keadaan tidak mengizinkan, maka kombinasi radiasi dan
kemoterapi
diberikan secara bergantian (alternating: radiasi diberikan di antara siklus kemoterapi) atau
sekuensial
(kemoterapi > 2 siklus, lalu dilanjutkan dengan radiasi, atau radiasi lalu dilanjutkan dengan
kemoterapi).
Selama pemberian kemoterapi atau radiasi perlu diawasi terjadinya melosupresi dan efek
samping obat
atau toksisiti akibat tindakan lainnya.
4. Mekanisme terjadinya EPG
Akumulasi efusi di rongga pleura terjadi akibat peningkatan permeabiliti pembuluh darah karena
reaksi inflamasi yang ditimbulkan oleh infiltrasi sel kanker pada pleura parietal dan/ atau visceral
invasi langsung tumor yang berdekatan dengan pleura, obstruksi pada kelenjar limfe, penyebaran
hematogen atau tumor primer pleura (mesotelioma). Gangguan penyerapan cairan oleh
pembuluh limfe pada pleura parietal akibat deposit sel kanker itu menjadi penyebab akumulasi
cairan di rongga pleura
peningkatan permeabiliti yang disebabkan oleh gangguan fungsi beberapa sitokin antara lain
tumor necrosing factor-α (TNF-α), tumor growth factor-β (TGF-β) dan vascular endothelial
growth factor (VEGF). Penulis lain mengaitkan EPG dengan
gangguan metabolisme, menyebabkan hipoproteinemia dan penurunan tekanan
osmotik yang memudahkan perembesan cairan ke rongga pleura
Asma
1. Factor pengaruh fenotip asma
Fenotip yang berkaitan dengan asma, dikaitkan dengan ukuran subjektif (gejala) dan
objektif (hipereaktiviti bronkus, kadar IgE serum) dan atau keduanya. Karena
kompleksnya gambaran klinis asma, maka dasar genetik asma dipelajari dan diteliti
melalui fenotip-fenotip perantara yang dapat diukur secara objektif seperti hipereaktiviti
bronkus, alergik/ atopi,
2. Beda asma dengan ACOS
3. Cara kerja tiotropium menyebabkan bronkodilasi
PPOK
1. Beda PPOK dg ACOS
2. Complaimen dan elastisitas pada PPOK
Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal
sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas
( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm
H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50
ml/cm H2O
Compliance dapat menurun karena:
- Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
- Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
- Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
Curb-65, juga dikenal sebagai Curb kriteria, merupakan aturan prediksi klinis yang telah
divalidasi untuk memprediksi kematian pada pneumonia komunitas dan infeksi
lainnya.CURB-
65 didasarkan pada Curb skor sebelumnya dan direkomendasikan oleh British Thoracic
Society (BTS) untuk penilaian keparahan pneumonia
9 langkah AGD
1. Perhatikan gambaran klinis pasien yang dilakukan analisis gangguan asam basa,
memastikan sampel darah AGD dari arteri dan menilai layak baca atau tidak.
2. Lihat pH, apakah asidosis, alkalosis atau normal?
3. Lihat gangguan primernya, apakah respiratorikatau metabolik?
4. Bila terdapat gangguan respiratorik primer, apakah akutatau kronik dan apakah penyebab
kelainan dari pulmoner atau ekstrapulmoner?
5. Bila gangguan metabolik, asidosis ataukah alkalosis?
6. Bila gangguan metabolik, apakah sistem respiratorikmengkompensasi dan apakah ada
gangguan asam basa campuran (mix atau superimposed)?
7. Bila terdapat Asidosis metabolik, apakah benar-benar asidosis metabolik akut.
8. Bila asidosis metabolik akut nilai anion gap, SID dan Atot untuk menentukan
penyebabnya.
9. Bila alkalosis metabolik, nilai SID dan Atot untuk menilai penyebabnya.