Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUMBERBERAS
Jalan Raya Sidomulyo No. 381 SumberberasTelp. ( 0333) 593618
MUNCAR 68472
e-mail : sumberberaspkm@yahoo.co.id

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

RANTAI DINGIN VAKSIN

a. Pendahuluan
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetap
menjadi penyebab kematian. Untuk mendapat dampak penurunan kematian
dan kesakitan, maka program imunisasi tidak hanya berbicara tentang cakupan
tetapi kualitas pelayanan harus terjamin. Salah satu kualitas pelayanan
program imunisasi adalah potensi vaksin yang cukup yaitu melalui rantai dingin
vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan
ketentuan.

Upaya imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbuksi


cost effective. Dengan upaya imunisasi penyakit cacar terbukti terbasmi di
indonesia sehingga indonesia sudah bebas dari penyakit cacar sejak tahun
1974 oleh WHO. Pada tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi
pengembangan program imunisasi dalam rangka pencegahan penularan
terhada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( P3DI ) yaitu
tubercolosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan Hepatitis B. Dalam
penyenggaraan program imunisasi dibutuhkan vaksin, alat suntk, rantai dingin
agar kualitas vaksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas
yang optimal bagi sasaran imunisasi.

Vaksin merupakan suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,


komponen kuman, racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikanyang
berguna merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan
kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadapa penyakit tertentu. Sebagai produk biologis vaksin memiliki
karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan yang khusus sejak
diproduksi di pabrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk
semua jenis vaksin adalah +2ºC s/d + 8ºC.
Sesuai dengan laporan KIPI oleh USA menyatakan sebagian besar
kejadian KIPI akibat kesalahan prosedur dan pelaksananaan. Oleh karena itu
roses pengiriman vaksin melalui transportasi darat atau udara, vaksin harus
disiman pada cold box. Di tingkat propinsi cold box berupa freezer atau lemari
es, sedangkan di tingkat puskesmas cold box sudah menggunakan termos anti
panas.

Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat


apakah vaksin layak digunakan atau tidak. Petugas dalam memantau suhu
vaksin ini, ada berbagai alat dan indikator yang sangat membantu seperti VVM,
freeze tag dan TTM.

b. Latar belakang
Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi
vaksin yang baik, yaitu melalui pengolahan rantai dingin vaksin dari pabrik
sampai kelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan vaksin
yaitu suatu produk biologis yang dibuat dari komponen kuman, atau racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang
timbulnya kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada
seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadapa
penyakit tertentu. Sebagai produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu
dan memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga
dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah
+2ºC s/d + 8ºC.

Penyimpangan vaksin di Puskesmas sumberberas sudah sesuai dengan


standart operasional pelaksanaan (SOP) dari panduan yang ada.Bila
penyimpanan vaksin di Puskesmas belum sesuai standart dikhawatirkan dapat
mengakibatkan kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan
potensi vaksin itu sendiri yang berpengaruh pada pada kualitas vaksin yang
dikhawatirkan dapat menimbulkan kejadian ikutan aska imunisasi ( KIPI ) yang
tidak diinginkan.

c. Tujuan
 TujuanUmum
Untuk mengaturcara-carapengelolahan rantai dingin vaksin yang benardi
tingkat Puskesmas

 TujuanKhusus
 Mengetahui cara penyimpanan vaksin yang baik
 Mengetahui cara pendistribusian vaksin yang benar
 Mengetahui suhu yang dibutuhkan oleh cold box
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Memasukan vaksin kedalam lemari es disesuaikan tingkat reaksifitas
terhadap suhu lemari es
2. Menempatkan vaksin yang akan dibawa keluar gedung dengan
menggunakan termos dengan penataan sesuai reaksifitas vaksin dalam
termos
3. Mencatat pada grafik pemantauan suhu setiap 2 kali dalam sehari yaitu
pagi dan sore.
4. Merawat lemaries

e. Cara melaksanakan kegiatan


Secara umum pelaksanaan pengolahan rantai dingin vaksin adalah
didasarkan pada prosedur tetap rantai dingin ( Cold Chain ).

f. Sasaran
Cold Chain, cold box, cold pac, vaksin (logistic)

g. Jadwal kegiatan (terlampir)


Setiap Hari pagi dan sore

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setiap hari oleh
petugas vaksin dengan melihat data vaksin dan pelaporan rutin dilakukan
setiap bulan

i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan menggunakan form grafik pemantauan suhu,
buku stok vaksin,bukuperawatanlemaries, evaluasi setiap semester oleh dinas
Kabupaten bidang P2PL.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


SUMBERBERAS

H. SUDARMAWAN, SKM
Penata Tk I / IIId
NIP 19690524 199103 1 008

Anda mungkin juga menyukai