Etikolegal 2
Etikolegal 2
DISUSUN OLEH:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas mata kuliah Etikolegal yang diberikan
oleh dosen dengan bersumber dari media cetak maupun elektronik yang dapat saling
melengkapi satu sama lain sehingga menghasilkan informasi yang lengkap dan dapat
dijadikan sebagai media pengetahuan tambahan bagi mahasiswa untuk mengetahui
lebih dalam tentang Hak dan Kewajiban Bidan
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, Sehingga kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk hasil yang lebih baik.
Demikian makalah ini disusun semoga dapat bermanfaat dalam proses
pembelajaran baik bagi pembaca maupun bagi penulis khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Bidan
PEMBAHASAN
Dahulu definisi bidan hanyalah sebagai sebutan bagi orang yang belajar di sekolah
khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan. Penyebutan “menolong perempuan”
bukan berarti seorang bidan dapat dipersepsikan layaknya sebagai seorang pembantu.
Penolong di sini dapat diartikan sebagai orang yang memberikan pertolongan berupa
layanan kesehatan yang memadai kepada Ibu yang sedang melahirkan atau persalinan.
Persalinan yang sesungguhnya adalah menempatkan seorang Ibu sebagai pelaku utama
sedangkan orang-orang yang disekitarnya berstatus sebagai penolong, termasuk di
dalamnya adalah bidan dan dokter spesialis kandungan. Persalinan yang ditolong bidan
adalah persalinan yang normal. Bila ditemui adanya kelainan maka seorang bidan harus
merujuk ke dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Dokter Sp.O.G.) untuk
melakukan pertolongan lanjutan dalam mengatasi kelainan tersebut.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan adalah seorang perempuan
yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah
Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan [3].
Profesi Bidan
a. memantau aspek fisik, psikologi dan sosial dari seorang perempuan yang hamil,
bersalin, dan juga periode setelah melahirkan (post-partum)
b. bertindak sebagai seorang pendidik dan konselor kesehatan ibu dan anak, serta bagi
keluarga dan komunitas. Bidan memberikan edukasi, konseling, perawatan kehamilan,
dengan terlibat membantu secara penuh hingga periode setelah melahirkan.
c. melakukan minimisasi tindakan medis, sehingga lebih mengarahkan seluruh upaya
sesuai kompetensinya agar persalinan berjalan secara normal / alami.
d. melakukan identifikasi secara dini dan merujuk klien yang membutuhkan pertolongan
dokter SpOG.
Pengertian hak dan kewajiban. K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika
memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya
menunjukkan hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan
undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan
masyarakat demi kepentingan umum (hukum dalam arti Law, bukan right). Pada akhir
Abad Pertengahan ius dalam arti subjektif, bukan benda yang dimiliki seseorang, yaitu
kesanggupan seseorang untuk sesuka hati menguasai sesuatu atau melakukan
sesuatu(right, bukan law). Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif
merupakan pantulan dari hukum dalam arti objektif. Hak dan kewajiban mempunyai
hubungan yang sangat. Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang
selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait
dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan
kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.hak merupakan sesuatu yang urgen dalam
kehidupan ini. setiap orang berhak mendapatkan hak setelah memenuhi kewajiban.
Hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterima, sedangkan
bidan memiliki kewajiban untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien,
sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak
yang harus diterima oleh bidan dan ada kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
a) Hak Bidan
b) Kewajiban Bidan
1. memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kode etik, standar profesi, standar
pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan kebidanan
kepada klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya;
3. memperoleh persetujuan dari klien atau keluarganya atas tindakan yang akan
diberikan;
4. merujuk klien yang tidak dapat ditangani ke tenaga medis atau fasilitas pelayanan
kesehatan;
5. membuat dan menyimpan catatan dan dokumen mengenai pemeriksaan,
asuhankebidanan, dan pelayanan lain;
6. menjaga kerahasiaan kesehatan klien;
7. menghormati hak klien;
8. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatanlain sesuai
dengan kompetensi bidan;
9. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah pusat;
10. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan;dan/atau
11. meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya melalui pendidikan dan/atau
pelatihan.
a) Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien:
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
dirumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
5. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
6. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan.
7. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan berlangsung.
8. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawat sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang ada dirumah sakit.
9. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
10. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter
yang merawat.
11. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
1) Penyakit yang diderita.
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lainnya
4) Prognosanya
5) Perkiraan biaya pengobatan
12. Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakit.
14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatannya dirinya selama dalam perawatan
dirumah sakit.
17. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas tejadinya kasus mal praktek.
19. Hak untuk menentukan diri sendiri (the right to self determination), merupakan dasar
dari seluruh hak pasien.
20. Pasien berhak melihat rekam medik
b) Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau intitusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.
3. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/ perjanjian yang dibuatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bidan.2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Bidan
Mhd. 2012. Makala Hak Dan Kewajiban Seorang Bidan Dalam Memberikan Pelayanan.
https://id.scribd.com/document/109945643/Makala-Hak-Dan-Kewajiban-Seorang-
Bidan-Dalam-Memberikan-Pelayanan(diakses 10 Agustus 2018)
Erniawati, Eka Septi. 2015. hak dan Kewajiban Bidan Maupun Pasien.
http://ekaseptierniawati.blogspot.com