Anda di halaman 1dari 3

iklan

[Kisah Nyata] Hewan Buas Tak Mau Memakan


Daging Keturunan Rasulullah

MusliModerat.net - Alkisah, di masa Daulah


Abbasiyah, tepatnya ketika Khalifah Al
Mutawakkil menjabat sebagai kepala negara,
Subscribe Channel Youtube seorang wanita bernama Zainab, mengaku-
'Muslimoderat' ngaku bahwa dirinya adalah cucu nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia
Muslimoderat
menyebut dirinya adalah putri dari pasangan;
YouTube
Ali bin Abi Thalib dan Fathimah radhiyallahu
‘anhuma. 

Bagaimana mungkin ia masih hidup ketika itu?


Berarti ia hidup selama dua ratus tahun lebih,
karena rentang masa antara zaman nubuwah dan Daulah Abbasiyah, berkisar dua abad lamanya.

Baca juga:

Sayid Jafar Shodiq Hina Kiai Ma'ruf. Rabithah Alawiyah: Dia Kurang Akhlak, Bukan Habib
Habib Jafar Shodiq Hina Kiai Maruf, Rabithah Alawiyah: Pelecehan Ajaran Luhur Rasulullah
Kisah Habib Ali Alhabsy, Ulama Asal Yaman yang Haulnya di Solo Selalu Jadi Magnet
Jamaah dari Berbagai Daerah
Ini Asal Usul Para Habaib di Nusantara

Meskipun pengakuannya ini tidak masuk akal, tetapi di tengah masyarakat, Zainab merupakan
orang yang cukup berpengaruh. Ia memiliki banyak pengikut. Bahkan ia mampu mengeksploitasi
harta pengikutnya. Maka Khalifah Al Mutawakkil pun mengeluarkan perintah untuk mengundangnya
ke istana.

“Kamu ini seorang gadis dan Rasulullah telah wafat ratusan tahun yang lalu. Bagaimana mungkin ini
bisa terjadi? ” khalifah mencecar Zainab.

Kemudian Zainab berkata, “Sesungguhnya Rasulullah megusap kepalaku dan berdoa kepada Allah
untuk mengembalikan masa mudaku setiap empat puluh tahun sekali.”

Masih belum yakin dengan jawaban yang tidak masuk akal ini, Khalifah Al Mutawakkil
mengumpulkam masyayikh (para tetua) keturunan Ali bin Abi Thalib, putra-putra Al-‘Abbas, segenap
warga Quraisy, dan memberitahu mereka perkara Zainab yang sangat kontroversial. Dan kemudian
mereka pun menyebutkan sebuah riwayat bahwa Zainab telah wafat.

“Apa yang kamu katakan untuk menjawab pernyataan mereka?” khalifah kembali bertanya penuh
selidik kepada Zainab.

“Itu riwayat palsu dan keji. Karena sesungguhnya, privasiku terjaga dari pengetahuan orang-orang.
Bahkan mereka tidak tahu tentang kehidupan dan kematianku.” Zainab mematahkan tuduhan itu
dengan penuh percaya diri.

Kemudian Khalifah bertanya kepada jama’ah yang dia kumpulkan, “Adakah kalian memiliki bukti
yang dapat mengungkap tipu daya wanita ini selain riwayat yang kalian sampaikan?” Sayangnya
mereka menjawab, “Tidak.”

Namun beberapa saat kemudian, sebagian mereka menawarkan satu solusi untuk memecahkan
masalah ini dengan mendatangkan Ali bin Muhammad bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali
bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang mempunyai laqob
(nama panggilan) “Al-Haadi.”

Setelah disampaikan kepadanya apa yang sedang terjadi, Al Hadi pun menegaskan bahwa Zainab
putri Ali sudah lama meninggal dengan menyebutkan tahun, bulan, dan hari kematiannya. Tetapi
bukan jawaban seperti ini yang diinginkan Sang khalifah. Beliau bahkan berjanji tidak akan
melepaskan Zainab sebelum membungkamnya dengan hujjah yang kuat.

“Jika benar dia adalah anak Fathimah”, akhirnya Ali Al Hadi kembali bersuara, berusaha
mengungkap tipu daya Zainab dengan mengajukan sebuah tantangan, “Sesungguhnya jasad
keturunan Fathimah tidak akan dimangsa oleh hewan-hewan buas. Maka datangkanlah hewan buas
kepadanya. Dan lemparkan ia di tengah kerumunan hewan buas itu.”

“Tidak!” teriak Zainab yang raut wajahnya tetiba berubah ketakutan. “Ini hanyalah cara agar dia bisa
membunuhku! Kenapa tidak kamu saja yang melakukannya.” katanya berusaha membela diri.

Dengan tenang, Ali Al Hadi berkata, “Ya. Aku berani membuktikannya.” Dan beberapa saat
kemudian, ia dimasukkan ke dalam sebuah kandang. Perlahan-lahan, enam ekor singa yang ada di
dalam kandang itu, mendekati Ali satu per satu. Dengan lembut, tangan Ali membelai kepala singa-
singa yang mendekatinya. Binatang-binatang buas itu, di hadapan Ali Al Hadi, menjadi jinak dan
penurut.

Begitu melihat Ali keluar dari kandang dengan selamat, dan dilihatnya dengan mata kepala sendiri
sebuah pemandangan yang langka, Zainab pun hanya terdiam seribu bahasa. Dan, akhirnya, ia akui
kebohongan yang selama ini ia desuskan, tipu daya yang selama ini dia mainkan. Masyarakat yang
mengetahui kejadian ini, menjulukinya dengan sebutan, “Zainab Al Kadzaabah.”

Referensi: Al Mafakhir karya An Naisaburi. Lisan Al Mizan karya Ibnu Hajar Al ‘Asqallani. Dan Muruj
Adz Dzahab karya Al Mas’udi.

Share status M Ilham Maulana dari Penggali Hikmah: Muhammad Faishal Fadhli a.k.a Ichang
Stranger.

Alfaqir juga pernah mendengar kisah ini dari KH. Mas Gholib bin Zahid bin Ibrahim bin Gholib
Basyaiban, Sidoresmo - Surabaya.

Subscribe Channel Youtube 'Muslimoderat'

Direkomendasikan Untuk Anda:

Meluruskan Haikal Hassan yang Sebut 'Ulama Harus jadi Oposisi'


Amalan Agar Anda Kaya Raya
Al-Quran Melarang Mencaci Sesembahan Agama Lain
Meluruskan Pernyataan 'Uang Suami adalah Milik Isteri'

Share this with short URL: Get Short URL


9 Comments Sort by Top

Add a comment...

Anda mungkin juga menyukai