Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Kondisi Umum


1. Keadaan Organisasi
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Kabupaten Minahasa Selatan, sebagai bagian integral dari pembangunan
kesehatan, maka di butuhkan sarana dan prasarana Kesehatan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dengan mudah. Sarana dan Prasarana
Kesehatan yang ada saat ini, yang dapat dijangkau dengan mudah oleh
masyarakat antara lain : keberadaan Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Pondok Bersalin Desa yang sudah ada di setiap kecamatan.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang
lebih paripurna, mudah di jangkau oleh masyarakat, dan dengan biaya
pengobatan yang tidak terlalu tinggi, maka di setiap Kabupaten di seluruh
Indonesia oleh Pemerintah di bangun Sarana Kesehatan yang lebih layak
untuk itu salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa
Selatan yang sudah dibangun dan sementara dikembangkan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Nomor
05 Tahun 2008, Rumah Sakit Umum Daerah, selanjutnya disebut RSUD
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
Dasar pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Minahasa Selatan adalah RSUD Tipe C adalah untuk melaksanakan tugas-
tugas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Minahasa
Selatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa Selatan berdiri
sejak tahun 2005. Melaksanakan pelayanan bagi masyarakat pada Tahun
2009 dengan membuka pelayanan Unit Gawat Darurat Dan Poliklinik
Umum, Tahun 2010 melebarkan sayap dengan membuka 4 pelayanan

1
spesialis dasar (Anak, Bedah, Kandungan/Kebidanan, Penyakit Dalam,
Radiologi, Anastesi,) serta spesialis Mata dan pada tahun 2016 ini
ditambah spesialis Jantung Pembuluh Darah serta dalam persiapan
pembukaan Kamar Bedah/Operasi.
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan sampai saat ini proses
pembangunan dan pengembangannya masih tetap dilaksanakan baik secara
fisik maupun non fisik. Sarana – Sarana penunjang lainnya, perlengkapan,
peralatan medis, non medis, bahkan tenaga medis, paramedis dan tenaga
lainnya masih terus diadakan, dilengkapi dan dikembangkan. Sehingga
dapat dikatakan RSUD Kabupaten Minahasa Selatan saat ini belum layak
beroperasi normal sebagaimana layaknya suatu Rumah Sakit yang ideal
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, dengan kata lain belum
dapat melaksanakan standar pelayanan RSUD tipe C.
Sekalipun demikian RSUD Kabupaten Minahasa Selatan dengan
segala keterbatasan dan kekurangan baik dari segi tenaga maupun
peralatan, RSUD Amurang sejak tahun 2009 sampai saat ini sudah dapat
menjalankan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang datang berobat sesuai kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada,
bahkan awal tahun 2009 telah beberapa kali memberikan pelayanan
pengobatan gratis kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Minahasa
Selatan.

2. Visi dan Misi


a. Visi
Visi adalah suatu kemampuan memandang kedepan. Dalam
kepemerintahan, visi berarti suatu kemampuan penyelenggara
pemerintahan dalam melihat kebutuhan ataupun tuntutan masa depan
wilayah yang dipimpinnya. Visi yang dicanangkan adalah merupakan
cita – cita, aspirasi, sumber motivasi dan inspirasi, arah dan road map
bagi seluruh pemangku kepentingan (Stakeholders) yang menyatukan
gerak langkah menuju suatu daerah yang lebih baik dan maju.

2
Berdasarkan gambaran umum dan isu strategis saat ini di
Kabupaten Minahasa Selatan, dengan memperhitungkan kondisi masa
dating, dan bertitik tolak dari Visi Nasional, maka telah ditetapkan visi
Kabupaten Minahasa Selatan adalah sebagai berikut :
“Kabupaten Minahasa Selatan yang BERdaya Saing, beriman,
berKuAlitas, dan mandiRI melalui perCepatan dan keTepatan sasaran
pembangunan di segala bidang”
Untuk memudahkan dalam mengingat Visi ini, maka dapat
diakronimkan dengan kalimat utamanya yaitu Minahasa Selatan yang
BERdaya saing, berIman, berkuAlitas dan mandIRI melalui
perCepatan dan keTepatan sasaran pembangunan sebagai “MINSEL
BERDIKARI CEPAT”.
Ada 5 (Lima) kata – kata kunci yang ada di dalam visi tersebut. 4
(Empat) kata kunci pertama pada kata BERDIKARI adalah
merupakan landasan untuk melaksanakan misi. Kedudukan kata yang
terdahulu dalam akronim BERDIKARI ini tidak berarti kata yang
memiliki makna lebih tinggi dari urutan selanjutnya. Masing – masing
kata memiliki arti dan makna penting sendiri sebagai suatu sasaran
tujuan jangka panjang kedepan. Sedangkan akronim CEPAT adalah
merupakan kata sifat yang berarti bahawa pelaksanaan upaya
pencapaian visi BERDIKARI harus dilaksanakan secara lebih cepat,
terarah dan tepat sasaran.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa Selatan yang
selanjutnya disingkat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan merupakan
salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan haruslah mempunyai Visi
dan Misi yang searah, selaras, serasi atau dengan kata lain berpatokan
pada Visi dan Misi Kabupaten Minahasa Selatan. Atas dasar itulah
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai Visi sebagai berikut :
“RSUD Kabupaten Minahasa Selatan yang berdaya saing,
beriman, berkualitas dan mandiri melalui percepatan dan ketepatan

3
pelayanan kesehatan di Minahasa Selatan” yang di akronimkan
“RSUD Kabupaten Minahasa Selatan Berdikari Cepat”
Berdikari dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Berdaya Saing
Potensi Sumber Daya Alam mapun Sumber Daya Manusia
yang ada di Minahasa Selatan begitu banyak sehingga perlu
ada pengelolaan yang sesuai dan terarah pada tujuan demi
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat minahasa selatan.
Dalam hal ini, dalam mendukung Minahasa Selatan berdaya
saing dengan Dunia luar maka Pelayanan Kesehatan pula harus
mampu bersaing terutama dalam bidang Kesehatan demi
Kemakmuran dan Kesejahteraan Masayarakat.
2. Beriman
Hal keimanan dan keTuhanan merupakan dasar dari segala
aspek kehidupan manusia. Hal ini pula yang kiranya selalu dan
selalu menjadi dasar dari pelayanan yang lebih baik. Pelayanan
khususnya dibidang kesehatan dapat berhasil hanya dengan
mengandalkan Tuhan. Keimanan juga tidak bisa dipisahkan
dengan Berbudaya karena masyarakat yang beriman
merupakan masyarakat yang berbudaya.
3. Berkualitas
Kualitas merupakan suatu standar ukuran bagi kita semua
hal fisik maupun non fisik. Pelayanan kesehatan juga menuntut
kualitas yang terbaik. Dalam bidang kesehatan yang
berkualitas artinya pelayanan yang benar – benar memiliki
hasil yang optimal sehat. Kualitas kesehatan di Kabupaten
Minahasa Selatan adalah suatu yang penting guna pelaksanaan
pemerintahan yang lebih baik lagi.
4. Mandiri
Kemampuan melaksanakan sesuatu hal adalah mandiri.
Kemandirian kepemerintahan artinya tidak selalu bergantung

4
pada pihak – pihak luar. Kemampuan melaksanakan
pemerintahan secara mandiri ditunjukan dengan keberhasilan
mensejahterahkan rakyat. Kemandirian dibidang pelayanan
kesehatan diperlukan guna mencapai sasaran kesejahteraan
masyarakat minahasa selatan. Pelayanan kesehatan yang
mandiri juga bisa diartikan dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan tanpa tergantung dengan pihak luar.
5. Cepat dan Tepat (Percepatan dan Ketepatan)
Kata “Pasti” juga dapat disingkat dari dua kata tersebut.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sudah menjadi itika
dari dulu bahwa pelayanan yang dilakukan harus cepat
ditangani. Disamping cepat yang harus sejalan dengannya
yaitu tepat. Cepat dan tepat tidak bisa dipisahkan dalam hal
pelayanan kesehatan.
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan Berdikari Cepat dapat
dilaksanakan hanya dengan dukungan setiap pihak, baik pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan maupun Masyarakat Minahasa Selatan.
5 (Lima) pokok tersebut kiranya bisa menjabarkan dasar dari
pembangunan terlebih khusus Pelayanan Kesehatan di Minahasa
Selatan demi menuju Minahasa Selatan Yang Lebih Baik, Minahasa
Selatan Yang Lebih Sehat.
b. Misi
Misi adalah sarana untuk mewujudkan Visi yang telah
dirumuskan. Misi dirancang sebagai target yang mungkin dapat
dicapai supaya tidak menjadi suatu mission impossible. Oleh sebab
itu, dalam rangka mewujudkan rencana visi tersebut, maka ditetapkan
5 (Lima) misi utama Panca RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Berdikari Cepat yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang beretika berdasar
keimanan dan berbudaya,

5
2. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
professional menuju sumber daya manusia yang sehat,
3. Tercapainya siknifikansi pembangunan berkualitas melalui
peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
4. Tercapainya kualitas birokrasi yang reformatif dan anti korupsi
untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan baik,
5. Terciptanya lingkungan hidup dan pariwisata yang berkualitas
melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
secara berkelanjutan.

6
3. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Nomor 05
Tahun 2008, berikut struktur organisasi RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan:

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kabupaten Minahasa Selatan

Plt.DIREKT
Dr. Erwin R.R. S
NIP. 19790227 20

Nip.19760424 20

BIDANG PELAYANAN MEDIK PENUNJANG BIDANG PELAYANAN MEDIK DASAR BIDANG


Anita A. Tumangken, Amd.Keb Dr. Erwin R.R. Scouten Sy
Nip.19710807 199203 1 008 Nip.19790227 200101 1 007 Nip

SEKSI RADIOLOGI SEKSI ANASTESI SEKSI KEPERAWATAN SEKSI POLIKLINIK SEKSI FAR
Betie O. Alow Augustinus S.Turangan,S.Kep Ners Pinkan V.Leleh,AMK Margaretha Kaya,S.Kep Rita S.V.Situmo
Nip. 197110121992032005 Nip. 197308161993031004 Nip.197202111996022001 Nip. 197008271991032005 Nip. 197702122

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

7
4. Tugas dan Fungsi
4.1. Tugas dan Fungs RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber
daya organisasi, Rumah Sakit Umum Daerah dapat melaksanakan
penelitian, pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Rumah Sakit Umum Daerah
mempunyai fungsi :
a. melaksanakan usaha pelayanan medis;
b. melaksanakan usaha rehabilitasi medis ;
c. melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan
peningkatan pemulihan kesehatan;
d. melaksanakan usaha pelayanan perawatan;
e. melaksanakan usaha pendidikan dan pelatihan medis dan
paramedis;
f. melaksanakan sistem rujuk (several);
g. sebagai tempat penelitian;
h. lain-lain usaha di bidang kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Ketentuan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi hak dari
Departemen Kesehatan atau Dinas Kesehatan atas pengurusan, pengaturan
dan penyelenggaraan tugas-tugas tersebut di bidang pelayanan
kesehatan/medis yang oleh Menteri Kesehatan telah ditetapkan sebagai
kewajiban Departeman Kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah menjalankan sistem rujuk (reveral),
sehingga dengan demikian kepada Puskesmas-puskesmas/Balai Kesehatan
se Kabupaten Minahasa Selatan merujuk penderita/pasien ke Rumah Sakit
Umum Daerah.

8
Mengingat luasnya wilayah, maka Rumah Sakit Umum Daerah
bersama dengan Dinas Kesehatan dapat merujuk ke Rumah Sakit lainnya
sebagai rujukan dari Puskesmas untuk kemudahan penderita.

4.2. Tugas dan Fungsi Dokter Pertama

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara nomor 139 tahun 2013, tugas dokter pertama ialah :
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan medik P3K sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi/balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap

9
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggil/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
sederhana

B. Tujuan Aktualisasi

Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu


mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas masing-
masing serta mampu menganalisa dampak apabila kelima nilai dasar tersebut
tidak di implementasikan.

10
BAB II
RASIONAL PENETAPAN AKTIVITAS AKTUALISASI

Penerapan beberapa nilai dasar tersebut diatas yang terkait dengan


kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Rasional Penetapan Aktivitas Aktualisasi berdasarkan 5 Nilai Dasar
No Kegiatan Nilai Dasar Uraian Keterkaitan Kegiatan
(Indikator) dengan Nilai Dasar
1 Pemeriksaan Akuntabilitas Pemeriksaan kesehatan untuk
Kesehatan untuk (Tanggung kepentingan pembuatan SKBS
Kepentingan Jawab) dilakukan dengan penuh tanggung
Pembuatan jawab sesuai dengan keilmuan
SKBS yang sudah dipelajari
Nasionalisme Pemeriksaan kesehatan untuk
(Non kepentingan pembuatan SKBS
Diskriminatif) tidak melihat status atau dari
kalangan mana pihak yang
meminta surat keterangan dokter
Etika Publik Pemeriksaan kesehatan untuk
(Cermat) kepentingan pembuatan SKBS
dilakukan sesuai prosedur
berdasarkan indikator-indikator
yang tercantum di surat
keterangan dokter
Komitmen Mutu Pemeriksaan kesehatan untuk
(Berorientasi kepentingan pembuatan SKBS
Mutu) dilakukan secara seksama sesuai
proses pemeriksaan pasien secara
bertahap dari
anamnesa/wawancara,

11
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
Anti Korupsi Pemeriksaan kesehatan untuk
(Jujur) kepentingan pembuatan SKBS
diawali dengan pemeriksaan dan
mengisi formulir SKBS
berdasarkan hasil pemeriksaan
yang diperoleh
2 Melakukan Akuntabilitas Melakukan anamnesa atau tanya
Anamnesa dan (Tanggung jawab dan pemeriksaan fisik pada
Pemeriksaan Jawab) pasien berdasarkan tugas dan
Fisik pada fungsi dokter pertama untuk
Pasien melakukan pelayanan kesehatan
di poliklinik, unit gawat darurat
(UGD) dan ruangan rawat inap
dengan penuh tanggung jawab
Nasionalisme Melakukan anamnesa dan
(Kerja Keras) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan sunguh-sungguh, tanpa
mengenal lelah dan penuh
semangat
Etika Publik Melakukan anamnesa dan
(Sopan) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan sopan, tetap menjaga tutur
kata dan tingkah laku yang baik
serta penuh rasa hormat, sehingga
pasien merasa nyaman dan
menciptakan komunikasi yang
baik antara dokter dan pasien

Komitmen Mutu Melakukan anamnesa dan

12
(Efisiensi dan pemeriksaan fisik pada pasien
Efektivitas) dengan prinsip efisien dan efektif
dalam mengajukan pertanyaan
yang mengarah pada diagnosa
yang tepat serta pemeriksaan fisik
yang lebih terarah pada diagnosa
yang tepat sehingga waktu yang
digunakan untuk menentukan
diagnosa tidak lama
Anti Korupsi Melakukan anamnesa dan
(Peduli) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan penuh kepedulian akan
keadaan fisik dan emosional
pasien dimana saat keadaan
darurat pasien telah teratasi
3 Melakukan Akuntabilitas Melakukan pencatatan rekam
Pencatatan (Tanggung medik dengan penuh tanggung
Rekam Medik Jawab) jawab agar rekam medik tepat dan
jelas untuk mempermudah dalam
penegakkan diagnosa dan
pemberian terapi
Nasionalisme Melakukan pencatatan rekam
(Non medik dilakukan bagi semua
Diskriminatif) pasien yang dilayani tanpa
memandang jenis penyakit pasien
sehingga tidak dibedakan antara
penyakit akut atau penyakit kronis
Etika Publik Melakukan pencatatan rekam
(Menjaga medik dengan prinsip kerahasiaan
Rahasia) sebab isi dari rekam medik
merupakan rahasia antara dokter

13
dan pasien
Komitmen Mutu Melakukan pencatatan rekam
(Efisiensi dan medik secara sistematis dan
Efektivitas) lengkap agar mempermudah
evaluasi perjalanan penyakit serta
terapi yang diberikan
Anti Korupsi Melakukan pencatatan rekam
(Jujur) medik dengan jujur sesuai dengan
diperoleh dalam anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penunjang
agar tidak mempersulit proses
observasi serta evaluasi pasien
4 Menegakkan Akuntabilitas Menegakkan diagnosa penyakit
Diagnosa (Tanggung dengan penuh tanggung jawab
Penyakit Jawab) sehingga diagnosa yang
ditegakkan sesuai dengan gejala
yang ditunjukkan pasien
Nasionalisme Dalam menegakkan diagnosa
(Kerja Sama) penyakit dilakukan dengan kerja
sama antara dokter, perawat,
petugas laboratorium dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga
diagnosa yang tepat dapat tercapai
Etika Publik Menegakkan diagnosa penyakit
(Cermat) dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil
anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang dengan
cermat sehingga didapatkan
diagnosa yang tepat
Komitmen Mutu Menegakkan diagnosa penyakit

14
(Berorientasi dengan berorientasi pada
Mutu) pengetahuan terbaru yang
didapatkan dengan mengikuti
seminar dan pelatihan-pelatihan
Anti Korupsi Menegakkan diagnosa penyakit
(Peduli) dengan tepat dan penuh
kepedulian serta mampu
mengurangi kekhawatiran pasien
dan keluarganya
5 Pembuatan Akuntabilitas Pembuatan resep dengan penuh
Resep (Tanggung tanggung jawab agar obat yang
Jawab) diresepkan sesuai dengan
kompetensi dari dokter
pembuatnya sehingga
pertanggungjawabannya menjadi
jelas
Nasionalisme Pembuatan resep dilakukan tanpa
(Non membeda-bedakan jenis
Diskriminatif) pembayaran pasien sehingga
pasien dengan JKN ataupun non
JKN mendapat resep yang sesuai
dengan penyakitnya
Etika Publik Pembuatan resep sesuai dengan
(Taat Peraturan) aturan penulisan resep yang baku
sehingga dapat dimengerti oleh
pihak farmasi
Komitmen Mutu Pembuatan resep dengan
(Berorientasi berorientasi obat-obat terbaru
Mutu) yang telah diuji dan disetujui
WHO sehingga pasien
mendapatkan resep dengan mutu

15
baik
Anti Korupsi Pembuatan resep secara adil
(Adil) berdasar prinsip obat rasional,
yaitu tepat indikasi atau tepat
pasien, tepat jenis atau tepat obat
dan tepat dosis
6 Pemberian Akuntabilitas Pemberian terapi dilakukan
Terapi (Transparansi) dengan menginformasikan jenis-
jenis, langkah-langkah serta efek
samping terapi kepada pasien
maupun keluarga pasien untuk
meminimalisir segala
kemungkinan yang akan terjadi
Nasionalisme Pemberian terapi didasari dengan
(Mencintai rasa mencintai sesama manusia
sesama manusia) agar hasil yang diharapkan dapat
maksimal
Etika Publik Pemberian terapi dengan rasa
(Menghormati) menghormati hak pasien dalam
mengambil keputusan pilihan
terapi yang akan pasien jalani
Komitmen Mutu Pemberian terapi dengan
(Berorientasi berorientasi pada kemajuan
Mutu) pengetahuan yang selalu
diperbarui melalui jurnal-jurnal,
seminar-seminar dan pelatihan-
pelatihan yang diadakan
Anti Korupsi Pemberian terapi dilakukan
(Adil) dengan adil berdasar pada indikasi
terapi sehingga penyakit pasien
diberi terapi yang tepat

16
7 Memberikan Akuntabilitas Dalam memberikan rujukan,
Rujukan (Jujur) penyakit pasien diinformasikan
dengan jelas kepada pasien
maupun keluarganya
Nasionalisme Dalam memberikan rujukan,
(Tanggung harus didasari rasa tanggung
Jawab) jawab terhadap isi dari surat
rujukan yang telah dibuat
Etika Publik Saat memberikan rujukan, dokter
(Sopan) harus berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga pasien secara
sopan dalam bertutur kata maupun
tingkah laku
Komitmen Mutu Dalam memberikan rujukan,
(Efisiensi) harus dilakukan dengan cepat dan
tepat berdasarkan hasil
anamnesa/wawancara,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan terapi yang telah
diberikan
Anti Korupsi Rujukan diberikan kepada pasien
(Adil) yang tidak bisa ditangani lebih
lanjut di Rumah Sakit
8 Visite Pasien Akuntabilitas Visite pasien rawat inap didasari
Rawat Inap (Kepentingan dengan mendahulukan
Publik) kepentingan publik diatas
kepentingan pribadi maupun
golongan agar perkembangan
pasien dapat diobservasi serta
terevaluasi dengan baik
Nasionalisme Visite pasien rawat inap dilakukan

17
(Kerja Sama) dengan kerja sama antara dokter
dan tenaga kesehatan lainnya
yang bertugas di ruangan rawat
inap sehingga pelayanan kepada
pasien lebih optimal
Etika Publik Dalam visite pasien rawat inap,
(Jujur) dokter berlaku jujur saat
menginformasikan keadaan pasien
kepada pasien dan keluarga
terdekatnya
Komitmen Mutu Visite pasien rawat inap dilakukan
(Efektivitas) sesuai dengan prosedur yang
berlaku agar perkembangan
pasien terlihat jelas
Anti Korupsi Saat visite pasien rawat inap harus
(Disiplin) tepat waktu agar pelayanan
terhadap pasien rawat inap
menjadi lebih baik
9 Membuat Akuntabilitas Membuat formulir permintaan
Formulir (Kejelasan pemeriksaan penunjang dilakukan
Permintaan Target) dengan tujuan yang jelas yaitu
Pemeriksaan membantu menentukan
Penunjang kemungkinan diagnosa dan
menyingkirkan kemungkinan
diagnosa lainnya
Nasionalisme Membuat permintaan
(Tidak pemeriksaan penunjang dilakukan
memaksakan dengan menjelaskan manfaat dan
kehendak) efek samping pemeriksaan
penunjang tersebut, tanpa
memaksakan kehendak kepada

18
pasien

Etika Publik Membuat permintaan


(Sopan) pemeriksaan penunjang dilakukan
dengan menjelaskan maksud dan
tujuan pemeriksaan serta meminta
persetujuan dari pasien maupun
keluarga dari pasien
Komitmen Mutu Membuat formulir permintaan
(Inovasi) pemeriksaan penunjang yang
seharusnya tersedia di semua
Rumah Sakit untuk memperlancar
pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit itu sendiri, tetapi di RSUD
Kabupaten Minahasa Selatan
formulir tersebut belum tersedia
Anti Korupsi Membuat permintaan
(Jujur) pemeriksaan penunjang dengan
jujur, sesuai gejala yang
ditunjukkan pasien dengan
indikasi pemeriksaan penunjang
bukan karena maksud lain dengan
pihak laboratorium.

19
BAB III
AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR DAN
ANALISIS DAMPAK

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kegiatan Aktualisasi Pemeriksaan Kesehatan untuk Kepentingan Pembuatan SKBS
Kegiatan 1 Pemeriksaan Kesehatan untuk Kepentingan Pembuatan
SKBS
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Non Diskriminatif)

Etika Publik (Cermat)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Jujur)

Tanggal 15 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Rekam medik, Surat keterangan berbadan
sehat, Foto
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pembuatan
SKBS dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Februari 2016 pukul 10.15
s/d pukul 10.40 WITA di Poliklinik Umum RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS ialah pasien,
perawat poliklinik umum dan pegawai administrasi.
Output dari kegiatan ini ialah tersedianya surat keterangan berbadan sehat.
Pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS dilakukan

20
dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan keilmuan yang sudah dipelajari
dan sesuai juga dengan prosedur yang berlaku karena jika terjadi kesalahan
dalam pemeriksaan kesehatan bisa menyebabkan resiko yang besar. Dalam
pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS harus
berprinsip non diskriminatif yaitu pasien diperlakukan setara dan sederajat
tanpa melihat suku, agama, ras, status ataupun dari kalangan mana pihak
yang meminta surat keterangan dokter. Proses pemeriksaan kesehatan untuk
kepentingan pembuatan SKBS dilakukan secara cermat sesuai prosedur
berdasarkan indikator-indikator yang tercantum di surat keterangan dokter
yaitu mulai dari identitas, keadaan kesehatan badan, penglihatan,
pendengaran, golongan darah, berat badan dan tinggi badan. Kegiatan
pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS berorientasi
mutu yaitu dilakukan dengan seksama sesuai proses pemeriksaan pasien
secara bertahap dari anamnesa/wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang agar pemeriksaan kesehatan menjadi terarah, SKBS
lebih cepat dan tepat dikeluarkan oleh bagian administrasi serta tercipta
kepuasan dari pihak yang meminta pembuatan SKBS. Pemeriksaan
kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS dilakukan dengan jujur
diawali dengan pemeriksaan serta mengisi rekam medik lalu diserahkan ke
bagian administrasi untuk dibuat SKBS dan dokter memeriksa kembali
SKBS yang telah dicetak jika berdasarkan hasil pemeriksaan yang diperoleh
maka dokter akan menandatanganinya dan SKBS bisa diserahkan ke pihak
yang memintanya.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pemeriksaan
kesehatan untuk kepentingan pembuatan SKBS menyebabkan tujuan dari
kegiatan ini tak tercapai, sehingga menghambat pelayanan kesehatan dan
terjadi ketidakpuasan bagi pihak yang berkepentingan untuk membuatan
SKBS.

21
Tabel 3. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik pada Pasien
Kegiatan 2 Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik pada
Pasien
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator Nilai
Dasar) Nasionalisme (Kerja Keras)

Etika Publik (Sopan)

Komitmen Mutu (Efisiensi dan Efektivitas)

Anti Korupsi (Peduli)


Tanggal 15 Februari 2016
Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik, Foto
Pelaksanaan kegiatan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien
dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Februari 2016 pukul 13.40 s/d
pukul 13.50 WITA di Unit Gawat Darurat RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
anamnesa dan pemeriksaan fisik ialah pasien, keluarga pasien dan perawat
UGD.
Output dari kegiatan ini ialah tercatatnya data anamnesa dan pemeriksaan
fisik di rekam medik.
Pelaksanaan kegiatan anamnesa atau tanya jawab dan pemeriksaan fisik
pada pasien dilakukan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan tugas dan
fungsi dokter pertama untuk melakukan pelayanan kesehatan yang salah
satunya di unit gawat darurat (UGD) karena proses ini mempunyai resiko
yang besar apabila terjadi kesalahan sedikit saja. Dalam proses anamnesa
dan pemeriksaan fisik pada pasien didasarkan prinsip kerja keras yaitu
dilakukan dengan sunguh-sungguh, tanpa mengenal lelah serta penuh
semangat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses selanjutnya. Melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan secara sopan seperti

22
sebelum memulai proses anamnesa didahului dengan senyum ramah, salam
dan menyapa nama pasien serta memperkenalkan diri pada pasien agar
mengurangi jarak dan ketegangan pasien sehingga menjadi lebih akrab dan
tercipta kepercayaan antara dokter dan pasien serta dalam melakukan
pemeriksaan fisik dimulai dengan meminta ijin kepada pasien dan
menjelaskan kepada pasien bagaimana proses dan maksud dari pemeriksaan
tersebut. Proses anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien dengan prinsip
efisiensi dan efektivitas dalam mengajukan pertanyaan yang mengarah pada
diagnosa yang tepat serta pemeriksaan fisik yang lebih terarah pada
diagnosa yang tepat sehingga mempercepat proses penegakkan diagnosa
dan pemberian terapi. Dalam proses anamnesa dan pemeriksaan fisik pada
pasien didasari rasa peduli dengan selalu mempertimbangkan keadaan fisik
dan mental pasien sehingga tidak memperburuk keadaan pasien.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar ANEKA tidak diaktualisasikan dalam melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik maka hasil tanya jawab dan pemeriksaan
fisik tidak dapat dipergunakan sehingga proses pelayanan kesehatan pada
pasien akan terganggu.

23
Tabel 4. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pencatatan Rekam Medik

Kegiatan 3 Melakukan Pencatatan Rekam Medik


Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Non Diskriminatif)

Etika Publik (Menjaga Rahasia)

Komitmen Mutu (Efisiensi dan Efektivitas)

Anti Korupsi (Jujur)

Tanggal 15 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Rekam Medik Manual, Foto
Pelaksanaan kegiatan pencatatan rekam medik dilaksanakan pada hari senin
tanggal 15 Februari 2016 pukul 15.40 s/d pukul 16.15 WITA di Unit Gawat
Darurat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan aktualisasi pencatatan rekam medik ialah perawat
UGD.
Output dari kegiatan ini ialah rekam medik yang tertulis secara manual.
Pelaksanaan pencatatan rekam medik dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan mencatat secara jelas sehingga mempermudah menegakkan
diagnosa dan pemberian terapi pada pasien. Pelaksanaan pencatatan rekam
medik berdasarkan prinsip non diskriminatif yaitu dilakukan tanpa
memandang jenis penyakit yang diderita pasien, di dalam rekam medik tidak
dibedakan penyakit akut, penyakit kronik, penyakit menular maupun
penyakit tidak menular. Isi dari rekam medik yang dokter tulis merupakan
dokumen rahasia antara pasien dan dokter sehingga harus dijaga
kerahasiaannya, yang hanya bisa dibuka dengan ijin dari pasien sehingga isi
rekam medik tidak boleh diberitahu kepada keluarga dekat pasien sekalipun.

24
Pelaksanaan pencatatan rekam medik berdasarkan prinsip efisiensi dan
efektivitas yang dilakukan secara lengkap dan sistematis untuk
mempermudah evaluasi perjalanan penyakit pasien dalam perawatannya
serta terapi yang diberikan. Rekam medik dicatat dengan jujur sesuai dengan
hasil yang didapatkan dari kegiatan tanya jawab, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, diagnosa serta terapi yang diberikan oleh dokter,
tanpa menambah atau mengurangi untuk keperluan di luar medis.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pencatatan rekam
medik menyebabkan kesulitan rekan kerja yang lain dalam membaca isi
rekam medik serta mengevaluasi perjalanan penyakit pasien sehingga
menghambat pelayanan yang akan diberikan. Hal itu juga menyebabkan
hilangnya kepercayaan pasien terhadap dokter yang merawatnya.

25
Tabel 5. Kegiatan Aktualisasi Menegakkan Diagnosa Penyakit
Kegiatan 4 Menegakkan Diagnosa Penyakit
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Kerja Sama)

Etika Publik (Cermat)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Peduli)

Tanggal 16 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik, Foto
Pelaksanaan kegiatan menegakkan diagnosa penyakit dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 16 Februari 2016 pukul 10.00 s/d pukul 10.40 WITA di Unit
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang
terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi menegakkan diagnosa ialah
pasien, keluarga pasien, perawat UGD dan dokter spesialis bedah vaskuler.
Output dari kegiatan ini ialah tercatatnya data diagnosa di rekam medik.
Pelaksanaan kegiatan menegakkan diagnosa dilakukan dengan cermat serta
penuh tanggung jawab berdasarkan data yang dikumpulkan dari kegiatan
tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala pasien serta
dilakukan secara teliti dan penuh kehati-hatian, tanpa menganggap remeh
hasil yang didapatkan. Apabila gejala yang ditunjukkan pasien melebihi
kompetensi maka hasil pemeriksaan dikonsultasikan dengan dokter spesialis
untuk menemukan diagnosa dan perencanaan proses selanjutnya yang tepat.
Proses menegakkan diagnosa memerlukan kerja sama yaitu kontribusi dari
setiap elemen di rumah sakit. Proses menegakkan diagnosa memerlukan
ketrampilan dokter, perawat, petugas laboratorium serta tenaga kesehatan
lainnya sehingga tercapai hasil yang maksimal. Penegakkan diagnosa selalu

26
berorientasi mutu dengan berdasar ilmu pengetahuan yang terbaru sebab
ilmu kesehatan merupakan ilmu yang dinamis sehingga setiap hari selalu
didapatkan hal baru yang dapat menyokong pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, saya selalu mengupdate dengan membaca jurnal-jurnal dan
mengikuti seminar-seminar demi ketepatan menegakkan diagnosa.
Menegakkan diagnosa penyakit dengan cepat, tepat dan penuh kepedulian
terhadap keadaan fisik dan mental pasien serta keluarganya terutama mampu
mengurangi kekhawatiran mereka.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan menegakkan
diagnosa penyakit maka dapat menyebabkan ketidaktepatan diagnosa yang
didapatkan serta ketidakpuasan yang dirasakan oleh pasien sebagai stake
holder.

27
Tabel 6. Kegiatan Aktualisasi Pembuatan Resep
Kegiatan 5 Pembuatan Resep
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Non Diskriminatif)

Etika Publik (Taat Peraturan)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Adil)

Tanggal 16 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Resep
Pelaksanaan kegiatan pembuatan resep dilaksanakan pada hari selasa tanggal
16 Februari 2016 pukul 12.15 s/d pukul 12.20 WITA, dan pukul 12.30 s/d
pukul 12.35 WITA di Unit Gawat Darurat RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
pembuatan resep ialah pasien dan keluarga pasien.
Output dari kegiatan ini ialah resep yang akan diberikan kepada pasien
Proses pembuatan resep dilakukan oleh dokter yang telah memiliki ijin untuk
melakukan praktek kedokteran dan mengetahui indikasi obat yang akan
digunakannya. Hal ini mempermudah pertanggung jawaban resep tersebut di
kemudian hari. Pembuatan resep berorientasi mutu dengan menggunakan
obat-obat yang telah diuji oleh WHO dan memiliki manfaat lebih besar dari
pada efek sampingnya serta sesuai dengan indikasi penyakitnya. Resep
dibuat sesuai prinsip non diskriminatif yaiu berdasar indikasi masing-masing
penyakit bukan karena cara pembayaran pasien, obat-obat tersebut diberikan
secara adil berdasar prinsip obat rasional yaitu tepat indikasi atau tepat
pasien, tepat jenis atau tepat obat dan tepat dosis. Pembuatan resep harus taat
terhadap peraturan yaitu disesuaikan dengan standar baku resep yang telah

28
ada, agar tidak terjadi kesalah pahaman antara dokter pembuat resep dan
apoteker.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pembuatan resep
dapat menyebabkan apoteker tidak mengerti resep yang dibuat dokter dan
memberikan obat yang salah atau dokter membuat resep yang tidak sesuai
indikasi pasien atau tidak tepat dalam dosis dan jenis sehingga penyakit
pasien lama penyembuhannya.

29
Tabel 7. Kegiatan Aktualisasi Pemberian Terapi
Kegiatan 6 Pemberian Terapi
Nilai Dasar Akuntabilitas (Transparansi)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Mencintai sesama manusia)

Etika Publik (Menghormati)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Adil)


Tanggal 16 Februari 2016
Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik
Pelaksanaan kegiatan pemberian terapi dilaksanakan pada hari selasa tanggal
16 Februari 2016 pukul 12.55 s/d pukul 13.15 WITA di Unit Gawat Darurat
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses
pelaksanaan aktualisasi pemberian terapi ialah pasien, keluarga pasien dan
perawat UGD.
Output dari kegiatan ini ialah tercatatnya data terapi di rekam medik.
Dalam pelaksanaan pemberian terapi, pasien diberi penjelasan tentang jenis-
jenis terapi, langkah-langkah yang harus ditempuh serta efek samping dari
terapi yang dijalani secara transparan agar pasien memahami terapi yang
akan dijalani. Pelaksanaan pemberian terapi memiliki tujuan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal yaitu kesembuhan pasien, tiap dokter
memiliki harapan yang sama untuk pasien karena rasa cinta yang besar
kepada sesama manusia. Dalam memberikan terapi, dokter harus
mengormati hak pasien dalam pengambilan keputusan terapi yang akan
diberikan kepada pasien. Terapi yang diberikan kepada pasien harus sesuai
indikasi dan sesuai dengan keinginan pasien, dokter sebaiknya tidak
memaksakan terapi yang akan diberikan kecuali pasien dalam keadaan gawat
darurat. Pemberian terapi yang dilakukan oleh dokter berorientasi mutu yaitu

30
berdasarkan kemajuan-kemajuan bidang kedokteran yang selalu diberikan
dalam bentuk jurnal, seminar dan pelatihan yang diikuti oleh setiap dokter.
Pemberian terapi dilakukan secara adil, sesuai dengan indikasi terapi dan
keadaan pasien sehingga walaupun penyakit yang diderita sama, tiap pasien
diberikan terapi sesuai keadaan pasien.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pemberian terapi
menyebabkan pasien mendapatkan terapi yang tidak diinginkan atau yang
tidak sesuai keadaannya sehingga proses penyembuhan pasien dapat
terhambat.

31
Tabel 8. Kegiatan Memberikan Rujukan
Kegiatan 7 Memberikan Rujukan
Nilai Dasar Akuntabilitas (Jujur)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Tanggung Jawab)

Etika Publik (Sopan)

Komitmen Mutu (Efisiensi)

Anti Korupsi (Adil)

Tanggal 17 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Rekam medik, Surat rujukan, Foto
Pelaksanaan kegiatan memberikan rujukan dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 17 Februari 2016 pukul 09.55 s/d pukul 10.10 WITA di Unit Gawat
Darurat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan aktualisasi memberikan rujukan ialah pasien,
keluarga pasien, bidan, perawat UGD, pegawai administrasi dan sopir
ambulance. Output dari kegiatan ini ialah tersedianya surat rujukan.
Dalam memberikan rujukan harus dilakukan dengan jujur yaitu penyakit
pasien, tindakan atau obat yang telah diberikan dan alasan untuk dirujuk
diinformasikan dengan jelas kepada pasien maupun keluarganya. Kegiatan
memberikan rujukan, harus didasari rasa tanggung jawab terhadap isi dari
surat rujukan yang telah dibuat dan menyimpan data rekam medik sesuai
prosedur yang berlaku di Rumah Sakit agar jika diperlukan pertanggung
jawaban lebih lanjut dokter dapat mempertanggung jawabkannya dengan
baik dan tepat. Saat memberikan rujukan, dokter harus berkomunikasi
dengan pasien dan keluarga pasien secara sopan dalam bertutur kata maupun
tingkah laku sehingga tercipta komunikasi yang baik antara dokter dan
pasien serta rasa percaya antara pasien dan dokter. Dalam memberikan

32
rujukan dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi yaitu mengisi formulir surat
rujukan harus dilakukan dengan cepat dan tepat berdasarkan hasil
anamnesa/wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi
yang telah diberikan agar pasien yang akan dirujuk lebih cepat mendapatkan
terapi yang lebih baik di Rumah Sakit lainnya yang memiliki kelengkapan
tenaga medis, fasilitas maupun obat-obatan yang lebih baik dari RSUD
Kabupaten Minahasa Selatan. Rujukan diberikan secara adil kepada pasien
yang tidak bisa ditangani lebih lanjut di RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
karena keterbatasan tenaga medis, fasilitas maupun obat-obatan tanpa
memandang latar belakang pasien maupun keluarga yang mendampinginya.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan memberikan
tujukan menyebabkan tujuan dari kegiatan ini tak tercapai, sehingga
menghambat pelayanan kesehatan, pasien terlambat mendapatkan terapi
yang lebih baik serta terjadi ketidakpuasan bagi pasien maupun keluarganya

33
Tabel 9. Kegiatan Aktualisasi Visite Pasien Rawat Inap
Kegiatan 8 Visite Pasien Rawat Inap
Nilai Dasar Akuntabilitas (Kepentingan Publik)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Kerja Sama)

Etika Publik (Jujur)

Komitmen Mutu (Efektivitas)

Anti Korupsi (Disiplin)

Tanggal 17 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Data observasi perkembangan pasien di
rekam medik, Foto
Pelaksanaan kegiatan visite pasien rawat inap dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 17 Februari 2016 pukul 10.50 s/d pukul 11.10 WITA di Ruangan
Rawat Inap RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan aktualisasi visite pasien rawat inap ialah pasien
dan perawat ruangan rawat inap.
Output dari kegiatan ini ialah tersedianya data observasi perkembangan
pasien di rekam medik.
Kegiatan visite pasien rawat inap didasari dengan mendahulukan
kepentingan publik diatas kepentingan pribadi maupun golongan agar
perkembangan pasien dapat diobservasi serta terevaluasi dengan cepat dan
tepat sehingga terjadi kepuasan terhadap pelayanan kesehatan bagi pasien
yang dirawat di Ruangan Rawat Inap. Visite pasien rawat inap dilakukan
dengan kerja sama antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertugas
di Ruangan Rawat Inap sehingga perkembangan pasien menjadi lebih mudah
untuk dievaluasi dan pasien beserta keluarga yang mendampinginya menjadi
puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Dalam visite pasien rawat

34
inap, dokter berlaku jujur saat menginformasikan keadaan perkembangan
penyakit pasien kepada pasien dan keluarga terdekatnya agar terjadi
komunikasi yang baik antara dokter dan pasien serta tercipta kepercayaan
antara pasien dan dokter. Visite pasien rawat inap dilakukan berdasarkan
prinsip efektivitas sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu catatan
perkembangan pasien dengan cara penulisan data dengan format problem
oriented dikenal dengan konsep SOAP mulai dari subjective/subjektif
berisikan semua keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan visite
(S), objective/objektif berisikan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang
didapatkan dari pasien (O), assessment/pengkajian berisikan hasil integrasi
pemikiran dokter berdasarkan pengetahuan yang hasil akhirnya adalah
diagnosa kerja yang didapatkan dari data subjektif dan data objektif (A) serta
plan/rencana berisikan rencana selanjutnya, baik diagnostik, pengobatan
maupun penyuluhan. Hal ini dilakukan agar perkembangan pasien terlihat
jelas. Saat visite pasien rawat inap harus disiplin yaitu dengan tepat waktu
saat memulai visite maupun mengakhirinya sesuai dengan prosedur yang
berlaku agar pelayanan terhadap pasien rawat inap menjadi lebih baik dan
pasien serta keluarga yang mendampinginya menjadi puas dengan pelayanan
kesehatan yang diberikan.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan visite pasien rawat
inap menyebabkan tujuan dari kegiatan ini tak tercapai, sehingga
menghambat pelayanan kesehatan dan terjadi ketidakpuasan bagi pasien
serta keluarga yang mendampinginya terhadapa pelayanan kesehatan di
ruangan rawat inap.

35
Tabel 10. Kegiatan Aktualisasi Membuat Formulir Permintaan Pemeriksaan Penunjang
Kegiatan 9 Membuat Formulir Permintaan Pemeriksaan Penunjang
Nilai Dasar Akuntabilitas (Kejelasan Target)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Tidak memaksakan kehendak)

Etika Publik (Sopan)

Komitmen Mutu (Inovasi)

Anti Korupsi (Jujur)

Tanggal 23 Februari 2016

Lampiran Surat Keterangan, Formulir Permintaan Pemeriksaan


Penunjang, Foto
Pelaksanaan kegiatan membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 Februari 2016 pukul 11.30 s/d
pukul 12.50 WITA di Sub Bagian Umum RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang ialah pegawai Sub
Bagian Umum, UGD, Poliklinik dan Ruangan Rawat Inap.
Output dari kegiatan ini ialah formulir permintaan pemeriksaan penunjang.
Dalam kegiatan membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang
sesuai dengan kejelasan target, pemeriksaan penunjang yang diminta ialah
pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan gejala yang ditunjukkan
pasien. Permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium dibuat dengan
tujuan mengetahui penyebab penyakit pasien serta menyingkirkan
kemungkinan penyebab lainnya yang memiliki gejala yang sama. Sebelum
permintaan pemeriksaan penunjang dibuat, pasien selalu diberitahu jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab, jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan dan tujuan dari seluruh pemeriksaan

36
tersebut. Setelah penjelasan tersebut, pasien berhak memilih jenis
pemeriksaan yang dilakukan dan dokter tidak berhak memaksakan jenis
pemeriksaan yang lain. Membuat permintaan pemeriksaan penunjang
dilakukan secara sopan dengan menjaga tutur kata dan tingkah laku dalam
menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan serta meminta persetujuan dari
pasien maupun keluarga dari pasien. Dalam pembuatan permintaan
pemeriksaan penunjang dilakukan inovasi dengan membuat formulir
permintaan pemeriksaan penunjang yang seharusnya tersedia di semua
Rumah Sakit untuk memperlancar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit itu
sendiri yang belum tersedia di RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Formulir
permintaan pemeriksaan penunjang beserta datanya diserahkan kepada rekan
sekerja di Sub Bagian Umum yang nantinya akan dilakukan permintaan dari
Unit Gawat Darurat (UGD), Poliklinik serta Ruangan Rawat Inap agar
pembuatan permintaan pemeriksaan penunjang tidak dibuat lagi di kertas
resep atau kertas lainnya sehingga dokter lebih cepat dalam pembuatan
pemeriksaan penunjang serta petugas laboratorium lebih jelas dalam
membaca permintaan pemeriksaan penunjang. Permintaan pemeriksaan
penunjang dilakukan dengan jujur yang ditujukan kepada laboratorium
rumah sakit, dengan jenis pemeriksaan yang tepat, tanpa menambahkan
pemeriksaan yang tidak perlu.
Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan
Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan membuat formulir
permintaan pemeriksaan penunjang maka akan menghambat pelayanan
kesehatan di RSUD Kabupaten Minahasa Selatan.

37
B. Capaian Agenda Aktualisasi
Capaian Agenda Aktualisasi pada setiap Kegiatan dijealskan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 11. Capaian Agenda Aktualisasi pada Setiap Kegiatan
No Kegiatan Kriteria Keberhasilan Faktor Penentu
1 Pemeriksaan Surat keterangan berbadan 1. Dukungan
kesehatan untuk sehat mentor dan coach
kepentingan 2. Motivasi yang
pembuatan SKBS tinggi
3. Kooperasi pasien
4. Bantuan dari
rekan kerja
2 Melakukan Tercatatnya data anamnesa 1. Dukungan mentor
anamnesa dan dan pemeriksaan fisik di dan coach
pemeriksaan fisik rekam medik 2. Motivasi yang
pada pasien tinggi
3. Bantuan dari
rekan kerja
4. Kooperasi pasien
3 Melakukan Tersedianya rekam medik 1. Dukungan mentor
pencatatan rekam secara manual dan coach
medik 2. Motivasi yang
tinggi
3. Bantuan dari
rekan kerja
4 Menegakkan Tercatatnya data diagnosa 1. Dukungan mentor
diagnosa penyakit di rekam medik dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Bantuan dari

38
rekan kerja
4. Dukungan dokter
spesialis
5 Pembuatan Resep Resep yang akan diberikan 1. Dukungan mentor
pada pasien dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
6 Pemberian Terapi Tercatatnya terapi di 1. Dukungan mentor
rekam medik dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Kooperasi pasien
4. Bantuan dari
rekan kerja
7 Memberikan Surat rujukan 1. Dukungan
rujukan mentor dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Kooperasi pasien
4. Bantuan dari
rekan kerja
8 Visite pasien Tercatatnya data observasi 1. Dukungan
rawat inap perkembangan pasien di mentor dan coach
rekam medik 2. Motivasi yang
tinggi
3. Kooperasi pasien
4. Bantuan dari
rekan kerja
9 Membuat Formulir permintaan 1. Dukungan mentor
formulir pemeriksaan penunjang dan coach

39
permintaan 2. Motivasi yang
pemeriksaan tinggi
penunjang 3. Kooperasi rekan
sekerja

40
BAB IV
STRATEGI PEMBIMBINGAN

A. Pembimbingan dengan Coach


Pembimbingan yang dilakukan bersama dengan coach pada setiap kegiatan
aktualisasi dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 12. Pembimbingan dengan Coach
Nama Peserta : dr. Grace Mariani Repi
Instansi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Tempat Aktualisasi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
No Tanggal Kegiatan Output Media Komunikasi
yang digunakan
(telepon/sms/email/
fax/dll)
1 15 – 02 - Pemeriksaan Surat keterangan SMS
2016 kesehatan berbadan sehat
untuk
kepentingan
pembuatan
SKBS
2 15 – 02 – Melakukan Tercatatnya data SMS
2016 anamnesa anamnesa dan
dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan di rekam medik
fisik pada
pasien
3 15 – 02 – Melakukan Tersedianya rekam SMS
2016 pencatatan medik secara
rekam medik manual

41
4 16 – 02 – Menegakkan Tercatatnya data SMS
2016 diagnosa diagnosa di rekam
penyakit medik

5 16 – 02 - Pembuatan Resep yang akan SMS


2016 resep diberikan pada
pasien
6 16 – 02 – Pemberian Tercatatnya terapi SMS
2016 terapi di rekam medik
7 17 – 02 - Memberikan Surat rujukan SMS
2016 rujukan
8 17 – 02 - Visite pasien Tercatatnya data SMS
2016 rawat inap observasi
perkembangan
pasien di rekam
medik
9 23 – 02 – Membuat Formulir SMS
2016 formulir permintaan
permintaan pemeriksaan
pemeriksaan penunjang
penunjang

42
B. Pembimbingan dengan Mentor
Pembimbingan yang dilakukan bersama dengan mentor pada setiap
kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Pembimbingan dengan Mentor
Nama Peserta : dr. Grace Mariani Repi
Instansi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Tempat Aktualisasi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
No Tanggal Kegiatan Output Paraf Mentor
1 15 – 02 - Pemeriksaan Surat keterangan
2016 kesehatan berbadan sehat
untuk
kepentingan
pembuatan
SKBS
2 15 – 02 – Melakukan Tercatatnya data
2016 anamnesa anamnesa dan
dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan di rekam medik
fisik pada
pasien
3 15 – 02 – Melakukan Tersedianya rekam
2016 pencatatan medik secara
rekam medik manual
4 16 – 02 – Menegakkan Tercatatnya data
2016 diagnosa diagnosa di rekam
penyakit medik
5 16 – 02 - Pembuatan Resep yang akan
2016 resep diberikan pada
pasien

43
6 16 – 02 – Pemberian Tercatatnya terapi
2016 terapi di rekam medik
7 17 – 02 - Memberikan Surat rujukan
2016 rujukan
8 17 – 02 - Visite pasien Tercatatnya data
2016 rawat inap observasi
perkembangan
pasien di rekam
medik
9 23 – 02 – Membuat Formulir
2016 formulir permintaan
permintaan pemeriksaan
pemeriksaan penunjang
penunjang

44
C. Kendala dan Strategi mengatasinya
Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan aktualisasi serta strategi
untuk mengatasi kendala tersebut dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 14. Kendala dan Strategi mengatasinya
No Kendala yang terjadi Strategi mengatasi kendala
1 Kegiatan tidak bisa dilakukan tepat Mengatur waktu untuk
waktu karena terjadi penumpukkan melakukan kegiatan yang
kegiatan yang dibebankan pada direncanakan dengan apa yang
pelaksana yang didasarkan pada diperintahkan atasan
perintah atasan
2 Proses koordinasi dan komunikasi Mengkomunikasikan dengan
dengan berbagai pihak terkait baik terkait pelayanan kesehatan
dalam pelayanan kesehatan di yang akan dilakukan
RSUD Minahasa Selatan

45
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktualisasi nilai-nilai dasar ialah suatu proses membentuk ASN untuk
menerapkan nilai dasar profesi PNS sebagai prinsip dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing-masing jabatan. Aktualisasi nilai dasar profesi PNS
meningkatkan mutu pelayanan publik yang profesional.

B. Rekomendasi
Nilai-nilai dasar profesi PNS harus selalu diingatkan kepada seluruh Pegawai
Negeri Sipil, sehingga bukan hanya yang baru selesai mengikuti Diklat
Prajabatan yang menerapkan di lingkungan kerja. Peningkatan
profesionalisme kerja meningkatkan efektivitas pelayanan publik.

46
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Nomor 05 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Minahasa Selatan.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Amurang. Profil Rumah Sakit Umum Daerah.
Amurang: Rumah Sakit Umum Daerah Amurang; 2014.
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Aktualisasi Nilai Dasar. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Akuntabilitas PNS. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Anti Korupsi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Efektivitas, Efisiensi, Inovasi,
dan Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Diklat Prajabatan: Nasionalisme ASN. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
9. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan. Modul Panduan Diklat Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2014.
10. Pedoman Rekam Medis Berorientasi Masalah. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009.

47

Anda mungkin juga menyukai