Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia pengetahuan, kesadaran, kemampuan ibu dalam

memberikan hak asasi ibu dan hak asasi bayi menikmati air susunya

sangat memprihatinkan. Padahal seorang ibu dikodratkan untuk dapat

memberikan ASI nya pada bayi yang telah dilahirkannya. Dengan kodrat

itu merupakan suatu proses alamiah dan juga merupakan tugas mulia

bagi ibu sendiri demi keselamatan diri si bayi di kemudian hari

(Manuaba, 2010).

Banyak ibu masih beranggapan bahwa aktivitas menyusui kerap

dihubungkan dengan keindahan payudara. Sesungguhnya bukan

menyusui yang mengubah bentuk payudara, tapi proses kehamilanlah

yang menyebabkan perubahan tersebut. Namun itu bukan berarti tidak

ada cara membuat payudara indah dan kencang. P erawatan payudara

yang dilakukan dengan benar dan teratur akan memudahkan si kecil

mengonsumsi ASI (Riksani, 2012).

Perawatan payudara dan puting sangat penting dalam proses

laktasi. Kedua perawatan ini seringkali menjadi “penyelamat” bagi ibu

dalam melewati masa-masa awal menyusui yang kadang terasa sangat

berat. Misalnya jika terjadi puting lecet, seringkali lecetnya ringan saja.

Awal yang baik niscaya membuat proses selanjutnya berjalan dengan

1
baik pula. Dari awal yang baik tersebut tidak terlepas dari pengetahuan

ibu sendiri dalam merawat payudaranya. Demikian halnya dengan

menyusui, ibu yang lebih tahu tentang perawatan payudara maka

cenderung mempunyai keinginan lebih besar dalam menyusui (Riksani,

2012).

Menurut data WHO terbaru pada tahun 2015 presentase

perempuan menyusui yang mengalami bendungan ASI 6.543 orang dari

9.862 orang (WHO,2015)

Menurut data ASEAN tahun 2014 disimpulkan bahwa presentase

cakupan kasus bendungan ASI pada ibu nifas tercatat 107.654 ibu nifas,

pada tahun 2014 terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI

sebanyak 95.698 orang, serta pada tahun 2015 ibu yang mengalami

bendungan ASI sebanyak 76.543 orang. Hal ini di sebabkan karena

kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI

masih relative rendah (Depkes RI,2014)

Berdasarkan survei pendahuluan data yang diperoleh dari

Puskesmas Kassi-Kassi. Jumlah ibu post partum pada bulan Desember

2019 sebanyak 118 ibu nifas, beberapa Ibu nifas yang tidak melakukan

perawatan payudara mengatakan ASI tidak lancar. Ada beberapa hal

yang menghambat terjadinya pengeluaran ASI tidak lancar, diantaranya

rendahnya pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan payudara,

kurangnya pelayanan konseling tentang cara perawatan payudara dari

2
petugas kesehatan, kurangnya keinginan ibu untuk melakukan

perawatan payudara. Dampak dari tidak melakukannya perawatan

payudara dapat mengakibatkan beberapa dampak negatif yaitu puting

susu tidak menonjol, anak susah menyusui, ASI lama keluar, produksi

ASI terbatas, payudara meradang, payudara kotor, ibu belum siap

menyusui, kulit payudara terutama puting akan mudah lecet,

pembekakan payudara atau bendungan ASI. Demi keberlangsungan

proses menyusui, payudara harus dirawat dengan baik dan tepat agar

terhindar dari gangguan serta penyakit yang mungkin akan terjadi

selama proses menyusui. Selain akan membuat payudara indah

kembali, perawatan yang benar dan dilakukan secara teratur akan

memudahkan bayi saat menyusu, merangsang produksi ASI, dan

mencegah payudara terluka selama menyusui. Agar lebih optimal,

sebaiknya mulai melakukan perawatan payudara sejak masa

kehamilan. Perawatan payudara pada masa ini bertujuan untuk

mempersiapkan payudara untuk menyusui setelah melahirkan.

Pelaksanaan perwatan payudara setelah melahirkan dimulai sedini

mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan. Perawatan tersebut

lakuakan 2 kali sehari (Hullyana, 2007).

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Efektivitas perawatan payudara terhadap kejadian

bendungan ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Kassi-Kassi”

3
B. Rumusan Masalah

Adakah “Efektivitas perawatan payudara dengan kejadian bendungan

ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Kassi-Kassi ?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Efektivitas Perawatan Payudara dengan Kejadian

Bendungan ASI pada Ibu Postpartum di Puskesmas Kassi-Kassi

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan yang dapat menambah wawasan khususnya

mengenai kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau

informasi pada ibu postpartum mengenai bendungan ASI.

3. Manfaat bagi pihak Puskesmas Kassi-Kassi

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kassi-Kassi mengenai

kejadian bendungan ASI agar dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak dalam upaya

menurunkan jumlah kasus bendungan ASI pada ibu postpartum.

4. Manfaat bagi Peneliti

4
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi

peneliti mengenai Efektivitas perawatan payudara terhadap

kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum.

Anda mungkin juga menyukai