Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KIMIA ANORGANIK II

LOGAM RADIUM

Untuk memenuhi tugas


matakuliah kimia anorganik II
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Fariati M.Sc.

The Learning University

Oleh

M. Faqihuddin Zaky (309332407318)

Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
April 2011
TUGAS KIMIA ANORGANIK II

LOGAM RADIUM (Ra)

1. Sejarah Radium

Radium merupakan unsur kimia yang memiliki nomor atom 88 dan termasuk
dalam golongan 2 atau alkali tanah. Radium ditemukan pertama kali oleh Marie
Skłodowska-Curie (Marie Curie) beserta suaminya Pierre pada tanggal 21 desember
1898. Radium ditemukan dalam bentuk senyawa radium klorida (RaCl2) pada sampel
pitchblende atau uraninite (uranium dioksida) yang ditemukan di Joachimsthal,
Bohemia, Republik Ceko. Ketika uranium sudah dipisahkan dari sampel uraninite,
Marie dan suaminya menemukan bahwa material yang tersisa masih bersifat radioaktif,
mereka lalu memisahkan komponen radioaktif tersebut. Dalam komponen itu mereka
mendapatkan unsur barium yang memberikan nyala api berwarna hijau serta suatu
spektrum garis berwarna merah carmine (merah tua) yang belum pernah diketahui
sebelumnya. Marie beserta suaminya lalu mengumumkan unsur penemuannya itu
kepada Akademi Sains Perancis (French Academy of Sciences).

Pierre dan Marie Currie di laboratorium tempat radium ditemukan

Nama ‘radium’ diambil dari bahasa latin ‘radius’ yang berarti ‘sinar’
dikarenakan kekuatannya dalam mengemisikan energi dalam bentuk cahaya. Pada tahun
1910, radium dipisahkan sebagai logam murni oleh Marie Curie dan Andre Louis
Debierne melalui proses elektolisis radium klorida murni dengan katoda raksa dan
anoda platina-iridium. Amalgam yang dihasilkan terurai dalam gas hidrogen
menghasilkan logam radium murni. Radium pertama kali diproduksi secara industri
oleh perusahaan milik UMHK (Union Minière du Haut Katanga) di Belgia pada awal
abad ke-20. Pada saat itu peluruhan dari logam radium juga diberi nama radium dengan
tambahan abjad untuk membedakannya :

Historic name Symbol, present name


222
Radium emanation Rn, radon-222
218
Radium A Po, polonium-218
214
Summary of radium decay
Radium C Bi, bismuth-214 products
214 that used to have 'radium' word
Radium C1 Po, polonium-214
in their historical names
210
Radium C2 Tl, thallium-210
210
Radium D Pb, lead-210
210
Radium E Bi, bismuth-210
210
Radium F Po, polonium-210

Kelimpahan
Radium dihasilkan dari peluruhan unsur yang lebih berat. Waktu paruh radium
yang singkat menyebabkan unsur radium sangat jarang ditemukan. Keberadaannya di
alam pun sangat sedikit, dalam 7 ton batuan uranium (pitchblende) hanya terdapat
sekitar 1 gram radium. Kelimpahan radium pada kerak bumi adalah 1x 10-7 ppm,
sedangkan kelimpahannya dalam laut adalah 2 x 10-11 ppm.

2. Sifat-Sifat Radium

Sifat Fisika
Radium (88Ra) merupakan unsur logam radioaktif dan berwujud padat pada suhu
kamar. Radium murni berwarna putih keperakan namun mudah teroksidasi di udara
menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi dan dapat
memancarkan cahaya (self-luminous). Radiasi yang dipancarkan radium juga dapat
menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti fosfor untuk mengeluarkan cahaya. Radium
memiliki keradioaktifan sekitar satu juta kali lipat dari keradioaktifan uranium dengan
massa yang sama. Karena sangat radioaktif, radium menjadi logam yang sangat
berbahaya. Radiasi dari radium lah yang menyebabkan Marie Curie meninggal dunia.
Peluruhan dari radium (226Ra) menghasilkan radon (222Rn) dan mengemisikan partikel
alfa serta sebagian kecil sinar gamma.
(Kenampakan fisik radium) (Radium yang menyala dalam gelap)

Sifat-sifat fisika radium yang lain adalah:

 Konfigurasi elektron : 2, 8, 18, 32, 18, 8, 2


 Bilangan oksidasi :2
 Massa jenis : 5,5 g/cm3
 Titik lebur : 973 K (700 oC)
 Titik didih : 2010 K (1737 oC)
 Kalor peleburan : 8,5 kJ/mol
 Kalor penguapan : 113 kJ/mol
 Jari-jari atom : 215 pm
 Energi ionisasi : pertama 509,3 kJ/mol ; kedua 979,0 kJ/mol
 Elektronegativitas : 0,9 skala pauling
 Potensial oksidasi : + 2,90 volt
 Struktur kristal : cubic centered body
 Sifat magnetik : non-magnetik

Sifat Kimia
Radium merupakan unsur alkali tanah yang paling berat. Sifat-sifat kimianya
hampir sama dengan unsur barium (Ba) sehingga sulit untuk memisahkan radium
dengan barium. Senyawa-senyawa dari radium memberikan warna nyala api dari merah
sampai keunguan. Radium bereaksi dengan udara, reaksinya antara lain:

2 Ra (s) + O2 (g)  2 RaO (s)


Ra (s) + O2 (g)  RaO2 (g)
3 Ra (s) + N2 (g)  Ra3N2 (s)
Ra3N2 membuat warna radium menjadi kehitaman setelah bereaksi dengan udara.
Selain itu radium juga bereaksi hebat dengan air dan minyak membentuk radium
hidroksida yang larut serta gas hidrogen:

Ra(s) + 2 H2O(g)  Ra(OH)2(aq) + H2(g)

Radium hidroksida lebih volatil (mudah menguap) jika dibandingkan dengan barium
hidroksida.

Ion radium dalam air tidak berwarna, membuat garamnya berwarna putih saat
awal terbentuk, kemudian warnanya menjadi kuning dan akhirnya berwarna gelap
akibat terdekomposisi dan memancarkan partikel alfa.

Isotop
Radium memiliki 25 isotop yang telah diketahui. Di antaranya hanya 4 isotop
223 224 226 228
yang sering ditemukan di alam yaitu Ra, Ra, Ra, dan Ra. Isotop-isotop
226
tersebut dihasilkan dari peluruhan unsur Uranium (92U) dan Thorium (90Th). Ra
merupakan isotop yang paling melimpah dan memiliki waktu paruh paling lama (1602
238 228
tahun) dihasilkan dari peluruhan U. Selanjutnya Ra memiliki waktu paruh 5,8
232
tahun dihasilkan dari peluruhan Th. Dua isotop lainnya memiliki waktu paruh yang
223 224
sangat pendek sekali sehingga jarang ditemukan, Ra 11,4 hari dan Ra 3,7 hari.
228 223
Ra sering disebut sebagai mesothorium I, Ra sering disebut sebagai actinium X,
dan 224Ra sering disebut sebagai thorium X.

Selain isotop yang terdapat di alam, radium juga memiliki isotop yang
merupakan hasil sintesis. Hingga sekarang terdapat 33 isotop radium yang berhasil
disintesis yang memiliki nomor massa 202-234. Isotop hasil sintesis merupakan isotop
yang sangat tidak stabil dan memiliki peluruhan yang sangat cepat.

Radium kehilangan 1% dari aktivitasnya dalam 25 tahun, membuatnya


mengalami peluruhan menjadi unsur-unsur yang lebih ringan dengan produk akhir
sebagai timbal (Pb). Satuan internasional dari radioaktifitas adalah becquerel (Bq)
senilai dengan 1 dps (disintegration per second). Selain itu juga terdapat satuan curie
(bukan satuan standar) yang mendefinisikan radioaktifitas setara dengan laju
disintegrasi 1 gram Ra-226 (3,7 x 1010 disintegration per second atau 37 GBq).
Tahap peluruhan radium-226

Tahap peluruhan radium-228


dan radium-224
3. Persenyawaan Radium

Dikarenakan waktu paruhnya yang pendek serta intensitas radioaktifitasnya yang


besar, senyawa radium cukup jarang ditemukan. Kebanyakan senyawa radium terdapat
dalam bijih uranium. Senyawa dari radium yang paling banyak ditemukan dari bijih
uranium (pitchblende) adalah radium klorida.

Radium Klorida (RaCl2)

Radium klorida merupakan padatan berwarna putih dan dapat memancarkan


cahaya berwarna biru-kehijauan. Kelarutannya dalam air lebih kecil jika dibandingkan
dengan senyawa klorida dari logam alkali tanah yang lain. Padatan radium klorida
biasanya diperoleh dalam bentuk radium klorida dihidrat, RaCl2.2H2O. Untuk
mendapatkan radium klorida anhidrat pelu dilakukan pemanasan di udara pada suhu
100oC diikuti dengan pemanasan dalam gas argon pada suhu 520oC selama 5 1/2 jam.

Kegunaan dari radium klorida adalah untuk pemisahan logam radium dari logam
barium dengan memanfaatkan kelarutannya yang rendah. Pada bidang kesehatan,
digunakan untuk memproduksi gas radon yang dulunya digunakan untuk pengobatan
kanker.

Selain radium klorida, radium juga ditemui dalam bentuk persenyawaannya


dengan halida lain seperti radium bromida (RaBr2) dan radium iodida (RaI2), namun
sifat-sifatnya serta kegunaannya masih belum banyak diketahui. Senyawa radium
oksida (RaO) dan radium nitrida (Ra3N2) merupakan senyawa yang dihasilkan jika
radium terekspos di udara. Sedangkan senyawa radium hidroksida (RaOH2) dihasilkan
dari reaksinya dengan air. Radium hidroksida lebih mudah larut jika dibandingkan
dengan hidroksida dari alkali tanah lainnya, membuatnya dapat dipisahkan dengan cara
presipitasi menggunakan larutan amonia (NH3).

Senyawa radium halida, radium hidroksida, dan radium nitrida larut dalam air.
Sedangkan senyawa atau garam lainnya yang dihasilkan dari radium merupakan garam
yang sukar larut, diantaranya adalah radium sulfat (RaSO4), radium kromat (RaCrO4)
dan radium karbonat (RaCO3).
(Tabel kelarutan beberapa senyawa dari radium yang sukar larut)

4. Penggunaan Radium

Pada awalnya radium bersama fosfor digunakan sebagai cat pada jam dinding,
jam tangan, dan tombol pada alat-alat instrumental dengan memanfaatkan sifatnya yang
dapat menyala dalam gelap. Namun pada pertengahan tahun 1920 terjadi kasus
kematian 5 orang gadis yang mengenakan jam radium tersebut (radium girl), sehingga
pamakaiannya dihentikan.

Self-luminous white paint which contains


radium on the face and hand of an old clock.

Radium juga pernah digunakan sebagai zat aditif pada beberapa produk, seperti
pasta gigi, krim rambut, dan bahkan pada makanan, karena dianggap dapat
menyembuhkan (seperti air radium atau radithor). Namun penggunaan radium tersebut
tidak bertahan lama dan banyak negara melarang penggunannya karena telah terungkap
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

Pada akhir tahun 1940 an penyinaran radium digunakan pada anak-anak untuk
mengatasi masalah pendengaran dan mencegah pembesaran tonsil/amandel. Setelah itu
radium banyak digunakan pada bidang medis atau kesehatan untuk memproduksi gas
radon untuk proses radioterapi dalam mengobati kanker. Radioterapi merupakan jenis
terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Di Indonesia sendiri banyak menggunakan Radium-226 sebagai sumber radiasi


yang dipakai dalam brachyteraphy. Brachyteraphy adalah suatu radioterapi dengan zat
radioaktif sebagai sumber radiasinya. Brachyteraphy dilakukan dengan cara penyinaran
pada jarak sangat dekat, bahkan pada kondisi tertentu sumber radiasi dimasukkan
kedalam tubuh pasien. Biasanya digunakan untuk terapi kanker leher rahim.

Aplikasi radium dalam medis dan industri biasanya terbungkus dalam platina,
platina-iridium atau paduan lainnya dan bahkan kadang-kadang dalam emas. Bentuk
seperti ini biasanya disebut jarum atau kapsul tergantung dari penggunaannya. Bentuk
jarum mempunyai diameter 1,7 mm dan panjang 15 - 20 mm sedangkan kapsul
mempunyai diameter 3 mm dan panjang 20 -25 mm. Untuk penggunaan khusus dalam
dunia medis dapat menggunakan jarum dengan ukuran sampai 60 mm dan biasa disebut
cell. Cell ini berisi jarum yang mempunyai diameter 0,8 mm dan panjang 15 - 45 mm.
Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas
maksimum 4 GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6
mg) untuk yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7mg) untuk yang berbentuk
kapsul. Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang
lebih tinggi, misalnya sumber neutron Ra-Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq
(5000 mg) dan pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg).

5. Bahaya Radium

Radium adalah senyawa yang sangat radioaktif, jauh melebihi uranium. Oleh
karena itu bahayanya juga akan lebih besar daripada bahaya radiasi logam uranium.
Pada peluruhannya, radium mengemisikan partikel alfa yang dapat merusak dan
memutasi sel. Radium juga mengemisikan sinar gamma meskipun hanya sedikit sekali.

Berdasarkan sumber, bahaya dari radium sebenarnya telah dirasakan sejak


pertama kali ditemukan. Pada tahun 1898 Becquerel mengantongi radium dalam tabung
yang telah disegel. Sebagai hasilnya dia mendapatkan luka bakar pada dadanya yang
kemudian meninggalkan bekas luka. Selain itu Marie Curie juga mendapatkan luka
yang sama setelah mengangkat kotak logam tipis yang berisi tabung radium.

Pada tahun 1903, radiasi sinar gamma digunakan untuk sterilisasi (pemandulan)
kelinci dan babi. Efek tersebut juga berdampak sama terhadap manusia, yaitu
menyebabkan kemandulan bagi laki-laki dan mengurangi kesuburan perempuan. Pada
tahun 1904 terdapat lebih dari 100 kasus yang menyebutkan radiasi radium
menyebabkan katarak pada mata manusia.

Bahaya dari radiasi logam radium masih banyak sekali, diantaranya merusak sel
darah dan menyebabkan anemia, leukopenia maupun leukemia. Pada awal tahun 1922
terdapat sekitar 100 kasus kematian ahli radiologi (radiologist) akibat menderita kanker.

Pada tahun 1920an para dokter gigi menemukan fenomena “Radium Jaw”
beberapa ribu pekerja di pabrik cat radium. Gigi dari para pekerja itu rusak dengan
cepat, menjadi lunak dan keropos, dan kemudian pecah. Kemudian seorang ahli forensik
bernama Harrison Martland menyebutkan bahwa fenomena “Radium Jaw” tersebut
disebabkan oleh radium yang terdapat dalam pasta gigi.
Selain itu radium dapat menyebabkan kanker tulang. Hal itu disebabkan oleh
sifatnya yang menyerupai kalsium sehingga menggantikan posisi kalsium di tulang
yang mengakibatkan kanker. Autopsi menunjukkan radium dapat mengakibatkan
kanker tulang dengan kadar 10 – 180 mikrogram di dalam tulang (jumlah yang tidak
tampak oleh mata).

Radium yang pernah dianggap sebagai obat dengan produk air radium (radithor)
juga telah berhasil membunuh konsumennya, yaitu Eben Byers pada tahun 1927.
Kejadian tersebut menimbulkan kecemasan publik, namun radium masih tetap
digunakan sebagai zat aditif makanan dan minuman pada saat itu.

Pada sekarang ini penggunaan radium hanya terbatas untuk radioterapi para
penderita kanker, karena daya rusaknya mampu menghancurkan sel-sel kanker.
Penggunaan radiasi tersebut juga dilakukan dengan intensitas tertentu sesuai dengan
jenis kanker yang diderita, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi pasien. Meski
begitu pengobatan dengan cara demikian masih menimbulkan efek samping antara lain
berupa kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna, dan ulserasi),
penurunan sel darah, kehilangan nafsu makan, diare mual, dan muntah. Kebotakan bisa
saja terjadi tetapi hanya pada area yang terkena radioterapi. Berbagai efek samping yang
ditimbulkan tersebut masih dinilai wajar, dikarenakan metode penyembuhan kanker
yang dilakukan tersebut melibatkan zat radioaktif yang sangat berbahaya, yaitu radium.

6. Studi Kasus

“Di antara 4 isotop radium yang umum (massa atom 223, 224, 226, 228) hanya
radium-228 yang mengalami peluruhan β, sedangkan isotop lainnya mengalami
peluruhan α. Bagaimana pengaruhnya terhadap sifat toksisitasnya?”

Reaksi peluruhan radium-228 (mesothorium I) berbeda dengan reaksi peluruhan


isotop radium pada umumnya. Pada kebanyakan isotop radium, reaksi peluruhannya
menghasilkan isotop radon (Rn) serta mengemisikan partikel α. Namun pada radium-
228, partikel yang diemisikan berupa patikel β dan menghasilkan aktinium-228
(mesothorium II) dengan radiasi energy sebesar 0,017 MeV.

Jika dibandingkan, daya tembus partikel β lebih kuat daripada partikel α, hal
tersebut dikarenakan massa partikel α jauh lebih besar (setara 4 sma) daripada massa
partikel β (setara 1 elektron). Dengan memiliki daya tembus yang lebih kuat, tentu
radiasi yang dipancarkan akan semakin berbahaya karena dapat dengan mudah
menembus jaringan di dalam tubuh. Selain itu, radium-228 memiliki laju peluruhan
yang relatif cepat yaitu 10360 GBq atau 1,0360 x1013 dps (radium-226 hanya memiliki
laju peluruhan 37 GBq). Dengan begitu risiko kanker yang ditimbulkan oleh radiasi dari
radium-228 lebih besar, atau dengan kata lain toksisitasnya lebih besar.

(dapat dihentikan dengan selembar kertas)

(dapat dihentikan dengan pelat aluminium)

(dapat dihentikan dengan timbal setebal 4 meter)

Menurut pendapat saya, penyebab dari efek berbahaya yang ditimbulkan dari
logam radium sebagian besar disebabkan oleh adanya isotop radium-228 yang
memancarkan partikel β yang lebih berbahaya dari pada partikel α. Untuk mengurangi
toksisitas dari unsur radium, dapat dilakukan dengan cara pemisahan isotop radium-228
tersebut sehingga radiasi yang dipancarkan tidak terlalu berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Kirby, H. W. 1964. Nuclear science series: The Radiochemistry of Radium. USA: U.S.
Atomic Energy Commission

http://www.lateralscience.co.uk/radium/RaDisc.html (diakses 24 Maret 2011).

http://en.wikipedia.org/wiki/Radium (diakses 24 Maret 2011).

http://www.epa.gov/rpdweb00/radionuclides/radium.html (diakses 2 April 2011).

http://www.ccnr.org/ceac_B.html (diakses 2 April 2011).

http://digilib.unsri.ac.id/download/Dasar-Dasar%20Radioterapi.pdf (diakses 2 April


2011).

Anda mungkin juga menyukai