Anda di halaman 1dari 10

JURUSAN ARSITEKTUR

PRODI TEKNIK ARSITEKTUR


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2


RANGKA BANGUNAN “UPPER STRUCTURE”

1. STRUKTUR BETON BERTULANG


Filosofi dasar dari perencanaan bangunan tahan gempa adalah terdapatnya.
Komponen struktur yang diperbolehkan untuk mengalami kelelehan. Komponen
struktur yang leleh tersebut merupakan komponen yang menyerap energi gempa
selama bencana gempa terjadi. Agar memenuhi konsep perencanaan struktur
bangunan tahan gempa tersebut, maka pada saat gempa kelelehan yang terjadi
hanya pada balok. Oleh karena itu kolom dan sambungan harus dirancang
sedemikian rupa agar kedua komponen struktur tidak mengalami kelelehan ketika
gempa terjadi.
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau
lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas dan waktu
pengerasan. (Mc Cormac, 2004:1).
Beton bertulang adalah merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan: beton
polos yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tarik yang
rendah dan batang-batang baja yang ditanamkan didalam beton dapat memberikan
kekuatan tarik yang diperlukan. (Wang, 1993:1) Beton tidak dapat menahan gaya tarik
melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak.
Menurut Mc Cormac (2004), ada banyak kelebihan dari beton sebagai struktur
bangunan diantaranya adalah:
1. Beton memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan bahan
lain;
2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan
merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan
dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata, batang-batang
struktur dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaanya saja tanpa


mengalami keruntuhan
3. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi;
4. Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi
telapak, dinding basement, dan tiang tumpuan jembatan;
5. Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk
yang beragam, mulai dari pelat, balok, kolom yang sederhana sampai atap kubah
dan cangkang besar
6. Di bagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah (pasir,
kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan
baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain.

Lebih lanjut, Mc Cormac (2004), juga menyatakan kekurangan dari penggunaan


beton sebagai suatu bahan struktur yaitu:
1. Beton memiliki kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan
penggunaan tulangan tarik;
2. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap
ditempatnya sampai beton tersebut mengeras;
3. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton
bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur bentang
panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi
momen lentur
4. Rendahnya kekuatan per satuan volume mengakibatkan beton akan berukuran
relatif besar, hal penting yang harus dipertimbangkan untuk bangunanbangunan tinggi
dan struktur-struktur berbentang panjang;
5. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi campuran dan
pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani
seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti baja
dan kayu lapis.
Dalam perencanaan struktur beton bertulang, beton diasumsikan tidak
memiliki kekuatan tarik sehingga diperlukan material lain untuk menanggung gaya
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

tarik yang bekerja. Material yang digunakan umumnya berupa batang-batang baja
yang disebut tulangan. Untuk meningkatkan kekuatan lekat antara tulangan dengan
beton di
sekelilingnya telah dikembangkan jenis tulangan uliran pada permukaan tulangan,
yang selanjutnya disebut sebagai baja tulangan deform atau ulir.
2. KOLOM & BALOK
A. KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis
yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari
besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom


beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak
spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral
yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi
dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya
kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan
terwujud.
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan
atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Gambar 1. Bentuk kolom (a) kolom bulat tulangan spiral; (b) kolom segi empat; (c)
kolom komposit bulat tulangan spiral; (d) kolom komposit segiempat.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama
dan kolom praktis.

• Kolom Utama, yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menopang lantai
tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan
pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter
12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

• Kolom Praktis adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20. Letak kolom dalam konstruksi.

Pekerjaan Kolom Prosesnya adalah sebagai berikut :

1.Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.

Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai
gambar dan spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan
memberikan selimut beton yang cukup.

2. Pekerjaan pembesian.

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi
tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile
cap dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang
penjangkaran dipasang 30 x diameter tulangan utama.

3. Pekerjaan bekisting.

Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi
skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk
menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
4. Pekerjaan kontrol kualitas.
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

Pada umumnya suatu perencanaan struktur di Indonesia terutama gedung


empat lantai seperti gedung perkantoran, gedung sekolah, gedung hunian seperti
rumah susun dan lain sebagainya, menggunakan desain kolom persegi untuk menahan
kekuatan balok-balok utamanya. Berbagai macam desain kolom persegi yang
digunakan menggunakan dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi bangunan
dan beban yang dipikul pada bangunan tersebut. Akan tetapi terdapat beberapa
bangunan gedung yang menggunakan desain kolom bulat atau lingkaran. Adanya
perbedaan yang mendasar dari desain kolom persegi dan kolom bulat/lingkaran
dimana kolom bulat yang berpenampang spiral lebih efektif dibandingkan dengan
sengkang persegi dalam hal meningkatkan kekuatan kolom (Jack C
McCormac,2003:278)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbandingan
struktur bangunan yang menggunakan kolom bulat terhadap kolom persegi pada
bangunan empat lantai pada Gedung Kelas Nautika Kampus BP2IP Surabaya terhadap
gaya-gaya dalam kolom, jumlah tulangan dan kapasitas aksial dan momen, sehingga
diperoleh kolom yang efisien antara kolom bulat dan kolom persegi. Dilakukan
perhitungan gedung menggunakan kolom persegi berdasarkan perencanaan awal dan
perhitungan gedung menggunakan kolom bulat dengan ketentuan dimensi kolom bulat
dengan luas penampang (Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi serta
menggunakan dimensi kolom bulat dengan luas penampang (Ag) kolom bulat < luas
penampang (Ag) kolom persegi, kemudian dilakukan perbandingan kolom persegi dan
kolom bulat terhadap gaya-gaya dalam kolom, jumlah tulangan dan kapasitas aksial
dan momen. Berdasarkan perbandingan gaya dalam, kolom bulat mempunyai gaya
dalam yang lebih besar dibandingkan kolom persegi, dimana didapatkan gaya dalam
maksimal Aksial (P) = 172652 kg, Geser 2-2 (V2) = 1743 kg, Geser 3-3 (V3) = 11817 kg,
Momen 2-2 (M2) = 18291 kg.m, dan Momen 3-3 (M3) = 3989 kg.m dengan persentase
lebih besar ±2%. Dari jumlah bahan terutama tulangan yang dihasilkan, kolom bulat
mempunyai jumlah tulangan yang lebih banyak dibandingkan kolom persegi, dengan
persentase tulangan keseluruhan sebesar ±9%. Dari hasil analisa diatas dapat
dikatakan bahwa kolom persegi merupakan kolom yang lebih efisien dibandingkan
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

kolom bulat karena mempunyai bahan terutama jumlah tulangan yang dihasilkan lebih
sedikit berdasarkan perbandingan luas penampang (Ag) yang sama.

B. BALOK

Balok untuk bangunan berlantai 2 agar dalam penggambaran konstruksi beton


bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton
bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan
pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus
dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan
tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
•Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
•Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm

•Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak
bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang
diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak
maksimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

3. PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

A. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi mentransfer beban
dari pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk ditentukan berdasarkan rule of thumb
sebagai berikut : Untuk bentang antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000
mm/12 = 666,67 ~ 700 mm. Lebar balok diambil= h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1-
350x700 mm.

B. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000 mm/16 = 500
mm. Lebar balok diambil = h/2 = 500 mm/2 = 350 mm. B2-250x500 mm
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

C. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan SL2-250x500.
Sloof ini diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan
kekuatan serta kekakuan lentur pondasi.

D. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki kelebihan
diantaranya dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam dua arah pembebanan
gempa. Meskipun begitu, perencana struktur juga biasa menggunakan tipe pelat satu
arah untuk menghemat volume tulangan dalam arah tertentu. Dimensi pelat ditentukan
berdasarkan rule of thumb sebagai berikut : Untuk bentang pelat diantara
pendukungnya sebesar 4 m, maka tebal pelat = 4000 mm/30 = 130 mm~150 mm. PL1-
150 mm Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat lantai.
Tinggi pelat atap dimabil sebagai PL2-120 mm.

E. Kolom
Kolom merupakan elemen vertikal yang menerima transfer beban dari pelat dan balok,
kemudian meneruskannya ke tanah melalui kontruksi pondasi. Gaya aksial yang bekerja
pada kolom dikondisikan memiliki nilai >> 0.1 Ag fc’ . Perkiraan gaya aksial kolom dapat
diperoleh dari hasil running analysis software SAP 2000 dengan dimensi kolom yang
diasumsikan terlebih dahulu.

Contoh kasus:
– Bentangan ruang berjarak 6 meter
– Tentukan Dimensi Balok & Kolom

1. Dimensi Balok
a. Rumus ukuran tinggi balok Induk = 1/12 bentangan : (1/12)x6 m : 0,5 m : 50 cm
b. Rumus lebar balok = 1/2 tinggi balok : 1/2 x 50 cm : 25 cm
Jadi Dimensi balok = 25cmx50cm,
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015

c. Rumus Tinggi Balok Anak: 1/15 Bentangan

*) Untuk lebar balok bisa juga 2/3 Tinggi Balok

2. Dimensi penampang kolom


Rumus penampang kolom = Lebar balok+(2x5cm) : 25+(2x5cm) : 35 cm, jadi ukuran
lebar kolom untuk menumpu balok dengan bentang 6 m : 35 cm

*) Untuk penampang Kolom, bisa juga 15X40 cm. Tebal 15cm agar rata dinding
bangunan. (Untuk Rumah tinggal dua lantai)

Tebal Pelat Lantai: 1/40 Bentang

Anda mungkin juga menyukai