Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
tarik yang bekerja. Material yang digunakan umumnya berupa batang-batang baja
yang disebut tulangan. Untuk meningkatkan kekuatan lekat antara tulangan dengan
beton di
sekelilingnya telah dikembangkan jenis tulangan uliran pada permukaan tulangan,
yang selanjutnya disebut sebagai baja tulangan deform atau ulir.
2. KOLOM & BALOK
A. KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis
yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari
besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :
Gambar 1. Bentuk kolom (a) kolom bulat tulangan spiral; (b) kolom segi empat; (c)
kolom komposit bulat tulangan spiral; (d) kolom komposit segiempat.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama
dan kolom praktis.
• Kolom Utama, yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menopang lantai
tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan
pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter
12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
• Kolom Praktis adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20. Letak kolom dalam konstruksi.
Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai
gambar dan spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan
memberikan selimut beton yang cukup.
2. Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi
tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile
cap dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang
penjangkaran dipasang 30 x diameter tulangan utama.
3. Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi
skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk
menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
4. Pekerjaan kontrol kualitas.
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
kolom bulat karena mempunyai bahan terutama jumlah tulangan yang dihasilkan lebih
sedikit berdasarkan perbandingan luas penampang (Ag) yang sama.
B. BALOK
•Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak
bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang
diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak
maksimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
A. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi mentransfer beban
dari pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk ditentukan berdasarkan rule of thumb
sebagai berikut : Untuk bentang antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000
mm/12 = 666,67 ~ 700 mm. Lebar balok diambil= h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1-
350x700 mm.
B. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000 mm/16 = 500
mm. Lebar balok diambil = h/2 = 500 mm/2 = 350 mm. B2-250x500 mm
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
C. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan SL2-250x500.
Sloof ini diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan
kekuatan serta kekakuan lentur pondasi.
D. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki kelebihan
diantaranya dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam dua arah pembebanan
gempa. Meskipun begitu, perencana struktur juga biasa menggunakan tipe pelat satu
arah untuk menghemat volume tulangan dalam arah tertentu. Dimensi pelat ditentukan
berdasarkan rule of thumb sebagai berikut : Untuk bentang pelat diantara
pendukungnya sebesar 4 m, maka tebal pelat = 4000 mm/30 = 130 mm~150 mm. PL1-
150 mm Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat lantai.
Tinggi pelat atap dimabil sebagai PL2-120 mm.
E. Kolom
Kolom merupakan elemen vertikal yang menerima transfer beban dari pelat dan balok,
kemudian meneruskannya ke tanah melalui kontruksi pondasi. Gaya aksial yang bekerja
pada kolom dikondisikan memiliki nilai >> 0.1 Ag fc’ . Perkiraan gaya aksial kolom dapat
diperoleh dari hasil running analysis software SAP 2000 dengan dimensi kolom yang
diasumsikan terlebih dahulu.
Contoh kasus:
– Bentangan ruang berjarak 6 meter
– Tentukan Dimensi Balok & Kolom
1. Dimensi Balok
a. Rumus ukuran tinggi balok Induk = 1/12 bentangan : (1/12)x6 m : 0,5 m : 50 cm
b. Rumus lebar balok = 1/2 tinggi balok : 1/2 x 50 cm : 25 cm
Jadi Dimensi balok = 25cmx50cm,
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
April 8, 2015
*) Untuk penampang Kolom, bisa juga 15X40 cm. Tebal 15cm agar rata dinding
bangunan. (Untuk Rumah tinggal dua lantai)