Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Avian influenza pertama kali ditemukan menyerang di itali sekitar 100 tahun
yang lalu. Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun
1997 dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal3. Sejarah dunia telah mencatat
tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pandemi pertama
terjadi pada tahun 1918 berupa flu spanyol yang disebabkan oleh subtipe H1N1 dan
memakan korban meninggal 40 juta orang. Pandemi ini sebagian besar terjadi di eropa
dan amerika serikat. Pandemi kedua terjadi pada tahun 1918 berupa flu asia yang
disebabkan oleh H2N2 dengan korban 4 juta jiwa. Pandemi terakhir pada tahun 1968
berupa flu hongkong yang disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1 juta jiwa1.
Sampai bulan juni 2007 sebanyak 313 orang diseluruh dunia telah terjangkit virus
AI dengan 191 diantaranya meninggal dunia. Kasus penyakit ini meningkat cepat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2003 tercatat terdapat 4 kasus, kemudian berkembang
menjadi 46 kasus (2004), 97 kasus (2005), 116 kasus (2006), dan pada tahun 2007
pertanggal 15 juni sudah dilaporkan terjadi 50 kasus dengan angka kematian 60%.
Negara yang terjangkit sebagian besar adalah negara-negara di asia (thailand, vietnam,
kamboja, china, dan indonesia), tetapi saat ini telah menyebar ke irak dan turki.
Kasus AI di Indonesia bermula dari ditemukannya kasus pada unggas di
pekalongan, jawa tengah pada bulan agustus 20032. Menghadapi penyakit yang
semakin merebak, pemerintah memutuskan untuk mrengimpor vaksin dalam jumlah
terbatas dan dilakukan vaksinasi pada sejumlah unggas. Pada januari 2004, ketua I
persatuan dewan hewan indonesia (PDHI), C.A. Nidom, mengumumkan bahwa
identifikasi DNA dengan sampel 100 ayam yang diambil dari daerah wabah
menunjukkan positif telah terjangkit flu burung1. Pada april 2004, dirjen bina produksi
peternakan mengidentifikasi masuknya virus flu burung di indonesia, yakni
penyelundupan vaksin flu burung, penyelundupan unggas, dan migrasi burung.

1
Sampai akhirnya, pada akhir februari 2005 ribuan unggas, ayam, dan burung di
lima kabupaten dan kota di jawa barat mati karena flu burung. Untuk pertama kalinya,
kasus flu burung pada manusia di indonesia ditemukan pada bulan juli 2005. Kemudian,
pemerintah menetapkan flu burung sebagai kejadian luar biasa (KLB) nasional
mengingat banyaknya korban, baik unggas maupun manusia yang terjangkit virus flu
burug. Sampai dengan september 2008 penyebaran flu burung pada manusia di
Indonesia yang telah dikonfirmasi oleh Komnas Flu Burung Indonesia telah menyebar di
12 provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi selatan, Sumatera Selatan, Riau, dan Bali
dengan jumlah kasus mencapai 137 dan 112 diantaranya meninggal dunia. jumlah kasus
tterbanyak Jawa Barat dengan jumlah kasus 33 jiwa dan kasus meningggal 27 jiwa.
sedangkan untuk daerah Tanggerang Banten memduduki peringkat terbanyak dengan
jumlah kasus 25 jiwa dan meninggal 25 jiwa. Tanggerang merupakan salah satu daerah
dengan kasus penularan Avian Influenza cukup tinggi. hingga saat ini Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanggerang Banten telah menetapkan 10 kecamatannya sebagai daerah
epidemis atau wilayah penyebab dan penularan virus flu burung.
Wabah flu burung sangat merugikan masyarakat, selain dari segi kesehatan
terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini disebabkan karena wabah flu burung membuat
orang menjadi takut mengonsumsi daging ayam serta takut berpergian di daerah yang
dinyatakan positif endemi flu burung, sehingga secara tidak langsung melumpuhkan
sektor peternakan dan pariwisata di negara tersebut1. padahal jika dilihat dari data FAO
pada tahun 2003 Asia tenggara termasuk Indonesia merupakan tempat peternakan
unggas terbesar kedua terbesar didunia, sehingga bisa dibayangkan berapa banyak
kerugian yang akan diderita apabila sektor peternakan unggas ini lumpuh.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian penyakit flu burung
2. Tahap perkembangan penyakit flu burung
3. Gejala-gejala flu burung
4. Penyebab flu burung

2
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian flu burung
2. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan penyakit flu burung
3. Mahasiswa dapat mengetahui lebih spesifik mengenai gejala-gejala penyakit flu
burung
4. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab flu burung

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Flu Burung
Flu burung adalah infeksi virus yang menyebar dari burung ke burung kumudian
menular ke manusia. Flu burung (H5N1) sangat mematikan, terus menyebar di
antara unggas di Mesir dan di beberapa bagian Asia. Meskipun ada banyak jenis flu
burung, jenis yang paling umum yang menjadi kekhawatiran para petugas kesehatan
adalah virus flu burung H5N1 dan H7N9. Virus ini ditemukan pada burung liar.
Kebanyakan burung liar tampak sehat dan tidak sakit. Tapi burung liar dapat dengan
mudah menularkan virus kepada unggas yang diternakkan, seperti ayam, itik, dan
bebek. Virus ini dapat menyebabkan unggas menjadi sangat sakit.
Biasanya virus flu burung tidak ditularkan dari unggas ke manusia. Namun sejak
1997, beberapa orang telah tertular flu burung yang mematikan. Sebagian besar
infeksi tersebut telah berkembang di negara-negara Asia, mereka yang pernah
kontak langsung dengan unggas yang dibesarkan di peternakan.
B. Tahap Perkembangan Penyakit Flu Burung
1. Triad Epidemiologi
a. Agent
Virus penyebab flu burung tergolong family orthomyxoviridae. Virus terdiri
atas 3 tipe antigenik yang berbeda, yaitu A, B, dan C. Virus influenza A bisa
terdapat pada unggas, manusia, babi, kuda, dan kadang-kadang mamalia yang
lain, misalnya cerpelai, anjing laut, dan ikan paus. Namun, sebenarnya horpes
alamiahnya adalah unggas liar. Sebaliknya, virus influenza B dan C hanya
ditemukan pada manusia1. Penyakit flu burung yang disebut pula avian influenza
disebabkan oleh virus influenza A2. Virus ini merupakan virus RNA dan
mempunyai aktivitas haemaglutinin (HA) dan neurominidase (NA). Pembagian
subtipe virus berdasarkan permukaan antigen, permukaan hamagluinin, dan
neurominidase yang dimilikinya.

4
b. Host
Host sendiri merupakan adalah organisme tempat hidup agent tertentu yang
dalam suatu keadaan menimbulkan penyakit pada organisme tersebut. Jika
membicarakan masalah penyakit flu burung pada manusia maka host yang
dimaksud adalah manusia. Faktor intristik pada flu burung diantaranya
kekebalan tubuh (imunitas) dan pola pikir seseorang.
Flu burung sebenarnya tidak mudah menular dari hewan yang telah
terinfeksi, namun jalan untuk penularan itu akan semakin mudah apabila
seseorang itu berada dalam kondisi yang lemah dan tidak memiliki system imun
yang baik, begitu pula dengan pola pikir orang yang masih tidak percaya dan
terkesan meremehkan bahaya penyakit ini.
c. Environment
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi tiga:
a) Lingkungan Biologis
Faktor lingkungan biologis pada penyakit flu burung yaitu agent. Agent
merupakan sesuatu yang merupakan sumber terjadinya penyakit yang
dalam hal ini adalah virus aviant influenza (H5N1). Sifat virus ini adalah
mampu menular melalui udara dan mudah bermutasi. Daerah yang
diserang oleh virus ini adalah organ pernafasan dalam, hal itulah yang
membuat angka kematian akibat penyakit ini sangat tinggi.
b) Lingkungan Fisik

1. Suhu

Pada suhu lingkungan yang tidak optimal baik suhu yang terlalu
tinggi maupun terlalu rendah akan berpengaruh terhadap daya tahan
tubuh seseorang pada saat itu sehingga secara tidak langsung
berpengaruh terhadap mudah tidaknya virus menjangkiti seseorang.
Selain itu virus flu burung juga memerlukan suhu yang optimal agar
dapat bertahan hidup.

5
2. Musim

Faktor musim pada penyakit flu burung terjadi karena adanya


faktor kebiasaan burung untuk bermigrasi ke daerah yang lebih hangat
pada saat musim dingin. Misalkan burung-burung yang tinggal di pesisir
utara Cina akan bermigrasi ke Australia dan Asia Tenggara pada musim
dingin, burung-burung yang telah terjangkit tersebut akan berperan
menularkan flu burung pada hewan yang tinggal di daerah musim panas
atau daerah tropis tempat

burung tersebut migrasi.


3.Tempat tinggal

Faktor tempat tinggal pada penyakit flu burung misalnya


apakah tempat tinggal seseorang dekat dengan peternakan
unggas atau tidak, di tempat tinggalnya apakah ada orang yang
sedang menderita flu burung atau tidak.

c) Lingkungan social
Faktor lingkungan sosial meliputi kebiasaan sosial, norma serta hukum yang
membuat seseorang berisiko untuk tertular penyakit. Misalnya kebiasaan
masyarakat Bali yang menggunakan daging mentah yang belum dimasak terlebih
dahulu untuk dijadikan sebagai makanan tradisional. Begitu pula dengan orang-
orang di eropa yang terbiasa mengonsumsi daging panggang yang setengah
matang atau bahkan hanya seper-empat matang. Selain itu juga pada tradisi
sabung ayam akan membuat risiko penyakit menular pada pemilik ayam semakin
besar

6
C. Gejala-Gejala Penyakit Flu Burung

Seseorang yang terjangkit H5N1 akan mengembangkan gejala serius. Masa


inkubasi adalah 2 hingga 8 hari, dan bisa memakan waktu hingga 17 hari. Ini
dibandingkan dengan 2 hingga 3 hari untuk flu musiman manusia.

Gejala awal termasuk demam tinggi, lebih dari 38 derajat Celsius, gejala saluran
pernapasan bawah, dan lebih jarang, gejala saluran pernapasan bagian atas. Tanda dan
gejala berikut dapat terjadi, seperti melansir Medical News Today, berikut ini:

 Batuk kering
 Suara serak
 Demam tinggi, lebih dari 38 derajat Celsius
 Hidung tersumbat atau berair
 Sakit tulang, sendi, dan otot
 Pendarahan dari hidung
 Sakit dada
 Keringat dingin dan kedinginan
 Kelelahan
 Sakit kepala
 Kehilangan selera makan
 Kesulitan tidur
 Sakit perut, kadang-kadang melibatkan diare
 Pendarahan dari gusi
 Dahak berdarah

Beberapa pasien mengalami pneumonia dan kesulitan bernapas. Ini terjadi sekitar 5 hari
setelah gejala pertama muncul. Kondisi pasien bisa memburuk dengan cepat, menyebabkan
pneumonia, kegagalan organ ganda, dan bahkan kematian.

7
D. Penyebab Flu Burung
Flu burung disebabkan oleh virus. Setelah burung liar menginfeksi unggas
peternakan, virus dapat dengan mudah dan cepat menyebar di antara ratusan atau
ribuan burung. Unggas yang sakit kemudian harus diberantas untuk menghentikan
penyebaran virus.
Orang-orang yang terkena kontak dengan ayam yang sakit, bebek, atau itik lebih
mungkin tertular virus. Virus flu burung dapat ditularkan melalui kotoran burung dan air
liur pada permukaan seperti kandang, traktor, dan peralatan pertanian lainnya.
Manusia bisa terinfeksi flu burung setelah bersentuhan dengan unggas yang
terinfeksi. Berikut ini yang perlu dihindari ahar tidak tertular virus H5N1:
 Menyentuh unggas yang terinfeksi
 Menyentuh atau menghirup kotoran dan sekresi lainnya dari unggas yang terinfeksi
 Menyiapkan unggas yang terinfeksi untuk dimasak
 Memotong unggas yang terinfeksi
 Menangani burung untuk dijual
 Mengunjungi pasar yang menjual burung hidup

Makan unggas atau telur yang dimasak tidak menyebabkan infeksi. Namun, orang harus
memasak unggas sampai suhu internal setidaknya 165 derajat Fahrenheit atau 74 derajat
celcius, memasak telur sampai putih dan kuning telur keras.

Kotoran burung dapat mengandung virus, dan mereka dapat mencemari pakan,
peralatan, kendaraan, sepatu, pakaian, tanah, debu dan air. Kaki dan tubuh binatang juga
dapat membawa virus H5N1.

8
Riwayat Alamiah Penyakit Flu Burung
a. Masa Inkubasi dan Klinis

Virus mempunyai masa inkubasi yang pendek, yaitu antara beberapa jam sampai 3 hari,
tergantung pada jumlah virus yang masuk, rute kontak, dan spesies unggas yang terserang
pada unggas masa ingkubasi mencapai 1 minggu

b. Masa Laten dan Periode Infeksi

Masa infeksi viirus ini 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak
bisa sampai 21 hari

c. Pencegahan

Dalam menanggulangi flu burung ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan pada orang-orang yang


berisiko terjangkit flu burung, dapat dilakukan dengan cara:

a) Melakukan promosi kesehatan (promkes) terhadap masyarakat luas, terutama


mereka yang berisiko terjangkit flu burung seperti peternak unggas8.

b) Melakukan biosekuriti yaitu upaya untuk menghindari terjadinya kontak antara


hewan dengan mikroorganisme yang dalam hal ini adalah virus flu burung, seperti
dengan melakukan desinfeksi serta sterilisasi pada peralatan ternak yang bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme pada peralatan ternak sehingga tidak menjangkiti
hewan.

c) Melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk meningkatkan kekebalannya.


Vaksinasi dilakukan dengan menggunakan HPAI (H5H2) inaktif dan vaksin rekombinan
cacar ayam atau fowlpox dengan memasukan gen virus avian influenza H5 ke dalam
virus cacar.

9
d) Menjauhkan kandang ternak unggas dengan tempat tinggal.

e) Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, topi, baju lengan panjang, celana
panjang dan sepatu boot saat memasuki kawasan peternakan.

f) Memasak dengan matang daging sebelum dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk
membunuh virus yang terdapat dalam daging ayam, karena dari hasil penelitian virus flu
burung mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.

g) Melakukan pemusnahan hewan secara massal pada peternakan yang positif


ditemukan virus flu burung pada ternak dalam jumlah yang banyak

h) Melakukan karantina terhadap orang-orang yang dicurigai maupun sedang positif


terjangkit flu burung.

i) Melakukan surveilans dan monitoring yang bertujuan untuk mengumpulkan laporan


mengenai morbilitas dan mortalitas, laporan penyidikan lapangan, isolasi dan
identifikasi agen infeksi oleh laboratorium, efektifitasvak sinasi dalam populasi, serta
data lain yang gayut untuk kajian epedemiologi

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dengan tujuan untuk


mencegah dan menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi dini dan pengobatan
tepat. Dengan melakukan deteksi dini maka penanggulangan penyakit dapat diberikan
lebih awal sehingga mencegah komplikasi, menghambat perjalanannya, serta
membatasi ketidakmampuan yang dapat terjadi. Pencegahan ini dapat dilakukan pada
fase presimptomatis dan fase klinis. Pada flu burung pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan screening yaitu upaya untuk menemukan penyakit secara aktif pada
orang yang belum menunjukkan gejala klinis. Screening terhadap flu burung misalnya
dilakukan pada bandara dengan memasang alat detektor panas tubuh sehingga orang
yang dicurigai terjangkit flu burung bias segera diobati dan dikarantina sehingga tidak
menular pada orang lain

10
3. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah segala usaha yang dilakukan untuk membatasi


ketidakmampuan. Pada flu burung upaya pencegahan tersier yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan pengobatan intensif dan rehabilitasi.

4. pengobatan

Pengobatan penderita flu burung disarankan sebagai berikut :

1. oksigenasi jika terjadi sesak nafas.

2. Pemberian cairan parental jika terjadi dehidrasi

3. Pemberian obat antivirus oseltamivir 75mg dosis tunggal selama 7 hari

4. Penderita mandapat terapi suportif: nutrisi dengan gizi cukup baik sehingga daya
tahan tubuh meningkat

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa flu burung merupakan salah
satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dimana virus ini dapat menular antar hewan
seperti unggas dan kucing, antar hewan dengan manusia, maupun antar manusia. Flu burung
dapat menular melalui udara maupun melalui kotoran serta cairan tubuh sehingga
penularannya sangat cepat, selain itu virus avian influenza tergolong virus yang sangat mudah
mengalami mutasi sahingga tidak jarang antar virus flu burung daerah satu dengan daerah lain
terdapat perbedaan.

Faktor penyakit flu burung secara garis besar yaitu host, agent, dan faktor lingkungan.

Untuk menanggulangi flu burung dapat dilakukan dengan 3 tahap pencegahan yaitu
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.

Saran

Flu burung merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penularannya yang
sangat cepat dan memiliki angka kematian yang tinggi, namun sebenarnya kita tidak perlu
terlalu takut, karena sebenarnya flu burung dapat dengan mudah dicegah hanya dengan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), karena itu mari budayakan PHBS mulai dari
diri sendiri, keluarga sampai masyarakat.

12

Anda mungkin juga menyukai