Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HIPERTENSI

OLEH

KELOMPOK II

1. KARMILA SARI
2. SULASTRI NINGSIH
3. BERTIANA DANUL
4. BEATRIKS LAMEKY
5. GISKA DIAN R.
6. RAMLATI
7. MATEUS

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan atas terlaksananya makalah kami
ini yang berjudul “ HIPERTENSI “ kami berharap makalah kami ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan oleh karena itu kami memohon maaf jika terdapat kesalahan kata, baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja dalam makalah kami ini.

Kritik dan saran tetap kami harapkan demi untuk membangun dan menyempurnakan makalah
kami.

Hormat kami

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Definisi hipertensi
B. Patofisiologi hipertensi
C. Jenis-jenis hipertensi
D. Faktor risiko,tanda dan gejala hipertensi
E. Pencegahan dan pengendalian hipertensi
F. Pengobatan hipertensi
G. Keberhasilan pengobatan hipertensi
H. Prognosis hipertensi
Bab III Penutup
A. Saran
B. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang
mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya
baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka
panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas
(kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara
berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)
hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang
dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah
penderita hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi hipertensi ?
b. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
c. Menjelaskan jenis-jenis hipertensi ?
d. Menjelaskan faktor risiko, tanda dan gejala hipertensi ?
e. Bagaimana pencegahan dan upaya pengendalian hipertensi ?
f. Bagaimana pengobatan Hipertensi ?
g. Menjelaskan keberhasilan pengobatan hipertensi ?
h. Menjelaskan prognosis hipertensi ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi hipertensi.
b. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis hipertensi.
d. Untuk mengetahui faktor risiko, tanda dan gejala hipertensi
e. Untuk mengetahui pencegahan dan upaya pengendalian hipertensi.
f. Untuk mengetahui pengobatan Hipertensi.
g. Untuk mengetahui keberhasilan pengobatan hipertensi.
h. Untuk mengetahui prognosis hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, yaitu meningkatnya tekanan darah atau kekuatan
menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah Tinggi
(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan,
Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

B. Patofisiologi Hipertensi

HT adalah proses degeneratif sistem sirkulasi yang dimulai dengan atherosklerosis, yakni
gangguan struktur anatomi pembuluh darah prifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh
darah/difteri. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan
pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perefir. Kekakuan dan
kelembanan aliran darah menyebabkan jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi
dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan
darah dalam sistem sirkulasi.
Dengan demikian, proses patologis HT ditandai dengan peningkatan tahanan perefir yang
berkelanjutan sehingga secara kronik dikompensasi oleh jantung dengan bentuk HT.
C. Jenis-jenis hipertensi

Dikenal berbagai pengelompokkan hipertensi:


1. Menurut kausanya:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder: hipertensi kausa tertentu.
2. Menurut gangguan tekanan darah:
a. Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
b. Hipertensi diastolik; peninggian tekanan diastolic.
3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah:
a. Hipertensi ringan.
b. Hipertensi sedang.
c. Hipertensi berat.
Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat disebut Hipertensi.
Batasan baku dipakai WHO adalah HT jika TDS>160 mm Hg atau TDD>95 mm Hg.
Klasifikasi HT menurut WHO adalah:
a. HT ringan: TDD 90-110
b. HT sedang: TDD 110-130
c. HT berat: > 130
Di sini tampak bahwa WHO memakai tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang
dipakai dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah
sistolik, tekanan darah waktu jantung istirahat. Selain untuk diagnosis dan klasifikasi, dalam hal
patofisiologi, pengobatan dan prognosis maka tekanan diastolik memang lebih penting daripada
sistolik.
Klasifikasi tekanan darah dapat juga dilihat dari segi mulainya beresiko:

Status Risiko Tekanan Darah


Normal Sistolis < 120 mmHg
Diastolik < 80 mmHg
Beresiko/prahipertensi Sistolis 120-139 mmHg
Diastolik 80-89 mmHg
Hipertensi Sistolis > = 140
Diastolik > = 90

D. Faktor risiko, tanda dan gejala hipertensi

I. Faktor Risiko
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :
1. Keturunan

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik
daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang
diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

2. Usia

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan
darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.

3. Garam

Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang
dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

4. Kolesterol

Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol
Anda sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan

Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

6. Stres

Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu
tekanan darah tinggi.

7. Rokok

Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah.

8. Kafein

Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah.

9. Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.

10. Kurang Olahraga

Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda
namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

11. Ras/suku

Orang kulit hitam (black) lebih banyak daripada kulit putih (white), sementara itu
ditemukan variasi antarsuku di Indonesia; terendah dinlembah Baliem Jaya, Papua (0,6%), dan
tertinggi di Sukabumi (suku Sunda), Jabar (28,6%). HT juga prevalen di kalangan suku
Minangkabau/Padang Sumatra Barat.

12. Urbal/rural
Kota lebih banyak desa.

13. Geografis

Pantai lebih banyak ditemukan HT dibandingkan daerah pegunungan.

14. Seks

Wanita > lelaki

15. komposisi air:

Sodium (natrium): tidak jelas (inkonsisten). Cadmium: ada bukti dari beberapa studi.
Lead (plumbum): kemungkinan ada hubungan.

Sesorang bisa memiliki satu atau lebih faktor risiko. Jika memiliki lebih dari satu faktor
risiko maka besarnya risiko menderita HT akan meningkat bahkan berlipat ganda.

II. Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain :
a. Sebagian besar tidak ada gejala.
b. Sakit pada bagian belakang kepala.
c. Leher terasa kaku.
d. Kelelahan.
e. Mual.
f. Sesak napas.
g. Gelisah.
h. Muntah.
i. Mudah tersinggung.
j. Sukar tidur.
k. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal

Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga
seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika
diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara
untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.

III. Akibat Hipertensi

Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi :

1. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol dapat
mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.

2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan
kematian yang mendadak.

3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.

4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa menyebabkan
pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah pada otak (stroke).

E. Pencegahan dan upaya pengendalian hipertensi


1. Pencegahan
Upaya pencegahan HT perlu dilakukan secara komprehensif, mulai dari upaya
primordinal hingga rehabilitasi.
a. Pencegahan primordinal.
b. Promosi kesehatan
c. Proteksi spesifik: kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko.
d. Diagnosis dini: screening, pemeriksaan check-up.
e. Pengobatan tepat: segera mendapatkan pengobatan komprehensif dan kausal awal
keluhan.
f. Rehabilitasi: upaya perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisa diobati.
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi
dengan cara :
a. Memeriksa tekanan darah secara teratur.
b. Menjaga berat badan ideal.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Jangan merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Hidup secara teratur.
g. Mengurangi stress.
h. Jangan terburu-buru.
i. Menghindari makanan berlemak.

Pencegahan Primer :
 Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
 Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi
berat badan.
 Kurangi konsumsi alkohol.
 Konsumsi minyak ikan.
 Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
 Pola makanam yamg sehat.
 Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
 Fisik aktif.
 Mengurangi Akohol intake.
 Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
 Pengontrolan darah secara rutin.
 Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
Managemen pengendalian Hipertensi menurut level upaya pencegahan dapat digambarkan
dalam tabel berikut ini.
Tingkat Level Perjalanan Intervensi
Patogenesis Pencegahan Hipertensi Pencegahan
Pre-patogenesis Level I:
-primordial -sehat/normal -meningkatkan derajat
kesehatan dengan gizi dan
perilaku hidup sehat
-promotif -interaksi trias -pertahanan keseimbangan
epidemiologi trias epidemiologi
-proteksi -belum ada gejala -turunkan atau hindari risiko
spesifik
Pathogenesis Level II HT ringan -pemeriksaan periodic tekanan
-diagnose awal HT sedang darah
-pengobatan HT berat -hindari lingkungan yang stres
yang tepat
Post-patogenesis Level III Komplikasi -jaga kualitas hidup optimum
rehabilitasi Kronik
meninggal

F. Pengobatan hipertensi
Pengobatan hpertensi yang ideal diharapkan mempunyai sifat seperti:
a. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman.
b. Mampu menurunkan darah secara multifaktoral.
c. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi.
d. Melindungi organ-organ vital.
e. Mendukung pengobatan penyakit penyerta eq. DM.
f. Mengurangi faktor risiko PKJ dalam memperbaik LVH (left ventricle hypertrophy)
dan mencegah pembentukan atherodklerosis.
g. Mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina.
h. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut.
i. Efek samping serendah mungkin seperti batuk, sakit kepala, edema, rasa lelah, mual,
dan muka merah.
j. Melindungi jantung terhadap risiko infark.
k. Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup penderita misalnya ngantuk dan batuk.

Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :


a. Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter.
b. Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Perbanyak konsumsi sayur dan buah.
e. Mematuhi nasihat dokter.
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu dengan :

1. Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu gelas belimbing
dan diminum setiap pagi.

2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2 gelas/hari.

3. Makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat jus

Cara membuat jus mentimun :

d. ½ kg buah mentimun dicuci bersih


e. Dikupas kulitnya kemudian diparut
f. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
g. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

G. keberhasilan penyakit hipertensi


Untuk menentukan keberhasilan pengobatan hipertensi maka tidak hanya melihat
adanya penurunan tekanan darah tetapi adatiga faktor penting dievaluasi:
1. Tekanan darah menurun, terutama diastolik.
2. Lipid menurun; dimana LDL menurun, HDL meningkat.
3. Sensitivitasterhadap insulin meningkat.
Ketiga hal ini berhubungan dengan masa depan yang baik untuk jantung, terhidar dari
Left Ventricular Hypertrophy (LVH) khususnya dan morbiditas kordiovaskuler lainnya.
Selain itu, hanya menilai efek samping sering tidak memadai. Karena itu selama
memberikan pengobatan, seorang penderita hendaknya mendapatkan perhatian dalam hal
gangguan seperti:
a. Interaksi sosial semakin berkurang.
b. Kemampuan kognitif berkurang.
c. Emosi terganggu.
d. Merasa tidak semakin sehat.
e. Rasa sejahtera kurang.

H. Prognosis Hipertensi
Tanpa pengobatan maka hipertensi akan berakibat lanjut sesuai dengan target organ
yang diserangnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis seorang penderita hipertensi
adalah:
1. Etiologi hipertensi
Hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini sksn lebih baik prognosisnya.

2. Umur
Usia muda mempunyai prognosis yang kurang baik disbanding dengan usia yang
lebih tua.
3. Jenis kelamin
Umumnya wania lebih bisa mentolerir lebih baik terhadap kenaikan tekanan
disbanding dengan pria.
4. Suku/ras
Orang kulit hitam di Amerika mempuyai prognosis lebih jelek disbanding orang yang
berkulit putih.
5. Sifat hipertensi
Tekanan darah yang bersifat labil dan progresif kurang baik prognosisnya.
6. Komplikasi
Adanya komplikasi memperberat prognosis. Komplokasi HT dapat berupa:
a. Aorta: hipertensi aorta, rupture aorta.
b. Jantung: hiperensi HVS
c. Ginjal: hipertensi renal.
d. Otak: stroke haemorhagik.
e. Pembuluh darah jantung: infark miokard (AMI)
7. Banyaknya faktor risiko lain
Ada tidaknya faktor risiko lain seperti DM atau kolesterolemia bisa memperburuk
hipertensi.
BAB III
PENUTUP
A. saran
semoga makalah kami ini bisa menjadi pembuka jalan pembaca untuk lebih luas
belajar tentang penyakit hipertensi. Dan lebih waspada terhadap segala sesuatu yang
akan mengakibatkan timbulnya suatu penyakit, lebih mengutamakan berperilaku
hidup bersih dan sehat. Bukan hanya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga, teman, serta manyarakat umum lainnya
agar kita berbanga dan bernegara terhindar dari segala jenis penyakit serta bisa hidup
damai dan tentram.
B. Kesimpulan

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana


dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa
tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan
bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat
ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan
dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan
untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih
dari 1 sendok teh per hari.

Anda mungkin juga menyukai