Anda di halaman 1dari 3

Kekuatan otot perut

a. Pengertian

Menurut Soedjarwo (1991:25) kekuatan adalah merupakan kemampuan otot'otot atau kelompok otot
untuk mengatasi suatu beban/tahan dalam menjalankan aktivitas.

Kekuatan ialah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan
aktivitas (Suharno, HP., 1992:24).

Kekuatan adalah kemampuan menggunakan tegangan otot untuk menahan atau melawan beban
(Sugiyanto,1998:28).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah tenaga dari otot untuk dapat mengatasi
tahanan dalam menjalankan aktivitas.

Menurut Harsono (1988:177), pentingnya kekuatan otot bagi setiap olahragawan disebabkan oleh tiga
alasan yang mendasar yaitui

1) Pertama oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.

2) Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet/orang dari
kemungkinan cedera.

3) Ketiga, oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang
lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat
fleksibilitas sendi-sendi.

Otot perut

Menurut Surja Widjaja (1998:142), ada 4 macam otot perut yaitu: 1) otot perut lurus (M rectus
abdominus), 2) M. obliquus abdominus externus, 3) M. obliquus abdominus internus, 4) M. tranversus
abdominus.

Pada gerakan sit-up diagonal, beban kerja mm. obilquus abdominis bertambah, bila bahu kanan diputar
ke pangkal paha kiri, yaitu m.obliquus externus kanan dan m.obilquus abdominus internus kiri yang
berperan (Surja Widjaja, 1998:144).

c. Ciri Melatih Suharno HP (1993:40) mengemukakan bahwa didalam melatih kekuatan ada beberapa ciri
yang harus diperhatikan antara lain:

1) Harus melawan/menahan beban berat badan sendiri atau tambahan beban di luar berat badan.
(barbell)

2) Isotonik dengan gerakan dinamis

3) Isometrik dengan gerak statis


4) Mengangkat, mendorong, menarik, menahan, dan menggendong beban

beban.

a. Pengertian kelentukan

Kelentukan adalah “kemampuan bergerak secara maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada bagian-
bagian tersebut” (Andi S., 2002:47). Sedangkan menurut Suharno HP (1992:34), kelentukan adalah suatu
kemampuan dari seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak secara maksimal dengan amplitudo yang luas tanpa menimbulkan gangguan pada bagian
tersebut.

b. Manfaat kelentukan

Menurut Yusuf H.dan Aip S. (1996:112), mengemukakan bahwa hasil-hasil penyelidikan menunjukkan
bahwa perbaikan dalam fleksibilitas sendi-sendi akan dapat:

1) Mengurangi kemungkinan cedera pada sendi-sendi tersebut

2) Membantu mengembangkan prestasi

3) Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan, oleh karena penyesuaian
mekanis yang lebih baik

4) Membantu memperbaiki sikap tubuh.

d. Ciri-ciri latihan kelentukan

Menurut Suharno HP (1992:35) ciri latihan kelentukan adalah:

1) Kelihatan gerakan persendian baik secara aktif maupun pasif

2) Perangsangan gerak di atas ambang rangsang kelentukan sendi yang dilatih

3) Bentuk latihan pelemasan dan penguluran dari organ-organ yang membentuk persendian.

e. Cara latihan kelentukan

Harsono (1993:10) mengemukakan beberapa metode latihan yang dapat dipakai untuk mengembangkan
kelentukan yaitu:
1) Peregangan dinamis. Metode latihan tradisional untuk melatih fleksibilitas adalah metode peregangan
dinamis (dynamic stretch) atau juga sering disebut peregangan balistik (balistic stretch). Peregangan
dinamis biasanya dilakukan dengan menggerak-gerakkan, memutar atau memantul-mantulkan anggota
tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan, dan maksudnya ialah untuk secara
bertahap meningkatkan secara progresif ruang gerak sendi-sendi.

2) Peregangan statis. Cara lain untuk mengembangkan kelentukan adalah dengan latihan peregangan
statis (static stretching). Dalam latihan ini, pelaku mengambil sikap sedemikian rupa sehingga
meregangkan suatu kelompok otot tertentu. Misalnya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan
dibungkukkan, tangan menyentuh atau mencoba menyentuh lantai. Sikap demikian meregangkan
kelompok otot belakang paha.

3) Peregangan pasif (Passive stretching). Dalam peregangan ini pelaku merefleksikan sekelompok otot
tertentu, kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebut secara perlahan-lahan sampai
fleksibilitas maksimum tercapai, tanpa keikutsertaan secara aktif dari pelaku. Sikap regang ini
dipertahankan selama kira-kira 20 detik

Anda mungkin juga menyukai