HASIL PENELITIAN
52
53
Lanjutan Tabel 4.1.
Tabel 4.2. Perubahan Morfologi Lahan Sebelum Tambang dan Perkiraan Sesudah
Tambang
Morfologi
No. Lokasi
Sebelum Tambang Sesudah Tambang
1 Tutupan Relatif datar hingga bergelombang di bagianBervariasi terutama di sekitar lubang
barat dengan kemiringan lereng (0-5%) dan tambang.
ketinggian wilayah 10-50m dpl.Relief yang terbentuk bervariasi dan
bergelombang hingga berbukit (5-15%) relatif datar yaitu bekas stockpile dan
dengan relief 30-75m dpl di bagian tengah jalan hingga yang berbukit yaitu
dan berbukit dengan kelerengan 15-25% dan pada timbunan overburden hingga
relief 70-200m dpl pada bagian timur laut cekungan yang dalam bekas lubang
wilayah tambang. tambang yang tidak direklamasi.
2 Paringin Umumnya tergolong sebagai wilayah dengan Bervariasi dari yang datar (<3%),
topografi datar hingga berbukit. cekungan berupa danau dengan
lubang yang dalam hingga deretan
perbukitan bekas timbunan
overburden bekas penggalian
tambang dengan ketinggian 30-50m
dan kemiringan lereng 20-40%.
Selain danau juga terdapat kolam
untuk penampungan sedimen dan
pengolahan air limbah tambang.
3 Wara Tergolong bergelombang (<5%) hingga Bervariasi dari cekungan berupa
berbukit (5-25%) danau, deretan perbukitan dengan
ketinggian 20-35m dan kemiringan
20-40%.
4 Di sekitar Umumnya mempunyai topografi yang Tidak banyak mempengaruhi
jalan tergolong datar hingga bergelombang (0-8%). topografi wilayah di sekitarnya.
angkutan Di beberapa tempat lahannya berupa rawa
batubara dengan topografi berupa cekungan yang terisi
air dan tumpukan bahan organik tanaman air.
Sumber: Kajian Kelayakan Peningkatan Produksi Hingga 80 Juta Ton Pertahun, 2011
54
4.2.1. REKLAMASI
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan rnemperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar
dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Kegiatan reklamasi ini
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu penataan timbunan tanah penutup
(recontouring) termasuk pengendalian erosi dan sedimentasi, penanaman kembali
(revegetasi), pencegahan dan penanganan air asam tambang, pekerjaan sipil untuk
mendukung kegiatan pascatambang.
Tabel 4.4. Rencana Reklamasi Lahan Bekas Tambang, Kolam Pengendap dan
Bekas Pembongkaran Fasilitas Tambang
No Komponen Dimensi Keterangan
Reklamasi Tapak Tambang di luar
1 Stock Pile dan Area IPPKH di luar 0 ha Area direklamasi
desain
Selama kegiatan operasional, bekas
37 Unit
2 Settling Pond (37 buah) Settling Pond ditimbun karena
(472,37 ha)
digunakan sebagai disposal area.
IPPKH di luar desain untuk ROM,
Workshop, Jalan, Area antara Crest
3 Area IPPKH di luar desain 1.742,9 Ha line pit dan disposal, DAM,
direklamasi sesuai undang-undang
kawasan hutan
Kegiatan reklamasi yang dilakukan
Workshop dan bangunan / fasilitas
4 4,36 Ha adalah reklamasi bekas
penunjang di luar tambang
pembongkaran weighting bridge
2.219,63 Ha
56
Tabel 4.6. Pembongkaran Fasilitas Tambang dari tahun 2022, 2032, sampai tahun
2042
Luas Tahun
No Fasilitas Tambang Areal
(m2) 2022 2032 2042
Hauling KM 73 : Office Tutupan
1.
Station Wahyu 73 = 2°12'11.49430"S - 115°28'53.17961"E
Post Security 82 Tidak Bongkar Tidak Bongkar Bongkar
Production & Annex 1594 Tidak Bongkar Tidak Bongkar Bongkar
Adm - Mgt & Annex 1326 Tidak Bongkar Tidak Bongkar Bongkar
digenangi air (kolam bekas tambang). Dinding kolam bekas tambang diharapkan
stabil dan mampu menampung air.
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kestabilan dinding kolam
pengendapan yaitu :
1) Membentuk kemiringan dinding sesuai dengan kajian teknis dan desain
2) Membuat bangunan drainase yang baik untuk mengarahkan air dari catchment
area ke dalam kolam bekas tambang.
3) Membangun pintu air (spillway) yang aman dengan dimensi yang sesuai
peruntukannya.
4) Mengatur sistem drainase disekitar kolam
5) Menanam tanaman pada dinding yang tidak tergenang air
6) Membuat proteksi pada lokasi-lokasi yang tidak stabil.
7) Memasang rambu peringatan
8) Menetapkan lokasi tertentu untuk dapat diakses oleh umum.
Gambar a Gambar b
Gambar c Gambar d
Gambar 4.1.
Gambar a : Membentuk kemiringan dinding sesuai dengan kajian
teknis dan desain, Gambar b : bangunan drainase, Gambar c. Sistem drainase
disekitar kolam, Gambar d. Menanam tanaman pada dinding
63
Tabel 4.7. Perbandingan Luas Bukaan Tambang Tingkat Produksi 45 Juta dan 80
juta
Produksi 45 juta pertahun Produksi 80 juta pertahun
Luas Luas Lubang Luas Luas Lubang
AREA
Bukaan Backfill Terbuka Bukaan Backfill Terbuka
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
Tutupan Utara
Tutupan 2.903,49 1.495,22 1.408,27 3.689,00 1.507,00 2.181,00
Selatan
Wara-1 740,66 496,01 244,65 547,00 419,00 128,00
Wara-2 630,00 412,87 217,13 131,00 27,00 104,00
Wara-3 184,00 93,00 91,00
Paringin Utara 306,31 227,58 78,73 299,00 222,00 77,00
Paringin
Selatan 196,00 130,00 66,00
Sumber: AMDAL Peningkatan Produksi Hingga 80 Juta Ton Pertahun Tambang Batubara
Adaro, 2011
akan dimanfaatkan sebagai tempat cadangan air bagi masyarakat Tabalong dan
Balangan. Air tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk:
1. Sumber air untuk irigasi area pesawahan.
2. Bahan baku untuk pengolahan air bersih.
3. Perikanan
4. Micro-hydropower (sedang dalam kajian)
Bekerjasama dengan LIPI Limnologi, Adaro tengah melakukan kajian
budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan udang sungai (Macrobrachium
rosenbergii).
Gambar 4.2.
Kolam Percobaan Budidaya Nila dan Udang Sungai dari Sumber Air Void
Tambang Paringin
Tabel 4.8. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan dari tahun 2022, 2032, sampai
tahun 2042
Fasilitas
2022 2032 2042
Tambang Di
Kelanis Port Lokasi
Dan Bongkar Tidak Bongkar Tidak Bongkar Tidak
Processing
Crusher Barito Selatan √ √ √
Hopper Barito Selatan √ √ √
Stockpile Barito Selatan √ √ √
Tangki B3 Barito Selatan √ √ √
Tangki B3
Pama Pasar Barito Timur √ √ √
Panas
Tangki B3
Barito Timur √ √ √
office
Tangki B3 SIS
Barito Timur √ √ √
km. 35
TPS B3 Padat PT. SIS √ √ √
TPS B3 Cair PT. SIS √ √ √
Sampling
TPS LB3 √ √ √
Hauling km. 69
R.Bioremidiasi Area Wara √ √ √
Tabel 4.9. Uraian Lahan Bekas Pembongkaran Fasilitas Pengolahan yang Tidak
Direklamasi
Jumlah
No Areal Komponen Luas Keterangan
(Unit)
Area crushing plant sudah
Crushing Plant masih
Crushing termasuk di area stockpile
1 Kelanis 3 dipertahankan sesuai
Plant Kelanis (conveyor K1 dan
fungsinya saat ini
K3)
rehabilitasi lahan sebagai upaya untuk perbaikan unsur hara tanah (sifat fisik,
kimia, dan biologi), sehingga diharapkan tanah telah/akan mengalami perbaikan.
Tabel 4.10. Pembongkaran Peralatan dari tahun 2022, 2032, sampai tahun 2042
Fasilitas Luas 2022 2032 2042
Penunjang Lokasi Areal
Peralatan (m2) Bongkar Tidak Bongkar Tidak Bongkar Tidak
Hauling KM
Vehicle
73 : Office 132 √ √ √
Washing
Tutupan
67
Tabel 4.11. Pembongkaran Mesin dari tahun 2022, 2032, sampai tahun 2042
Fasilitas 2022 2032 2042
Penunjang Lokasi
Mesin Bongkar Tidak Bongkar Tidak Bongkar Tidak
Rangkaian
Barito Selatan √ √ √
conveyor
Sampling
R. Genset √ √ √
Hauling km 69
Hauling Road
R. Genset √ √ √
km. 73
Tabel 4.12. Pembongkaran Tangki BBM dan Pelumnas dari tahun 2022, 2032,
sampai tahun 2042
Fasilitas 2022 2032 2042
Penunjang Luas Areal
Lokasi
BBM dan (m2) Bongkar Tidak Bongkar Tidak Bongkar Tidak
Pelumnas
Tempat Oil PT. RA (Disposal
60 √ √ √
Baru Central 7)
Tempat Oli Sampling Hauling
36 √ √ √
Baru km. 69
Rumah Pompa Disposal HW 1
120 √ √ √
& Oil Man Area Megashop
Fuel Storage 2 x
PIT Central 1925
500 KL
Fuel Storage 2 x
Km. 35 770
250 KL
Fuel Storage
Km. 33 1092
2500 KL
Depo-Fuel Sampling Hauling 225 √ √ √
Tabel 4.13. Pemulihan (Remediasi) Tanah yang Terkontaminasi Bahan Kimia, Minyak Dan Limbah B3
Panjang Lebar Tinggi Diameter Volume Kapasitas Sludge (0,10m) Keterangan
Perusa ha an Lo ka si Jumlah
(m) (m) (m) (m) ( m3 ) (liter) ( m3 ) (liter)
Kelanis (T-1) 1 - - 4,25 7,623 193,87 195.000 4,56 4.562
Kelanis (T-2) 1 - - 4,3 7,615 195,74 197.000 4,55 4.552
PT ADARO Kelanis (T-3 & T-4) 2 - - 3 3,049 21,89 20.000 0,73 730
Kelanis (T-1 & T-2) 2 - - 6 11,4 612,11 600.000 10,20 10.202
Kelanis (T-1 & T-2) 2 - - 10,97 13,59 1590,43 1.500.000 14,50 14.498
Padang Panjang KM
2 7,32 9,7 540,66 500.000 7,39 7.386
70
PT BUMA 3 4,8 2,4 2,4 0 27,65 27.000 0,00 0
Area Kerja KM 76 2 6 1,85 2,48 0 27,53 27.000 0,00 0
1 6 2,48 1,85 0 27,53 27.000 0,00 0
Tabel 4.19. Program Penanganan PHK, Bimbingan dan Bantuan untuk Pengalihan
Pekerjaan Bagi Karyawan
Program Frekuensi Periode
4.2.4. PEMANTAUAN
4.2.4.1. KESTABILAN FISIK
Pemantauan kestabilan fisik dilakukan pada area bekas tambang Tutupan,
Paringin, dan Wara. Kestabilan fisik untuk morfologi area yang telah berubah dari
kondisi semula akibat kegiatan tambang bervariasi. Lokasi pemantauan meliputi
tingkat kestabilan lereng tambang dan disposal, sarana pengendali erosi, kolam
pengendapan dan spillway. Metoda pemantauan yang dilakukan adalah
pemantauan visual dan mengunakan alat monitoring.
Pada akhir penambangan pemantauan kestabilan lereng dan drainase
sangat penting untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan morfologi lahan yang
telah mengalami perubahan bentuk akibat penambangan batubara. Pemantauan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan dari lereng tambang maupun
disposal serta fungsi setiap infrastruktur yang ada.
Dimensi suatu jenjang dapat ditentukan dengan mengetahui data produksi
yang diinginkan, peralatan mekanis yang digunakan, material yang digali, jenis
pembongkaran dan penggalian yang dipergunakan dan batas kedalaman
penggalian atau tebalnya lapisan bijih, serta data sifat mekanik dan sifat fisik
77
(2) Disposal
Disposal merupakan tempat penampungan buangan material penutup
batubara (OB) yang berlokasi di luar pit (external disposal) atau di dalam pit
(inpit dump). Disposal juga terbentuk secara berjenjang yang terdiri dari tinggi
jenjang, lebar jenjang dan sudut kemiringan jenjangnya. Lereng disposal dapat
terdiri dari satu jenjang maupun lebih dari satu jenjang.
Tabel 4.26. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan Batu Bara
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH 6-9
Residu Tersuspensi mg/l 400
Besi (Fe) Total mg/l 7
Mangan (Mn) Total mg/l 4
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no 113 tahun 2003
83
(5) Spillway
Spillway adalah sebuah lubang cukup besar di dalam kolam penampungan
air untuk mengendalikan pelepasan air dari kolam tersebut ke daerah hilir.
Spillway atau katup ini membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Pada saat normal, pintu air digunakan untuk
mengeluarkan air secara teratur, suplai air, irigasi dan sebagainya.
Gambar 4.3.
Pemantauan Kualitas Air Permukaan
86
Gambar 4.4.
Pengukuran pH insitu pada Setlingpond
Gambar 4.5
Pemantauan Fauna Akuatik
87
Gambar 4.6.
Pemantauan Biota Air (Sampling benthos)
Gambar 4.7.
Pemantauan Flora Terestrial
Pada Tabel 4.33. dan Tabel 4.34. menunjukkan pemantauan flora darat dan
pemantauan fauna darat berdasarkan komponen lingkungan yang dipantau,
sumber dampak, parameter lingkungan yang dipantau, tujuan pemantauan
lingkungan, dan rencana pemantauan lingkungan.
88
3. Kesehatan
- Program kesehatan Jenis penyakit dan
5 tahun 1x Pertahun PT Adaro
masyarakat jumlah penderita
- Water Treatment Standar baku mutu
5 tahun 1x Pertahun PT Adaro
Plant (WTP) kualitas air minum
4. Pendidikan
- Pembinaan Guru Peningkatan
Sumberdaya Manusia 5 tahun 1x Pertahun PT Adaro
Lokal berprestasi
- Sekolah Tingkat pendidikan dan
5 tahun 1x Pertahun PT Adaro
Percontohan jumlah siswa berprestasi
- Perpustakaan
Peningkatan Mutu
keliling dan 5 tahun 1x Pertahun PT Adaro
Pendidikan
Beasiswa
Sumber: AMDAL Peningkatan Produksi Hingga 80 Juta Ton Pertahun Tambang
Batubara PT Adaro Indonesia, 2012