Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MALAIKAT SELALU BERSAMAKU

Guru Bidang Studi :: Bapak Nasrudin S.pdi

Di Susun oleh: Kelompok 1 (X IPS I)


● Azma Nur Syahada
● Ghani Raka Putra
● Muhammad Irza Wira Yusuf
● Nanda Surya Shadan
● Syauqi Ahmad
● Zidan Agil Muzhafar

SMAN 13 DEPOK

Jalan pedurenan Cisalak Pasar RT 04 RW 02 Kelurahan Cisalak pasar Kecamatan


Cimanggis Depok,Kode pos 16452

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI
Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Rumus Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN
Malaikat

1.1 Pengertian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
1.2 Hukum Beriman Kepada Malaikat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..2
1.3 Penciptaan Malaikat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
1.4 Perbedaan antara Malaikat,Manusia dan Jin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.5 Jumlah Malaikat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.6 Nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB III PENUTUPAN


Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Daftar pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa
menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa
melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada
adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman
kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat,
yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Rumusan permasalahan
1. Apa pengertian dari malaikat ?
2. Apa tugas tugas malaikat ?

Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang malaikat Allah
2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian Iman terhadap
malaikat Allah
3. Untuk mengetahui tugas – tugas malaikat Allah
1

BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’anul Karim
Secara harfiah, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan.
Al-Qur’an berarti bacaan, karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari, dan
berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT.

Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firman-firman
Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul. Al-Qur’an memiliki
beberapa nama, seperti Al-Kitab Allah SWT, Al-Furqan yang artinya pembeda antara benar
dan salah Az-Zikr yang berarti peringatan dan At-Tanzil yang artinya diturunkan

Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari
seluruh ajaran isalam, baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, maupun
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan
manusia dengan alam.[1]

Dalil naqli meriwayatkan Al-Qur;an merupakan sumber hukum isalam yang pertama dan
utama antara lain dan hadis.

Hadis yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang pertama
dan utama adalah hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog, antara Rasulullah
dengan sahabatnya Mu’az bin Jabal, gubernur Yaman, sebagaimana sudah dikemukakan
terdahulu.

1. Fungsi Al-Qur’an

A. Al-Qur’an berfungsi sebgai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat;
B. .Sebagai rahmat atau bentuk kasih sayang dari Allah bagi umat manusia..
C. Sumber pokok ajaran islam

Fungsi Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh
segenap hukum islam. Adapun isi/kandungan Al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam
dapat dibagi menjadi 3 pembahasan yaitu:
-Prinsip-prinsip syariat yang meliputi pembahasan tentang manusia, sosial, ekonomi,

musyawarah, hukum perkawinan, hukum waris, hukum perdana, dan hukum antar bangsa.

4. Sebagai Mkjizat Nabi Muhammad SAW turunnya Al-Qur’an merupakan mukzijat


terbesar yang Allah karuniakan kepada Nabi Muhammad SAW.
5. Sebagai pemisah
Al-Quran merupakan ugeran yang membedakan atau memisahkan antara yang hak dan
yang batil atau antara yang benar dengan yang salah.
6. mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu

Dalam Al-Quran telah dijelaskan mengenai kisah-kisah umat terdahulu. baik umat yang taat
melaksanakan perintah Allah maupun mereka yang menentang ajarannya

7. Al-Qur’an berfungsi sebagai penyembuh penyakit hati

Penyakit hati seperti takabur, serakah, dzolim, dan dengki dapat merusak keimanan seseorang
dan apabila seseorang telah rusak atau sampai hilang keimanannya, maka manusia itu jahatnya
dapat melebihi binatang. akan tetapi di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan petunjuk-petunjuk
yang bias menyembuhkan penyakit hati tersebut.

HADITS ATAU SUNNAH

Pengertian Hadits

Perkataan hadits berasal dari bahasa Arab yang artinya baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan,
dan cerita. Menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis adalah segala berita yang
bersumber dari Nabi Muhammad SAW, berupa ucapan, perbuatan, dan takrir ( persetujuan
Nabi SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW.

1. Kedudukan Hadits

para ulama islam berpendapat bahwa hadis amenempati pada tingkat kedua sebagai umber
hukum isalan setelah Al-Qur’an. mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur;an
Surah Barangsiapa yang tidak mengakui Hadis sebagai sumber hukum islam atau
mengingkarinya, maka ia dianggap ingkar sunah, dan dinyatakan murtad

( keluar dari islam atau kafir).[2]

2. Kedudukan Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam

[3]Kedudukan sunnah sebagai sumber hukum islam setidak-tidaknya dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu: dari segi kewajiban umat islam mematuhi dan meneladani Rasululah Saw, dan dari segi
fungssi sunnah terhadap Al-qur’an. Dari sisi yang pertama dapat dijelaskan secara singkat
sebagai berikut

Melalui Al-qur’an, Allah memerintahkan kepada kita untuk menempatkan kepatuha


kepadanya sama dengan kepatuhan kepada Rasulnya. Allah berfirman dalam surah an-Nisa (4):
80:

ً ‫س ْلنَاكَ َعلَ ْي ِه ْم َح ِفي‬


‫ظا‬ َ ‫َّللاَ ۖ َو َم ْن ت ََولَّ ٰى فَ َما أ َ ْر‬
َّ ‫ع‬ َ َ ‫سو َل فَقَدْ أ‬
َ ‫طا‬ َّ ِ‫ َم ْن ي ُِطع‬. Barangsiapa yang mentaati Rasulallah,
ُ ‫الر‬
Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu),
Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Allah juga memperintahkan umat islam untuk meneladani Rasulullah, sebagai syarat untk
mendapatkan surga pada hari kiamat kelak, sebagaimana terdapat dalam suarah al-Ahzab (33):
21:

َّ ‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَك ََر‬


‫َّللاَ ك‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو‬ ُ ‫يرا لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬ ً ِ‫ َث‬Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Berdasarkan kutipan ayat-ayat di atas, menjadi sangat jelas, kepatuhan kepada Allah tidak
dapat dipisahkan dari kepatuhan kepada Rasulullah. Mematuhi dan meneladan Rasululah
berarti pula mengikuti aturan-aturan hukum yang ditetapkan beliau. Bahkan al-qur’an
menegaskan, keimanan seseorang tergantung pada kepatuhan seseorang kepada keputusan-
keputusan hukum yang ditetapkan Rasulullah.

A.Menjelaskan Maksud Ayat-ayat Hukum Al-qur’an.

Penjelasan sunnah terhadap maksud Al-qur’qn dapat pula lebih terperinci sebagai berikut.

● Memerinci ketentuan-ketentuan hukum Al-qur’an yang disebutkan secara garis besar.


Misalnya sunnah fi’liyyah yang menjelaskan tata cara shalat yang diperintahkan Al-
qur’an secara garis besar pada surah al-Baqarah (2): 110:

َّ ‫َّللاِ ۚ َوأ َ ِقي ُموا ال‬


َّ ‫ص ََلةَ َوآتُوا‬
‫الزكَاة‬ َّ َ‫ير ۚ َو َما تُقَ ِد ُموا ِِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن َخي ٍْر ت َِجد ُوهُ ِع ْند‬
ٌ ‫ص‬ِ ‫َّللاَ ِب َما تَ ْع َملُونَ َب‬
َّ ‫َ ِإ َّن‬

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

Menerangkan kata-kata yang maknanya belum spesifik dalam Al-qur’an. Misalnya, Al-qur’an
mengandung arti doa sebagaimana dipahami oleh masyarakat umum pada waktu turunnya ayat.
Sunnah menerangkan makna kata shalah dalam bentuk ucapan dan perbuatan tertentu yang
kemudian dikenal sebagai shalat.[4]
4

B. .Men-takhshish Ayat-ayat Al-quran yang Bersifat Umum.

Misalnya, ayat Al-qur’an menyebutkan secara mum bahwa warisan anak laki-laki dan
perempuan adalah 1 banding 2, sebagaimana disebutkan dalm surah an-Nisa (4): 11:

‫َّللاُ ِفي أَ ْو ََل ِد ُكم‬ ِ ‫َ ِللذَّك َِر ِمثْ ُل َح ِظ ْاِل ُ ْنث َ َيي ِْن ۖۚ ي‬
َّ ‫ُوصي ُك ُم‬

Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, yaitu :


bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan.

Sifat umum dari ketentuan warisan di atas kemudian dibtasi oleh sunnah yang menjelaskan
bahwa ketentuan tersebut hanya berlaku bagi anak yang tidak melaukan pembunuhan terhadap
orangtuanya, dengan menegaskan bahwa pembunuhan tidak mendapatkan warisan.

C.Mengkukuhkan dan Mempertegas Kembali Ketentuan-Ketentuan yang Terdapat


dalam Al-qur’an

Para ulama menyebut fungsi ini dengan istilah ta’qid wa taqrir. Misalnya Al-qur’an
memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa dan menunaikan zakat, maka sunnah
mengukuhny dengan penegasanF

Fungsi Hadis

fungsi atau peranan Hadis (sunah) di samping Al-Qur’an karim ada

1. mempertegas atau memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an


misalnya :

– keharusan berwudu ketika akan mengerjakan salat yang tercantum alam surah Al-Maidah,
5:6, diperkuat oleh hadis Nabi SAW yang artinya ” tidak diteriam salat seseorang yang
berhadas sebelum berwudu” (H.R. Bukhari)

2. menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum dan
samar
misalnya:
Allah SWT dalam Al-Qur’an mewajibkan untuk membayar zakat, tetapi tidak
dijelaskan secara detail tentang pelaksanaannya. pelaksanaan zakat secara detail
dijelaskan dalam hadis (sunah)
3. mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an, namun
pada prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
misalnya:

masalah menggosok gigi (siwak) yang disunahkan oleh Nabi SAW. hal itu tidak terungkap
secara eksplisit dan detail dalam Al-Qur’an. Al_Qur’an hanya menegaskan masalah kebersihan
secara umum.

Fungsi sunnah sebagai penjelasan Al-quran, maka sunnah menduduki posisi kedus sebagai
sumber dan dalil hukum Islam yang pertama.

Macam macam Hadis


A.Hadits Mutawatir : Hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad
( sekelompok orang yang menyampaikan hadis dari rasullah saw ) yang terpercaya. Beberapa
hal yang harus dipenuhi agar bisa disebut hadits mutawatir:

● Isi hadits harus hal-hal yang dapat dicapai panca indra


● Orang-orang yang meriwayatkannya harus benar-benar terpercaya.
● Orang-orang yang meriwayatkan harus hidup pada satu zama.
B. Hadits Ahad : Hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai
tingkat mutawatir.
C. Hadits Shahih : Hadits yang bersambung sanadnya, dirwayatkan oleh orang yang adil dan
dhobit (kuat hafalannya). Syarat-syarat hadits shahih:

● Isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an


● Sanadnya bersambung
● Diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhobit
● Tidak syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
● Tidak cacat walaupun tersembunyi
D. Hadits Hasan : Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tidak disangka dusta dan
tidak syadz
E. E. Hadits Dha’if : Hadits yang diriwayatkan oleh oarang yang tidak adil,tidak
dhobit,syadz, dan cacat F. Hadits maudu’, yaitu hadis yang bukan bersumber kepada
rasulullah saw. Atau hadis palsu.Dikatankan padahal sama sekali bukan hadis
G.Hadits Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh 2 orang sahabat atau lebih yang tidak
mencapai derajat mutawattir ,namun setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak
tabi’n sehingga tidak mungkin bersepakatan dusta

IJTIHAD

pengertian Ijtihad adalah mencurahkan pikiran dengan bersungguh-sungguh. Sedangkan


menurut istilah, arti Ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan
seluruh pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hanya orang-orang tertentu dan telah memenuhi syarat
saja yang bisa melakukan Ijtihad. Adapun syarat-syarat menjadi Ijtihad adalah sebagai berikut:
6
● Harus memahami tentang ayat dan sunnah terkait dengan hukum.
● Harus memahami berbagai masalah yang telah di-ijma’kan oleh para ahlinya.
● Harus mengerti bahasa Arab dan segala ilmunya dengan sempurna.
● Harus mengerti tentang nasikh dan mansukh.
● Harus mengetahui dan memahami tentang ushul fiqh.
● Harus memahami secara dalam tentang rahasia-rahasia tasyrie’
(Asrarusyayari’ah).
● Harus memahami secara mendalam tentang seluk-beluk qiyas.

Bentuk bentul Ijtihad


Ijtihad dapat dibagi menjadi 7 jenis. Mengacu pada pengertian Ijtihad di atas, adapun beberapa
macam Ijtihad adalah sebagai berikut:
1. Ijma’
Pengertian Ijma’ adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan hukum agama Islam
berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara. Hasil dari kesepakatan para
ulama tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan oleh umat Islam.
2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru yang belum pernah
ada sebelumnya, namun mempunyai kesamaan (manfaat, sebab, bahaya) dengan
masalah lain sehingga ditetapkan hukum yang sama.
3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum berdasarkan pada
pertimbangan manfaat dan kegunaannya.
4. . Sududz Dzariah
Pengertian Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang mubah makruh atau
haram demi kepentingan umat.
7
5. Istishab
Pengertian Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan hingga ada alasan tepat
untuk mengubah ketetapan tersebut.
6. Urf
Pengertian Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan kebebasan suatu masyarakat
selama tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits.
7. Istihsan
Pengertian Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya
karena adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.

Fungsi dan Manfaat Ijtihad


Pada dasarnya Ijtihad memiliki fungsi untuk membantu manusia dalam menemukan solusi
hukum atas suatu masalah yang belum ada dalilnya di dalam Al-quran dan hadits. Sedangkan
tujuan Ijtihad adalah untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah
pada waktu dan tempat tertentu.

Dalam hal ini, Ijtihad dianggap telah memiliki kedudukan dan legalitas dalam Islam. Namun,
Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yang telah memenuhi syarat.

Adapun beberapa manfaat Ijtihad adalah sebagai berikut ini:

● Ketika umat Islam menghadapi masalah baru, maka akan diketahui hukumnya.

● Menyesuaikan hukum yang berlaku dalam Islam sesuai dengan keadaan, waktu,
dan perkembangan zaman.
● Menentukan dan menetapkan fatwa atas segala permasalahan yang tidak
berhubungan dengan halal-haram.
8
● Menolong umat Islam dalam menghadapi masalah yang belum ada hukumnya
dalam Islam.

Pembagian hukum islam


Para ulama membagi hukum islam ke dalam 2 bagian, yaitu hukum taklifi dan hukum
wad’i. hukum taklifi adalah tuntunan Allah swt. Yang berkaitan dengan perintah dan
larangan. Hukum wad’I adalah perintah allah swt yang merupakan sebab,syarat,atau
penghalang bagi adanya seesuatu
Hukum taklifi
A. Yang wajib adalah yang telah diperintahkan oleh syari’at dan wajib dilaksanakan.
B. Mandub (sunah) adalah yang diperintahkan oleh syari’at namun tidak wajib
dilaksanakan.
C. Muharram (haram), mamnu’ atau mahzhur adalah yang dilarang oleh syari’at dan
harus ditinggalkan.
D. Makruh adalah apa yang dilarang oleh syari’at namun tidak harus
meninggalkannya.
E. Mubah halal atau jaiz adalah apa saja yang tidak diperintahkan atau tidak dilarang
karena dzakatnya
9

KESIMPULAN

Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan. Fungsi Al-Qur’an
sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum
islam. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama.

Menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis adalah segala berita yang bersumber
dari Nabi Muhammad SAW, berupa ucapan, perbuatan, dan takrir ( persetujuan Nabi SAW)
serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW. para ulama islam berpendapat bahwa hadis dan
menempati pada tingkat kedua sebagai umber hukum isalan setelah Al-Qur’an.

sunnah sebagai penjelasan Al-quran, maka sunnah menduduki posisi kedus sebagai sumber dan
dalil hukum Islam yang pertama.
10

Daftar pustaka
- https://www.mikirbae.com/2019/02/al-quran-dan-hadis-adalah-pedoman.html

- https://afifadirumekso.wordpress.com/2013/11/12/makalah-pendidikan-agama-islam/
11

Anda mungkin juga menyukai