Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENTINGYA FLEET MANAGEMENT


DALAM SUPPLY CHAIN

FLEET MANAGEMENT
PDN 3A

Oleh :

Dimas Wahyu Mahendra (171450014)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
POLITEKNIK ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL AKAMIGAS
PEM Akamigas
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan segala kemampuan serta kesungguhan

hati akhirnya selesainya makalah dengan judul “Fleet Management”. Adapun penyusunan

makalah ini merupakan salah satu syarat nilai tugas mata kuliah Fleet Management.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan

materi perkuliahan dan moral yang diberikan Bapak Djaswadi selaku Dosen Fleet Management

serta Bapak Kushariyadi selaku Dosen Manajemen Distribusi dan Transportasi. Dengan tulus

hati, penulis ucapkan terimakasih serta yang tak terlupakan jasa dan pengorbananya kepada

orang tua penulis atas dukungan moril dan materil kepada kami hingga sampai saat ini.

Semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat menambah pustaka dan

perbendaharaan ilmu bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu selanjutnya. Dan

penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan demi penyusunan makalah

ini yang masih diluar jangkauan serta kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharap

atas segala saran dan kritik membangun dari pembaca.

Cepu, November 2019

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori.................................................................................. 4
2.2 Pengertian ......................................................................................... 5
2.2.1 Transportasi ............................................................................ 5
2.2.2 Logistik .................................................................................... 5
2.2.3 Supply Chain ............................................................................ 6
2.3 Prasarana Transportasi ...................................................................... 6

III. PEMBAHASAN
3.1 Fungsi Penting Fleet Management dalam Supply Chain .................... 9
3.2 Pihak – pihak dalam Transportasi ...................................................... 11
3.3 Moda Transportasi ............................................................................ 13
3.3.1 Kereta Api ............................................................................. 14
3.3.2 Truck ..................................................................................... 14
3.3.3 Pipeline ................................................................................. 15
3.3.4 Sea Freight ............................................................................ 15
3.3.5 Air Freight ............................................................................. 16
3.4 Intermoda .......................................................................................... 17
3.5 Tarif Perusahaan Pengangkutan ......................................................... 18
3.5.1 Struktur Biaya ...........................................................................18
3.5.2 Biaya Operasi Kendaraan ..........................................................20
3.5.3 Klasifikasi Komponen Biaya .....................................................20

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 22
4.2 Saran ................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

ii | P a g e
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Fungsi Penting Fleet Management dalam Supply Chain ............. 17

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fleet Management memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan

supply chain pada setiap perusahaan. Dalam konteks supply chain, Fleet

Management bias dikatakan penting karena sangatlah jarang suatu produk yang

diproduksi dan dikonsumsi hanya dalam satu lokasi yang sama dengan tempat

produksinya. Strategi pada supply chain yang diimplementasikan dengan

sukses dan memenuhi target tujuan memerlukan pengelolaan transportasi yang

tepat.

Manager transportation pada sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab

terhadap pergerakan sediaan barang dari sebuah perusahaan hingga sampai ke

pelanggannya. Pengelolaan terhadap kegiatan transportasi yang efektif dan

efisien akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan

dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat tempat. Selain itu,

biaya yang dikenakan pada transportasi merupakan komponen biaya yang

terbesar dalam struktur biaya logistik. Biaya yang timbul didalamnya tidak

kurang kari dari 60% dari total biaya logistik persuhaan yang merupakan biaya

transportasi.

Dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun terakhir, dalam sektor khususnya

logistik telah terseda banyak pilihan untuk jenis atau moda transportasi untuk

1|P a ge
mendukung aktivitas vital dalam supply chain sebuah perusahaan. Manager

transpotation dapat memiliki banyak pilihan dalam keputusan Fleet

Management, baik dalam pemilihan moda transportasi, penyedia jasa

transportasi,, maupun pemilihan pada tingkat pelayanan yang diberikan.

Pertimbangan pemilihan keputusan Fleet Management tidak hanya

didasarkan pada pertimbangan biaya transportasi yang murah, melainkan juga

harus mempertimbangkan dari aspek kualitas kinerja dalam pelayanan.

Ketepatan dalam pengiriman barang akan membantu perusahaan tersebut untuk

mengurangi persediaan pada barang yang ia simpan, biaya penyimpanan, dan

material handling. Jadi, peran yang dimiliki oleh Fleet Management tidak

semudah dan sesederhana permindahan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Transportasi ?

2) Apa yang dimaksud dengan Supply Chain ?

3) Apa yang dimaksud dengan Logistik ?

4) Apa yang dimaksud dengan Transportasi Intermoda ?

5) Siapa saja pihak – pihak yang terlibat dalam transportasi ?

6) Macam – macam Moda Transportasi dalam Logistik

2|P a ge
1.3 Tujuan

1) Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Transportasi

2) Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Supply Chain

3) Mahasiswa dapat mengerti apa itu Logistik

4) Mahasiswa dapat mengetahui pihak – pihak siapa saja yang terlibat dalam

Transportasi

5) Mahasiswa dapat mengetahui apa saja Moda Transportasi dalam Logistik

6) Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Transportasi

Intermoda

7) Mahasiswa dapat mengetahui tarif pengangkutan umum

1.4 Manfaat

1) Sebagai bentuk pemahaman mahasiswa terhadap Pentingnya Fleet

Management dalam Perusahaan

2) Sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa (pembaca) dalam rangka menambah

wawasan terhadap Pentingnya Fleet Management dalam Perusahaan

3) Dapat menjadikan wadah mahasiswa untuk menuangkan ilmu dan

pengalaman yang didapat selama kegiatan perkuliahan atau praktik

dilapangan dalam bentuk karya tulis

3|P a ge
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan

barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana

dalam transportasi terdapat dua unsur penting yaitu:

1) Pemindahan pergerakan

2) Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain

Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya

transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

1) Nilai guna tempat (place utility)

Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu

barang atau komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu

tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil,

ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan

yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of money).

2) Nilai guna waktu (time utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia

dengan menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka

membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.

4|P a ge
2.2 Pengertian

2.2.1 Transportasi

Istilah transportasi berasal dari Bahasa latin yaitu “Tranportare” yang

dimana kata Trans memiliki maksa seberang atau sebelah lain dan makna kata

portare memiliki arti mengangkut atau membawa. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa Transportasi adalah mengangkut atau membawa sesuatu dari satu titik

ke titik yang lain.

Transportasi juga merupakan usaha pemindahan orang atau barang dari

lokasi asal (origin) ke lokasi tujuan (destination) untuk memenui keperluan

tertentu dan dengan menggunakan moda trasnportasi jenis tertentu.

2.2.2 Logistik

Merupakan rangkaian kegiatan pengambilan dan penempatan barang dari

tempat dan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Logistic juga dapat

dimaknai sebagai sekumpulan aktivitas fungsional (transportasi, pengendalian

pergudangan, pengendalian asset, dsb.) yang dilakukan dalam sebuah

perusahaan saat porses mengubah bahanbaku menjadi produk jadi dan dapat

sampai kepada konsumen.

5|P a ge
2.2.3 Supply Chain

Merupakan sebuah system tempat orginasi menyalurkan barang produk dan

jasa yang ia sediakan kepada para target pelanggannya.

Supply chain juga merupakan jejaring dari berbagai organisasi yang saling

berhubungan dengan tujuan yang sama, yaitu membuat sebaik mungkin

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang dan jasa tersebut. Supply

chain juga dapat dikatakan Logistic Networking, dengan pokok utama yaitu :

 Suppliers

 Manufacturer

 Distribution

 Retail Outlets

 Customers

2.3 Prasarana Transportasi

Prasarana Transportasi adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk

memberikan pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang

terdiri atas jalan, jembatan, pelabuhan, bandara.

Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

6|P a ge
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu

kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku

yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel

tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup, penambat,

atau penambat e (seperti penambat Pandrol).

Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang

digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu,

sedangkan penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.

Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak

atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam

getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi

jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan

beton.

Pada dasarnya, transportasi merupakan suatu tolak ukur interaksi keruangan

antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses

perkembangan suatu wilayah. Selain itu, transportasi juga berperan menunjang

keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan

perekonomian masyarakat, tak terkecuali di daerah pedesaan.

7|P a ge
Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara

langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan

lancarnya

sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah

serta aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu

peradaban baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan

modernisasi yang berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah

masuk.

Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, yang mana dengan lancarnya sarana

transportasi, pemasaran hasil usaha pun semakin mudah. Selain dipermudah

dalam hal pengangkutannya juga dipermudah dalam menciptakan pasar dan

penyediaan sarana produksi pertanian atau sarana produksi suatu usaha.

Selain dari segi ekonomi, dapat juga dilihat dari segi pendidikan.

Keterbukaan suatu daerah membuat mudahnya masuk tenaga pengajar ataupun

sarana untuk peningkatan pendidikan. Sedangkan dalam bidang kesehatan,

seperti yang terlihat pada masyarakat menjadi semakin cepat dalam mencapai

rumah sakit atau tenaga medis, sehingga pertolonganpun dapat segera

didapatkan. Hal–hal di atas membuktikan bahwa dengan lancarnya sarana dan

prasarana transportasi dapat meningkatkan pembangunan suatu desa, baik itu

dari beberapa dan termasuk juga kedalam segi fisik maupun dari segi

manusianya.

8|P a ge
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fungsi Penting Fleet Management dalam Supply Chain

Aktivitas fleet management mengacu pada mempermudah pemilihan moda

transportasi yang digunakan untuk memperlancar pergerakan produk dari satu

titik lokasi ke titik lokasi lainnya yang berada dalam supply chain. Kebetuhan

pada transportasi tersebut telah berkembang dengan meningkatnya juga era

globalisasi dalam supply chain serta berbarengan dengan pertumbuhan e-

commerce.

Transportasi disini merupakan aktivitas yang paling mudah dilihat sebgai

kegiatan utama dalam rangkaian logistik. Pelanggan akan lebih mudah untuk

melihat pergerakan suatu barang dari suatu titik lokasi ke titik lokasi yang lain

dengan baik menggunakan truck, kereta api, pesawat udara, dan kapal laut.

Fungi transportasi dalam pergerakan sebuah produk, memiliki peranan untuk

melakukan pergerakan barang-barang tersebut, baik barang yang masih dalam

bentuk bahan baku, barang dalam proses, bahkan barang yang telah jadi. Nilai

ekonomis pada suatu moda tranportasi dalam menjalankan peran ini ialah,

melakukan pergerakan pada persediaan terhadap barang dari lokasi asal ke

lokasi tujuan yang telah ditentukan dalam system supply chain sebuah

perusahaan. Kinerja transportasi dapat menentukan kinerja penunjang lainnya

seperti : Pengadaan (procurement), Produksi (manufacturing), dan Customer

9|P a ge
Relationship Management. Berdasarkan pada penjelasan ini, tanpa adanya

kinerja transportasi yang handal akan memberikan efek signifikan yang dimana

hampir semua aktivitas - aktivitas utama supply chain tersebut tidak akan dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya keuangan. Biaya

transportasi terjadi dikarenakan penggunaan tenaga sopir, kernet, konsumsi

BBM, pemeliharaan kendaraan, modal pertama yang diinvestasikan dalam

bentuk kendaraan dan peralatan, dan kegiatan administrasi untuk setiap

kendaraan. Selain konsumsi pada sumber daya keuangan, resiko kehilangan dan

kerusakan produk selama aktivitas pengiriman juga dapat memberikan efek

biaya kerugian yang signifikan.

Dampak terhadap lingkungan juga dapat secara langsung maupun tidak

langsung. Transportasi dapat mengkonsumsi BBM dan oli yang cukup besar.

Meskipun perkembangan teknologi mesin - mesin masa kini dapat

memungkinkan untuk mesin kendaraan dibuat lebih efisiensi terhadap

konsumsi BBM dan oli. Namun, secara jumlah total konsumsi BBM dan oli

masih dalam kategori tinggi seiring dengan peningkatan pada jumlah kendaraan

yang digunakan untuk mendukung aktivitas transportasi. Secara tidak langsung

dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan dengan menimbulkan

kemacetan, polusi udara, polusi suara dan tingkat kecelakaan kendaraan

bermotor yang semakin meningkat.

10 | P a g e
Selain berfungsi untuk mendistribusikan produk, transportasi juga dapat

berfungsi menjadi penyimpanan sebuah produk. Terutama penyimpanan yang

bersifat sementara dari lokasi asal pengiriman ke lokasi tujuan. Sisi lain dari

penyimpanan sementara ini lebih ekonomis dilakukan dalam kegiatan

transportasi, terutama sebagai usaha pemenuhan persediaan barang yang

terjadwal dengan waktu pengiriman dalam beberapa hari. Biaya – biaya yang

kemungkinan dapat muncul ialah seperti biaya muat barang (handling),

pergudangan, dan bongkar barang (unloading) dari penyimpanan yang bersifat

sementara mungkin lenih besar apabila dibandingkan dengan biaya penggunaan

yang difungsikan untuk penyimpanan sementara.

3.2 Pihak – Pihak dalam Transportasi

Dalam kegiatan ini, fleet management melibatkan beberapa pihak yang

secara langsung dapat menentukan kinerja transportasi. Pihak yang terlibat

dalam kegiatan ini terdapat enam yang meliputi :

1. Pengirim (shipper) dapat disebut juga consignor

2. Penerima (receiver) dapat disebut juga consigneer

3. Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent)

4. Pemerintah (government)

5. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)

6. Masyarakat (public)

11 | P a g e
Dari pihak – pihak yang terlibat diatas, kita dalam pelaksaannya harus

mengetahui bentuk hokum yang dapat melinduni seluruh kegiatan.

Dikarenakan, transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan

keamanan yang harus selalu tersedia. Mobilitas yang tinggi dari aparat

keamanan dan masyarakat melalui lancarnya transportasi akan memberi rasda

aman, tentram, dan usaha penegakan hukum. Kasus pelanggaran hukum dapat

cepat diselesaikan kalau gerak dan mobilitas yang melaksanakan dan membina

ketentuan hukum terjadi, yang berarti akan menjamin rasa aman dan kepastian

hukum dinamis.

Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan lalu-lintas baik di darat, di

laut maupun di udara. Peraturan-peraturan yang mengatur ketertiban dan

keamanan, juga mengatur hubungan keperdataan antara pedagang dan

konsumen, pedagang satu sama lain dan pedagang dengan para pengangkut

barang-barang dagang tersebut.

Masalah hukum pengangkutan adalah bagian dari masalah hukum lalu-lintas

yang lebih mempunyai segi pemerintahan, sehingga tidak mengherankan

bahwa di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang bersifat memaksa

(dwinged recht). Juga dalam hubungan inilah kita harus meninjau adanya suatu

faktor yang penting dalam angkutan ialah ketentuan-ketentuan yang bersifat

monopolistis yang diatur secara

12 | P a g e
undang-undang. Dengan cara ini pembentuk undang-undang ingin menjaga

agar persoalan yang menyangkut seluruh kesejahteraan rakyat tidak terdapat

penyalahgunaan kewenangan yang dapat merugikan rakyat disamping alasan-

alasan kenegaraan lain seperti penjamin keamanan dan pertahanan dan lain

sebagainya.

Bagi perusahaan-perusahaan pengangkutan yang diselenggarakan oleh

negara sendiri dalam bentuk perusahaan negara maka ketentuan-ketentuan

yuridis, yang bersifat paksaan, hal ini semata-mata tergantung pada tinjauan

ekonomis kemasyarakatan yang menjadi tujuan pembentukan perusahaan

tersebut. Apabila perusahaan itu merupakan suatu publik utility sepenuhnya

dengan tujuan pemberian jasa semata-mata yang biasanya terdapat dalam

departement agency maka kebebasan untuk menyimpang dari ketentuan hukum

yang berlaku sedikit sekali. Sebaliknya kebebasan ini lebih banyak dijumpai

dalam perusahaan yang merupakan suatu publik corporation, bahkan dalam

perusahaan-perusahaan negara yang berstatus suatu publik company kebebasan

dalam penentuan hukumnya mendekati kebebasan dari suatu perseroan terbatas

yang berstatus swasta sama sekali.

3.3 Moda Transportasi

Berbagai moda transportasi dapat digunakan, mulai dari jenis transportasi

darat (inland transportation) yang menggunakan fasilitas jalan raya (railroad)

13 | P a g e
dan kereta api (railway), transportasi laut (sea freight), transportasi udara (air

freight), dan penggunaan pipa (pipeline).

3.3.1 Kereta Api

Merupakan jenis transportasi yang bergerak diatas rel. Kereta api yang

diciptakan dalam masa revolusi industry merupakan alat transportasi untuk

barang dalam jumlah besardan berjarak jauh. Satu gerbong barang dengan

tekanan gandar 18 ton dapat memuat puluhan ton barang.

Untuk kereta penumpang mempunyai tempat duduk untuk 90 orang dan satu

lokomotif memiliki kapasitas sampai 5000 tenaga kuda. Dalam memberikan

pelayanannya kereta api dapat terdiri atas puluhan gerbong kereta barang

atau penumpang yang ditarik oleh beberapa lokomotif yang juga

mengangkut ribuan ton barang atau ratusan penumpang.

3.3.2 Truck

Bisnis truck terdiri dari dua segmen utama, yaitu TL (truckload) dan LTL

(less-than-truckload). Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal biayanya

daripada kereta api. Akan tetapi, pada moda transportasi ini memberikan

keuntungan fleksibilitas pengiriman door to door dan waktu pengiriman

yang lebih pendek.

14 | P a g e
Umumnya TL untuk pengangkutan barang – barang dengan berat total lebih

dari 6 ton yang tidak memerlukan pemberhentian antara dari lokasi asal ke

lokasi tujuan. Sementara untuk LTL umumnya digunakan untuk segmen

angkut barang yang kurang dari 6 ton yang mengharuskan kondolidasi

muatan dengan tujuan agar dicapainya kapasitas maksimal dari truck yang

digunakan.

3.3.3 Pipeline

transportasi melalui pipa semula hanya dipakai bagi penyaluran air.

Penggunaan pipa meluas sebagai sarana transportasi setelah digunakan

untuk mengalirkan minyak secara besar-besaran. Pipa minyak yang pertama

dibangun di Amerika Serikat. Di negera-negara penghasil minyak timur

tengah, banyak jaringan pipa yang dibangun dan digunakan sendiri oleh

perusahaan minyak.

3.3.4 Sea Freight

Merupakan jenis transportasi yang hampir sama tuanya dengan sejarah

manusia. Namun selama ribuan tahun lamanya transportasi laut dilakukan

dengan kapal-kapal layar yang masih terbatas daya angkut dan jangkauan

pelayarannya. Transportasi laut maju pesat sesudah mesin kapal ditemukan

pada abad ke18. Dalam tahun 1950an, kapal bermesin motor diesel telah

15 | P a g e
menggantikan kapal bermesin uap. Sepuluh tahun setelah itu diluncurkan

kapal bertenaga nuklir, walaupun belum dioperasikan secara penuh untuk

komersial karena biayanya masih terlalu mahal.

Sekarang dibidang transportasi laut, beroperasi beberapa jenis kapal, seperti

kapal barang (general cargo vessel) yang konvensional. Jenis barang kapal

lain ialah kapal peti kemas (container vessel) yang dapat berupa semi

container dan full container. Kapal pengangkut kayu (log carrier), dan

Kapal tangki pengankut barang cair (tankers), juga Kapal penumpang

(passanger vessel)

3.3.5 Air Freight

sejak pesawat udara dipakai dalam penerbangan komersial. Kapasitasnya

meningkat lebih 100 kali dalam masa 40 tahun terakhir. Teknologi dibidang

navigasi dan telekomunikasi udara maju pesat sejalan dengan kemajuan

pesawat udara. Semua itu sangat mendorong perkembangan dunia

penerbangan.

16 | P a g e
Karakteristik Railway Truck Seafreight Pipeline Airfreight

Speed 3 2 4 5 1

Capability 2 3 1 5 4

Dependability 3 2 4 1 5

Availability 2 1 4 5 3

Frequency 4 2 5 1 3

Total Nilai 14 10 18 17 16

Peringkat 2 1 4 5 3

Tabel 3.1 Peringkat moda transportasi

3.4 Intermoda
Disamping kelima moda transportasi diatas terdapat pula berbagai

gabungan transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas

(container). Dengan peti kemas barang dapat dipindahkan pada antar berbagai

moda tranportasi. Sistem ini membentuk jenis gabungan antara lain sebagai

berikut:

- Piggyback merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi

darat.

- Trainship merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi

laut/kapal.

17 | P a g e
- Fishyback merupakan bentuk gabungan antara transportasi

laut/kapaldengan transportasi darat.

- Airtruck merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara,

transportasi laut, transportasi darat dan kereta api.

- Skyrail merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara dengan kereta

api.

- Airbarge merupakan bentuk gabungan antara tranportasi udara dan

transportasi laut.

3.5 Tarif Perusahaan Pengangkutan

Dalam proses pengiriman/permindahan sebuah barang atau orang dari lokasi

asal ke lokasi tujuan dengan menggunakan suatu moda transportasi, tentunya

akan memunculkan biaya untuk kita bias memakai jasa yang telah disediakan

oleh pihak pengangkut. Berikut biaya – biaya yang di tetapkan oleh pihak

pengangkut atau pihak penyedia jasa transportasi angkut.

3.5.1 Struktur Biaya

Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas

angkutan dan kecepatan alat angkut yang digunakan, serta penyesuaian

terhadap besar arus angkutan yang berlaku, termasuk manajemen perusahaan

yang mengatur jalannya penggunaan kapasitas angkutan.

18 | P a g e
Jumlah biaya jasa angkutan bergantung dari :

1. Jarak dalam ukuran ton-kilometer

2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu.

3. Sifat khusus dari muatan

Berdasarkan data diatas, kita dapat membedakan menjadi tiga komponen

yang terdiri dari :

a. Biaya angkutan (dalam perjalanan)

b. Biaya penyediaan dan persiapan alat-alat angkutan termasuk biaya

penyimpanan dan terminal (biaya berhenti)

c. Biaya-biaya khusus yang ditimbulkan oleh sifat khusus muatan

Bila jumlah jasa-jasa angkutan yang diproduksi atau jumlah jasa-jasa

angkutan yang terjual berubah, artinya kalau kapasitas angkutan atau kecepatan

alat angkut berubah, ataupun diadakannya penyesuaian baru terhadap arus

angkutan lain, maka di dalam biaya angkutan dalam perjalanan, biaya berhenti

(penyediaan dan persiapan) dan biaya khusus yang diperoleh :

a. Biaya-biaya tidak variabel.

b. Biaya berubah sesuai dengan perubahan arus angkutan keseluruhan.

c. Perubahan biaya yang berorientasi pada sebagian dari sektor yang

menentukan perubahan arus angkutan.

19 | P a g e
3.5.2 Biaya Operasi Kendaraan

BOK merupakan salah satu komponen penting dari suatu proyek transportasi

pengiriman barang pada suatu perusahaan. Biaya operasi kendaraan dihitung

dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan guna

menghasilkan jasa. Perhitungan biaya operasi kendaraan agar mudah dilakukan

dapat dikelompokan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.

3.5.3 Klasifikasi Komponen Biaya

Dalam melakukan klasifikasi komponen biaya, penulis berpedoman pada SK

Dirjend No. 687 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan

angkutan di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. Komponen biaya

operasi kendaraan digolongkan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:

 Biaya Langsung

Contoh : Biaya penyusutan kendaraan, Biaya bunga modal, Biaya awak

kendaraan, dll.

 Biaya Tidak Langsung

Contoh : Biaya pegawai selain awak kendaraan, Pengelolaan, dll

Cara perhitungan biaya operasi kendaraan dapat dilakukan dalam tahap-

tahap sebagai berikut:

 Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat dihitung secara

langsung biaya perkendaraan perkilometer nya, tetapi sebagian biaya

20 | P a g e
lainnya perlu terlebih dahulu dihitung biaya persatuan waktunya

kemudian dibagi persatuan waktunya kemudian dibagi dengan km

tempuh per satuan waktu tersebut.

 Untuk biaya tidak langsung karena komponen-komponen biaya tersebut

bersifat umum atau biaya bersama yaitu untuk menunjang operasi dari

semua jenis kendaraan, maka perhitungannya tidak dapat dihitung

secara langsung biaya per kendaraan perkm nya.

 Hasil penjumlahan dari biaya langsung dan tidak langsung tersebut

adalah biaya operasi kendaraan.

21 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan diatas, penyusun dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Transportasi merupakan bentuk usaha pemindahan orang atau barang dari

lokasi asal (origin) ke lokasi tujuan (destination) intuk memenuhi

keperluan tertentu dengan menggunakan suatu moda transportasi tertentu

2. Logistik merupakan rangkaian kegiatan pemngambilan dan penempatan

barang dari tempat sat uke tempat lain yang telah direcanakan

3. Suuply chain merupakan sebuah system tempat organisasi untuk

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggan

4. pihak yang terlibat dalam transportasi meliputi :

 Pengirim (shipper) dan Penerima (receiver)

 Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier and agent)

 Pemerintah (government)

 Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)

 Masyarakan (public)

5. Macam moda transportasi meliputi :

 Kereta api

 Truck

22 | P a g e
 Pipeline

 Sea freight

 Air freight

6. Transportasi intermodal ialah penggunaan lebih dari satu moda

transportasi untuk memindahkan kiriman barang ke tujuan

4.2 Saran

Penyusun memiliki beberapa saran berdasarkan dengan pembahasan yang

telah dijelaskan diatas ialah :

1) Bagi pemimbing atau dosen pengajar, alangkah baiknya jika hasil

penulisan ini dapat dijadikan refrensi bacaan bagi adik kelas atau

mahasiswa lainnya guna menambah wawasan mengenai Fleet

Management yang menurut penulis cukup menarik dan tidak ada

habisnya untuk diulas Bersama.

23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku catatan materi perkuliahan Fleet Management , Semester


Ganjil’19
2. Ichsan, Achmad. 1993. Hukum Dagang, Jakarta: Pradnya Paramita.
3. Ali, Chidir. 1982. Yurisprudensi Hukum Dagang, Bandung: Penerbit
Alumni.

4. Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo


Persada. Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi,
Jakarta;Ghalia Indonesia.

5. http://rumah12.blogspot.com/2012/12/struktur-biaya-transportasi.html

6. http://www.berkahlogistic.com/service.html

7. http://www.supplychainindonesia.com/artikel/Transportasi_dalam
Supply_Chain_Management.pdf

8. http://nadhivaqudsiy.blogspot.co.id/2014/06/makalah-manajemen-
transportasi.html

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai