Anda di halaman 1dari 4

Nama : Raka Gusti Wahyu Pratama

NIM : 104117043
Kelas : CV-2

Tugas Manajemen Konstruksi

Pengenalan

Secara umum Public Private Partnership (PPP) merupakan bentuk perjanjian antara
sektor publik (pemerintah) dengan sektor privat (swasta) untuk mengadakan sarana
layanan publik. Di Indonesia PPP ini biasa dikenal sebagai Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU), dengan definisi KPBU itu sendiri adalah kerjasama
antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur yang bertujuan
untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh Menteri / Kepala Lembaga / Kepala Daerah / BUMN / BUMD, yang
sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian resiko diantara para pihak.

Peraturan Mengenai KPBU

Peraturan mengenai KPBU ini sendiri diatur oleh Pemerintah lewat Peraturan
Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Pengadaan Infrastruktur. Kemudian diperkuat melalui Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016 yang mengatur mekanisme
pembayaran penyediaan infrastruktur melalui ​availability payment​.

Latar Belakang

Hampir setiap tahun kebutuhan akan infrastruktur di Indonesia meningkat pesat,


tetapi hal tersebut tidak didukung oleh APBN yang memadai. Hal ini dikarenakan
keterbatasan APBN dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang ditetapkan
dalam RPJMN 2015-2019 yang menyebabkan adanya selisih atau kekurangan
pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi. Untuk mengatasi hal itulah
pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat ikut
serta dalam membantu pendanaan infrastruktur negara, dengan pembagian
keuntungan dan resiko yang telah ditetapkan.
Tujuan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan dari kerjasama KPBU ini adalah
untuk menutupi selisih atau kekurangan pendanaan untuk sektor infrastruktur.
Sehingga pembangunan infrastruktur dapat terus dilaksanakan dengan anggaran
pemerintah yang terbatas.

Manfaat

Dari sisi pemerintah dengan adanya kerjasama ini maka pemerintah terbantu dalam
hal anggaran pembangunan infrastruktur, sehingga pembangunan infrastruktur
dapat terus berlangsung cepat tanpa hambatan sehingga pertumbuhan ekonomi
negara pun mengalami kemajuan. Sehingga dapat mendorong suatu negara untuk
menjadi negara yang maju.
Dari sisi lain yaitu swasta yang ikut berkontribusi dalam kerjasama ini manfaat yang
didapat adalah keuntungan dari proyek tersebut yang dapat digunakan untuk
mengembangkan bisnis atau menambah aset perusahaan tersebut.

Lembaga yang Terlibat

Lembaga-lembaga yang berperan langsung dalam pelaksanaan KPBU antara lain


Kementerian PPN/BAPPENAS sebagai koordinator KPBU, Kementerian Keuangan
melalui DJPPR dalam memberikan Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah,
dan Kementerian/Lembaga/Daerah/BUMN/BUMD sebagai PJPK.

Selain itu untuk mempercepat tahapan KPBU juga dibentuk lembaga-lembaga


pendukung , seperti Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)
yang diganti menjadi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP),
PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang dapat berperan sebagai Badan Penyiapan
dalam pendampingan dan/atau pembiayaan kepada PJPK, dan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (PII) sebagai instrumen penjaminan pembangunan
infrastruktur.

Selain lembaga-lembaga tersebut, terdapat organisasi kelembagaan yang wajib


dibentuk dalam pelaksanaan KPBU. Antara lain Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama (PJPK) yaitu Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK
sektor infrastruktur yang menjadi tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Daerah-nya, apabila dalam perundang-undangan diatur
KPBU diselenggarakan oleh BUMN/BUMD, maka BUMN/BUMD tersebut yang akan
bertindak selaku PJPK. Simpul KPBU dibentuk oleh PJPK bertugas dalam setiap
tahapan KPBU dan melekat pada unit kerja yang sudah ada di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Daerah. Panitia Pengadaan dibentuk untuk pengadaan
Badan Usaha Pelaksana. Badan Penyiapan adalah Badan Usaha/institusi/organisasi
nasional atau internasional, yang melakukan pendampingan dan/atau pembiayaan
kepada PJPK dalam tahap penyiapan hingga tahap transaksi KPBU. dan Badan
Usaha Pelaksana yaitu Perseroan Terbatas yang didirikan oleh Badan Usaha
pemenang lelang atau yang telah ditunjuk secara langsung.

Hasil Kerjasama KPBU

Pemerintah terus menggalakkan program-program kerjasama dalam bidang


infrastruktur guna memenuhi kebutuhan akan hal tersebut. Bahkan pemerintah
menargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 bahwa pendanaan infrastruktur nasional dibiayai oleh sektor swasta dan
BUMN sebesar 58,7% atau sekitar US$ 359,2 miliar dari total kebutuhan investasi
infrastruktur nasional. Hingga 2018, tercatat sudah 57 proyek infrastruktur yang
menggunakan skema KPBU terdiri dari 36 proyek konektivitas, 11 proyek fasilitas
perkotaan, dan 10 proyek fasilitas sosial

Adapula bentuk kerjasama lain yaitu Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran


Pemerintah (PINA) yang juga memiliki kisah sukses. Saat ini ada 11 kisah sukses
proyek PINA diantaranya :

1. Bandara, Bandara Kertajati US$ 69,7 juta, Reksadana Penyertaan Terbatas


(RDPT).
2. Konstruksi, Nusantara Infrastructure US$ 134 juta, pembiayaan ekuitas.
3. Kabel Fiber Optik, PT Len Industri (Persero) US$ 13 juta, pembiayaan
ekuitas.
4. Jalan Tol, Citra Marga Nusaphala, Citra Marga Lintas Jabar, US$ 1,5 miliar,
Pembiayaan Pra-Kontraktor.
5. Pembangkit Listrik, PT PP Energi, US$ 74 juta, Perpetuity Notes Phase I.
6. Dana Investasi, Sarana Multi Infrastruktur US$ 11 juta, obligasi syariah.
7. Jalan Tol, Waskita, US$ 265 juta, pembiayaan ekuitas.
8. Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III US$ 135 juta, Medium-term Note.
9. Obligasi Syariah, PLN US$ 22 juta, obligasi syariah.
10. Energi Terbarukan, Infrastruktur Nusantara US$ 60 juta, pembiayaan ekuitas.
11. Energi Terbarukan, Carpediem Elektrikal Nusantara US$ 23,5 juta,
pembiayaan ekuitas.

Referensi

Utami, S. P. P (2019). Hingga 2018, sudah 57 proyek infrastruktur gunakan skema KPBU.
Diakses 1 September 2019, dari
https://amp.kontan.co.id/news/hingga-2018-sudah-57-proyek-infrastruktur-gunakan-skema-k
pbu#aoh=15673478589631&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20
%251%24s

Noor, M. M. H. (2016). Mengenal Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),


skema Public Private Partnership (PPP) di Indonesia. Diakses 1 September 2019, dari
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/11824/Mengenal-Kerjasama-Pemerintah-deng
an-Badan-Usaha-KPBU-Skema-Public-Private-Partnership-PPP-di-Indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai