Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK

“PENENTUAN SIFAT FISIKA”

ARTIKEL

Oleh
I Putu Pandu Setiawan
NIM 1313031028

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK
“PENENTUAN SIFAT FISIKA”
I Putu Pandu Setiawan
Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: pandupendog45@gmail.com

Abstrak

Percobaan ini bertujuan untuk mengidetifikasi sifat fisik senyawa organik. Identifikasi senyawa
organik dapat di lakukan dengan cara menguji sifat fisika dari senyawa tersebut. Sifat fisika tersebut meliputi
titik leleh untuk sampel dalam wujud padatan, titik didih dan indeks bias untuk sampel dalam wujud cairan.
Pada percobaan ini objek penelitian yang digunakan adalah D-Glukosa dan Etanol. Metode yang digunakan
berupa Analisis secara Kualitatif. Hasil yang diketahui setelah percobaan ini yaitu titik leleh D-Glukosa yaitu
1470C dan titik didih serta indeks bias dari etanol berturut-turut adalah 810C dan 1,406.
Kata Kunci : Indeks Bias, Titik Didih, Titik Leleh

Abstract
This experiment aims for identify the physical properties of organic compounds. Identification of
organic compounds can be done by testing the physical properties of these compounds. The physical
properties include the melting point of the sample in the form of solids, boiling point and refractive index for
samples in liquid form. In this experiment the object of research is D-Glucose and ethanol. The method used
in the form of qualitative analysis. The results of this experiment are known as D-Glucose melting point is
1470C and the boiling point and refractive index of ethanol are respectively 810C and 1,406.
Keyword : Refractive Index, Boiling Point, Melting Point

PENDAHULUAN dilakukan pada waktu memurnikan zat cair


Zat adalah sesuatu yang memiliki tersebut dengan menggunakan alat destilasi
massa dan menempati ruang. Setiap zat sederhana. Namun, dalam analisis biasanya
memiliki sifat yang berbeda. Sifat yang dapat zat yang tersedia sedikit, sehingga dilakukan
diamati secara langsung tanpa merubah pemeriksaan titik didihnya dengan cara
susunan zat dinamakan sifat fisika. mikro. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan
Penentuan sifat fisika didahului dengan udara. Pada tekanan yang lebih besar maka
mengamati warna, bau, wujud, kelarutan, dan titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu
sifat khusus lainnya, meliputi titik leleh dan juga sebaliknya. Jadi ketika menganalisis
bentuk kristal untuk zat padat, titik didih dan titik didih suatu zat cair, tekanan udara
indeks bias untuk zat cair. disekitar tempat tersebut harus disesuaikan
Titik leleh didefinisikan sebagai Indeks bias adalah perbandingan sinus
temperatur dimana zat padat berubah menjadi sudut datang dengan sinus sudut bias. Indeks
cairan pada tekanannya satu atmosfer. Pada bias tergantung pada jenis zat, suhu, massa
umumnya titik leleh senyawa organik mudah jenis, dan panjang gelombang cahaya datang.
diamati sebab temperatur saat pelelehan Pada umumnya indeks-indeks bias diperoleh
mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dengan menggunakan garis spectra dituliskan
dimana zat telah meleleh semuanya yang sebagai indeks, misalnya n yang artinya
biasanya pada interval tidak lebih dari 1°C . pengukuran indeks bias dilakukan pada suhu
Jika zat padat yang diamati tidak murni , 25oC dan menggunakan panjang gelombang
maka akan terjadi penyimpangan dari titik garis D. Indeks bias dapat ditentukan dengan
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu alat refraktometer.
berupa penurunan titik leleh dan perluasan
range titik leleh. METODE
Titik didih adalah suhu dimana Bahan
tekanan uap diatas permukaan zat cair sama Bahan-bahan yang digunakan dalam
dengan tekanan udara luar. Penentuan titik penelitian ini yaitu zat organik padat
didih zat cair secara makro biasanya sebanyak 1 gram yang digunakan untuk
penentuan titik leleh, zat organik cair dan minyak dibiarkan dingin secara perlahan-
sebanyak 1 mL yang digunakan untuk lahan. Suhu pada saat naiknya cairan dalam
penentuan titik didih dan indeks bias, dan pipa kapiler dicatat.
minyak goreng secukupnya yang digunakan Pada penentuan indeks bias Tempat zat
sebagai penangas. cair pada alat refraktometer dibersihkan
dengan aseton. Kemudian, zat cair yang akan
Alat diperiksa indeks biasnya dimasukkan pada
Alat-alat yang digunakan dalam tabung yang sesuai. Pencahayaan pada alat
penelitian ini adalah pipa kapiler berukuran refraktometer diatur, knop pengatur besarnya
panjang 5 cm dan diameter 1,5 – 2,0 mm, indeks bias (knop kiri), knop pengaturan
pipa kapiler dengan berukuran panjang 90 – ketajaman indeks bias (knop kanan) sehingga
100 mm dan diameter 1 mm, pipa kecil terbentuk dua lapisan agak terang dan lapisan
dengan berukuran panjang 10 cm dan agak gelap dengan bagian yang sama serta
diameter 5 mm, termometer, spatula, pipet memiliki ketajaman batasan. Besarnya indeks
tetes, kaca arloji, bunsen, Thiele, penjepit bias zat cair dicatat.
kayu, tabung reaksi kecil, refraktometer,
kapas beralkohol/beraseton, statif dan klem, HASIL DAN PEMBAHASAN
karet, penggaris, stopwach, dan korek api. Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan,
Cara Kerja didapatkan hasil sebagai berikut.
Pada penentuan titik leleh zat organik padat Tabel 1. Data Hasil Percobaan
dihaluskan dengan spatula, setelah halus Titik Titik Indeks
dimasukkan ke dalam pipa kapiler yang Senyawa
Leleh Didih Bias
berukuran diameter 1,5 - 2,0 mm dan panjang D-Glukosa 1470C - -
5 cm yang salah satu ujungnya sudah tertutup Etanol - 810C 1,406
dengan cara ujung pipa kapiler yang terbuka
ditekan ke dalam zat padat halus. Pipa Pembahasan
kapiler tersebut kemudian diketuk-ketuk Pada penentuan titik leleh, sampel
sehingga zat padat turun dan memadat. Zat yang digunakan adalah padatan D-glukosa
padat dimasukkan sampai mencapai tinggi (C6H12O6) dengan berat molekul 180,18.
0,5 cm. Bila menggunakan alat Thiele, pipa Padatan D-glukosa berbentuk serbuk dan
kapiler diikatkan pada termometer secara berwarna putih. Dari hasil percobaan yang
sejajar. Alat Thiele diisi dengan minyak dilakukan, didapatkan bahwa D-glukosa
goreng , kemudian dipanaskan dengan cepat mulai meleleh pada suhu 1470C dan meleleh
pada posisi yang benar sampai mencapai seluruhnya pada suhu 1480C. Hal ini berarti
temperatur 600C, kemudian dipanaskan titik leleh glukosa adalah 147oC. Pada hasil
secara perlahan-lahan dengan kenaikan percobaan ini terjadi sedikit penyimpangan,
temperatur 1 – 20C tiap menit.Temperatur karena secara teoritis titik leleh glukosa
saat zat mulai meleleh dan temperatur saat adalah 146oC. Penyimpangan ini terjadi
semua zat tepat meleleh dicatat. Trayek suhu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
ini tidak boleh lebih dari 10C. termometer yang belum dikalibrasi, padatan
Di dalam penentuan titik didih Sebanyak glukosa yang tidak murni dan glukosa yang
0,25 – 0,5 mL zat organik cair dimasukkan masuk ke pipa kapiler belum dalam kondisi
ke dalam tabung reaksi kecil. Kemudian pipa memadat seluruhnya.
kapiler yang berukuran panjang 90 – 100 mm Pada percobaan penentuan titik
dan diameter 1 mm yang sudah tertutup salah didih, sampel yang digunakan adalah etanol.
satu ujungnya dimasukkan ke dalam tabung Etanol berwujud cair dan tidak berwarna.
reaksi kecil dengan ujung tertutup di sebelah Pada saat percobaan, sebanyak 0,5 mL etanol
atas. Setelah itu, tabung reaksi kecil dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
diikatkan pada ujung termometer lalu kemudian diikatkan dengan termometer. Ke
dimasukkan ke dalam penangas minyak. dalam tabung reaksi tersebut dimasukkan
Tabung Thiele dipanaskan dengan api kecil, pipa kapiler yang sudah ditutup salah satu
sehingga semua cairan keluar dari dalam pipa ujungnya, kemudian dimasukkan ke dalam
kapiler dan cairan dalam tabung reaksi alat Thiele. Pada saat percobaan berlangsung,
mendidih. Kemudian pembakar dipindahkan
diamati bahwa cairan yang ada pada pipa
kapiler keluar dan etanol di dalam tabung UCAPAN TERIMA KASIH
reaksi mendidih. Kemudian setelah beberapa Penulis mengucapkan terima kasih
saat terdapat cairan yang naik di dalam pipa kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku
kapiler. Hal ini berarti titik didih cairan sudah dosen pengampu mata kuliah praktikum
tercapai. Dari hasil percobaan didapat bahwa kimia organik, Drs. I Dewa Putu Subamia,
titik didih etanol adalah 81oC. Hasil M.Pd., selaku laboran Jurusan Pendidikan
percobaan ini sedikit berbeda dengan teori. Kimia atas arahan dan bimbingan selama
Secara teoritis titik didih etanol adalah melakukan praktikum dan Ni Putu Candra
78,3oC. Perbedaan antara teori dengan hasil Mahayani serta Ni Made Willy Larashati
percobaan ini disebabkan oleh beberapa Anastasia selaku rekan satu kelompok atas
faktor yaitu peralatan thermometer yang dukungan dan bantuannya dalam praktikum
belum dikalibrasi dan kurangnya kemurnian maupun dalam penyelesaian artikel ini.
etanol.
Zat cair yang digunakan sebagai DAFTAR PUSTAKA
sampel dalam uji penentuan indeks bias Muderawan, I Wayan & dkk. 2012. Buku
adalah etanol. Etanol merupakan senyawa Ajar Kimia Organik II. Singaraja
organik yang mengandung gugus hidroksil. :Universitas Pendidikan Ganesha
Pada percobaan penentuan indeks bias zat Nurlita,Frieda dan I Wayan Suja.2004.Buku
cair, pertama-tama tempat zat cair pada alat Ajar Praktikum Kimia
refraktometer dibersihkan dengan aseton. Organik.Singaraja : IKIP Negeri
Penggunaan aseton bertujuan agar tempat zat Singaraja
cair pada refraktometer benar-benar bersih Suja, I Wayan dan Frieda Nurlita.2000. Buku
dari kotoran sehingga akan mempermudah Ajar Kimia Organik I.
melihat lapisan gelap terang. Dari hasil Singaraja:STKIP Singaraja
pengamatan diperoleh nilai indeks bias dari Wade, L. G. 2013. Organic Chemistry 8th
sampel etanol adalah 1,406. Hasil ini sedikit edition. Singapore:Pearson
tidak sesuai dengan teori. Secara teori, indeks Education, Inc
bias etanol adalah 1,36. Penyimpangan ini
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu,
pencahayaan yang kurang baik dan
kurangnya kemurnian etanol.

KESIMPULAN
Sifat fisika meliputi titik leleh untuk
sampel dalam wujud padatan, titik didih dan
indeks bias untuk sampel dalam wujud
cairan. Titik leleh adalah suhu dalam derajat
Celcius pada saat suatu fase padat dan fase
cair suatu padatan kristal ada dalam
kesetimbangan dinamik. Oleh karena itu,
tekanan uap fase padat dan fase cair dari
suatu padatan kristal adalah sama pada saat
titik leleh. Pengukuran titik leleh dapat
dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut balok logam dan juga tabung Thiele.
Titik didih adalah suhu suatu zat saat tekanan
uap cairan sama dengan tekanan udara luar.
Sifat fisika lain adalah indeks bias yang
dimiliki oleh senyawa organik dalam wujud
cairan, dimana prinsip dari indeks bias adalah
perbedaan perambatan gelombang pada
media yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai