Anda di halaman 1dari 3

9-3 Penerapan Pada otot dan Persendian Tubuh

Teknik-teknik yangbaru saja kita pelajari untuk menghitung gaya-gaya pada suatu
benda yang berada dalam kesetimbangan gerak, dapat diterapkan dengan mudah
pada tubuh manusia (atau hewan), dan dapat membawa manfaat besar Di dalam
penelaahan gaya-gaya yang bekerja pada otot, tulang, dan sendi dari makhluk-
makhluk yang sedang bergerak ataupun diam. Secara umum, otot melekat pada,
melalui perantaraan tendon dua buah tulang yang berbeda. Titik-titik melekatnya
tendon disebut insersi (insertion). Dua buah tulang saling disambungkan secara
fleksibel ileh sebuah sendi, seperti yang dijumpai pada siku, lutut dan pangkal
pah. Otot akan memberikan gaya tarik bilamana serabut-serabutnya menegang
(kontraksi) akibat suatu rangsangan yang diberikan oleh syaraf, namun otot tidak
dapat memberika gaya dorong. Otot-otot yang cenderung menarik dua buah
tangkai untuk mendekat ke satu sama lainnya seperti otot bisep pada lengan atas
kita disebut fleksor; otot-otot yang cenderung menarik sebuah tungkai menjauhi
tungkai lainnya, seperti otot trisep dalam disebut ekstensor. Kita menggunakan
otot fleksor pada lengan atas kita untuk mengambil/mengangkat benda dengan
tangan kita, kita menggunakan otot ekstensor ketika melempar bola.

Titik insersi sebuat otot akan berlainan diantara individu-individu yang berbeda.
Pertambahan sedikit saja pada jarak antara sendi dan titik insersi otot bisep,
misalnya dari 5,0 cm menjadi 5,5 cm dapat memberikan keunggulan yang berarti
bagi aktivitas mengangkat dan melempar benda. Para atlet juara seringkali
memiliki titik-titik insersi otot yang berjarak lebih jauh dari sendi di bandingkan
dengan orang rata-rata dan jika hal ini ditemukan pada salah satu otot si atlet,
biasanya hal yang sama juga berlaku bagi semua otot lainnya pada tubuh atlet itu.

9-4 Stabilitas dan Keseimbangan

Sebuah benda yang berada dalam kesetimbangan statis, jika diletakkan begitu saja
(tidak diganggu), tidak akan mengalami percepatan translasi maupun rotasi karena
jumlah semua gaya dan jumlah semua torque yang bekerja pada benda itu adalah
nol. Akan tetapi, jika benda tersebut digerakkan berpindah sedikit dari posisi
awalnya, maka terdapat tiga kemungkinan akibat :

1. Benda itu kembali ke posisi awalnya, yang dalam kasus ini (benda)
dikatakan berada dalam kesetimbangan stabil (stable equilibrium)
2. Benda itu berpindah/bergeser lebih jauh lagi dari posisi awalnya, dan
dikatakan berada dalam kesetimbangan tak stabil (unstable
equibilirium) atau
3. Benda itu tetap diam pada posisinya yang baru, dan dikatakan dalam
kesetimbangan netral (netral equibilirium)
Perhatikan contoh berikut ini. Sebuah bola yang digantung bebas di ujung seutas
benang berada dalam kesetimbangan stabil, karena bilamana bola itu digerakkan
ke kanan atau ke kiri, benda tersebut akan selalu kembali ke posisi awalnya akibat
gaya dan torque neto yang bekerja padanya (bola itu). Namun, sebuah pensil yang
diletakkan berdiri pada ujung lancipnya berada dalam kesetimbangan labil. Jika
pusat gravitasi pensil berada tepat di atas ujung lancipnya itu , maka maka gaya
neto dan torque neto yang bekerja padanya (Pensil) akan nol. Tetapi, bilamana
pensil tersebut digerakkan sedikit saja seperti dilukiskan dalam gambar-misalnya,
akibat adanay getaran sesaat atau hembusan angin-maka torque neto akan timbul
pada benda itu, dan torque ini bekerja menjadikan pensil terus bergerak jatuh kea
rah perpindahan awalnya. Terakhir, contoh benda yang berada dalam
kesetimbanagn netral adalah sebuah bola yang diam pada permukaan meja
horizontal. Jika bola ini digerakkan sedikit ke kanan atau ke kiri, maka benda itu
kemudian akan tetap berdiam pada posisi barunya-tidak ada torque neto yang
bekerja pada bola tersebut.

Dalam sebagian besar situasi nyata, semisal dalam perancangan bangunan-


bangunan dan dalam kerja tubuh manusia, tidak hendak mempertahankan keadaan
kesetimbangan stabil, atau lebih sering kita sebut keseimbangan (balance). Secara
umum, sebuah benda yang pusat gravitasinya (PG) terletak di bawah bidang
tumpuannya, semisal bola yang digantung di ujung seutas tali, berada dalam
kesetimbangan stabil. Apabila PG benda berada di atas bidang tumpuannya,
situasinya akan sedikit lebih rumit. Perhatikan sebuah kulkas yang diletakkan
berdiri. Bila benda ini didorong sedikit pada ujung atasnya, ia akan dapat kembali
ke posisinya semula akibat adanya torque yang bekerja padanya, seperti
ditunjukkan pada gambar. Namun bila didorong terlalu jauh, seperti pada gambar,
kulkas tersebut akan jatuh terjungkal.

Titik kritis kesetimbangan benda ini tercapai ketika PG-nya berpindah melewati
titik tumpunya (titik pivot), dari satu sisi ke sisi lainnya [yaitu, dari kiri ke kanan].
Bilamana titik PG-nya masih tetap berada di sisi yang sama, belum berpindah
menyebrangi titik pivot, torque yang bekerja pada kulkas akan menariknya
kembali ke bidang tumpuan awalnya. Jika kulkas didorong lebih jauh lagi, titik
PG-nya akan bergesar melewati titik pivot dan, alih-alih memulihkannya ke posisi
awal (berdiri), torque pada kulkas akan menarik benda itu jatuh ke posisi rebah.
Secara umum, sebuah benda yang pusat gravitasinya terletak di atas bidang
tumpuannya akan berada dalam keadaan stabil jika garis proyeksi vertikal ke
bawah yang ditarik dari titik PG itu masih terletak di dalam area bidang tumpu
benda tersebut.

Hal ini dikarenakan gaya normal ke atas pada benda (yang seharusnya
mengimbangi gaya Tarik gravitasi) hanya bekerja di bidang di mana benda
bersentuhan dengan permukaan; sehingga, jika gaya gravitasi bekerja pada benda
di luar bidang persentuhan ini, maka torque neto akan terbentuk dan menarik
benda terjungkal ke bawah.

Stabilitas, oleh karenanya, dapat bersifat relatif. Sebongkah batu bata uang
diletakkan pada bidangsisi paling luasnya (rebah) akan lebih stabil daripada bila
batu bata itu diletakkan pada bidang sisi paling sempitnya (berdiri), karena
dibutuhkan upaya yang lebih besar untuk menggulingkan batu bata yang rebah
ketimbang batu bata yang berdiri.

Dalam kasus, ekstrim pensil dalam gambar, bidang tumpuan bagi benda itu
(pensil) praktis hanyalah sebuah titik tunggal (ujung mata pensil) dan gangguan
terkecil sekalipun, semisal hembusan angin, dapat menjungkalkannya. Secara
umum, semakin besar bidang tumpuannya dan semakin rendah posisi titik PG-
nya, semakin stabil kedudukan benda yang bersangkutan.

Dalam pengertian ini, tubuh manusia kurang stabil dibandingkan dengan tubuh
hewan berkaki empat, yang tak hanya memiliki bidang tumpuan total yang lebih
luas karena empat buah tapak kakinya, namun juga memiliki titik PG yang lebih
rendah posisinya. Ketika berjalan dan melakukan bermacam aktivitas pergerakan
lainnya, seorang manusia senantiasa mengubah-ubah postur tubuhnya demi
mempertahankan titik PG tubuh tetap berada di atas kedua kakinya, meskipun
pada manusia dewasa hal ini dapat berlangsung tanpa membutuhkan pemikiran
sadar. Gerakan sederhana semisal membungkuk sekalipun mengharuskan kita
untuk menggerakkan mundur pinggul kita agar PG tubuh tetap berada di atas kaki
kita, dan kita dapat melakukan gerakan ini tanpa berpikir sedikit pun. Untuk
membuktikannya, berdirilah dengan menyandarkan punggung dan tumit anda
rapat ke dinding, lalu cobalah membungkuk untuk menyentuh ibu jari kaki anda.
Anda tidak akan dapat melakukannya tanpa terlebih dulu jatuh terjatuh. Orang
yang me ccmikul beban berat secara otomatis akan menyesuaikan postur tubuhnya
sedemikian rupa sehingga PG dari massa total tubuhnya dan beban yang
dibawahnya tetap berada di atas kedua kakinya.

Anda mungkin juga menyukai