Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “terapi aktivitas kelompok defisit
perawatan diri”ini dengan lancar.penulisan proposal ini bertujuan untuk
memenuhi salahsatu tugas yang di berikan oleh RSJ MENUR JAWA TIMUR
Proposal ini di tulis dari hasil penyusunan referensi buku yang telh kami
peroleh dari berbagai buku yang berkaitan dengan konsep Terapi Aktivitas
Kelompok,tak lupa kami bag terima kasih kepada CI lahan kami atas bimbingan
dan arahan beliau kami dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian…………………………………………………………………5
2.2 Jenis-jenis Perawatan diri ………………………………………………...5
2.3 Etiologi Defisit Perawatan Diri …………………………………………..6
2.4 Dampak Masalah Personal Hygiene ……………………………………..7
2.5 Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri …………………………………8
2.6 Klien ……………………………………………………………………..9
2.7 Terapi Aktifitas Kelompok Defisit Perawatan Diri …………………….10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
b. Alat-alat membersihkan diri (kebersihan kulit, mulut dan rambut)
c. Mempraktekan cara membersihkan kulit, mulut, dan rambut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygene),
berpakaian/berhias,makan,dan BAB/BAK (toileting).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
( Poter. Perry , 2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan
Wartonah 2000).
5
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).
6
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59), Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
7
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
8
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir
atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. BAB/BAK (Toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor. Kuku panjang dan
kotor Gigi kotor disertai mulut bau serta penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai
norma. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
2.6 Klien
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
b. Klien yang bisa membaca
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien dengan riwayat devisit perawatan diri.
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat devisit perawatan diri.
b. Mengidentifikasi klien berdasarkan karakteristik devisit perawatan
diri.
9
c. Mengumpulkan klien yang termasuk dari karakteristik masalah
devisit perawatan diri untuk mengikuti TAK.
10
Tugas :
1) Mengamati proses kegiatan
2) Menilai jalannya TAK.
3) Menyimpulkan hasil kegiatan.
A. Metode
1. Ceramah , Praktek dan Tanya jawab.
2. Media yang digunakan : kertas putih, spidol, pulpen, bola dan Hand
phone.
B. Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak efektif saat TAK, fasilitator memastikan
agar klien berperan aktif dalam TAK.
2. Penanganan untuk klien yang meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Ingatkan klien akan aturan permainan bahwa barang siapa yang
akan meninggalkan ruang TAK harus pamit terlebih dahulu pada
perawat.
b. Jika klien tetap saja pergi jangan paksakan klien untuk mengikuti
TAK tapi setelah TAK selesai temui klien dan tanyakan mengapa
tadi ia meninggalkan TAK.
C. Proses Evaluasi
1. Waktu
2. Kehadiran
3. Topik diskusi
4. Isu, ide dan pendapat anggota
5. Strategi leader
6. Rencana strategi berikutnya
7. Prediksi respon anggota pertemuan berikutnya.
11
E. Proses Pelaksanaan.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
1) Mengucapkan salam
2) Perkenalan di mulai oleh leader dilanjutkan oleh fasilitator, dan
observer.
3) Perkenalan oleh masing-masing klien dengan menyebutkan
nama, asal ruangan perawatan
b. Penjelasan Tujuan dan Aturan Main.
1) Penjelasan aturan main dan tujuan terapi oleh leader
Sebelum memulai permainannya, saya menjelaskan tujuan dari
permainan ini yaitu supaya kita menjaga kebersihan diri kita
dengan mandi,menggosok gigi, dan mencuci rambut. Aturan
mainnya yaitu teman-teman disini diharapkan mengikuti
kegiatan TAK dari awal sampai akhir, jika ada teman-teman
yang ingin meninggalkan permainan TAK ini atau kekamar
mandi, teman-teman harus minta izin dengan Leader.
2) Cara permainannya, pertama saat musik dihidupkan bruder
/suster akan memberikan bola, dan berputar searah jarum jam,
lalu musik berhenti dan bola pun berhenti pada salah satu teman-
teman. lalu teman yang memegang bola berdiri dan memberikan
salam, menyebutkan nama
3) Bagi anggota kelompok yang telah memperkenalkan diri maka
di berikan identitas berupa papan nama.
2. Fase Kerja
Langkah-langkah kegiatan.
a. Membagikan kertas dan pulpen untuk klien,
b. Klien di suruh menulis di kertas yang disediakan tentang : Manfaat
membersihkan diri yang di bantu oleh fasilitator.
12
c. Bola dioper ke semua anggota TAK dan bila music berhenti, maka
yang memegang bola wajib untuk membaca hasil tulisannya.untuk
pertama kali diawali oleh leader.
d. Leader memberikan pujian “ bagus bapak/ibu telah dapat
menyebutkan manfaat membersihakan diri.
e. Leader meminta anggota TAK untuk membalik kertas dan kembali
menulis alat-alat yang digunakan untuk mandi di bantu oleh
fasilitator
f. Bola kembali dioper dan bila music berhenti, maka yang memegang
bola wajib untuk menyebutkan terlebih dahulu, yang dimulai oleh
leader.
g. Leader memberikan pujian “bagus bapak/ibu sudah dapat
menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk mandi ”
h. Leader meminta anggota TAK menyebutkan langkah-langkah
membersihkan diri (mandi, menggosok gigi dan mencuci rambut),
bagi yang memegang bola saat music berhenti, maka wajib untuk
menyebutkan, yang dimulai oleh leader dan dilanjutkan oleh
anggota TAK.
i. Leader memberikan pujian “ bagus bapak/ibu telah menyebutkan
langkah mandi, menggosok gigi, dan mencuci rambut secara benar.
j. Leader memasukkan jadwal rutin setiap hari untuk peserta TAK.
3. Fase Teminasi
a. Evaluasi respon subjektif klien
b. Bagaimana perasaan bapak-bapak dan ibu-ibu setelah kita bermain
TAK selama 30 menit?
c. Coba bapak/ibu sebutkan langkah-langkah mandi, menggosok gigi
dan mencuci rambut.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan
terapi psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan
diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam
kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan
dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak
dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Sesi yang digunakan untuk
terapi aktivitas kelompok pada defisit perawatan diri yaitu sesi
memperkenalkan diri, sesi manfaat pentingnya perawatan diri, sesi tata cara
makan dan minum, sesi toileting dan sesi tata cara berhias.
14
DAFTAR PUSTAKA
15