Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

“MATERI PENJUALAN KHUSUS”

Disusun Oleh:
Rista Maimudah 170422620521
Rizal Ardyatama 1704226206xx
Rizki Nadiahghinanti 1704226205xx

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Malang
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad serta hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Tugas Akuntansi
Keuangan Lanjutan I Penjualan Khusus” ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan I di Universitas Negeri Malang.

Dalam menyusun laporan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I ini, banyak
pihak yang terlibat dengan memberi informasi, saran, pendapat serta berbagai masukan yang dapat
membangun penulisan laporan tugas ini sehingga laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I
ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada :

1. Ibu Sawitri selaku dosen pengajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan laporan tugas Akuntansi Keuangan
Lanjutan I.
2. Ibu Siti Fatimah pemilik usaha pakaian dan peralatan ibadah selaku narasumber yang
memberikan informasi.
3. Seluruh teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan
I ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya penulisan laporan ini. Semoga laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 01 Oktober 2019

Penulis,

( Kelompok Berapa ? )
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................... Error! Bookmark not defined.

1. 2 Tujuan Penulisan ................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II PROFIL, DATA, DAN PEMBAHASAN

2.1 Profil Entitas Bisnis.............................................. Error! Bookmark not defined.

2.2 Data ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pembahasan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Saran ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................. Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang (Menjelaskan arti penting strategi penjualan; menjelaskan arti penting
penjualan angsuran dan konsinyasi serta informasi akuntansi yang berasal dari ke-2
penjualan tersebut).
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi yang mulai
diperhatikan dunia internasional. Indonesia yang menjadi pusat ekonomi terbesar di asia
tenggara memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang
bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Dalam kesehariannya banyak
kegiatan yang menunjang perekonomian Indonesia mulai dari kegiatan yang besar seperti
ekspor-impor maupun kegiatan kecil seperti jual beli dalam pasar, dimana semua
masyarakat dapat menjadi pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi adalah semua pihak yang
melakukan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi), baik itu perorangan
maupun organisasi (pemerintah atau swasta).
Pihak-pihak yang berperan sebagai pelaku ekonomi adalah rumah tangga,
perusahaan produsen, pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat luar negeri. Semua
pihak tersebut memiliki peran masing-masing dan saling mempengaruhi dalam
perekonomian. Kehidupan manusia yang tidak pernah lepas dari kegiatan ekonomi setiap
harinya membuat semua yang terlibat memiliki peran dan tujuan masing-masing dalam
pelaksanaannya, bahkan tak khayal muncul persaingan diantara pelaku usaha dimana
mereka saling berusaha mencapai keuntungan maksimal dengan strateginya masing-
masing. Dalam ranah penjualan hal ini disebut sebagai strategi penjualan..
Strategi penjualan adalah serangkaian pola pikir pelaku bisnis yang berusaha untuk
mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut bisa terdiri dari penetapan posisi usaha,
sasaran pasar, bauran pemasaran, mampu mengambil peluang yang ada, strategi
menghadapi ancaman usaha (Kotler,2007). Salah satu ancaman usaha adalah banyaknya
usaha sejenis yang menawarkanproduk sejenis pula. Oleh karena itu, para pelaku bisnis
harus memiliki cara yang tersendiri untuk meningkatkan jumlah penjualan mereka. Bisa
saja pelaku bisnis memberikan layanan-layanan tertentu kepada para pelanggannya seperti
pemberian diskon, maupun penjualan secara angsuran. Selain itu da hal lain yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan jumlah penjualan, yakni dengan kerja sama berupa
konsinyasi. Kerja sama dalam bentuk konsinyasi ini pelaku bisnis dapat menitipkan barang
dagangan mereka ke pelaku bisnis yang lain untuk dititipkan dan dijualkan.
Salah satu cara yang dapat meningkatkan penjualan adalah dengan memberikan
layanan angsuran atau cicilan. Angsuran adalah suatu penjualan dimana konsumen
membayar terlebih dahulu uang muka terlebih dahulu dan sisanya diangsur secara bertahap,
biasanya hak kepemilikan barang akan beralih ketika barang telah diserahkan oleh penjual
kepada pembeli (Tasli dkk, 1991). Namun, sebagai penjual tidak harus memiliki
persediaan barang dagangan miliknya sendiri sebagai persediaan barang dagangannya, bisa
juga dengan pengadaan barang dagangan melalui konsinyasi. Selanjutnya kita akan
membahas mengenai strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan yakni dengan
metode konsinyasi. Konsinyasi adalah penjualan barang dagangan melalui pihak lain,
persediaan barang yang dimiliki oleh pemilik barang dititipkan ke pihak lain untuk
dijualkan, setelah penjualan terjadi maka pihak lain tersebut mendapat komisi sebesar yang
telah disepakati atas penjualan barang tersebut(Tasli dkk, 1991). Jadi dalam konsinyasi
dikenal istilah konsinyor atau pemilik barang dan konsinyi, yakni pihak lain yang
menjualkan barang.
Seorang konsinyi tidak dapat mengakui barang dagangan milik konsinyor sebagai
persediaan barang dagangan mereka hal tersebut dikarenakan berdasarkan PSAK no ?
Dengan berkembangnya teknologi ini bermunculan banyak platform baru dalam dunia
fintech yang menawarkan cicilan yang mudah. Dengan adanya konsinyasi ini konsinyi
memperoleh beberapa keuntungan yakni konsinyi mendapat komisi atas penjualan tanpa
membayar pengadaan barang tersebut.
1.2. Tujuan Penulisan
a. Mendiskripsikan akuntansi/administrasi keuangan konsinyasi (pilih salah satu, konsinyor
atau konsinyi)
Dalam teori untuk akuntansi keuangan konsinyasi dapat dilakukan dengan metode
secara terpisah maupun gabungan (Sudarwanto, 2013).Pencatatan yang dilakukan oleh
pihak konsinyi ketika menjual barang konsinyasi memuat pencatatan pengeluarkan biaya-
biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi, pencatatan pendapatan komisi serta
pengiriman hasil penjualan kepada pihak konsinyor.
b. Mendiskripsikan akuntansi/administrasi keuangan penjualan angsuran
Dalam teori akuntansi keuangan penjualan angsuran berkaitan dengan pengakuan
pendapatan dalam penjualan angsuran. Dalam penjualan dengan metode angsuran
pendapatan dapat diakui pada saat pembayaran angsuran termasuk metode pengakuan laba.
BAB II
PROFIL, DATA, DAN PEMBAHASAN
1.1. Profil entitas bisnis (diskripsikan sejarah berdirinya perusahaan, bidang kegiatannya,
kegiatan operasional sehari-hari, dan informasi lain yang menjelaskan entitas bisnis tersebut)
Bisnis ini merupakan usaha yang didirikan oleh ibu Siti Fatimah sejak tahun 1995 yang
berada di daerah Pamekasan, Madura. Usaha ini bergerak dalam bidang penjualan pakaian
dan peralatan ibadah yang menggunakan sistem cicilan sekaligus konsinyasi. Jadi, dalam
usaha ini ibu Siti Fatimah tidak mengadakan persediaan barang dagangan (konsinyi),
melainkan barang dagangan tesebut berasal dari pihak lain (konsinyor). Periode kerja sama
ini adalah setiap 10 bulan. Jadi disini ibu Siti Fatimah setiap bulan bisa mengambil barang
konsinyasi untuk dijualkan dan pembayaran rutin dilakukan setiap bulan, serta ibu Siti
Fatimah baru akan mendapatkan komisi di bulan ke sepuluh sebesar 10% dari total penjualan
selama 10 bulan tersebut.
2.2. Data
a. Kebijakan Akuntansi Konsinyasi Entitas Bisnis (menjelaskan apa dan bagaimana
pelaksanaan konsinyasi menurut pemahaman entitas bisnis,
Menurut ibu Siti Fatimah konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama titipan,
yang mana ibu Siti Fatimah hanya menjualkan barang titipan tersebut dengan harga jual
yang telah ditetapkan oleh penitip, sedangkan ibu Siti Fatimah mendapatkan komisi kurang
lebih 10% dari hasil penjualan selama 10 bulan. Jadi, disini ibu Siti Fatimah akan
mendapatkan komisi tersebut setiap 10 bulan sekali.
mengapa mereka memilih konsinyasi sebagai salah satu strategi penjualan mereka,
Berdasarkan pemaparan ibu Siti Fatimah konsinyasi dinilai lebih menguntungkan
karena tidak menanggung resiko atas perubahan trend mode fashion yang selalu
berfluktuasi dan kerusakan barang yang memang berasal dari sananya jadi dapat ditukarkan.
Selain itu ibu Siti Fatimah tidak perlu mengadakan modal dari pengadaan usaha ini. ibu
Siti Fatimah juga memperoleh keuntungan hanya dengan menjualkan produk tersebut.
bagaimana mereka mengelola administrasi keuangan konsinyasi yang memudahkan
mereka, dll informasi yang relevan)
Untuk pengeloalan administrasi keuangan konsinyasi, ibu Siti Fatimah
menyediakan satu buku khusus untuk mencatat penjualan barang konsinyasi tersebut. Serta
satu buku lagi untuk diserahkan setiap akhir periode (10 bulan) sekaligus penyetoran hasil
penjualan bulan terakhir kepada pihak konsinyor yang berisi seuruh rekapitulasi jumlah
barang konsinyasi yang diambil dan yang terjual.
Di dalam buku khusus tersebut memuat nama pembeli, rincian barang yang dambil
dan jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulannya, seperti gambar yang disertakan
dalam terlampir.Selanjutnya dalam buku besar yang diserahkan pada pihak konsinyor
memuat catatan setiap bulan berapa barang yang diambil dan yang terjual, seperti gambar
terlampir.
b. Kebijakan Akuntansi Penjualan Angsuran (menjelaskan apa dan bagaimana pelaksanaan
penjualan angsuran menurut pemahaman entitas bisnis,
Menurut ibu Siti fatimah angsuran adalah penjualan dengan pembayaran dilakukan
secara bertahap. Dalam kasus ibu Siti Fatimah ini pembayarab bertahap selama 10x dimana
1x setiap bulan. Dalam penjualan secara angsuran atau cicilan ini ibu Siti Fatimah tidak
mengenakan uang muka terhadap setiap barang yang diambil oleh konsumen. Biasanya
pembayaran diakukan satu bulan setelah terjadinya transaksi. mengapa mereka memilih
angsuran sebagai salah satu strategi penjualan mereka, menurut ibu siti Fatimah angsuran
dapat menjadi strategi penjualan karena dapat menarik minat banyak konsumen sehingga
penjualan ibu Siti Fatimah menjadi meningkat, secara otomatis komisi yang didapatkan
oleh ibu Siti Fatimah juga akan meningkat. bagaimana mereka mengelola administrasi
keuangan angsuran yang memudahkan mereka, dll informasi yang relevan) untuk
pengelolaan administrasi keuangan ibu Siti Fatimah menyediakan 2 buku untuk mencatat
setiap penjualan yang dilakukan serta rincian cicilan yang harus dibayarkan konsumen
pada buku 1, sedangkan pada buku 2 memuat informasi jumlah barang yang diambil dan
yang terjual yang akan diserahkan pada pihak konsinyor. Semua data tertera pada gambar
dibawah ini
2.3. Pembahasan
a. Menjelaskan temuan data konsinyasi dari teori/konsep yang mendasari
Berdasarkan data lapangan, kami menemukan bahwa konsep konsinyasi selaras
dengan fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan data lapangan, entitas bisnis mengartikan
konsinyasi sebagai kerja sama penjualan titipan dimana konsinyor menitipkan barang
dagangannya kepada pihak konsinyi, selain itu pihak konsinyi juga tidak menanggung
resiko atas barang dagangan baik rusak maupun trend yang berubah.
Praktik konsinyasi pada usaha Ibu Siti terjadi dengan mekanisme yang cukup sederhana.
Dalam menjalankan praktik konsinyasi, Ibu Siti hanya membuat pencatatan yang
sederhana pada buku yang telah disediakan khusus untuk mencatat penerimaan barang
titipan. Pencatatan penerimaan barang titipan ini dilakukan secara terpisah dengan barang
milik sendiri. Adapun bentuk catatan yang dibuat oleh Ibu Siti selaku konsinyi pada pagi
hari ketika menerima barang dari penitip atau konsinyor.

Pembukuan Sederhana yang dilakukan oleh konsinyi

Catatan yang diberikan kepada pihak konsinyor


Menurut teori, pencatatan akuntansi untuk konsinyasi, ada dua metode yang bisa
digunakan yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Metode terpisah digunakan
ketika konsinyi membedakan antara pencatatan untuk barang konsinyasi dengan
pencatatan untuk barang milik sendiri. Sedangkan untuk metode tidak terpisah itu dipakai
ketika konsinyi melakukan penggabungan pencatatan antara barang konsinyasi dengan
barang milik sendiri (dijadikan satu dalam buku catatan). Melihat catatan yang dibuat oleh
Ibu Siti selaku konsinyi, mereka melakukan pencatatan secara terpisah artinya dibedakan
buku catatan untuk barang titipan dengan barang milik sendiri. Pencatatan yang dilakukan
memang sederhana namun itu sangat membantu dalam sistem konsinyasi mereka.
Mengingat jumlah penitip atau konsinyor yang banyak, pencatan yang dilakukan secara
terpisah ini akan memudahkan Ibu Siti dalam menghitung hasil penjualan beserta
keuntungan yang didapatkan dari masing-masing penitip atau konsinyor.

Perihal masalah pembagian keuntungan yang ada pada Ibu Siti, keuntungan yang
didapatkan dari barang titipan ini ditetapkan berdasarkan presentase yang merupakan
ketentuan dari Ibu Siti sendiri. Persentase keuntungan yang ditetapkan oleh Ibu Siti 10%.
Secara umum penentuan besarnya keuntungan yang akan diterima pihak konsinyi sangat
tergantung dengan kesepakatan antara pihak konsinyi dengan konsinyor. Pertama,
ditentukan melalui selisih antara harga yang diberikan konsinyor dengan harga jual yang
ditetapkan konsinyi. Dalam hal ini, konsinyor memberikan kebebasan kepada konsinyi
untuk menentukan harga jual di atas harga yang sudah ditetapkan oleh konsinyor. Jadi
konsinyi bebas untuk mengambil keuntungan berapa dari penjualan konsinyasi ini. Kedua,
ditentukan melalui persentase yang ditetapkan oleh konsinyor atau konsinyi pada saat
perjanjian. Konsinyi akan mendapatkan komisi sebesar persentase yang telah disepakati
bersama namun disini konsinyi harus menjual barang milik konsinyor sesuai dengan harga
yang telah ditentapkan oleh konsinyor.
Penentuan keuntungan pada Ibu Siti secara teori sudah benar, dimana keuntungannya
ditentukan berdasarkan persentase yang ditentukan oleh pemilik usaha dan telah disepakati
oleh penitip. Mengenai penjualan barang titipan yang ada di perusahaan tersebut, pengurus
menjual barang titipan sebesar harga yang ditentukan oleh penitip. Mengingat komisi
penjualan yang didapatkan oleh kantin SE ditentukan berdasarkan persentase yang telah
disepakati sehingga pengurus kantin SE tidak diperkenankan untuk menetapkan harga jual
sendiri. Harga jual yang digunakan oleh kantin SE harus sesuai dengan harga jual yang
sudah ditentukan oleh penitip.
Hal-hal lain yang berkaitan dengan pengiriman barang titipan ke kantin SE menjadi
tanggungan penitip. Penitip akan datang sendiri untuk mengantar barang ke kantin SE dan
kemudian akan datang kembali sore hari untuk mengambil barang yang masih tersisa dan
mengambil uang hasil penjualan barang yang sudah laku terjual. Jadi dalam praktik
konsinyasi di kantin SE ini, tidak ada kesepakatan pembagian biaya pengiriman barang
titipan, semua menjadi tanggungan pihak penitip.
Hal tersebut, juga telah sesuai dengan konsep konsinyasi yang selama ini dipelajari.
b. Menjelaskan temuan data angsuran dari teori/konsep yang mendasari
Berdasarkan data lapangan, kami menemukan kesamaan pangartian antara
angsuran berdasarkan pengartian entitas bisnis dengan pengartian berdasarkan teori. Yakni,
sama-sama penjualan dengan pembayaran dilakukan secara bertahap selama periode waktu
tertentu. Namun, disini kami menemukan fakta adanya perbedaan antara angsuran dalam
teori yang menerapkan adanya uang muka dalam penjualan, sedangkan dalam entitas bisnis
kali ini yang tidak menerapkan uang muka dalam transaksinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Praktek akuntansi/administrasi keuangan konsinyasi yang dijalankan entitas bisnis
praktek akuntansi yang dilakukan entitas bisnis kali ini dibuat sedemikian rupa dengan
sepemahamaman pemilik entitas bisnis, untuk memudahkan pengeloaan dan kontrol
terhadap keuangan entitas bisnis tersebut. Selain itu entitas bisnis ini juga telah menerapkan
praktek akuntansi yang mana pihak konsinyi harus mengadakan pencattan tersensiri untuk
diaporkan kepada pihak konsinyor.
b. Praktek akuntansi/administrasi keuangan penjualan angsuran yang dijalankan entitas bisnis
Dalam penjualan angsuran ini pemilik entitas bisnis tidak menetapkan sendiri berapa harga
pokok barang dan berapa besaran jumah cicilan yang harus dibayarkan oleh konsumen. Hal
tersebut dikarenakan, pemilik entitas bisnis ini hanya berlaku sebagai konsinyi. Jadi,hanya
menjualkan barang dagangan secara cicilan kepada pihak konsumen. Namun, apabila
terjadi gagal bayar maka yang menanggung gagal bayar tersebut adalah pihak konsinyi
sebagai resiko usahanya.
Untuk pengakuan laba sendiri ibu Siti Fatimah tidak mengadakan pengakuan laba namun,
mengakui adanya komisi yang diterima sebesar 10% dari total penjualan setiap 10 bulan
sekali
3.2. Saran
Secara teoritis, atas dasar pembahasan di bab 2, jika anda temukan kelemahan maka saran
perbaikan bagi entitas bisnis
DAFTAR PUSTAKA
(berisi semua sumber atau referensi kredible yang anda gunakan untuk membantu menyusun
laporan, terutama saat pembahasan. Lihat PPKI bagaimana cara mengutip dan menuliskan daftar
pustaka/daftar referensi yang baku sesuai gaya selingkung UM)
Tasli, Wishnoe Shaleh Thalib, Ali Suprayitno, 1991, Akuntansi Lanjutan (Advanced) Dalam
Tanya Jawab, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2007, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta : PT Indeks
Sudarwanto, Adenk, 2013, Akuntansi Koperasi:Pendekatan Praktis Penyusunan Laporan
Keuangan, Yogyakarta : Graha Ilmu

LAMPIRAN
2. Transkrip wawancara ke pemilik entitas bisnis atau individu yang dianggap memahami
3. Foto tempat usaha (jika diperkenankan oleh pemilik, jika tidak diperkenankan, maka tidak
boleh memaksa)

Anda mungkin juga menyukai