Akl Bu Sawit
Akl Bu Sawit
Disusun Oleh:
Rista Maimudah 170422620521
Rizal Ardyatama 1704226206xx
Rizki Nadiahghinanti 1704226205xx
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad serta hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Tugas Akuntansi
Keuangan Lanjutan I Penjualan Khusus” ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan I di Universitas Negeri Malang.
Dalam menyusun laporan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I ini, banyak
pihak yang terlibat dengan memberi informasi, saran, pendapat serta berbagai masukan yang dapat
membangun penulisan laporan tugas ini sehingga laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I
ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada :
1. Ibu Sawitri selaku dosen pengajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan laporan tugas Akuntansi Keuangan
Lanjutan I.
2. Ibu Siti Fatimah pemilik usaha pakaian dan peralatan ibadah selaku narasumber yang
memberikan informasi.
3. Seluruh teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan
I ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya penulisan laporan ini. Semoga laporan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis,
( Kelompok Berapa ? )
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Perihal masalah pembagian keuntungan yang ada pada Ibu Siti, keuntungan yang
didapatkan dari barang titipan ini ditetapkan berdasarkan presentase yang merupakan
ketentuan dari Ibu Siti sendiri. Persentase keuntungan yang ditetapkan oleh Ibu Siti 10%.
Secara umum penentuan besarnya keuntungan yang akan diterima pihak konsinyi sangat
tergantung dengan kesepakatan antara pihak konsinyi dengan konsinyor. Pertama,
ditentukan melalui selisih antara harga yang diberikan konsinyor dengan harga jual yang
ditetapkan konsinyi. Dalam hal ini, konsinyor memberikan kebebasan kepada konsinyi
untuk menentukan harga jual di atas harga yang sudah ditetapkan oleh konsinyor. Jadi
konsinyi bebas untuk mengambil keuntungan berapa dari penjualan konsinyasi ini. Kedua,
ditentukan melalui persentase yang ditetapkan oleh konsinyor atau konsinyi pada saat
perjanjian. Konsinyi akan mendapatkan komisi sebesar persentase yang telah disepakati
bersama namun disini konsinyi harus menjual barang milik konsinyor sesuai dengan harga
yang telah ditentapkan oleh konsinyor.
Penentuan keuntungan pada Ibu Siti secara teori sudah benar, dimana keuntungannya
ditentukan berdasarkan persentase yang ditentukan oleh pemilik usaha dan telah disepakati
oleh penitip. Mengenai penjualan barang titipan yang ada di perusahaan tersebut, pengurus
menjual barang titipan sebesar harga yang ditentukan oleh penitip. Mengingat komisi
penjualan yang didapatkan oleh kantin SE ditentukan berdasarkan persentase yang telah
disepakati sehingga pengurus kantin SE tidak diperkenankan untuk menetapkan harga jual
sendiri. Harga jual yang digunakan oleh kantin SE harus sesuai dengan harga jual yang
sudah ditentukan oleh penitip.
Hal-hal lain yang berkaitan dengan pengiriman barang titipan ke kantin SE menjadi
tanggungan penitip. Penitip akan datang sendiri untuk mengantar barang ke kantin SE dan
kemudian akan datang kembali sore hari untuk mengambil barang yang masih tersisa dan
mengambil uang hasil penjualan barang yang sudah laku terjual. Jadi dalam praktik
konsinyasi di kantin SE ini, tidak ada kesepakatan pembagian biaya pengiriman barang
titipan, semua menjadi tanggungan pihak penitip.
Hal tersebut, juga telah sesuai dengan konsep konsinyasi yang selama ini dipelajari.
b. Menjelaskan temuan data angsuran dari teori/konsep yang mendasari
Berdasarkan data lapangan, kami menemukan kesamaan pangartian antara
angsuran berdasarkan pengartian entitas bisnis dengan pengartian berdasarkan teori. Yakni,
sama-sama penjualan dengan pembayaran dilakukan secara bertahap selama periode waktu
tertentu. Namun, disini kami menemukan fakta adanya perbedaan antara angsuran dalam
teori yang menerapkan adanya uang muka dalam penjualan, sedangkan dalam entitas bisnis
kali ini yang tidak menerapkan uang muka dalam transaksinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Praktek akuntansi/administrasi keuangan konsinyasi yang dijalankan entitas bisnis
praktek akuntansi yang dilakukan entitas bisnis kali ini dibuat sedemikian rupa dengan
sepemahamaman pemilik entitas bisnis, untuk memudahkan pengeloaan dan kontrol
terhadap keuangan entitas bisnis tersebut. Selain itu entitas bisnis ini juga telah menerapkan
praktek akuntansi yang mana pihak konsinyi harus mengadakan pencattan tersensiri untuk
diaporkan kepada pihak konsinyor.
b. Praktek akuntansi/administrasi keuangan penjualan angsuran yang dijalankan entitas bisnis
Dalam penjualan angsuran ini pemilik entitas bisnis tidak menetapkan sendiri berapa harga
pokok barang dan berapa besaran jumah cicilan yang harus dibayarkan oleh konsumen. Hal
tersebut dikarenakan, pemilik entitas bisnis ini hanya berlaku sebagai konsinyi. Jadi,hanya
menjualkan barang dagangan secara cicilan kepada pihak konsumen. Namun, apabila
terjadi gagal bayar maka yang menanggung gagal bayar tersebut adalah pihak konsinyi
sebagai resiko usahanya.
Untuk pengakuan laba sendiri ibu Siti Fatimah tidak mengadakan pengakuan laba namun,
mengakui adanya komisi yang diterima sebesar 10% dari total penjualan setiap 10 bulan
sekali
3.2. Saran
Secara teoritis, atas dasar pembahasan di bab 2, jika anda temukan kelemahan maka saran
perbaikan bagi entitas bisnis
DAFTAR PUSTAKA
(berisi semua sumber atau referensi kredible yang anda gunakan untuk membantu menyusun
laporan, terutama saat pembahasan. Lihat PPKI bagaimana cara mengutip dan menuliskan daftar
pustaka/daftar referensi yang baku sesuai gaya selingkung UM)
Tasli, Wishnoe Shaleh Thalib, Ali Suprayitno, 1991, Akuntansi Lanjutan (Advanced) Dalam
Tanya Jawab, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2007, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta : PT Indeks
Sudarwanto, Adenk, 2013, Akuntansi Koperasi:Pendekatan Praktis Penyusunan Laporan
Keuangan, Yogyakarta : Graha Ilmu
LAMPIRAN
2. Transkrip wawancara ke pemilik entitas bisnis atau individu yang dianggap memahami
3. Foto tempat usaha (jika diperkenankan oleh pemilik, jika tidak diperkenankan, maka tidak
boleh memaksa)