Anda di halaman 1dari 3

Sementara itu dalam DSM-IV-TR pedofilia dapat dispesifikasikan dalam

beberapa kelompok antara lain:

(a) Sexually attracted to male

(b) Sexually attracted to female

(c) Sexually attracted to both

(d) Limited to incest

(e) Exclusive type

(f) Nonexclusive type.10

Infantofilia, atau nepiofilia, digunakan untuk merujuk pada preferensi seksual

untuk bayi dan balita (biasanya umur 0-3).3,5

Pedofilia digunakan untuk individu dengan minat seksual utama pada anak-

anak prapuber yang berusia 13 atau lebih muda.3,5

Hebephilia didefinisikan sebagai individu dengan minat seksual utama pada

anak prapubertas yang berusia 11 hingga 14 tahun.[32] DSM IV tidak memasukkan

hebephilia di dalam daftar di antara diagnosis, sedangkan ICD-10 mencakup

hebephilia dalam definisi pedofilia.3,4,5

Istilah erotika pedofilia diciptakan pada tahun 1886 oleh psikiater asal Wina,

Richard von Krafft-Ebing dalam tulisannya Psychopathia Sexualis. Istilah ini

muncul pada bagian yang berjudul "Pelanggaran Individu Pada Abad Empat belas,"

yang berfokus pada aspek psikiatri forensik dari pelanggar seksual anak pada

umumnya. Krafft-Ebing menjelaskan beberapa tipologi pelaku, membagi mereka

menjadi asal usul psikopatologis dan non-psikopatologis, dan hipotesis beberapa

faktor penyebab yang terlihat yang dapat mengarah pada pelecehan seksual terhadap

anak-anak.11
Krafft-Ebing menyebutkan erotika pedofilia dalam tipologi "penyimpangan

psiko-seksual." Dia menulis bahwa ia hanya menemukan empat kali selama karirnya

dan memberikan deskripsi singkat untuk setiap kasus, daftar tiga ciri umumnya

yaitu:11

1. Individu tercemari [oleh keturunan] (belastate hereditär).

2. Daya tarik utama subyek adalah untuk anak-anak, daripada orang dewasa.

3. Tindakan yang dilakukan oleh subjek biasanya tidak berhubungan, melainkan

melibatkan tindakan yang tidak pantas seperti menyentuh atau memanipulasi

anak dalam melakukan tindakan pada subjek.

Dia menyebutkan beberapa kasus pedofilia di kalangan perempuan dewasa

(yang disediakan oleh dokter lain), dan juga dianggap sebagai pelecehan terhadap

anak laki-laki oleh laki-laki homoseksual menjadi sangat langka. Lebih lanjut

mengklarifikasi hal ini, ia menunjukkan bahwa kasus pria dewasa yang memiliki

gangguan kesehatan atau neurologis dan pelecehan terhadap seorang anak laki-laki

yang bukan pedofilia yang sebenarnya, dan bahwa dalam korban pengamatannya

adalah orang-orang seperti itu cenderung lebih tua dan dibawah umur. Dia juga

mencantumkan "Pseudopaedofilia" sebagai kondisi istimewa dimana "individu yang

telah kehilangan libido untuk orang dewasa melalui masturbasi dan kemudian

berbalik kepada anak-anak untuk pemuasan nafsu seksual mereka" dan menyatakan

ini jauh lebih umum.11

Pada tahun 1908, neuroanatomis dan psikiater asal Swiss, Auguste Forel

menulis tentang fenomena tersebut, mengusulkan bahwa hal itu disebut sebagai

"Pederosis," pada "Nafsu Seksual pada Anak." Mirip dengan karya Krafft-Ebing,

Forel membuat perbedaan antara pelecehan seksual insidentil oleh orang dengan

demensia dan kondisi otak organik, dan keinginan seksual yang benar-benar
istimewa dan kadang-kadang eksklusif pada anak-anak. Namun, ia tidak setuju

dengan Krafft-Ebing dimana bahwa ia merasakan kondisi yang kedua adalah

terutama tertanam dan tak berubah.11

Anda mungkin juga menyukai