Anda di halaman 1dari 5

Babak Baru Penghayat Aliran

Kepercayaan di Indonesia

JAKARTA - Para penganut penghayat aliran kepercayaan di Indonesia bisa bernapas lega.
Mahkamah Konstitusi (MK) pada 7 November lalu memutuskan untuk memperbolehkan aliran
kepercayaan dicantumkan di KTP. Data Kemendikbud 2017 menyebutkan, saat ini ada 187
aliran kepercayaan yang tersebar di 13 provinsi di Tanah Air.

Berikut di antara aliran kepercayaan tersebut.

1. Agama Bali (Hindu Bali atau Hindu Dharma)


Agama Hindu Bali atau Agama Hindu Dharma (Agama Tirtha) adalah suatu praktik agama
Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia. Agama Hindu Bali
merupakan sinkretisme (penggabungan) kepercayaan Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan
Brahma dengan kepercayaan asli (local genius) suku Bali.
2. Aluk Todolo (Tana Toraja)
Aluk Todolo atau Alukta sesungguhnya merupakan adat istiadat dan tata nilai masyarakat Tana
Toraja. Aturan dan tatanan hidup ini bukan hanya berkaitan dengan masalah kepercayaan
tetapi juga sistem pemerintahan, kemasyarakatan, adat-istiadat, dan kesenian. Dalam
keyakinan masyarakat Tana Toraja, Tuhan disebut dengan Dewata Sewwa, yang berarti Tuhan
Yang Maha Esa. Sang Penguasa Tunggal kehidupan dan keberlangsungan alam semesta.
Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha Agung).

3. Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)


Sunda Wiwitan, secara umum merupakan bentuk kepercayaan atau religi yang berkembang di
tanah Pasundan (khususnya di wilayah bekas kerajaan Pajajaran) Jawa Barat. Dalam
kepercayaannya, Sunda Wiwitan mempercayai kehadiran kekuasaan tertinggi yang biasa
disebut sebagai sang hyang kersa atau gusti sikang sawiji-wiji (Tuhan yang tunggal). Sang
hyang kersa, dipercaya oleh pemeluk Sunda Wiwitan hidup di tempat tinggi dan agung yang
disebut sebagai Buana Agung atau Buana Nyungcung.

4. Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)


Agama Djawa Sunda juga sering disebut sebagai agama Madrais. Agama ini banyak dipeluk
oleh orang di kawasan Kuning, Jawa Barat. Secara garis besar agama Madrais mirip sekali
dengan Agama Buhun meski ada unsur Jawa di dalamnya. Madrais menjalankan ritual-ritual
yang beriringan dengan tradisi Sunda. Mereka juga melakukan Seren Taun setelah panen
sebagai wujud penghormatan kepada Dewi Sri.

5. Buhun (Jawa Barat)


Buhun adalah agama asli Sunda yang sudah ada sejak dahulu kala. Agama ini sering disebut
dengan Jati Sunda dan belum bercampur dengan ajaran agama utama. Buhun masih murni
ajaran leluhur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Buhun memiliki arti memuja
nenek moyang. Mengagungkan apa yang telah dilakukan oleh leluhur di masa lalu. Zaman
sekarang, orang yang menganut Buhun masih ada meski jumlahnya sangat sedikit di kawasan
Bekasi, Jawa Barat.

6. Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)


Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang telah dianut oleh masyarakat Jawa sejak lama.
Mereka tetap menjalankan agama primer yang dianut (agama utama), menjalankan perintah
dan larangannya namun tetap melaksanakan lelaku sebagai seorang pribumi Jawa warisan
leluhur. Kepercayaan kejawen memiliki empat hal wajib dalam ajarannya. Seorang manusia
Jawa harus bisa menjadi rahmat bagi dirinya sendirinya. Lalu mereka juga harus bisa menjadi
rahmat bagi keluarga. Dua terakhir adalah menjadikan manusia sebagai rahmat bagi sesama
dan juga alam semesta.

7. Parmalim (Sumatera Utara)


Agama ini merupakan sebuah kepercayaan ‘Terhadap Tuhan Yang Maha Esa’ yang tumbuh
dan berkembang di Sumatera Utara sejak dulu. “Tuhan Debata Mulajadi Nabolon” adalah
pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh “Umat Ugamo
Malim” (“Parmalim”). Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim
yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli suku
Batak.

8. Kaharingan (Kalimantan)
Kaharingan adalah salah satu agama asli Indonesia yang berasal dari Kalimantan. Suku Dayak
banyak menganut agama ini sejak lama sebelum agama-agama besar diakui oleh pemerintah.
Kaharingan percaya akan adanya entitas yang sering disebut dengan Ranying. Entitas itu bisa
disamakan dengan Tuan Yang Maha Esa. Agama Kaharingan dimasukkan ke dalam agama
Hindu pada 1980.

9. Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)


Sebelum Kristen masuk, agama Tonaas Walian sudah dianut orang-orang Minahasa di
Sulawesi Utara. Pemimpin Minahasa tempo dulu terdiri dari dua golongan yakni Walian dan
Tona’as. Walian mengatur upacara agama asli Minahasa hingga disebut golongan pendeta.
Golongan kedua adalah golongan Tona’as yang mempunyai kata asal “Ta’as”. Kata ini diambil
dari nama pohon kayu besar dan tumbuh lurus ke atas. Selain itu golongan Tona’as ini juga
menentukan di wilayah mana rumah-rumah itu dibangun untuk membentuk sebuah Wanua
(Negeri) dan mereka juga yang menjaga keamanan negeri maupun urusan berperang.

10. Islam Tua (Sangihe, Sulawesi Utara)


Keberadaan penghayat kepercayaan ini disebut berkaitan dengan penyebaran Islam di masa
lalu yang melibatkan Kesultanan Ternate, Tidore, Sulu, hingga Mindanao. Agama Islam Tua
pertama kali diajarkan dan dikembangkan seorang bernama Masade kira-kira lima ratus tahun
yang lalu. Inti dari ajaran Agama Islam Tua adalah Kemurnian Jiwa. Umat diminta menjauhi
semua aktifitas yang mengakibatkan dosa. Meski tempat ibadah agama Islam Tua adalah
masjid namun alat yang digunakan memanggil umat untuk ibadah salat Jumat adalah lonceng
bukan bedug seperti Islam pada umumnya.
11. Adat Musi (Talaud, Sulawesi Utara)
Adat Musi merupakan kepercayaan turun-temurun dari leluhur masyarakat Musi Talaud
Sulawesi Utara yang masih bertahan hingga kini. Masyarakat Adat Musi menyebut tuhannya
dengan sebutan Tuhan Allah. Penganutnya bisa ditemukan di salah satu desa di pulau
Salibabu, Kecamatan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud. Tempat ibadah mereka berada di
Bukit Duanne, yang berjarak seitar 1 km dari Desa Musi Induk. Ritual ibadah di Bukit Duanne
dilaksanakan setiap Rabu, Sabtu, dan hari besar keagamaan. Dalam ritual Adat Musi setiap
penghayat yang mengikuti ibadah harus mengenakan pakaian berwarna putih. Warna putih
merupakan lambang kesucian.

12. Tolottang (Sulawesi Selatan)


Tolotang (kadang ditulis Tolottang) adalah sebuah kepercayaan yang dianut di Kab. Sidenreng
Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Inti kepercayaan Tolottang bertumpu pada lima
keyakinan, yaitu: 1) Percaya adanya Dewata SeuwaE (Tuhan YME), 2) Percaya adanya hari
kiamat, 3) Percaya adanya hari kemudian, 4) Percaya adanya penerima wahyu dari Tuhan, 5)
Percaya kepada Lontara sebagai kitab suci Penyembahan To Lotang kepada Dewata SeuwaE
berupa penyembahan kepada batu-batuan, sumur dan kuburan leluhur.
13. Wetu Telu (Lombok)
Wetu Telu (Waktu Tiga) adalah praktik unik sebagian masyarakat suku Sasak yang mendiami
Pulau Lombok dalam menjalankan agama Islam. Saat ini para penganut Wetu Telu sudah
sangat berkurang, dan hanya terbatas pada generasi-generasi tua di daerah tertentu, sebagai
akibat gencarnya para pendakwah Islam mainstream dalam usahanya meluruskan praktik
tersebut.

14. Marapu (Sumba)


Marapu adalah sebuah agama lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba. Agama ini
merupakan kepercayaan peninggalan nenek moyang. Lebih dari setengah penduduk Sumba
memeluk agama ini. Pemeluk agama ini percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya
sementara dan setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, di surga Marapu,
yang dikenal sebagai Prai Marapu.

Aliran Kepercayaan Unik di Dunia


1. The Prince Philip Movement (Gerakan Sang Pangeran Philip)
Suku Yaohnanen di Pulau Tanna Selatan, Kepulauan Vanuatu, dekat Hawaii ini konon
terobsesi raja Inggris, dan melaksankan ibadah memuja Pangeran Philip sebagai dewa. Mereka
percaya bahwa pangeran Philip merupakan jelmaan dari anak roh kuno yang mendiami sebuah
gunung di Vanuatu.Tidak jelas kapan kepercayaan ini muncul di sana, tetapi tampaknya diduga
kepercayaan ini muncul di tahun 1950-an saat Inggris mengambil otoritas di sana.

2. The Church of All Worlds (Gereja Seluruh Dunia)


The Church of All Worlds adalah agama neo-pagan yang didirikan pada 1962 oleh Oberon Zell-
Ravenheart dan istrinya MorningGlory Zell-Ravenheart. Konon, ini terinspirasi oleh agama fiksi
dengan nama yang sama dalam Stranger in Strange Land, sebuah novel oleh Robert A.
Heinlein. Baru-baru ini, mengikuti tradisi yang terinspirasi oleh literatur di atas, Zell-Ravenheart
akhirnya sempat mendirikan Grey School of Wizard, model sekolah Hogwarts, sekolah dalam
novel Harry Potter.

3. Raelisme
Didirikan oleh seorang pengemudi mobil balap Prancis bernama Claude Vorilhons, yang
akhirnya berganti nama dirinya menjadi Rael. Dalam kepercayaan Raelians, mereka percaya
bahwa manusia diciptakan dalam laboratorium asing 25.000 tahun yang lalu. Lantas alien akan
tiba di Yerusalem pada 2025. Dari sini, Rael mengajarkan perdamaian dan "meditasi sensual ".
Rael juga mendirikan Clonaid, sebuah perusahaan yang mengklaim telah mengkloning anak
manusia yang konon dapat menjadi penyelamat mereka.

4. Jedi-ism (Jedisme)
George Lucas, pencipta film Star Wars, mungkin tidak mengantisipasi efek film tersebut akan
menciptakan sebuah agama baru, yang pengikutnya sungguh-sungguh percaya pada adanya
'The Force'. Menurut mitologi Star Wars, 'The Force' adalah energi yang memegang alam
semesta bersama-sama dan mengalir melalui setiap hal yang bersifat material. Mereka
menyebut diri mereka 'Real World Jedis', yang percaya bahwa mereka dapat memanipulasi
Force.

Tempat Ibadah Megah di Indonesia

1. Gereja Katedral Jakarta


Gereja Katedral Jakarta diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari
Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan membangun gedung gereja beberapa
abad yang lalu. Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu: Menara Benteng Daud, Menara Gading
dan Menara Angelus Dei.

2. Masjid Kubah Emas Depok Jawa Barat


Masjid Dian Al Mahri ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal
Banten berlokasi di Depok, Jawa Barat. Masjid ini mulai dibangun sejak 2001 dan selesai
sekitar akhir 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006. Dengan luas
kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau
sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000
jemaah.

3. Gereja Immanuel Jakarta


Gereja Immanuel awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat
Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia. Pembangunannya dimulai pada 1834 dengan
mengikuti hasil rancangan JH Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat
tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan.

4. Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Budha di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan
oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi saat Pemerintahan
Wangsa Syailendra. Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia. Pada 1991,
Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

5. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di
Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan
ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi
utama dengan ketinggian 47 meter. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi
Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

6. Klenteng Kwan si Bio, Tuban, Jawa Timur


Terletak di tengah-tengah antara Semarang dan Surabya, Klenteng Kwan si Bio yang memiliki
luas 4 hektare merupakan klenteng terbesar se-Asia Tenggara. Klenteng ini didirikan pada
tahun 1928. Di area luas ini akan dibangun pagoda yang terdiri dari beberapa tingkat. Seperti
yang dilakukan klenteng lainnya di dunia, perayaan imlek juga selalu dirayakan besar-besaran
di Klenteng Kwan Sing Bio. Beragam hiburan akan diselenggarakan untuk memeriahkan imlek,
seperti barongsai, wayang tionghoa/wayang titi, atraksi kung fu, hingga pesta kembang api.

7. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di
Asia Tenggara. Masjid ini mulai dibangun pada 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah
Frederich Silaban. Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monas. Bangunan utama
masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah berdiameternya 45 m. Masjid ini
mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.

Anda mungkin juga menyukai