Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 dan tahun
1997 menunjukkan bahwa terdapat penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup. Sebab utama kematian ibu adalah
perdarahan, infeksi, eklamsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Selain itu,
penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain gangguan pada kehamilan,
seperti anemia, kurang enegi protein (KEP), dan kurang energi kronis (KEK).
Prevalensi ibu hamil 51% (SKRT 1995), 4,8% ibu usia 15-49 berisiko menderita
KEP (Sensus 2000).
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan


kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai salah
satu pnyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-
tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat
inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan terampil memberikan
pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil .
2. Mahasiswa mampu mengintreprestasikan data pada ibu hamil fisiologis.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial dan upaya
antisipasinya pada ibu hamil.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil.
5 .Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada ibu hamil.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi pada ibu hamil.
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi pada ibu hamil

1.3 Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pasien, keluarga, orang
lain, untuk mengetahui keluhan pasien saat itu.
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan pada pasien.baik p.
Umum atau p. khusus
3. Studi dokumentasi
Membaca dan mempelajari sumber buku, status pasien catatan medis dan
catatan perkembangan yang dapat mendukung terlaksananya asuhan. Dari
buku KIA,
4. Studi pustaka
Membaca sumber buku sebagai pedoman dalam melakukan asuhan
kebidanan.

2
1.4 Sistematika Penulisan Data
Sistematika penulisan dalam asuhan kebidanan terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang,yaitu uraian mengenai alasan mengapa tertarik
untuk memberikan asuhan pada kasus yang diambil. Tujuan, terdiri dari
tujuan umum dan tujuan pada pemberian asuhan kebidanan dengan memakai
7 langkah Varney.Teknik pengumpulan data, dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka terdiri menguraikan kebutuhan kehamilan fisiologis,
definisi, etiologi dan perubahan fisiki dan psikologi, penata laksanaan ,
menegemen asuhan kebidanan, diagnosa banding
BAB III TINJAUAN KASUS
Mengacu pada konsep manajemen kebidanan Varney yaitu 5 atau 7 langkah
Varney
BAB IV PEMBAHASAN
Terdiri dari konsep teori kasus yang diambil dan konsep manajemen asuhan
kebidanan sesuai dengan kasus yang diambil.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi,
(Wiknjosastro, 2007)..
b. Kehamilan adalah Pertemuan sel telur dan sperma, nidasi, tumbuh
kembang dalam rahim merupakan mata rantai yang
berkesinambungan (Sarwono, 2005).
c. Kehamilan adalah pertumbnuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008).
2.1.2 Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap
spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu : kaput/kepala yang berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian
yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran ekor
spermatozoa dapat bergerak cepat (Wiknjosastro, 2002).

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata.

b. Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong


agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.

4
c. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di


tuba fallopii.

d. Nidasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam


endometrium.

e. Plasentasi

Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

2.1.3 Perubahan fisiologis dan psikologi pada ibu hamil


1. Perubahan Fisik pada ibu hamil :
a. Uterus
Berat uterus normal + 30 gram, pada akhir kehamilan (40
minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram dengan panjang + 20
cm dan dinding + 2,5 cm.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu uterus
berbentuk bulat. Selanjutnya, pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
1) Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek.
2) Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada
saat ini kundus uteri telah dapat diraba dari luar, di atas
simphisis.
3) Pada kehamilan 16 minggu besar uterus kira-kira sebesar
kepala bayi atau sebesar tinju orang dewasa. Dari luar fundus
uteri kira-kira terletak di antara setengah jarak pusat ke
simphisis.

5
4) Pada kehamilan 20 minggu, fundus uteri terletak kira-kira di
pinggir bawah pusat.
5) Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada tepat di pinggir
atas pusat.
6) Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus
xifoideus.
7) Pada kehamilan 32 minggu fudus uteri terletak di antara
setengah jarak pusat dan prosessus xifoideus.
8) Pada kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira 1 jari
di bawah prosessus xifoideus. Dalam hal ini, kepala bayi masih
berada di atas pintu atas panggul.
b. Vagina dan vulva
Akibat hormon estrogen vagina dan vulva mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut
thadwick. Warna porsio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genitalia interna akan membesar.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korfus luteum
graviditas sampai terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan
16 minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah placenta terbentuk. Seperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh
plasenta. Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal
ovulasi hormon relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam
sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam
trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan
hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.

6
d. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluaarkan air susu. Di bawah pengaruh progesteron
dan somatomammotropin, terbentuk lemak di sekitar kelompok-
kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih
hitam, seperti seluruh aceola mammae karena hiperpigmentasi.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas menonjol di permukaan
aceola mammae. Pada kehamilan 12 minggu atas dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.
e. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke placenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan alat lain-lain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti
telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-
kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat
hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16
minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
f. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil
selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga

7
melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika
tidak dirawat dengan baik.
g. Sistem percernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
mobilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan
lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Hal ini mungkin
baik untuk resorfsi, akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang
memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan
gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal
sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan
terlalu banyak dikeluarkan, disebut hiperemesis gravidarum,
keadaan ini patologik. Salivasi adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini pun menjadi
patologik.
h. Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing mulai tertekan kembali.
i. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimilating hormone (MSH) yang juga dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di

8
daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di
arecla mammae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam,
dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut
seolah-olah retak, warnanya berubah agak hipremik dan kebiru-
biruan, disebut triae livide. Setelah partus, striae livide ini
berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes.
Pada seorang multigravida sering tampak striae livide berada
dengan striae albumin.
j. Metabolisme dalam kehamilan
Keseimbangan asam-alkali sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali: pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155
mEg per liter menurun sampai 145-147 mEg per liter.
Sehubungan dengan ini, serum Na turun dari 142 mEg per liter
sampai 135-137 mEg per liter dan disertai oleh turunnya plasma
bikarbonat dari 25 ke 22 mEg per liter (Sarwono, 2005)
k. Tulang dan gigi
Kehamilan dianggap sebagai penghalang untuk perawatan gigi.
Namun, sebenarnya prosedur preventif, kedaruratan, dan periksa
rutin gigi semua cocok dalam berbagai tahapan kehamilan tetapi
dengan beberapa modifikasi perawatan dan perencanaan awal.
(Hasan T. 2009)

2. Perubahan psikologis pada ibu hamil :


a. Trimester I
1) Trimester I merupakan periode penyesuaian terhadap
kenyataan bahwa ia hamil. Penerimaan ini merupakan tugas
psikologis yang paling penting dalam trimester I.
2) Segera setelah konsepsi, progesterorn dan estrogen dalam
tubuh mulai meningkat, terjadi morning sickness, kelemahan,
keletihan dan perasaan mual. Calon ibu tidak merasa sehat
benar dan umumnya mengalami depresi.

9
3) Sebagian besar wanita bersikap ambivlen (perasaan negatif)
tentang kehamilannya, dan hal ini perlu didiskusikan.
4) Penerimaan ini biasa terjadi pada akhir trimester I dan
dipermudah dengan perasaannya yang aman untuk
mengungkapkan hal tersebut yang menciptakan konflik pada
dirinya.
5) Trimester I juga merupakan waktu penungguan kehamilan
mereka ini terutama berlaku bagi para wanita yang sebelumnya
mengalami keguguran.
6) Selama trimester I, kehamilan merupakan rahasianya sendiri
untuk berbagi dengan siapa pun yang ia pilih fikirannya
berhubungan terutama dengan apa yang sedang terjadi
padanya, pada tubuhnya dan kehidupannya.
7) Calon ayah mugkin memandang wanita yang baru mengalami
kehamilan dengan rasa kagum dan menghindari hubungan
seksual karena mereka takut mencederai bayinya. Beberapa
pria relatif mengalami peningkatan keinginan seksual. Ini
dibutuhkan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan
pasangannya.
b. Trimester II
1) Trimester II disebut sebagai periode kesehatan dan biasanya
lebih menyenangkan.
2) Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang
tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima
kehamilan, ia menggunakan fikiran dan energinya lebih
konstruktif, aktifitasnya serta minatnya berpusat pada
kehamilannya, melahirkan anak dan persiapan bagi peran
baru. Perhatiannya diarahkan untuk kesejahteraan bayi dan
penyambutannya dalam kelompok keluarga.
3) Pada trimester ini terjadi quickening yaitu ketika ibu
merasakan gerakan bayinya pertama kali pergerakan tersebut
menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan

10
hal ini sering menyebabkan ambivalensi terdahulu dari wanita
tersebut. Semua faktor ini berperan dalam meningkatkan
kepuasan sexual.
4) Sebagian besar wanita merasa lebih erotik selama trimester II,
karena relatif bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran
panggul, ukuran perut wanita belum merupakan masalah,
lubrikasi vagina lebih banyak kecemasan, kekhawatiran dan
perhatian yang menyebabkan ambivalensi terdahulu dari
wanita tersebut. Semua faktor ini berperan dalam kepuasan
sexual.
c. Trimester III
1) Trimester ini sering disebut sebagai periode penungguan yang
waspada karena wanita tersebut sadar terhadap kehadiran
bayinya sebagai suatu yang terpisah, ia menjadi tidak sabar
menunggu kedatangan bayinya.
2) Terdapat rasa gelisah bahwa bayinya tersebut akan datang
setiap saat, suatu fakta yang membuat wanita tersebut gelisah
sementara ia mengawasi dan menuggu tanda-tanda serta
gejala-gejala persalinan.
3) Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat
dan depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan
bertambah calon ibu menjadi lelah dan menunggu nampaknya
terlalu lama.
4) Banyak perhatian diberikan kepada perawatan bayi, terdapat
banyak dugaan tentang rupa dan jenis kelamin bayi serta
pemilihan nama untuk bayi.
5) Sejumlah katakutan nampak selama trimester III. Wanita
tersebut mungkin taku akan kehidupannya sendiri dan bayinya
bahwa ia akan memiliki bayi yang tidak normal, persalinan dan
kelahiran, bahwa organ vitalnya akan terluka oleh tendangan
bayi.

11
6) Ia juga akan mengalami proses kesedihan lain yaitu pemisahan
yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya dan
uterusnya yang penuh menjadi tempat yang kosong. Depresi
ringan merupakan hal yang wajar dan bisa terdapat
ketergantungan dan intervensi yang meningkat dengan
perasaan tidak berdaya.
7) Pada pertengahan trimester III sezualitasnya berkurang
sementara perutnya menjadi kendali berbagai perasaan secara
jujur dan di antaranya suami tersebut merupakan hal yang
sangat penting.
8) Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat
akhir kehamilan. Ia mungkin merasa langsung, buruk dan
memerlukan dukungan yang sering.

2.1.4 Tanda dan Gejala kehamilan


1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a) Amenorhoe
Berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang sebelumnya
telah mengalami menstruasi sangat mendukung tenda
kehamilan. Oleh karena itu wanita harus mengetahui hari
pertama haid yang terakhir (HPHT) untuk dapat menentukan
umur kehamilan dan tanggal tafsiran persalinan (HTP). Apabila
HPHT dapat dipastikan maka dengan menggunakan rumus
Neegle, HTP juga dapat ditentikan. Cara menghitung dengan
rumus Neegle adalah sbb, tanggal HPHT ditambahkan dengan 7
dan bulannya dikurang 3.
b) Mual dengan atau tanpa muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan
menghilang pada akhir triwulan pertama. Oleh karena sering
terjadi pada agi hari disebut dengan “morning sickness” atau

12
sakit pagi. Mual (emesis) dan muntah (vomiting) yang normal
pada kehamilan biasanya tidak menimbulkan gangguan pada
metabolisme tubuh. Bila mual dan muntah berlebihan, terlalu
sering sehingga mengakibatkan gangguan pada metabolisme
tubuh, hal ini disebut sebagai hiperemesis.
c) Ngidam
Ibu hamil sering menginginkan makan makanan dan atau
minuman tertentu, terutama pada bulan-bulan pertama
kehamilannya.
d) Sering kencing
Biasanya terjadi pada triwulan pertama yang disebabkan oleh
penekanan kandung kencing oleh pembesaran uterus. Gejala ini
akan berkurang sampai hilang pada triwulan kedua dan muncul
kembali pada akhir kehamilan yang disebabkan penekanan
kendung kencing oleh penurunan bagian terendah janin (kepala
atau bokong)
e) Konstipasi atau obstipasi
Ini disebabkan karena menurunnya tonus otot khusus oleh
pengaru hormone steroid.
f) Sinkope/pingsan
Terjadi oleh karena peningkatan jumlah volume darah pencairan
darah yang disebut sebagai hidremia.
g) Payudara tegang
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron. Estrogen
menimbulkan hipertrofi system caluran sedangkan progesteron
menambah ses-sel asinus pada mamma. Somatomammotropin
juga mempengaruhi pertumbuhan sesl-sel asinus dan
menimbulkan perubahan-perubahan dalam sel-sel, sehingga
terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin,
dimana tujuannya adalah untuk mempersiapkan mamma untuk
laktasi.

13
h) Pigmentasi kulit
Terjadi penumpukan melanin pada kulit dibagian tubuh tertentu
terutama dibagian pipi dan dahi yang disebut dengan cloasma
gravidarum. Garis middle abdomen juga mengalami perubahan
warna menjadi lebih gelap yang disebut dengan linea nigra.
i) Epulis
Sering terjadi pada triwulan pertama yang disertai
pembengkakan dan perdarahan gusi. Pada keadaan wanita hamil
yang kekurangan vitamin C juga dapat terjadi perdarahan pada
gusi.
j) Varices
Sebagai pengaruh hormone, pelebaran pembulun darah juga
sering terjadi.
k) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan
Setelah 12 minggu kehamilan, uterus biasanya dapat diraba
melalui dinding abdomen, tepat diatas symfisis sebagai sebuah
tumor/massa. Kemudian uterus akan bertambah besar seiring
dengan tuanya umur kehamilan. Pada dasarnya pembesaran ini
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu
serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik,
uterus tetap membesar karena pengaruh hormone tersebut
begitupula dengan endometrium yang menjadi desidua.
2. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan
a) Gerakan janin dalam rahim
1) Terlihat/teraba gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
3) Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu pada umur
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan 16
minggu pada multigravida

14
b) Denyut jantung janin
Auskultasi :
Dapat didengar dengan Dopler pada umur kehamilan 12
minggu Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru
dapat didengar pada kehamilan 18 – 20 minggu.
Dengan dopler dapat terdengar sejak usia kehamilan 12
minggu.
c) Pemeriksaan dengan alat canggih
USG
3. Diagnosa Banding

a. Hamil palsu ( pseudocyesis ) atau kehamilan skuria

Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan dan


tes biologi tidak menunjukkan kehamilan

b. Tumor kandungan dan disebut juga mioma uteri

- Terdapat pembesaran janin, tetapi tidak disertai tanda hamil


- Bentuk pembesaran tidak merata
- Perdarah banyak saat menstrusi

c. Kista Ovarium

- Pembesaran perut tidak disertai tanda hamil


- Datang bulan terus berlangsung
- Lama pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan
- Pemeriksaan tes biologi kehamilan dengan hasil negative

d. Hematometra

- Terlambat dating bulan yang dapat melampaui umur


kehamilan
- Perut terasa sakit tiap bulan
- Terjadi tumpukan darah di dalam rahim

15
- Sebab hematometra ini perforate

4. Tanda kemungkinan (probability sign)


Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik kepada wanita hamil.
Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut:
1. Pembesaran perut.
Terjadi akhibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
2. Tanda hagar.
Tanda hagar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uteri.
3. Tanda Goodel.
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
4. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5. Tanda Piscaseck.
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6. Kontraksi Braxton Hicks.
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak beritmik,sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya
sampai mendekati persalinan.
7. Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterusmenyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupkan myoma uteri.
8. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (planotest) positif.

16
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormone ini di
sekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan
diekskresi pada urine ibu. Hormone ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat
pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia
gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.(Ummi
Hani, 2010)

2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


1. Kebutuhan Fisik Dasar Ibu Hamil
1) Nutrisi
Kebutuhan nutrisi wanita hamil meningkat daripada wanita sebelum
hamil, adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk antara lain
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah. Kebutuhan kalori
meningkat karena peningkatan lapisan metabolik basal dan karena
penambahan berat badan. Peningkatan kaebutuhan kalori kira-kira
15% dari kebutuhan kalori normal akhir wanita.
Contoh pola menu untuk ibu hamil :
Pagi Pukul 10.00 dan pukul Siang Malam
16.00

17
Nasi atau Makanan selingan: Nasi atau Nasi atau
penukarnya 1  1 buah pisang atau penukarnya penukarnya
gelas  1 mangkuk bubur 2 gelas 2 gelas
kacang hijau, atau
 Biscuit susu 1 gelas

Lauk hewani Lauk Lauk hewani


atau nabati 1 hewani 1 2 porsi,
porsi, sayur 1 porsi, lauk lauk nabati
porsi nabati 1 1 porsi,
porsi, sayur sayur 1
1 porsi, porsi, sayur
buah 1-2 1 porsi,
porsi buah 1-2
porsi

2) Aktivitas
Aktivitas yang mengganggu keseimbangan diri lebih baik dikurangi,
terutama pada pertengahan kedua kehamilan. Pada umumnya
mereka membutuhkan aktivitas namun yang berlebihan ditinggalkan
karena rasa letih berlebihan akan berdampak pada kesehatan ibu dan
janin.
3) Pakaian
a) Dianjurkan memakai pakaian yang longgar, terbuat dri katun,
mempunyai kemampuan menyerap keringat, terutama
pakaian dalam.
b) BH (Bra) dianjurkan longgar dan mempunyai kemampuan
menyangga payudara.

18
c) Pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan
menghalangi suasana lembab disekitar pelipatan.
4) Pemeliharaan payudara
a) Putting susu perlu diperlihatkan agar tetap bersih dan
menonjol.
b) Untuk wanita hamil yang mempunyai riwayat abortus,
perawatan payudara dilakukan pada usia kehamilan lebih dari
22 minggu.
5) Senam hamil
Senam hamil adalah suatu latihan untuk memperkuat dinding perut
yang berhubungan dengan proses kehamilan.
a) Tujuan senam hamil :
1. Memperbaiki peredaran darah.
2. Mengurangi pembengkakan.
3. Memperbaiki keseimbangan otot.
4. Mengurangi kram pada kaki.
5. Mengutakan otot perut.
6. Mempercepat penyembuhan setelah melahirkan
b) Cara melakukan senam hamil
1. Latihan 1 ( sikap tubuh sempurna)
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak, tarik
otot dinding perut ke dalam dan keatas, kedua tungkai
lurus dan kedua lengan lurus kesamping badan.
2. Latihan 2 ( pergerakan kaki )
1. Duduk tegak bersandarkan pada kedua lengan,
kedua tungkai lurus dan sedikit membuka.
2. Gerakan kaki kiri jauh ke depan dan kaki kanan
jauh kebelakang bergantian hingga 8 kali.
3. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama
ke kiri dan ke kanan hingga 8 kali.
4. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama
kedalam sampai ujung jari menyentuh lantai,

19
kemudian gerakan kedua kaki tersebut keluar
hingga 8 kali.
5. Putar kedua kaki bersama-sama ke kiri 4 kali,
kemudian ke
kanan 4 kali
3. Latihan 3 ( latihan otot dasar panggul )
1. Berbaring terlentang, kedua lututditekuk, kedua
lengan disamping badan dan rileks.
2. Angkat pinggang tekan pinggang ke lantai sambil
kempiskan perut, kerutkan dubur, kembali rileks,
ulangi hingga 8 kali.
4. Latihan relaksasi
1. Berbaring miring kea rah punggung baayi / ke
kiri, lutut kanan ditekuk di depan lutut kiri (ganjal
dengan bantal ), lengan kanan ditekuk di depan
dan lengan kiri di belakang badan. Dapat
berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh
ibu.
2. Lemaskan seluruh tubuh tenang tutup muka dan
berusaha mengatai suara luar selama 5 menit.

20
Gambar 1.1 senam hamil

Tujuan:
a) Menguasai tehnik pernafasan

b) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding


perut
c) Melatih sikap tubuh selama hamil
d) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
e) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat
setelah persalinan
Manfaat:
a) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding
perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan
b) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-
keluhan seperti sakit
c) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan
dapat menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan
tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan
normal langsung relatif cepat.

21
d) Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa
sakit akibat his ketika berasal
6) Pengawasan gigi
a) Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis,
hiperemesis gravidarum, hipersalivasi yang dapat menimbulkan
timbunan kalsium di sekitar gigi.
b) Pemeriksaan gigi saat hamil dan gosok gigi 2kali / hari.
7) Istirahat dan tidur
Selama hamil, tubuh Anda butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini
sama dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai
perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan
mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu
istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3
hingga 4 jam.
Bila kehamilan Anda dibawah 3 bulan, maka Anda diperbolehkan
banyak2 istirahat, terutama bila kandungan lemah maka sebaiknya
Anda banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa
kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan
kegiatan. Pada masa awal kehamilan, anda mungkin merasa lebih
lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/ tidur.
Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali
disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari.
Jika ibu hamil merasa kelelahan, atasi kelelahan dengan mengambil
istirahat singkat lebih sering, jangan akumulasikan masa istirahat
Anda dalam waktu satu waktu. Dengan begitu, Anda justru dapat
terus mempertahankan produktivitas dengan lebih baik. Sesuaikan
beban kerja Anda dengan irama tubuh. Saat tubuh terasa begitu
lelah, kerjakanlah hanya tugas yang mudah. Namun, jika anda
merasa prima, ambillah beban pekerjaan yang dirasa berat. Pandai-
pandailah mencuri waktu istirahat. Sempatkan tidur siang saat jam
makan siang atau setidaknya angkat kaki selama beberapa menit
untuk menenangkan tubuh anda. Jika hal itu memungkinkan,
segeralah tidur ketika Anda tiba di rumah.

22
8) Seksual
Bila dalam anamnesis abortus sebelum kehamilan yang sekarang
sebaiknya koitus ditunda sampai usia kehamilan 16 minggu. Pada
waktu itu plasenta tela terbentuk, serta kemungkinan abortus
menjadi lebih kecil.
9) Imunisasi
Vaksinasi dengan Tetanus Toxoid ( TT ) dilakukan dua kali selama
hamil untuk mencegah tetanus neonatorum.

2. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil


Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu
dan bahwa dia sudah memilihkan nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus
menyadari adanya.
Perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat
memberikan dukungan dan merespon keprihatinan, kekhawatiran,
ketakutan, dan pertanyaannya. Agar proses psikologis dalam kehamilan
berjalan normal dan baik maka ibu hamil perlu mendapatkan dukungan
dan kenyamanan dalam psikologisnya. Kebutuhan psikologis ibu dapat
diperoleh dari :
1. Support keluarga.
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang
dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi
selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh
anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh
anggota keluarga harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih
sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman

23
dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan
kehamilannya.

2. Support dari tenaga kesehatan.


Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam
memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai tempat
mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu
mengenali keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang
baik, saling mempercayai dapat memudahkan bidan/ tenaga
kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Peran bidan dalam memberikan dukungan antara lain:
melalui kelas antenatal, memberikan kesempatan kepada ibu hamil
yang bermasalah untuk konsultasi, meyakinkan bahwa ibu dapat
menghadapi perubahan selama kehamilan, membagi pengalaman
yang pernah dirasakan sendiri, dan memutuskan apa yang harus
diberitahukan pada ibu dalam menghadapi kehamilannya.

3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan.

Ketidak nyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi


pada ibu selama kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga
sangat diharapkan agar dapat memberikan perhatian dan mengatasi
masalah yang terjadi selama kehamilan. Dukungan dari suami,
keluarga yang lain dan tenaga kesehatan dapat memberikan
perasaan aman dan nyaman selama kehamilan. Kebutuhan ibu
hamil ada dua, yaitu:
1. Menerima tanda-tanda bahwa ibu dicintai dan dihargai.

2. Merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap calon


bayinya.

24
4. Persiapan menjadi orang tua.

Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan


terjadi banyak perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan
baru, persipan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi.
Sedangkan bagi pasangan yang telah mempunyai lebih dari satu
anak dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak sebelumnya.
Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan ekonomi.
Persiapan menjadi orang tua mempunyai dua komposnen yaitu:
a) Komponen yang bersifat praktis dan mekanis, melibatkan
keterampilan kognitif dan motorik – Keterampilan kognitif-
motorik misalnya memberi makan, menjaga dari bahaya.
Kemampuan ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan
budaya.

b) Komponen yang bersifat emosional, melibatkan keterampilan


afektif dan kognitif – Keterampilan kognitif-afektif misalnya:
bersikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian kepada
bayinya.

5. Persiapan sibling

Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara


kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan
dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis,
menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari ibunya atau
melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia dan tingkat
perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena
itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Persiapan
bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan didengar.
Cara untuk mengatasi terjadinya sibling, antara lain:

a) Menjelaskan pada anak tentang posisinya


b) Melibatkan anak dalam persiapan kelahiran adiknya

25
c) Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang
ada dalam kandungan ibunya
d) Mengenalkan anak dengan profil bayi

2.1.6 Penatalaksanaan ANC


1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Penatalaksanaan :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Tujuanya untuk mengetahui, sesuai tidaknya berat badan ibu.
Pemeriksaan berat badan akan dilakukan setiap ibu berkujung
nantinya. Idealnya, selama trimester I berat badan ibu harus naik 0,5
sampai 0,75 kg setiap bulan. Pada trimester II berat badan ibu harus
naik 0,25kg setiap minggu. Dan pada trimester III berat badan ibu
harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya. Atau secara umum berat
badan ibu bertambah minimal 8 kg selama kehamilan. Tinggi ibu
hamil idealnya ≥ 145 cm.
2. Ukur tekanan darah.

Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau


tidak.pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.Tekanan
darah yang tinggi dapat membuat ibu mengalami keracunan
kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-

26
kejang.Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan
lemah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan deteksi dini


Kurang Energi Kronis (KEK). Bumil yang KEK berpotensi melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan
dengan volume otak dan IQ seorang anak.
Prosedur Pengukuran:
a) Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden
bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden
sampai pangkal bahu. Bila responden keberatan, minta izin
pengukuran dilakukan di dalam ruangan yang tertutup.
b) Tentukan posisi pangkal bahu.
c) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak
tangan ke arah perut.
d) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu & ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA atau meteran, dan beri tanda dengan
pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada
responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.
e) Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan
siku).
f) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
g) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
h) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(kearah angka yang lebih besar).
i) Tuliskan angka pembacaan.
4. Ukur tinggi fundus uteri.

Tujuannya, untuk melihat pembesaran rahim. Dilakukan dengan


meraba perut dari luar. Termasuk juga untuk mengetahui presentasi
bayi, serta bagian janin yang berada di puncak (fundus) dan letak

27
punggung bayi (untuk selanjutnya menentukan denyut jantung janin).
Dalam pemeriksaan fisik ini juga dilakukan tnggi puncak rahim yang
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika didapatkan besar
rahim tidak sesuai dengan perkiraan umur kehamilan pemeriksaan
berikutnya dapat direncanakan.
Langkah Pengukuran Palpasi cara Leopold:
a) Leopold 1 :
Caranya :
1. Pemeriksa berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
2.Pasien diminta menekuk kakinya.
3. Dengan kedua tangan Uterus ditengahkan
4. Raba menyusuri kiri kanan uterus tentukan tinggi fundus uteri.
5. Raba fundus uteri bila terasa bulat keras dan melenting adalah
kepala bila teraba lunak lebar tidak melenting adalah
bokong,apabila teraba kosong kemungkinan janin letak lintang
b) Leopold 2 :

Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
2. Kaki pasien ditekuk.
3. Dengan kedua tangan meraba samping kiri dan kanan rahim
untuk menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sbg tekanan yg lebih keras dan
memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat tera
bagian kecil janin
c) Leopold 3:

Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka
ibu.Kaki pasien ditekuk.
2. Dengan menggunakan satu tangan meraba bag bawah rahim dan
coba menggoyang sedikit.

28
3. Bila teraba bulat ,keras,melenting berarti kep blm msk PAP,bila
tdk bisa digoyang kep sdh mask PAP
4. Bila teraba bag besar,tdk melenting berarti bokong. Bila teraba
kosong kemungkinan janin letak lintang.
d) Leopold 4:

Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kekaki ibu.
Kaki pasien ditekuk.
2. Kedua tangandiletakkan pada kedua sisi bag bwh rahim.
3. Raba dengan sedikit penekanan apakah bag terdepan janin telah
masuk PAP atau belum.
4. Bila jari2 tangan saling bertemu (kovergen) berarti bagian
terdepan belum msk PAP,bila jari2 tangan saling menjauh
(devergen) berarti bagian terdepan sudah masuk PAP.
Palpasi cara Budin
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 2 tidak jelas teraba
bagian punggung janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghdp kemuka ibu. Kaki
pasien ditekuk.
2. Tangan kiri menekan fundus uteri kebawah.
3. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan rahim untuk
menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sebagian tekanan yang lebih keras
dan memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat
teraba bgian kecil janin.
Palpasi cara Ahfed
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 2 dan Budin tidak jelas
teraba bagian punggung janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
Kaki pasien ditekuk.

29
2. Tangan kiri secara linier menekan bagian tengah rahim.
3. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan rahim untuk
menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sebagian tekanan yang lebih keras
dan memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat
teraba kosong.
Palpasi cara Knebel
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 1 dan Leopold 3 tidak
jelas teraba beda antara bokong dan kepala janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap keperut ibu.
Kaki pasien ditekuk.
2. Tangan kiri menekan fundus uteri dan tangan kanan menekan
bagian bawah rahim .
3. Tangan kanan dan kiri sedikit menggoyang bagian janin dan
merasakan tangan mana yg teraba lebih melenting adalah kepala
janin.
Palpasi cara Osborn/Osborn test
Dilakukan bila pada primi gravida dengan kehamilan 36
mg/multi gravid pada kehamilan 40 minggu kepala janin belum
masuk PAP .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kekaki ibu.
Kaki pasien diluruskan.
2. Dengan tangan kiri,kepala janin yang diatas symphisis didorong
masuk kedalam PAP.Letakkan dua jari miring diatas Symphisis.
3. Bila kepala janin tidak melebihi dua jari kemungkinan pada saat
persalinan kepala masih bisa melalui rongga panggul dengan
adanya moulage kepala dan regangan pada panggul/Osborn tes
negatif (-)

30
4.Bila kepala menonjol dua jari atau lebih berarti terdapat ketidak
seimbangan antara ukuran kepala janin dengan panggul/Osborn
tes positif (+).
Cara Mc Donald
Caranya:
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan diatas fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah,
pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita
pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen dan
kemudian pita ditahan oleh jari-jari pemeriksa.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin obyektif dapat diketahui oleh


pemeriksa dengan menggunakan:
Auskultasi periodik tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi
denyut jantung janin seperti :
a) Fetoskop (18-20mg)
b) stetoskop Pinard/Laenec (18-20 mg)
c) stetoskop ultrasonografi dopler (12 mg)..
Electronic Fetal Monitoring Ada dua alat pemantauan janin secara
elektronik yaitu :
a) Alat eksternal (transducer eksternal)
b) Alat internal (elektroda spiral kateter tekanan intrauterine).
Cara mendengarkan Denyut Jantung Janin dg menggunakan stetoskop
Pinard
1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak
mendapatgangguan dari suara lain.
2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian
yang tidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
3. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan daripemeriksaan palpasi.
4. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan
mendengarkan(Punctum maksimum) Setelah daerah ditemukan,

31
stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas
ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit
ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada
denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk
memastikan apakah yang terdengar itu denyut jantung janin,
detak ini harus disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu
sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantuntgjanin, tetapi
detak aorta abdominalis dari ibu.
6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantung janin maka hitung selama 1 menit penuh untuk
mengetahui teratur dan frekuensi denyut jantung janin .
7. Denyut jantung janin normal adalah 120- 160/menit.
Cara mendengarkan Denyut Jantung Janin dg menggunakan
Dopller:
1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat
digunakan
2. Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang tlh
ditentukan.
3. Gunakan jelly sbg kontak kedap udara antara kulit abdomen
dengan permukaan sensor.
4. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian
tekan tombol start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
5. Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan
tombol pengatur volume.
6. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui
monitor

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus


Toksoid (TT) bila diperlukan.
Tujuannya: untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari
Tetanus Neonatorum. Imunisasi ini diberkan sebanyak lima kali- TT1

32
diberikan pada kunjungan antenatal pertama,TT2, diberikan empat
minngu setelah TT1,TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2,TT4 diberikan
1 tahun setelah TT3,dan TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4.

Skreening TT

TETANUS disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka


dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat.
Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan
bahkan bernafas.

Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan


bantuan dukun bayi di rumah dengan peralatan yang tidak steril.
Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan
untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu
digunakan untuk menutup luka bekas potongan.

Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan


imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT
adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1
sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai
berikut:

Perlindungan dari imunisasi TT dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Interval (Selama waktu Lama


Antigen Perlindungan (%)
minimal) Perlindungan
TT1 Pada kunjungan
- -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 minggu setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun seumur 99

33
hidup

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa apabila dalam waktu 3 tahun WUS
tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN
(Tetanus Neonatorum). (Kusmiati, 2010)

7. Pemberian tablet besi (90 tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet


besi.
Kebijakan nasional yang diterpkan pada seluruh pusat Kesehatan
Masyarakat di Indonesia adalah pemberian 1 tablet besi sehari
segeramungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan. Tiap
tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500
ug, minmal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapannya.

8. Temu wicara / pemberian komunikasi interpersonal dan konseling


termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta
KB pasca persalinan.
Mengingat tidak dapat diramalkannya kondisi ibu dan janin saat proses
persalinan berlangsung, khusus untuk daerah pusat Kesehatan Masyarakat
yang jauh dari Rumah Sakit Kabupaten atau propinsi serta ketiadaan
fasilitas mobil ambulans, perlu diperkirakan persiapan-persipan berkenaan
dengan rujukan. Terlebih dahulu daerah-daerah yang terisolasi oleh hutan,
sungai, maupun laut. Oleh karenanya diperlukan komunikasi dengan
suami atau kelurga guna mempersiapkan rujukan jika nanti diperlukan.
Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat ibu dan janin /
bayi yang dilahirkan akan memperoleh penanganan yang benar. Sehingga
dengan seirama akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi di Indonesia.
Tujuan:
a) Melibatkan keluarga untuk persalinan yang aman.

34
b) Dilakukan konseling pada ibu, dengan harapan ibu dapat memakai
kontrasepsi pasca persalinan
9. Test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, TBC, PMS). Wanita, termasuk yang sedang
hamil,merupakan kelompok resiko tinggi terhadap penyakit menular
seksual (PMS). Penyakit Menular Seksual (PMS)ini dapat menimbulkan
kesakitan dan kematian, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya.
Jika dalam kunjungan pertama wanita hamil itu memiliki resiko terhadap
penyakit menular seksual (PMS), maka perlu dilakukan penipisan.
Penipisan ini dapat berupa berupa pemeriksaan cairan (sekret) vagina
maupun pemeriksaan darah. Dengan terdeteksinya Penyakit Menular
Seksual (PMS) secara lebih dini, akan dapat diobati secara tepat dengan
memperhatikan faktor keamanan terhadap ibu dan janin.
10. Temu wicara (konseling)

2.1.7 Skor Poedji Rochjati


Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi
nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor
2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas
sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan
pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat
dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor ‘Poedji Rochjati’
(KSPR), yang telah disusun dengan format sederhana agar mudah
dicatat dan diisi (Rochjati Poedji, 2003: 126).

35
Table 2.1 Skor Poedji Rochjati

Keterangan :

1. Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin


ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG

2. KARTU PRAKIRAAN PERSALINAN “Soedarto” (KPPS)


HALAMAN DEPAN
Halaman depan dibagi menjadi dua bagian yaitu kanan dan
kiri. Pada bagian kananterdapat data tentang identitas ibu hamil,
suami dan nama pemeriksa. Sedangkan pada bagian kiri berisi
tentang data kehamilan dan persalinan ibu. Pada datakemahilan
berisi umur ibu, kehamilan yang keberapa, jumlah anak

36
hidup,tanggal/bulan terakhir haid, pengukuran fundus uteri dan
telapak kaki oleh kader dan bidan. Jika ada faktor resiko juga dapat
ditulis disini.

Gambar :Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto. Halaman depan

Pada data persalinan berisi tentang tempat dan tanggal persalinan,


penolong persalinan, jenis persalinan, APGAR skor dan keadaan ibu.
Cara pengukuran menggunakan KPPS
Pengukuran dilakukan hanya pada ibu hamil aterm (>38minggu), janin
tunggal,letak kepala tanpa kelainan yang berpengaruh terhadap pengukuran,
misalnyaHidrosefalus (Kepala busung), Plasenta previa (plasenta yang
terletak dibagian bawah rahim), dll.

37
Gambar :Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto.

HALAMAN BELAKANG
Pada halaman sebelah kiri terdapat grafik untuk mengukur tinggi fundus
dan panjang kaki sebelah kanan. Titik perpotongan dicocokkan dengan table
hasil pengukuran. Sedangkan pada bagian kanan terdapat penjelasan tentang
penggunaanKartu prakiraan Persalinan Soedarto yang berisi tentang :
a. Pengukuran tinggi fundus
1. Ibu hamil dalam keadaan berbaring dan kandung kemih dikosongkan.
2. Alat ukur : pita pengukur (meteran)
3. Cara pengukuran : dari simfisis (tepi atas tulang kemaluan) sampai
puncak fundus uteri (batas atas dinding rahim)
4. Hasil : diplot pada sumbu tinggi fundus uteri (Y)
b. Telapak kaki kanan terpanjang
1. Ibu hamil dalam keadaan berdiri tanpa alas kaki

38
2. Alat ukur : pita pengukur (meteran)
3. Cara pengukuran : dari tumit sampai ujung kaki kanan terpanjang
4. Hasil : di plot pada sumbu panjang kaki kanan (X)
c. Penilaian Perpotongan proyeksi kedua pengukuran X dan Y pada grafik
akan jatuh padasalah satu daerah.
d. Kesimpulan penilaian
1. Menentukan terjadinya risiko disproporsi sefalopelvik
2. Menetapkan tempat persalinan
Daerah Titik Kemungkinan Tempat
Perpotongan kedua Disproporsi Persalinan
Sumbu Sefalopelvik
Daerah Merah ++++ Rumah Sakit
(90 %)

Daerah Kuning ++++ Rumah Sakit


(50 %)

Daerah Hijau Muda ++ Rumah dengan


(3 %) pengawasan, Puskesmas,
RS
Daerah Hijau Tua ++ Rumah,Puskesmas, RS
(1 %)

Gambar :Interpretasi Hasil Pengukuran

39
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Tanggal pengkajian : Jam :


No.register : Tempat :

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Umur : <20 tahun/ >35 tahun.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang di ungkapkan oleh pasien saat berkunjung ke tempat
bidan yang sifatnya segera ditolong seperti mual muntah, keputihan,
pusing-pusing, sering buang air kecil.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis), menahun(Jantung, Hipertensi), menurun (Asma,
Diabetes Militus).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis), menahun (Jantung, Hipertensi), menurun (Asma,
Diabetes Militus).
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis), menahun (Jantung, Hipertensi),
menurun (Asma, Diabetes Militus).
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Mencakakup data Aminorea (>3 bulan), Menarce (10-12 tahun/
pada Umumnya <17 tahun), Lama (5-7 hari/ pada umumnya <15
tahun), banyaknya (1-2 pembalut/ hari), Siklusnya (28-30/hari),
Disminorhoe, Flour Albus, HPHT, TP/HPL.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

40
Hamil keberapa, kehamilan(umur, penyulit), persalinan (penolong,
jenis, tempat,penyulit), anak (jenis kelamin, berat badan, panjang
badan, hidup/mati).
c. Riwayat Kehamilan Sekarang dan Persalinan
Meliputi pemeriksaan saat ibu hamil yaitu ANC ibu pada Trimester
I, II, III, minimal melakukan pemeriksaan atau kunjungan satu kali
dalam setiap trimester dan pengkajian status TT ibu, jika status TT
sudah lima kali maka tidak perlu dilakukan TT kembali. Gerakan
janin dirasakan pada usia 4 bulan dan 10 kali bergerak dalam 24
jam terakhir.
5. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan Kontrasepsi apa saja dan ibu merencana
kontrasepsi apa yang akan digunakan setelah persalinan.
6. Riwayat Perkawinan
Ibu sudah menikah atau belum, status pernikahannya, berapa umur saat
menikah, dan lama pernikahannya.
7. Riwayat Psikososial
Ibu menerima kehamilan dengan baik dan respon keluarga juga baik.
8. Riwayat Budaya
Tidak ada budaya yang mengganggu kehamilan ibu seperti pantang
makanan, minum jamu, dan di asingkan oleh keluarga.
9. Perilaku Kesehatan
Ibu hamil tidak minum jamu, tidak merokok, dan tidak minum-
minuman keras.
10. Pola Kebiasaan Ibu selama Hamil
a. Nutrisi : Merupakan asupan energi yang dikomsumsi ibu untuk
membantu proses tumbuh kembang janinnya.
b. Eleminasi : Pola kebiasaan dalm mengosongkan rektum dan
kandung kemih selama hamil dan sebelum hamil apa ada
perubahan atau tidak.
c. Istirahat : Untuk menilai apakah ibu hamil memiliki waktu istirahat
yang cukup.

41
d. Personal Higiene : Menilai selama hamil ibu mejaga kebersihan
dirinya dengan baik atau tidak.
e. Aktivitas : Menilai kebiasaan ibu selama hamil mengganggu atau
membahayakan kehamilannya atau tidak.
f. Seksual : Menilai hubungan seksualitas pada saat hamil apakah
membahayakan bagi janin atau tidak.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaraan : Compos mentis (sadar penuh, baik/ sempurna),
Apatis (perhatian berkurang), Somnolent (mudah
tidur walaupun sedang diajak bicara), Sopor (harus
dengan rangsangan kuat), Sopora comateus (hanya
tinggal reflek kornea saja), Coma (tidak ada
respon).
Keadaan Emosi : Mencermati mimik wajah pasien, nada bicara,
bahasa tubuh.
Cara Berjalan : tegak, bungkuk, pincang.
TTV : Suhu (36,5- 37)C, Nadi (60- 100)x/menit, Respiratori (16-
24)x/menit, Tekanan Darah (90/60- 140/90) mmHg.
2. Pemeriksaan Antropometik
Berat Badan : sesuai dengan tinggi badan, kenaikan selama hamil
6- 16,5kg.
Tinggi Badan : ≥145cm
Lingkar Lengan : ≥23,5
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : warna rambut, bersih/tidak, rontok/ tidak,ada
benjolan/ tidak.
Muka : untuk mengetahui chloasma gravidarum, pucat/
tidak, oedema/ Tidak.

42
Hidung : apakah ada gangguan pernafasan, ada polip/ tidak,
ada sekret/tidak .
Mulut dan Gigi: Lidah kotor/ tidak, bibir lembab/ tidak, gigi caries/
tidak, ada pembesaran tonsil/ tidak.
Telinga : Simetris/ tidak, ada serumen/ tidak.
Leher : Untuk mengetahui adanya pembesaran vena
jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe.
Dada : menilai payudara, ( pembesaran, kesimetrisan,
keadaan papila mamae, pengeluaran kolostrum,
hyperpigmentasi areola mammae).
Abdomen : Pembesaran pada abdomen sesuai dengan usia
kehamilan/ tidak, ada linea atau striae, ada bekas
operasi/ tidak.
Genetalia : Keadaan perenium, warna vulva dan pengeluaran
pervaginam.
Ekstremitas : atas dan bawah(simetris atau tidak, oedema atau
tidak).
b. Palpasi
Leopold I : Menentukan TFU, dan menentukan bagian yang
ada di fundus.
Leopold II : Menetukan letak punggung dan bagian- bagian
kecil.
Leopold III : Menentukan bagian terendah janin sudah masuk
PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian terendah janin masuk PAP.
 Kovergen : hanya bagian kecil yang masuk
PAP.
 Sejajar : separuh bagian masuk PAP.
 Divergen : sebagian besar sudah masuk
PAP.

Variasi :
1. Mc.Donald : jarak fundus – simpisis (cm) per 3,5 = ... bulan

43
2. Budin : satu tangan menekan fundus dan tangan yang
satunya
mencari bagian yang terkecil.
3. Ahfeld : pinggir tangan kiri diletakkan di tengah- tengah
perut, sedangkan tangan kanan mencar bagian terkecil/
punggung janin.
4. Tafsiran Berat janin (TBJ) :
(TFU – 11) x 155 bila sudah masuk PAP.
(TFU – 12) x 155 bila belum masuk PAP.
c. Auskultasi
DJJ : Denyut Jantung Janin (frekuensi, ritme kuat/lemah),
normalnya 120-160 x/menit, dihitung satu menit penuh.
Punctum maximum : melalui letak punggung janin.
d. Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia Spinarum : 24-26 cm
Distansia Cristarum : 28-30 cm
Boudeloque : 18-20 cm
Lingkar Panggul : 80-90 cm
e. Pemeriksaan Laboratorium
Meliputi USG, Hb, Albumin, Reduksi.

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Dx : Gravida, Para, Abortus dengan usia kehamilan beberapa minggu.
Ds : Data yang diperoleh dari pasien ketika melakukan anamnese.
Do : Data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan/ bidan terhadap pasien mengenai diagnosanya.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Meliputi diagnaosa potensial dan antisipasinya serta masalah potensial.

III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

44
Mengidentifikasi kebutuhan segera bila terdapat masalah potensial.

IV. INTERVENSI
Dx : Gravida, Para, Abortus dengan usia kehamilan beberapa
minggu.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kehamilan, ibu dapat menjalani
asuahan kehamilannya dengan aman tanpa ada komplikasi.
Kriteria Hasil : Mengacu untuk menegakkan diagnosa ibu.
Intervensi : Melakukan asuhan pada ibu hamil sesuai kebutuhannya.

V. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi yang diberikan mengacu pada teori kebutuhan pada
ibu hamil.

VI. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil dengan menggunakan SOAP.

45
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA


Ny.”S” GIII PII000 32 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin di
Laboratorium Universitas Kadiri

Tanggal pengkajian : 2 Mei 2013 Jam : 8.00


No register :

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien :Ny “ S” Nama suami :Tn. “H”
Umur :39 tahun Umur :40 tahun
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu R.T Pekerjaan :POLRI
Penghasilan :− Penghasilan :Rp 4.000.000,00
Alamat :Sukorame,Kediri Alamat :Sukorame,Kediri

2. Alasan datang
Kunjungan pertama Kunjungan ulang

3. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering kencing

4. Riwayat Kesehatan

46
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
(TBC,HEPATITIS,HIV,AIDS),keturunan(DIABETES,GEMELI,J
ANTUNG),menahun(HIPERTENSI).

b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan sedang mengalami batuk-batuk.
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit
menular(TBC,Hepatitis,HIV,AIDS),
menurun(Diabetes,Gemeli,Jantung), menahun, (Hipertensi).

5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : tidak ada Dismenorhoe : tidak
pernah
Menarche : 12 tahun Fluor albus : tidak
pernah
Lama : 7 hari HPHT : 20-
09-2012
Banyak : 3x sehari (laurier) TP/HPL : 27-
06-20013
Siklus : 24 hari
Teratur/tidak : teratur
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/Bln/Th Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas Usia
persalinan Kehamilan persalinan persalinan kehamilan JK BB PB anak

47
1 26-03- 9 bulan RS. Normal Dokter L 3,8 49 Tidak 13
2000 Bayangkara ada
2 9 bulan RS. Normal Dokter L 3,7 49 keluhan 10
28-06- Bayangkara Tidak
2003 ada
3 HAMIL keluhan
INI

c. Riwayat Kehamilan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan ke 3 Dengan usia kehamilan 8 bulan
ANC TM I : 1 kali di dokter
Terapi : Ambrofit,Vit C, Fe
Hasil pemeriksaan : Ibu hamil 12 minggu
Penyuluhan yang di dapat: banyak makan sayur
dan buah
ANC TM II : 1 kali di bidan
Terapi : Fe baik I 1x1, Hb:12 gr, urin.AI(+), RI(-),
golda B
Hasil pemeriksaan : tidak ada
Penyuluhan yang didapat: makan banyak putih
telur
ANC TM III : 1 kali di dokter
Terapi : Calcix D,Selviplex,Nerodik
Hasil pemeriksaan : keadaan janin dan ibu baik
Penyuluhan yang didapat : tidak ada
TT yang pernah didapat :
T1 : SD ( tahun 1979)
T2 : SD (tahun 1980)
T3 : tgl 14 Agustus 1999
T4 : tgl..…………………….

48
T5 : tgl………………………
Status TT : T3
Gerak anak sejak 8 bulan, gerak janin selama 24 jam terakhir 286
kali
Keluhan selama hamil : Sering kencing
6. Riwayat KB
Menjadi peserta KB:
1. Thn 2000 s/d 2012 Jenis kontrasepsi suntik. Alasan berhenti hamil
2. Thn….s/d……… Jeni kontrasepsi………alasan berhenti…………
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 14 th
Usia pertama menikah : 26 th
8. Riwayat Psikososial
Keluarga menerima kehamilan dengan baik
9. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan tidak ada pantangan dalam keluarga
10. Perilaku kesehatan
Jamu : Ibu tidak mengkonsumsi jamu
Merokok : Suami dan ibu tidak merokok
Minum minuman keras : Suami dan ibu tidak minum-minuman
keras
11. Pola kebiasaan sehari-hari
No Pola Sebelum Hamil Selama Hamil
Kebiasaan
1 Nutrisi Makan:3x Makan:minimal 3x
sehari(nasi, sehari
sayur tempe) (nasi,sayur,tempe
Minum:3 gelas )
sehari Minum:3 gelas sehari
Keluhan:
2 Eliminasi BAB:lancar BAB:lancar

49
BAK:kuning jernih BAK:kuning jernih
Keluhan
3 Istirahat Siang 1jam Susah tidur siang

4 Personal Mandi 2x sehari Mandi 2-3x sehari


Higiene
5 Aktivitas Nyapu, ngepel, masak Nyapu, ngepel, masak
6 Seksual 2-3x perminggu 1x 10 hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Cara berjalan : tegak
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 100 / 80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 35,5 C
Tinggi Badan : 155,5 cm
BB kontak I Tgl 10-09-2012 : 59 kg
BB sekarang Tgl 02-05-2013 : 64 kg
Lila : 29,5 Cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : Hitam, kulit kepala bersih, tidak ada lesi dan
benjolan
Wajah : Tidak pucat, baik
Mata : Konjungtiva normal, tidak ada sklera, simetris
Hidung : Tidak ada polip
Telinga : Tidak ada lesi, bersih
Mulut : Bersih, Terdapat karang gigi

50
Leher : Tidak ada pembengkakan pada Vena Jugularis dan
kelenjar tyroid
Dada : Payudara simetris, puting susu menonjol,payudara
kurang bersih
Abdomen : Terdapat striae
Genitalia : Tidak ada Varises/luka/bekas luka
Ekstremitas : Anus Hemoroid
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung di kanan perut ibu
Leopold III : Letak kepala di atas simpisis, belum masuk PAP
Leopold IV : konvergen
Variasi : Mc. Donald
Mc. Donald : TFU 26 cm
TBJ : 2.325 gr
c. Auskultasi
DJJ :160 x/menit , regular/irregular
Punctum maximum : di bawah pusat
d. Perkusi
Reflek patella : + / Reflek
e. Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia spinarum : 23 cm
Distansia Cristarum : 26 cm
Boudeloque : 20 cm
Lingkar Panggul : 90 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 (di kutip dari buku KIA)
Golongan darah : B (di kutip dari buku KIA)
Reduksi : - (di kutip dari buku KIA)
Albumin : + (di kutip dari buku KIA)
USG : ♂ (tanggal sekian,umur kehamilan)

51
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa : GIIIPII000,32 minggu
janin tunggal hidup intra uterin
DS : Ibu mengatakan hamil yang ketiga,tidak pernah abortus.
HPHT : 20-09-2012, gerakan janin dirasakan sejak usia
kehamilan 5 bulan

DO : abdomen : strie albican


Genetalia : ada bekas episiotomi
TTV : TD : 100 / 80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 35,5 C
Palpasi:
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung di kanan perut ibu
Leopold III :U
Leopold IV : tidak dikaji
Auskultasi
DJJ : 160 x/menit
USG :♂
B. Masalah : Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama (trimester
I,II,III)
DS :
…………………………………………………………………………...
DO :
……………………………………………………………………………
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Dx Potensial :-
Antisipasi :-

Mx Potensial :-

52
Antisipasi :-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………....
V.INTERVENSI
Dx : GIIIPII000,usia kehamilan 32 minggu
Tujuan : kehamilan berlangsung aterm tanpa komplikasi.
Kriteria Hasil :TTV : TD : 100/80 mmHg (100/60 – 100/80 mmHg)
S : 35,5C (36,5 – 37,5 C)
N : 90x/menit (60-100x/m)
RR : 20x/menit (16-24x/m)
LAB : Hb : 12
Reduksi :-
Albumin :+
Djj :140-160/menit (120-160/menit)
Presentai kepala
TFU sesuai usia kehamilan
Intervensi
1. Menjalin hubungan atau komunikasi yang baik dengan klien
R : Mempermudah mahasiswa memberikan penanganan pada ibu dan
membangun rasa saling percaya.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R : Ibu mengerti keadaan diri dan janin baik, sehingga ibu akan kooperatif
untuk diajak berkomunikasi tentang kondisinya sendiri.
3. Ajarkan ibu menghitung gerakan janin normal.
R : ibu mengerti batasan gerak janin normal (ibu bisa mendeteksi dini
kelainan janin).
4. Jelaskan pada ibu penyebab ibu sering berkemih adalah fisiologis.
R : Ibu mengerti dan bisa menyesuaikan dengan keadaannya.
5. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
R : Agar stamina ibu tetap terjaga.

53
6. Anjurkan ibu untuk untuk meningkatkan cairan .
R : agar ibu tidak kekurangan cairan.
7. Ajarkan ibu untuk membersihkan puting payudara
R : Agar ibu mengerti cara merawat payudara yang benar

VI.IMPLEMENTASI
Tanggal : 2 Mei 2013 Jam : 08:00
Dx : GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterine
Implementasi : 1. Melakukan komunikasi yang baik dengan klien.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
3. Mengajarkan ibu menghitung gerakan janin normal
4. Menjelaskan pada ibu penyebab ibu sering berkemih
adalah fisiologi.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
6. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan cairan
7. Mengajarkan ibu untuk membersihkan puting payudara
Implementasi :-

VII.EVALUASI
Tanggal : 2 Mei 2013 Jam : 08:00
Dx: GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterin.
S : Ibu mengerti akan penjelasan mahasiswa dan mengatakan akan
melaksanakan saran
mahasiswa.
O : Kriteria Hasil:TTV : TD : 100/80 mmHg (100/60 – 100/80 mmHg)
S : 35,5C (36,5 – 37,5 C)
N : 90x/menit (60-100x/m)
RR : 20x/menit (16-24x/m)
LAB : Hb : 12
Reduksi :-
Albumin :+

54
Djj :140-160/menit (120-160/menit)

A : GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterin.
P : Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

55
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan telah dilakukan pada ibu hamil GIIIPII000 usia kandungan 32
minggu dengan keluhan utama sering buang air kecil. Hal ini merupakan salah
satu ketidak nyamanan secara umum pada ibu hamil TM III. Oleh karena itu, ibu
harus mengerti tentang keadaannya bahwa hal tersebut normal.
Pada Ny.“S setelah dilakukan penyuluhan,interprestasi data dan
implementasi pada ibu,ibu merasa tenang karena hal tersebut merupakan hal yang
normal pada kehamilan TM III. Namun,ibu tetap harus mengurangi
mengkonsumsi kopi,susu dan teh pada malam hari agar mengurangi buang air
kecil.
Di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri mahasiswa
telah melaksanakan prosedur tetap dalam penanganan ibu hamil. Diharapkan Ny
”S” dapat melalui masa kehamilan dengan normal tanpa penyulit,keadaan ibu dan
janin sehat.

56
BAB V
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan bahwa asuhan
kebidanan dengan diagnose Ny.S GIIIPII000,32 minggu ditegakkan
dengan hasil pengkajian bahwa teraba TFU 3 jari di atas pusat,keadaan
tanda-tanda vital ibu normal. Hanya saja dalam kasus ini ibu mengalami
ketidaknyamanan yang umum terjadi pada ibu hamil TM III,namun berkat
asuhan yang diberikan diharapkan ketidaknyamanan segera berkurang.

7.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus dapat berkomunikasi dengan klien
sehingga dapat tercipta dan terbina hubungan saling percaya dan
diharapkan klien dapat melalui masa kehamilan dengan normal tanpa
penyulit.

57

Anda mungkin juga menyukai