PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 dan tahun
1997 menunjukkan bahwa terdapat penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup. Sebab utama kematian ibu adalah
perdarahan, infeksi, eklamsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Selain itu,
penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain gangguan pada kehamilan,
seperti anemia, kurang enegi protein (KEP), dan kurang energi kronis (KEK).
Prevalensi ibu hamil 51% (SKRT 1995), 4,8% ibu usia 15-49 berisiko menderita
KEP (Sensus 2000).
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil .
2. Mahasiswa mampu mengintreprestasikan data pada ibu hamil fisiologis.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial dan upaya
antisipasinya pada ibu hamil.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil.
5 .Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada ibu hamil.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi pada ibu hamil.
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi pada ibu hamil
2
1.4 Sistematika Penulisan Data
Sistematika penulisan dalam asuhan kebidanan terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang,yaitu uraian mengenai alasan mengapa tertarik
untuk memberikan asuhan pada kasus yang diambil. Tujuan, terdiri dari
tujuan umum dan tujuan pada pemberian asuhan kebidanan dengan memakai
7 langkah Varney.Teknik pengumpulan data, dan sitematika penulisan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi,
(Wiknjosastro, 2007)..
b. Kehamilan adalah Pertemuan sel telur dan sperma, nidasi, tumbuh
kembang dalam rahim merupakan mata rantai yang
berkesinambungan (Sarwono, 2005).
c. Kehamilan adalah pertumbnuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008).
2.1.2 Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap
spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu : kaput/kepala yang berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian
yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran ekor
spermatozoa dapat bergerak cepat (Wiknjosastro, 2002).
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
4
c. Konsepsi
d. Nidasi
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
5
4) Pada kehamilan 20 minggu, fundus uteri terletak kira-kira di
pinggir bawah pusat.
5) Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada tepat di pinggir
atas pusat.
6) Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus
xifoideus.
7) Pada kehamilan 32 minggu fudus uteri terletak di antara
setengah jarak pusat dan prosessus xifoideus.
8) Pada kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira 1 jari
di bawah prosessus xifoideus. Dalam hal ini, kepala bayi masih
berada di atas pintu atas panggul.
b. Vagina dan vulva
Akibat hormon estrogen vagina dan vulva mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut
thadwick. Warna porsio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genitalia interna akan membesar.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korfus luteum
graviditas sampai terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan
16 minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah placenta terbentuk. Seperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh
plasenta. Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal
ovulasi hormon relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam
sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam
trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan
hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
6
d. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluaarkan air susu. Di bawah pengaruh progesteron
dan somatomammotropin, terbentuk lemak di sekitar kelompok-
kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih
hitam, seperti seluruh aceola mammae karena hiperpigmentasi.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas menonjol di permukaan
aceola mammae. Pada kehamilan 12 minggu atas dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.
e. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke placenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan alat lain-lain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti
telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-
kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat
hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16
minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
f. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil
selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga
7
melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika
tidak dirawat dengan baik.
g. Sistem percernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
mobilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan
lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Hal ini mungkin
baik untuk resorfsi, akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang
memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan
gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal
sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan
terlalu banyak dikeluarkan, disebut hiperemesis gravidarum,
keadaan ini patologik. Salivasi adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini pun menjadi
patologik.
h. Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing mulai tertekan kembali.
i. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimilating hormone (MSH) yang juga dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di
8
daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di
arecla mammae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam,
dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut
seolah-olah retak, warnanya berubah agak hipremik dan kebiru-
biruan, disebut triae livide. Setelah partus, striae livide ini
berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes.
Pada seorang multigravida sering tampak striae livide berada
dengan striae albumin.
j. Metabolisme dalam kehamilan
Keseimbangan asam-alkali sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali: pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155
mEg per liter menurun sampai 145-147 mEg per liter.
Sehubungan dengan ini, serum Na turun dari 142 mEg per liter
sampai 135-137 mEg per liter dan disertai oleh turunnya plasma
bikarbonat dari 25 ke 22 mEg per liter (Sarwono, 2005)
k. Tulang dan gigi
Kehamilan dianggap sebagai penghalang untuk perawatan gigi.
Namun, sebenarnya prosedur preventif, kedaruratan, dan periksa
rutin gigi semua cocok dalam berbagai tahapan kehamilan tetapi
dengan beberapa modifikasi perawatan dan perencanaan awal.
(Hasan T. 2009)
9
3) Sebagian besar wanita bersikap ambivlen (perasaan negatif)
tentang kehamilannya, dan hal ini perlu didiskusikan.
4) Penerimaan ini biasa terjadi pada akhir trimester I dan
dipermudah dengan perasaannya yang aman untuk
mengungkapkan hal tersebut yang menciptakan konflik pada
dirinya.
5) Trimester I juga merupakan waktu penungguan kehamilan
mereka ini terutama berlaku bagi para wanita yang sebelumnya
mengalami keguguran.
6) Selama trimester I, kehamilan merupakan rahasianya sendiri
untuk berbagi dengan siapa pun yang ia pilih fikirannya
berhubungan terutama dengan apa yang sedang terjadi
padanya, pada tubuhnya dan kehidupannya.
7) Calon ayah mugkin memandang wanita yang baru mengalami
kehamilan dengan rasa kagum dan menghindari hubungan
seksual karena mereka takut mencederai bayinya. Beberapa
pria relatif mengalami peningkatan keinginan seksual. Ini
dibutuhkan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan
pasangannya.
b. Trimester II
1) Trimester II disebut sebagai periode kesehatan dan biasanya
lebih menyenangkan.
2) Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang
tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima
kehamilan, ia menggunakan fikiran dan energinya lebih
konstruktif, aktifitasnya serta minatnya berpusat pada
kehamilannya, melahirkan anak dan persiapan bagi peran
baru. Perhatiannya diarahkan untuk kesejahteraan bayi dan
penyambutannya dalam kelompok keluarga.
3) Pada trimester ini terjadi quickening yaitu ketika ibu
merasakan gerakan bayinya pertama kali pergerakan tersebut
menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan
10
hal ini sering menyebabkan ambivalensi terdahulu dari wanita
tersebut. Semua faktor ini berperan dalam meningkatkan
kepuasan sexual.
4) Sebagian besar wanita merasa lebih erotik selama trimester II,
karena relatif bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran
panggul, ukuran perut wanita belum merupakan masalah,
lubrikasi vagina lebih banyak kecemasan, kekhawatiran dan
perhatian yang menyebabkan ambivalensi terdahulu dari
wanita tersebut. Semua faktor ini berperan dalam kepuasan
sexual.
c. Trimester III
1) Trimester ini sering disebut sebagai periode penungguan yang
waspada karena wanita tersebut sadar terhadap kehadiran
bayinya sebagai suatu yang terpisah, ia menjadi tidak sabar
menunggu kedatangan bayinya.
2) Terdapat rasa gelisah bahwa bayinya tersebut akan datang
setiap saat, suatu fakta yang membuat wanita tersebut gelisah
sementara ia mengawasi dan menuggu tanda-tanda serta
gejala-gejala persalinan.
3) Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat
dan depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan
bertambah calon ibu menjadi lelah dan menunggu nampaknya
terlalu lama.
4) Banyak perhatian diberikan kepada perawatan bayi, terdapat
banyak dugaan tentang rupa dan jenis kelamin bayi serta
pemilihan nama untuk bayi.
5) Sejumlah katakutan nampak selama trimester III. Wanita
tersebut mungkin taku akan kehidupannya sendiri dan bayinya
bahwa ia akan memiliki bayi yang tidak normal, persalinan dan
kelahiran, bahwa organ vitalnya akan terluka oleh tendangan
bayi.
11
6) Ia juga akan mengalami proses kesedihan lain yaitu pemisahan
yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya dan
uterusnya yang penuh menjadi tempat yang kosong. Depresi
ringan merupakan hal yang wajar dan bisa terdapat
ketergantungan dan intervensi yang meningkat dengan
perasaan tidak berdaya.
7) Pada pertengahan trimester III sezualitasnya berkurang
sementara perutnya menjadi kendali berbagai perasaan secara
jujur dan di antaranya suami tersebut merupakan hal yang
sangat penting.
8) Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat
akhir kehamilan. Ia mungkin merasa langsung, buruk dan
memerlukan dukungan yang sering.
12
sakit pagi. Mual (emesis) dan muntah (vomiting) yang normal
pada kehamilan biasanya tidak menimbulkan gangguan pada
metabolisme tubuh. Bila mual dan muntah berlebihan, terlalu
sering sehingga mengakibatkan gangguan pada metabolisme
tubuh, hal ini disebut sebagai hiperemesis.
c) Ngidam
Ibu hamil sering menginginkan makan makanan dan atau
minuman tertentu, terutama pada bulan-bulan pertama
kehamilannya.
d) Sering kencing
Biasanya terjadi pada triwulan pertama yang disebabkan oleh
penekanan kandung kencing oleh pembesaran uterus. Gejala ini
akan berkurang sampai hilang pada triwulan kedua dan muncul
kembali pada akhir kehamilan yang disebabkan penekanan
kendung kencing oleh penurunan bagian terendah janin (kepala
atau bokong)
e) Konstipasi atau obstipasi
Ini disebabkan karena menurunnya tonus otot khusus oleh
pengaru hormone steroid.
f) Sinkope/pingsan
Terjadi oleh karena peningkatan jumlah volume darah pencairan
darah yang disebut sebagai hidremia.
g) Payudara tegang
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron. Estrogen
menimbulkan hipertrofi system caluran sedangkan progesteron
menambah ses-sel asinus pada mamma. Somatomammotropin
juga mempengaruhi pertumbuhan sesl-sel asinus dan
menimbulkan perubahan-perubahan dalam sel-sel, sehingga
terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin,
dimana tujuannya adalah untuk mempersiapkan mamma untuk
laktasi.
13
h) Pigmentasi kulit
Terjadi penumpukan melanin pada kulit dibagian tubuh tertentu
terutama dibagian pipi dan dahi yang disebut dengan cloasma
gravidarum. Garis middle abdomen juga mengalami perubahan
warna menjadi lebih gelap yang disebut dengan linea nigra.
i) Epulis
Sering terjadi pada triwulan pertama yang disertai
pembengkakan dan perdarahan gusi. Pada keadaan wanita hamil
yang kekurangan vitamin C juga dapat terjadi perdarahan pada
gusi.
j) Varices
Sebagai pengaruh hormone, pelebaran pembulun darah juga
sering terjadi.
k) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan
Setelah 12 minggu kehamilan, uterus biasanya dapat diraba
melalui dinding abdomen, tepat diatas symfisis sebagai sebuah
tumor/massa. Kemudian uterus akan bertambah besar seiring
dengan tuanya umur kehamilan. Pada dasarnya pembesaran ini
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu
serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik,
uterus tetap membesar karena pengaruh hormone tersebut
begitupula dengan endometrium yang menjadi desidua.
2. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan
a) Gerakan janin dalam rahim
1) Terlihat/teraba gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
3) Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu pada umur
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan 16
minggu pada multigravida
14
b) Denyut jantung janin
Auskultasi :
Dapat didengar dengan Dopler pada umur kehamilan 12
minggu Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru
dapat didengar pada kehamilan 18 – 20 minggu.
Dengan dopler dapat terdengar sejak usia kehamilan 12
minggu.
c) Pemeriksaan dengan alat canggih
USG
3. Diagnosa Banding
c. Kista Ovarium
d. Hematometra
15
- Sebab hematometra ini perforate
16
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormone ini di
sekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan
diekskresi pada urine ibu. Hormone ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat
pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia
gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.(Ummi
Hani, 2010)
17
Nasi atau Makanan selingan: Nasi atau Nasi atau
penukarnya 1 1 buah pisang atau penukarnya penukarnya
gelas 1 mangkuk bubur 2 gelas 2 gelas
kacang hijau, atau
Biscuit susu 1 gelas
2) Aktivitas
Aktivitas yang mengganggu keseimbangan diri lebih baik dikurangi,
terutama pada pertengahan kedua kehamilan. Pada umumnya
mereka membutuhkan aktivitas namun yang berlebihan ditinggalkan
karena rasa letih berlebihan akan berdampak pada kesehatan ibu dan
janin.
3) Pakaian
a) Dianjurkan memakai pakaian yang longgar, terbuat dri katun,
mempunyai kemampuan menyerap keringat, terutama
pakaian dalam.
b) BH (Bra) dianjurkan longgar dan mempunyai kemampuan
menyangga payudara.
18
c) Pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan
menghalangi suasana lembab disekitar pelipatan.
4) Pemeliharaan payudara
a) Putting susu perlu diperlihatkan agar tetap bersih dan
menonjol.
b) Untuk wanita hamil yang mempunyai riwayat abortus,
perawatan payudara dilakukan pada usia kehamilan lebih dari
22 minggu.
5) Senam hamil
Senam hamil adalah suatu latihan untuk memperkuat dinding perut
yang berhubungan dengan proses kehamilan.
a) Tujuan senam hamil :
1. Memperbaiki peredaran darah.
2. Mengurangi pembengkakan.
3. Memperbaiki keseimbangan otot.
4. Mengurangi kram pada kaki.
5. Mengutakan otot perut.
6. Mempercepat penyembuhan setelah melahirkan
b) Cara melakukan senam hamil
1. Latihan 1 ( sikap tubuh sempurna)
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak, tarik
otot dinding perut ke dalam dan keatas, kedua tungkai
lurus dan kedua lengan lurus kesamping badan.
2. Latihan 2 ( pergerakan kaki )
1. Duduk tegak bersandarkan pada kedua lengan,
kedua tungkai lurus dan sedikit membuka.
2. Gerakan kaki kiri jauh ke depan dan kaki kanan
jauh kebelakang bergantian hingga 8 kali.
3. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama
ke kiri dan ke kanan hingga 8 kali.
4. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama
kedalam sampai ujung jari menyentuh lantai,
19
kemudian gerakan kedua kaki tersebut keluar
hingga 8 kali.
5. Putar kedua kaki bersama-sama ke kiri 4 kali,
kemudian ke
kanan 4 kali
3. Latihan 3 ( latihan otot dasar panggul )
1. Berbaring terlentang, kedua lututditekuk, kedua
lengan disamping badan dan rileks.
2. Angkat pinggang tekan pinggang ke lantai sambil
kempiskan perut, kerutkan dubur, kembali rileks,
ulangi hingga 8 kali.
4. Latihan relaksasi
1. Berbaring miring kea rah punggung baayi / ke
kiri, lutut kanan ditekuk di depan lutut kiri (ganjal
dengan bantal ), lengan kanan ditekuk di depan
dan lengan kiri di belakang badan. Dapat
berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh
ibu.
2. Lemaskan seluruh tubuh tenang tutup muka dan
berusaha mengatai suara luar selama 5 menit.
20
Gambar 1.1 senam hamil
Tujuan:
a) Menguasai tehnik pernafasan
21
d) Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa
sakit akibat his ketika berasal
6) Pengawasan gigi
a) Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis,
hiperemesis gravidarum, hipersalivasi yang dapat menimbulkan
timbunan kalsium di sekitar gigi.
b) Pemeriksaan gigi saat hamil dan gosok gigi 2kali / hari.
7) Istirahat dan tidur
Selama hamil, tubuh Anda butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini
sama dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai
perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan
mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu
istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3
hingga 4 jam.
Bila kehamilan Anda dibawah 3 bulan, maka Anda diperbolehkan
banyak2 istirahat, terutama bila kandungan lemah maka sebaiknya
Anda banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa
kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan
kegiatan. Pada masa awal kehamilan, anda mungkin merasa lebih
lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/ tidur.
Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali
disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari.
Jika ibu hamil merasa kelelahan, atasi kelelahan dengan mengambil
istirahat singkat lebih sering, jangan akumulasikan masa istirahat
Anda dalam waktu satu waktu. Dengan begitu, Anda justru dapat
terus mempertahankan produktivitas dengan lebih baik. Sesuaikan
beban kerja Anda dengan irama tubuh. Saat tubuh terasa begitu
lelah, kerjakanlah hanya tugas yang mudah. Namun, jika anda
merasa prima, ambillah beban pekerjaan yang dirasa berat. Pandai-
pandailah mencuri waktu istirahat. Sempatkan tidur siang saat jam
makan siang atau setidaknya angkat kaki selama beberapa menit
untuk menenangkan tubuh anda. Jika hal itu memungkinkan,
segeralah tidur ketika Anda tiba di rumah.
22
8) Seksual
Bila dalam anamnesis abortus sebelum kehamilan yang sekarang
sebaiknya koitus ditunda sampai usia kehamilan 16 minggu. Pada
waktu itu plasenta tela terbentuk, serta kemungkinan abortus
menjadi lebih kecil.
9) Imunisasi
Vaksinasi dengan Tetanus Toxoid ( TT ) dilakukan dua kali selama
hamil untuk mencegah tetanus neonatorum.
23
dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan
kehamilannya.
24
4. Persiapan menjadi orang tua.
5. Persiapan sibling
25
c) Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang
ada dalam kandungan ibunya
d) Mengenalkan anak dengan profil bayi
26
kejang.Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan
lemah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
27
punggung bayi (untuk selanjutnya menentukan denyut jantung janin).
Dalam pemeriksaan fisik ini juga dilakukan tnggi puncak rahim yang
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika didapatkan besar
rahim tidak sesuai dengan perkiraan umur kehamilan pemeriksaan
berikutnya dapat direncanakan.
Langkah Pengukuran Palpasi cara Leopold:
a) Leopold 1 :
Caranya :
1. Pemeriksa berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
2.Pasien diminta menekuk kakinya.
3. Dengan kedua tangan Uterus ditengahkan
4. Raba menyusuri kiri kanan uterus tentukan tinggi fundus uteri.
5. Raba fundus uteri bila terasa bulat keras dan melenting adalah
kepala bila teraba lunak lebar tidak melenting adalah
bokong,apabila teraba kosong kemungkinan janin letak lintang
b) Leopold 2 :
Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
2. Kaki pasien ditekuk.
3. Dengan kedua tangan meraba samping kiri dan kanan rahim
untuk menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sbg tekanan yg lebih keras dan
memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat tera
bagian kecil janin
c) Leopold 3:
Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka
ibu.Kaki pasien ditekuk.
2. Dengan menggunakan satu tangan meraba bag bawah rahim dan
coba menggoyang sedikit.
28
3. Bila teraba bulat ,keras,melenting berarti kep blm msk PAP,bila
tdk bisa digoyang kep sdh mask PAP
4. Bila teraba bag besar,tdk melenting berarti bokong. Bila teraba
kosong kemungkinan janin letak lintang.
d) Leopold 4:
Caranya :
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kekaki ibu.
Kaki pasien ditekuk.
2. Kedua tangandiletakkan pada kedua sisi bag bwh rahim.
3. Raba dengan sedikit penekanan apakah bag terdepan janin telah
masuk PAP atau belum.
4. Bila jari2 tangan saling bertemu (kovergen) berarti bagian
terdepan belum msk PAP,bila jari2 tangan saling menjauh
(devergen) berarti bagian terdepan sudah masuk PAP.
Palpasi cara Budin
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 2 tidak jelas teraba
bagian punggung janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghdp kemuka ibu. Kaki
pasien ditekuk.
2. Tangan kiri menekan fundus uteri kebawah.
3. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan rahim untuk
menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sebagian tekanan yang lebih keras
dan memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat
teraba bgian kecil janin.
Palpasi cara Ahfed
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 2 dan Budin tidak jelas
teraba bagian punggung janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kemuka ibu.
Kaki pasien ditekuk.
29
2. Tangan kiri secara linier menekan bagian tengah rahim.
3. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan rahim untuk
menentukan punggung janin.
4. Punggung janin akan teraba sebagian tekanan yang lebih keras
dan memanjang dari atas kebawah sedangkan disisi lain dapat
teraba kosong.
Palpasi cara Knebel
Dilakukan bila pada pemeriksaan Leopold 1 dan Leopold 3 tidak
jelas teraba beda antara bokong dan kepala janin .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap keperut ibu.
Kaki pasien ditekuk.
2. Tangan kiri menekan fundus uteri dan tangan kanan menekan
bagian bawah rahim .
3. Tangan kanan dan kiri sedikit menggoyang bagian janin dan
merasakan tangan mana yg teraba lebih melenting adalah kepala
janin.
Palpasi cara Osborn/Osborn test
Dilakukan bila pada primi gravida dengan kehamilan 36
mg/multi gravid pada kehamilan 40 minggu kepala janin belum
masuk PAP .
Caranya:
1. Pemeriksa masih berdiri dikanan ibu menghadap kekaki ibu.
Kaki pasien diluruskan.
2. Dengan tangan kiri,kepala janin yang diatas symphisis didorong
masuk kedalam PAP.Letakkan dua jari miring diatas Symphisis.
3. Bila kepala janin tidak melebihi dua jari kemungkinan pada saat
persalinan kepala masih bisa melalui rongga panggul dengan
adanya moulage kepala dan regangan pada panggul/Osborn tes
negatif (-)
30
4.Bila kepala menonjol dua jari atau lebih berarti terdapat ketidak
seimbangan antara ukuran kepala janin dengan panggul/Osborn
tes positif (+).
Cara Mc Donald
Caranya:
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan diatas fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah,
pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita
pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen dan
kemudian pita ditahan oleh jari-jari pemeriksa.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
31
stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas
ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit
ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada
denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk
memastikan apakah yang terdengar itu denyut jantung janin,
detak ini harus disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu
sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantuntgjanin, tetapi
detak aorta abdominalis dari ibu.
6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantung janin maka hitung selama 1 menit penuh untuk
mengetahui teratur dan frekuensi denyut jantung janin .
7. Denyut jantung janin normal adalah 120- 160/menit.
Cara mendengarkan Denyut Jantung Janin dg menggunakan
Dopller:
1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat
digunakan
2. Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang tlh
ditentukan.
3. Gunakan jelly sbg kontak kedap udara antara kulit abdomen
dengan permukaan sensor.
4. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian
tekan tombol start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
5. Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan
tombol pengatur volume.
6. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui
monitor
32
diberikan pada kunjungan antenatal pertama,TT2, diberikan empat
minngu setelah TT1,TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2,TT4 diberikan
1 tahun setelah TT3,dan TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4.
Skreening TT
33
hidup
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa apabila dalam waktu 3 tahun WUS
tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN
(Tetanus Neonatorum). (Kusmiati, 2010)
34
b) Dilakukan konseling pada ibu, dengan harapan ibu dapat memakai
kontrasepsi pasca persalinan
9. Test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, TBC, PMS). Wanita, termasuk yang sedang
hamil,merupakan kelompok resiko tinggi terhadap penyakit menular
seksual (PMS). Penyakit Menular Seksual (PMS)ini dapat menimbulkan
kesakitan dan kematian, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya.
Jika dalam kunjungan pertama wanita hamil itu memiliki resiko terhadap
penyakit menular seksual (PMS), maka perlu dilakukan penipisan.
Penipisan ini dapat berupa berupa pemeriksaan cairan (sekret) vagina
maupun pemeriksaan darah. Dengan terdeteksinya Penyakit Menular
Seksual (PMS) secara lebih dini, akan dapat diobati secara tepat dengan
memperhatikan faktor keamanan terhadap ibu dan janin.
10. Temu wicara (konseling)
35
Table 2.1 Skor Poedji Rochjati
Keterangan :
36
hidup,tanggal/bulan terakhir haid, pengukuran fundus uteri dan
telapak kaki oleh kader dan bidan. Jika ada faktor resiko juga dapat
ditulis disini.
37
Gambar :Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto.
HALAMAN BELAKANG
Pada halaman sebelah kiri terdapat grafik untuk mengukur tinggi fundus
dan panjang kaki sebelah kanan. Titik perpotongan dicocokkan dengan table
hasil pengukuran. Sedangkan pada bagian kanan terdapat penjelasan tentang
penggunaanKartu prakiraan Persalinan Soedarto yang berisi tentang :
a. Pengukuran tinggi fundus
1. Ibu hamil dalam keadaan berbaring dan kandung kemih dikosongkan.
2. Alat ukur : pita pengukur (meteran)
3. Cara pengukuran : dari simfisis (tepi atas tulang kemaluan) sampai
puncak fundus uteri (batas atas dinding rahim)
4. Hasil : diplot pada sumbu tinggi fundus uteri (Y)
b. Telapak kaki kanan terpanjang
1. Ibu hamil dalam keadaan berdiri tanpa alas kaki
38
2. Alat ukur : pita pengukur (meteran)
3. Cara pengukuran : dari tumit sampai ujung kaki kanan terpanjang
4. Hasil : di plot pada sumbu panjang kaki kanan (X)
c. Penilaian Perpotongan proyeksi kedua pengukuran X dan Y pada grafik
akan jatuh padasalah satu daerah.
d. Kesimpulan penilaian
1. Menentukan terjadinya risiko disproporsi sefalopelvik
2. Menetapkan tempat persalinan
Daerah Titik Kemungkinan Tempat
Perpotongan kedua Disproporsi Persalinan
Sumbu Sefalopelvik
Daerah Merah ++++ Rumah Sakit
(90 %)
39
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Umur : <20 tahun/ >35 tahun.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang di ungkapkan oleh pasien saat berkunjung ke tempat
bidan yang sifatnya segera ditolong seperti mual muntah, keputihan,
pusing-pusing, sering buang air kecil.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis), menahun(Jantung, Hipertensi), menurun (Asma,
Diabetes Militus).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis), menahun (Jantung, Hipertensi), menurun (Asma,
Diabetes Militus).
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis), menahun (Jantung, Hipertensi),
menurun (Asma, Diabetes Militus).
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Mencakakup data Aminorea (>3 bulan), Menarce (10-12 tahun/
pada Umumnya <17 tahun), Lama (5-7 hari/ pada umumnya <15
tahun), banyaknya (1-2 pembalut/ hari), Siklusnya (28-30/hari),
Disminorhoe, Flour Albus, HPHT, TP/HPL.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
40
Hamil keberapa, kehamilan(umur, penyulit), persalinan (penolong,
jenis, tempat,penyulit), anak (jenis kelamin, berat badan, panjang
badan, hidup/mati).
c. Riwayat Kehamilan Sekarang dan Persalinan
Meliputi pemeriksaan saat ibu hamil yaitu ANC ibu pada Trimester
I, II, III, minimal melakukan pemeriksaan atau kunjungan satu kali
dalam setiap trimester dan pengkajian status TT ibu, jika status TT
sudah lima kali maka tidak perlu dilakukan TT kembali. Gerakan
janin dirasakan pada usia 4 bulan dan 10 kali bergerak dalam 24
jam terakhir.
5. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan Kontrasepsi apa saja dan ibu merencana
kontrasepsi apa yang akan digunakan setelah persalinan.
6. Riwayat Perkawinan
Ibu sudah menikah atau belum, status pernikahannya, berapa umur saat
menikah, dan lama pernikahannya.
7. Riwayat Psikososial
Ibu menerima kehamilan dengan baik dan respon keluarga juga baik.
8. Riwayat Budaya
Tidak ada budaya yang mengganggu kehamilan ibu seperti pantang
makanan, minum jamu, dan di asingkan oleh keluarga.
9. Perilaku Kesehatan
Ibu hamil tidak minum jamu, tidak merokok, dan tidak minum-
minuman keras.
10. Pola Kebiasaan Ibu selama Hamil
a. Nutrisi : Merupakan asupan energi yang dikomsumsi ibu untuk
membantu proses tumbuh kembang janinnya.
b. Eleminasi : Pola kebiasaan dalm mengosongkan rektum dan
kandung kemih selama hamil dan sebelum hamil apa ada
perubahan atau tidak.
c. Istirahat : Untuk menilai apakah ibu hamil memiliki waktu istirahat
yang cukup.
41
d. Personal Higiene : Menilai selama hamil ibu mejaga kebersihan
dirinya dengan baik atau tidak.
e. Aktivitas : Menilai kebiasaan ibu selama hamil mengganggu atau
membahayakan kehamilannya atau tidak.
f. Seksual : Menilai hubungan seksualitas pada saat hamil apakah
membahayakan bagi janin atau tidak.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaraan : Compos mentis (sadar penuh, baik/ sempurna),
Apatis (perhatian berkurang), Somnolent (mudah
tidur walaupun sedang diajak bicara), Sopor (harus
dengan rangsangan kuat), Sopora comateus (hanya
tinggal reflek kornea saja), Coma (tidak ada
respon).
Keadaan Emosi : Mencermati mimik wajah pasien, nada bicara,
bahasa tubuh.
Cara Berjalan : tegak, bungkuk, pincang.
TTV : Suhu (36,5- 37)C, Nadi (60- 100)x/menit, Respiratori (16-
24)x/menit, Tekanan Darah (90/60- 140/90) mmHg.
2. Pemeriksaan Antropometik
Berat Badan : sesuai dengan tinggi badan, kenaikan selama hamil
6- 16,5kg.
Tinggi Badan : ≥145cm
Lingkar Lengan : ≥23,5
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : warna rambut, bersih/tidak, rontok/ tidak,ada
benjolan/ tidak.
Muka : untuk mengetahui chloasma gravidarum, pucat/
tidak, oedema/ Tidak.
42
Hidung : apakah ada gangguan pernafasan, ada polip/ tidak,
ada sekret/tidak .
Mulut dan Gigi: Lidah kotor/ tidak, bibir lembab/ tidak, gigi caries/
tidak, ada pembesaran tonsil/ tidak.
Telinga : Simetris/ tidak, ada serumen/ tidak.
Leher : Untuk mengetahui adanya pembesaran vena
jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe.
Dada : menilai payudara, ( pembesaran, kesimetrisan,
keadaan papila mamae, pengeluaran kolostrum,
hyperpigmentasi areola mammae).
Abdomen : Pembesaran pada abdomen sesuai dengan usia
kehamilan/ tidak, ada linea atau striae, ada bekas
operasi/ tidak.
Genetalia : Keadaan perenium, warna vulva dan pengeluaran
pervaginam.
Ekstremitas : atas dan bawah(simetris atau tidak, oedema atau
tidak).
b. Palpasi
Leopold I : Menentukan TFU, dan menentukan bagian yang
ada di fundus.
Leopold II : Menetukan letak punggung dan bagian- bagian
kecil.
Leopold III : Menentukan bagian terendah janin sudah masuk
PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian terendah janin masuk PAP.
Kovergen : hanya bagian kecil yang masuk
PAP.
Sejajar : separuh bagian masuk PAP.
Divergen : sebagian besar sudah masuk
PAP.
Variasi :
1. Mc.Donald : jarak fundus – simpisis (cm) per 3,5 = ... bulan
43
2. Budin : satu tangan menekan fundus dan tangan yang
satunya
mencari bagian yang terkecil.
3. Ahfeld : pinggir tangan kiri diletakkan di tengah- tengah
perut, sedangkan tangan kanan mencar bagian terkecil/
punggung janin.
4. Tafsiran Berat janin (TBJ) :
(TFU – 11) x 155 bila sudah masuk PAP.
(TFU – 12) x 155 bila belum masuk PAP.
c. Auskultasi
DJJ : Denyut Jantung Janin (frekuensi, ritme kuat/lemah),
normalnya 120-160 x/menit, dihitung satu menit penuh.
Punctum maximum : melalui letak punggung janin.
d. Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia Spinarum : 24-26 cm
Distansia Cristarum : 28-30 cm
Boudeloque : 18-20 cm
Lingkar Panggul : 80-90 cm
e. Pemeriksaan Laboratorium
Meliputi USG, Hb, Albumin, Reduksi.
44
Mengidentifikasi kebutuhan segera bila terdapat masalah potensial.
IV. INTERVENSI
Dx : Gravida, Para, Abortus dengan usia kehamilan beberapa
minggu.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kehamilan, ibu dapat menjalani
asuahan kehamilannya dengan aman tanpa ada komplikasi.
Kriteria Hasil : Mengacu untuk menegakkan diagnosa ibu.
Intervensi : Melakukan asuhan pada ibu hamil sesuai kebutuhannya.
V. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi yang diberikan mengacu pada teori kebutuhan pada
ibu hamil.
VI. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil dengan menggunakan SOAP.
45
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien :Ny “ S” Nama suami :Tn. “H”
Umur :39 tahun Umur :40 tahun
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu R.T Pekerjaan :POLRI
Penghasilan :− Penghasilan :Rp 4.000.000,00
Alamat :Sukorame,Kediri Alamat :Sukorame,Kediri
2. Alasan datang
Kunjungan pertama Kunjungan ulang
√
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering kencing
4. Riwayat Kesehatan
46
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
(TBC,HEPATITIS,HIV,AIDS),keturunan(DIABETES,GEMELI,J
ANTUNG),menahun(HIPERTENSI).
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan sedang mengalami batuk-batuk.
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit
menular(TBC,Hepatitis,HIV,AIDS),
menurun(Diabetes,Gemeli,Jantung), menahun, (Hipertensi).
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : tidak ada Dismenorhoe : tidak
pernah
Menarche : 12 tahun Fluor albus : tidak
pernah
Lama : 7 hari HPHT : 20-
09-2012
Banyak : 3x sehari (laurier) TP/HPL : 27-
06-20013
Siklus : 24 hari
Teratur/tidak : teratur
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/Bln/Th Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas Usia
persalinan Kehamilan persalinan persalinan kehamilan JK BB PB anak
47
1 26-03- 9 bulan RS. Normal Dokter L 3,8 49 Tidak 13
2000 Bayangkara ada
2 9 bulan RS. Normal Dokter L 3,7 49 keluhan 10
28-06- Bayangkara Tidak
2003 ada
3 HAMIL keluhan
INI
48
T5 : tgl………………………
Status TT : T3
Gerak anak sejak 8 bulan, gerak janin selama 24 jam terakhir 286
kali
Keluhan selama hamil : Sering kencing
6. Riwayat KB
Menjadi peserta KB:
1. Thn 2000 s/d 2012 Jenis kontrasepsi suntik. Alasan berhenti hamil
2. Thn….s/d……… Jeni kontrasepsi………alasan berhenti…………
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 14 th
Usia pertama menikah : 26 th
8. Riwayat Psikososial
Keluarga menerima kehamilan dengan baik
9. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan tidak ada pantangan dalam keluarga
10. Perilaku kesehatan
Jamu : Ibu tidak mengkonsumsi jamu
Merokok : Suami dan ibu tidak merokok
Minum minuman keras : Suami dan ibu tidak minum-minuman
keras
11. Pola kebiasaan sehari-hari
No Pola Sebelum Hamil Selama Hamil
Kebiasaan
1 Nutrisi Makan:3x Makan:minimal 3x
sehari(nasi, sehari
sayur tempe) (nasi,sayur,tempe
Minum:3 gelas )
sehari Minum:3 gelas sehari
Keluhan:
2 Eliminasi BAB:lancar BAB:lancar
49
BAK:kuning jernih BAK:kuning jernih
Keluhan
3 Istirahat Siang 1jam Susah tidur siang
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Cara berjalan : tegak
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 100 / 80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 35,5 C
Tinggi Badan : 155,5 cm
BB kontak I Tgl 10-09-2012 : 59 kg
BB sekarang Tgl 02-05-2013 : 64 kg
Lila : 29,5 Cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : Hitam, kulit kepala bersih, tidak ada lesi dan
benjolan
Wajah : Tidak pucat, baik
Mata : Konjungtiva normal, tidak ada sklera, simetris
Hidung : Tidak ada polip
Telinga : Tidak ada lesi, bersih
Mulut : Bersih, Terdapat karang gigi
50
Leher : Tidak ada pembengkakan pada Vena Jugularis dan
kelenjar tyroid
Dada : Payudara simetris, puting susu menonjol,payudara
kurang bersih
Abdomen : Terdapat striae
Genitalia : Tidak ada Varises/luka/bekas luka
Ekstremitas : Anus Hemoroid
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung di kanan perut ibu
Leopold III : Letak kepala di atas simpisis, belum masuk PAP
Leopold IV : konvergen
Variasi : Mc. Donald
Mc. Donald : TFU 26 cm
TBJ : 2.325 gr
c. Auskultasi
DJJ :160 x/menit , regular/irregular
Punctum maximum : di bawah pusat
d. Perkusi
Reflek patella : + / Reflek
e. Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia spinarum : 23 cm
Distansia Cristarum : 26 cm
Boudeloque : 20 cm
Lingkar Panggul : 90 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 (di kutip dari buku KIA)
Golongan darah : B (di kutip dari buku KIA)
Reduksi : - (di kutip dari buku KIA)
Albumin : + (di kutip dari buku KIA)
USG : ♂ (tanggal sekian,umur kehamilan)
51
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa : GIIIPII000,32 minggu
janin tunggal hidup intra uterin
DS : Ibu mengatakan hamil yang ketiga,tidak pernah abortus.
HPHT : 20-09-2012, gerakan janin dirasakan sejak usia
kehamilan 5 bulan
Mx Potensial :-
52
Antisipasi :-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………....
V.INTERVENSI
Dx : GIIIPII000,usia kehamilan 32 minggu
Tujuan : kehamilan berlangsung aterm tanpa komplikasi.
Kriteria Hasil :TTV : TD : 100/80 mmHg (100/60 – 100/80 mmHg)
S : 35,5C (36,5 – 37,5 C)
N : 90x/menit (60-100x/m)
RR : 20x/menit (16-24x/m)
LAB : Hb : 12
Reduksi :-
Albumin :+
Djj :140-160/menit (120-160/menit)
Presentai kepala
TFU sesuai usia kehamilan
Intervensi
1. Menjalin hubungan atau komunikasi yang baik dengan klien
R : Mempermudah mahasiswa memberikan penanganan pada ibu dan
membangun rasa saling percaya.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R : Ibu mengerti keadaan diri dan janin baik, sehingga ibu akan kooperatif
untuk diajak berkomunikasi tentang kondisinya sendiri.
3. Ajarkan ibu menghitung gerakan janin normal.
R : ibu mengerti batasan gerak janin normal (ibu bisa mendeteksi dini
kelainan janin).
4. Jelaskan pada ibu penyebab ibu sering berkemih adalah fisiologis.
R : Ibu mengerti dan bisa menyesuaikan dengan keadaannya.
5. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
R : Agar stamina ibu tetap terjaga.
53
6. Anjurkan ibu untuk untuk meningkatkan cairan .
R : agar ibu tidak kekurangan cairan.
7. Ajarkan ibu untuk membersihkan puting payudara
R : Agar ibu mengerti cara merawat payudara yang benar
VI.IMPLEMENTASI
Tanggal : 2 Mei 2013 Jam : 08:00
Dx : GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterine
Implementasi : 1. Melakukan komunikasi yang baik dengan klien.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
3. Mengajarkan ibu menghitung gerakan janin normal
4. Menjelaskan pada ibu penyebab ibu sering berkemih
adalah fisiologi.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
6. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan cairan
7. Mengajarkan ibu untuk membersihkan puting payudara
Implementasi :-
VII.EVALUASI
Tanggal : 2 Mei 2013 Jam : 08:00
Dx: GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterin.
S : Ibu mengerti akan penjelasan mahasiswa dan mengatakan akan
melaksanakan saran
mahasiswa.
O : Kriteria Hasil:TTV : TD : 100/80 mmHg (100/60 – 100/80 mmHg)
S : 35,5C (36,5 – 37,5 C)
N : 90x/menit (60-100x/m)
RR : 20x/menit (16-24x/m)
LAB : Hb : 12
Reduksi :-
Albumin :+
54
Djj :140-160/menit (120-160/menit)
A : GIIIPII000,32 minggu
Janin tunggal hidup intra uterin.
P : Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
55
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan telah dilakukan pada ibu hamil GIIIPII000 usia kandungan 32
minggu dengan keluhan utama sering buang air kecil. Hal ini merupakan salah
satu ketidak nyamanan secara umum pada ibu hamil TM III. Oleh karena itu, ibu
harus mengerti tentang keadaannya bahwa hal tersebut normal.
Pada Ny.“S setelah dilakukan penyuluhan,interprestasi data dan
implementasi pada ibu,ibu merasa tenang karena hal tersebut merupakan hal yang
normal pada kehamilan TM III. Namun,ibu tetap harus mengurangi
mengkonsumsi kopi,susu dan teh pada malam hari agar mengurangi buang air
kecil.
Di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri mahasiswa
telah melaksanakan prosedur tetap dalam penanganan ibu hamil. Diharapkan Ny
”S” dapat melalui masa kehamilan dengan normal tanpa penyulit,keadaan ibu dan
janin sehat.
56
BAB V
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan bahwa asuhan
kebidanan dengan diagnose Ny.S GIIIPII000,32 minggu ditegakkan
dengan hasil pengkajian bahwa teraba TFU 3 jari di atas pusat,keadaan
tanda-tanda vital ibu normal. Hanya saja dalam kasus ini ibu mengalami
ketidaknyamanan yang umum terjadi pada ibu hamil TM III,namun berkat
asuhan yang diberikan diharapkan ketidaknyamanan segera berkurang.
7.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus dapat berkomunikasi dengan klien
sehingga dapat tercipta dan terbina hubungan saling percaya dan
diharapkan klien dapat melalui masa kehamilan dengan normal tanpa
penyulit.
57