Cover Ikhwan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS SYARIAH

DENGAN KONVENSIONAL

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah yang dibimbing oleh
Bu Rita Rosiana, S.E., M.Si.

Oleh:
M.IKHWAN HABIBI
5554170047
III B

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan dan perhitungan yang berisi
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan selama periode tertentu. Manajemen
mendelegasikan tugas pencatatan laporan keuangan ini kepada seorang akuntan. Agar dapat
menggambarkan secara jelas maksud laporan yang akan disampaikan, laporan keuangan
disusun berdasarkan standar atau kaidah sesuai ilmu akuntansi keuangan .

1. Laporan keuangan konvensional

Laporan keuangan konvensional pada dasarnya adalah sama-sama menyajikan laporan


keuangan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu lembaga keuangan. Hanya
saja laporan keuangan konvensional hanya menekankan pada aspek duniawi saja

2. Laporan keuangan syariah

Lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga
keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin oprasional
sebagai lembaga keuangan syariah. Definisi ini menegaskan bahwa suatu lembaga keuangan
syariah harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian syariah islam dan unsur legalitas
oprasi sebagai lembaga keuangan.jadi laporan keuangan syariah adalah bagaimana lembaga
keuangan syariah tersebut menyajikan laporan keuangan syariah sesuai yang belaku di lembaga
keuangan syariah itu sendiri. Sehinga laporan keuangan syariah adalah laporan yang dibuat
khusus dari pihak lembaga keuangan syariah sesuai dengan ketentuan standar akutansi syariah
yaitu mengacu pada PSAK dan KDPPLKS.
Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional

Laporan keuangan konvensial dan syariah sejatinya merupakan jenis laporan yang memuat
sebagian besar hal-hal yang sama dan intinya melaporkan kinerja perusahaan sembari
memperlihatkan posisi perusahaan saat ini terkait dengan kekayaan dan kewajiban. Namun ada
beberapa perbedaan yang menjadikan keduanya merupakan laporan keuangan yang berbeda.
Beberapa hal yang menjadi poin-poin perbedaan antara laporan keuangan syariah dan
konvensional akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Sudut Pelaporan

Dari segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional memuat lebih sedikit unsur-
unsur laporan keuangan. Unsur laporan keuangan konvensional terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan pada laporan keuangan syariah, unsur-unsur yang termuat antara lain neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana
investasi terkait, laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dana dan
penggunaan dana zakat, serta laporan dan penggunaan dana kebaikan.

2. Akad dan Legalitas

Istilah akad dikenal sebagai kesepakatan kedua belah pihak terkait untuk melaksanakan
kewajiban mereka masing-masing. Syarat dan ketentuannya jelas sudah disepakati dari awal
secara rinci dan spesifik sehingga ketika salah satu pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya
maka ia wajib menerima sanksi seperti yang sudah disepakati. Ketentuan akad tersebut teridiri
dari rukun dan syarat. Rukun menyangkut unsur-unsur fisik seperti penjual, pembeli, barang,
serta harga. Sementara syarat yang diwajibkan antara lain: barang dan jasa wajib halal, harga
barang atau jasa harus jelas, tempat penyerahan yang jelas,serta barang yang ditransaksikan
wajib sepenuhnya dalam kepemilikan.

3. Organisasi

Dilihat dari segi organisasi, kehadiran Dewan Pengawas Syariah atau DPS menjadi faktor
pembeda antara perusahaan berbasis syariah dengan perusahaan konvensional. Kehadiran DPS
yang terdiri dari minimal 3 orang propesi ahli hukum Islam ini bertanggung jawab dalam
memberikan fatwa agama dan mengawasinya bersama dengan Dewan Komisaris perusahaan
yang menggunakan basis syariah. Sedangkan dalam perusahaan konvensional tidak dikenal
adanya DPS maupun aturan-aturan yang merupakan bagian dari tanggung jawab DPS
4. Penyelesaian Sengketa

Adanya masalah akan diselesaikan secara berbeda oleh perusahaan dengan basis
konvensional serta basis syariah. Pada perusahaan berbasis syariah, adanya masalah akan
diselesaikan dengan aturan dan hukum syariah. Berbeda halnya dengan perusahaan
konvensional yang memilih menyelesaikan perkaranya di pengadilan negeri. Lembaga yang
mengatur hukum syariah di Indonesia ini adalah Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia atau
BAMUI.

5. Usaha yang Dibiayai

Ada paradigma berbeda yang membedakan usaha konvensional dengan usaha berbasis
syariah. Usaha berbasis syariah akan menggunakan paradigma tersendiri yang mana
menekankan kepercayaan bahwa setiap aktivitas manusianya memiliki nilai akuntabilitas dan
ilahiah yang menempatkan akhlak serta perangkat syariah sebagai parameter baik dan
buruknya suatu aktivitas usaha. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang tidak
mengenal hal semacam ini sebagai dasar pelaksanaan aktivitas bisnis mereka.

Anda mungkin juga menyukai