DDTK
DDTK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat dari pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia
seutuhnya. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun
manusia seutuhnya diselenggarakan antara lain melalui upaya kesehatan anak
yang dilakukan sedini mungkin. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak
masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya ditujukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan
kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. Sebagai
generasi calon penerus bangsa dengan jumlah yang sangat besar yaitu sekitar
10% dari seluruh populasi, maka kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak
perlu mendapat perhatian serius. (Nursalam, 2005).
Bawah lima tahun (balita) mempunyai plastisitas otak yang berbeda dengan
orang dewasa. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif.
Sisi positifnya adalah otak balita lebih terbuka untuk menerima proses
pembelajaran sedangkan sisi negatifnya lebih peka terhadap lingkungan
terutama lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak
adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai. Oleh karena itu masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa
yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek
serta tidak dapat diulang lagi, sehingga masa ini disebut dengan “masa
keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan
“masa kritis”. (Soetjiningsih, 1995).
Deteksi dini melalui kegiatan SDIDTK sangat diperlukan untuk
menemukan secara dini anak yang mengalami penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin, agar
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami tidak menjadi
kecacatan yang menetap. Pelayanan kegiatan SDIDTK tidak hanya dilakukan
pada anak yang dicurigai mempunyai masalah saja, tetapi harus dilakukan
secara rutin terhadap semua balita dan anak prasekolah, sehingga pertumbuhan
dan perkembangan anak optimal. (Soetjiningsih, 2006).
Kegiatan SDIDTK dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah terampil dan
mampu melaksanakannya seperti tenaga kesehatan, kader kesehatan dan
orangtua. SDIDTK merupakan upaya yang perlu didukung, karena merupakan
salah satu cara untuk mempersiapkan generasi mendatang yang berkualitas.
(Kemenkes RI, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan penilaian tumbuh kembang anak melalui deteksi
dini tumbuh kembang (DDTK).
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penilaian tumbuh kembang anak mahasiswa
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan konsep dan proses tumbuh kembang
b. Melakukan pengkajian data dan penilaian tumbuh kembang anak
melalui DDTK
c. Menentukan hasil penilaian tumbuh kembang anak
d. Menyimpulkan penilaian hasil penilaian tumbuh kembang anak
e. Membuat intervensi yang sesuai
f. Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
g. Mengevaluasi hasil tindakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intervensi :
a. Bila perkembangan anak seuai umur (S)
1) Beri pujian pada ibu/pengasuh karena telah mengasuh anak dengan
baik
2) Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan anak
3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,
sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan
di posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan
bina keluarga balita. Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-
72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat pendidikan
anak usia dini (PAUD), kelompok bermain , dan taman kanak kanak.
5) Lakukan pemeriksaan secara rutin menggunakan KPSP setiap 3
bulan (pada usia <24 bulan) dan setiap 6 bulan (pada usia 24-72
bulan)
b. Bila perkembangan anak meragukan (M)
1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi, setiap saat sesering mungkin.
2) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalan.
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
4) Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai umur anak.
5) Jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka
kemungkinan ada penyimpangan.
c. Bila perkembangan anak terjadi penyimpangan (P)
Lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan perkembangan .
2. Tes Daya Dengar (TDD)
Merupakan tes yang bertujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. TDD dilakukan
setiap 3 bulan (pada usia <12bulan) dan setiap 6 bulan (pada usia 12 bulan
ke atas).
Sebelum melakukan TDD, tanyakan tanggal lahir anak, dan hitung
umur dalam bulan. Kemudian pilih daftar pertanyaan TDD sesuai usia. Pada
anak diatas 24 bulan, pertanyaan berupa perintah melalui orang
tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati anak dalam melakukan
perintah. Jawaban Ya adalah jika anak dapat melakukan perintah. Jawaban
Tidak adalah jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah. Bila
ada satu jawaban Tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan daya
dengar.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
Tes daya lihat bertujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat. Dilakuk setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah 36 – 72 bulan.
Menggunakan kartu E berjarak 3 meter dan setinggi mata anak dengan
posisi anak duduk. Sebelah mata anak ditutup dengan buku/kertas, tunjuk
huruf E pada poster mulai baris pertama hingga keempat, atau sampai baris
terkecil yang dapat dilihat. Lakukan hal yang sama pada mata satunya.
Anak dengan penglihatna normal tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga. Bila dengan kedua mata anak tidak dapat melihat sampi
baris ketiga, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat. Bila anak
mengalami gangguan daya lihat, ulangi pemeriksaan di hari yang berbeda.
Bila anak tetap tidak dapat melihat sampai baris yang sama, lakukan
rujukan.
No. Register :
Tanggal : diisi dengan tanggal pemeriksaan
PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama Anak : Untuk membedakan pasien, mengenal, dan mengetahui
pasien (Alimul, 2006)
Jenis Kelamin : Laki-laki / perempuan. Terdapat perbedaan standar
deviasi pada BB/TB, LKA, dan IMT antara anak laki-
laki dan perempuan.
Tanggal Lahir : untuk mengetahui usia klien.
Anak Ke : untuk mengetahui posisi anak dalam keluarga
Jumlah Anggota Keluarga : untuk mengetahui komposisi keluarga yang
tinggal dalam satu rumah.
Yang Mengasuh : untuk mengetahui pola asuh serta perkembangan dan
aktivitas anak di rumah.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien. Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
Nama Ibu & Ayah : Untuk membedakan pasien, mengenal, dan mengetahui
pasien
Agama : kepercayaan dapat memberikan pengaruh terhadap pola
asuh orang terhadap anak. Selain itu dengan mengetahui
agama/kepercayaan klien, kita dapat memberikan
konseling sesuai dengan kepercayaan klien.
Pendidikan : tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola
piker dan pola asuh orang tua terhadap anak. Untuk
memberikan konseling yang mudah dipahami klien
sesuai tingkat pendidikannya.
Pekerjaan : Kondisi sosial ekonomi mempengaruhi pola asuh.
Kesibukan orang tua bekerja dapat mengakibatkan
kurangnya stimulasi pada anak.
2. ALASAN DATANG
Alasan anak datang ke Puskemas.
6. RIWAYAT IMUNISASI
Untuk mengetahui status imunisasi anak.
Hb0 : usia 0-7 hari
BCG, Polio 1 : 0-2 bulan
DPT/Hb1, Polio 2 : 4 bulan setelah imunisasi BCG
DPT/Hb2, Polio 3 : 4 bulan setelah imunisasi DPT/Hb1
DPT/Hb3, Polio 4 : 4 bulan setelah imunisasi DPT/Hb2
Campak : usia 9 bulan
7. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Untuk mengetahui apakah anak memiliki indikasi keterlambatan tumbuh
kembang.
Perkembangan anak normal :
a. Usia 0-3 bulan mengangkat kepala 45o , dapat menatap wajah anda,
mengoceh spontan, terkejut terhadap suara keras.
b. Usia 3-6 bulan berbalik dari telungkup ke terlentang, mengangkat kepala
90o menggenggam pensil, meraih benda, memegang tangan sendiri,
mengarahkan mata pada benda kecil, mengeluarkan suara
gembira/memekik, tersenyum saat melihat benda menarik ketika
bermain sendiri.
c. Usia 6-9 bulan duduk sendiri, berlajar berdiri, merangkak, memungut
dua benda dan memegang satu di masing-masing tangan, meraup benda
sebesar kacang, bersuara tanpa art (mamama, bababa), mencari benda
yang dijatuhkan, bermain tapuk tangna/ciluk ba, makan kue sendiri,
bergembira dengan melempar benda.
d. Usia 9-12 bulan berdiri selama 30 detik, memasukkan benda ke mulut,
mengulang bunyi yang didengar, menyebut 2-3 suku kata tanpa arti,
ingin menyentuh apa saja, bereaksi terhadap suara perlahan/bisikan,
takut pada orang yang belum dikenal.
e. Usia 12-18 bulan berdiri sendiri, mengambil mainan dengan
membungkuk, memanggil ayah dan ibu, menumpuk 2 kubus,
memasukkan kubus di kotak, menunjuk apa yang diinginkan,
memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.
f. Usia 18-24 bulan berjalan tanpa terhuyung-huyung, bertepuk tangan,
melambai, menumpuk 4 kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari
dan telunjuk. Belajar makan sendiri, meniru pekerjaan rumah tangga.
g. 24-36 bulan jalan naik tangga sendiri, menendang bola kecil, mencorat-
coret pensil pada kertas, menunjuk 1 ata lebih bagian tubuh, menyebut
nama gambar dengan benar, bicara dengan baik menggunakan 2 kata,
makan sendiri tanpa banyak tumpah, melepas pakaian sendiri.
8. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Nutrisi, kecukupan nutrisi berpengaruh pada pertumbuhan dan fungsi
organ tubuh.
b. Eliminasi, mendeteksi adanya kelainan pencernaan/absorbsi.
c. Hygiene, mempengaruhi status kesehatan klien.
d. Istirahat, istirahat berkualitas sangat dibutuhkan anak dalam masa
tumbuh kembang.
e. Aktivitas, anak dengan hiperaktivitas dapat beraktivitas tanpa mengenal
lelah. Aktivitas bermain dapat membantu mengembangkan aspek sosial
dan kemandirian anak.
B. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : pemeriksaan DDTK hanyak dilakukan pada anak sehat
Kesadaran : pemeriksaan DDTK hanyak dilakukan pada anak sehat
Suhu : peningkatan suhu tubuh dapat menjadi salah satu tanda
infeksi dalam tubuh.
Pernafasan : adanya nafas cepat merupakan salah satu gejala
pneumonia.
Pemeriksaan Antopometri
BB : untuk mengetahui status gizi anak
TB : untuk mengetahui status gizi anak
LKA : untuk mengetahui lingkar kepala normal/tidak, bila
teradapat mikro/makro cepal harus segera di rujuk.
Lingkat kepala normal pada anak usia 36 bulan 45-
50cm.
Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, rambut hitam, bersih
Wajah : tidak pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Dada : tidak ada ronchi dan weezhing
Abdomen : tidak kembung
Ekstrimitas : Simetris, tidak odem, gerak aktif.
C. ANALISA
An. …. usia ….. bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak normal /
ada penyimpangan.
D. PENATALAKSANAAN
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga hasil pemeriksaan.
b. Memberikan pujian dan dukungan pada orang tua bila hasil pemeriksaan
anak normal, dan mendukung orang tua untuk terus memberikan stimulasi.
c. Memberitahu keluarga untuk terus memberikan stimulasi kepada anak
setiap saat sesering mungkin.
d. Memberitahu keluarga untuk mengikutsertakan anak dalam PAUD atau
KB/TK.
e. Memberitahu keluarga untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan.
f. Melakukan rujukan (bila terdapat penyimpangan tumbuh kembang.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar,
jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan
bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram,
kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).
Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya
proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).
Penilaian pertumbuhan anak dilakukan dengan pengukuran antopometri,
perkembangan anak melalui DDTK dilakukan menggunakan KPSP, TDD,
TDL, KMME, CHAT, dan GPPH.
Bila dari hasil DDTK didapatkan tumbuh kembang anak terdapat
penyimpangan, maka harus dilakukan rujukan ke rumah sakit.
B. Saran
Orang tua disarankan untuk memberikan stimulasi pada anak setiap saat dan
sesering mungkin, serta memeriksakan anak secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat Dan
Bidan). Salemba Medika : Jakarta.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta.