TINJAUAN TEORI
A. Promosi Kesehatan
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan
masyarakat (public health). Menurut Lawrence Green (1984) definisi promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan
adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam
konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa
promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu
mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas, WHO
memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of enabling
individuals and communities to increase control over the determinants of health and
thereby improve their health “ (proses mengupayakan individu-individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di Indonesia
pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut: “upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”
(Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI,
2005)
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
a. Individu dan keluarga
1) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung
maupun media massa
2) Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
3) Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga
atau rumah tangga yang sehat
4) Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi
keluarganya
5) Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
b. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
1) Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
2) Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat
c. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
1) Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat
2) Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
3) Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan perilaku
masyarakat
d. Program/ petugas kesehatan
1) Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan
kesehatan
2) Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat,
khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompok
yang menjadi kliennya
3) Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan
yang memberikan kepuasan kepada masyarakat
e. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
1) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
lingkungan dan perilaku sehat
2) Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
3. Manfaat
Adapun manfaat dari promosi kesehatan antara lain :
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan.
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan
kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi
kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa; program/ petugas
kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga daerah utama
yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat, sekolah
dan tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe (1988)
menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis dan
media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran primer,
sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar
dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder adalah individu atau keompok
yang memiliki pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung
pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer. Sasaran tersier adalah para
pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai
tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).
5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya
merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai
kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global
terdiri dari 3 hal yaitu :
a. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan kesehatan.
Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa
secara formal dan informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar
tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal
misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk dana atau
fasilitas lain.
b. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya berupa
pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
c. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar berkembang
kesadaran , kemauan, dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)