Perbedaan atau keragaman bentuk bumi ini disebut dengan relief. Secara garis besar relief permukaan
bumi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu relief daratan dan relief lautan. Berikut adalah penjelasan dan contoh
keragaman bentuk muka bumi di Indonesia
1. Gunung
Adalah permukaan bumi yan menjulang ke atas sehingga lebih tinggi dari daerah di sekitarnya, memiliki
puncak, kaki gunung dan dibatasi oleh lereng di sekelilingnya.
Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak gunung, diantaranya adalah Gunung Merapi di Jawa
Tengah, Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Kerinci di Sumatra.
Pegunungan
Merupakan gugusan atau kumpulan gunung- gunung besar ataupun kecil.
Terjadinya pegunungan disebabkan oleh gerak oroganetik yang memberikan tekanan secara horizontal
maupun vertikal sehingga terjadi perpindahan letak lapisan kulit bumi atau distorsi.
Contoh dari pegunungan di Indonesia adalah Pegunungan Jaya Wijaya di Papua, Pegunungan Meratus di
Kalimantan dan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Sedangkan pegunungan terpanjang adalah
Pegunungan Andes di Amerika Serikat.)
3. Lereng
Adalah suatu daerah yang letak permukaan tanahnya miring.
5. Dataran
Adalah sebuah daerah luas yang relatif landai mendekati rata. Dataran terbagi menjadi 3 yakni :
Dataran tinggi, disebut juga plato merupakan tanah datar yang luas di daerah yang tinggi. Ketinggian
relief ini sekitar 200 sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.
Terbentuknya dataran tinggi adalah akibat dari hasil erosi dan sedimentasi, ataupun bekas dari kaldera
luas yang tertimbun material gunung. Contoh dari relief ini adalah Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi
Dieng di Jawa Tengah dan Dataran Tinggi Malang di Jawa Timur.
Dataran rendah, disebut juga dataran aluvial yakni tanah datar yang luas dengan ketinggian antara 0
sampai 200 meter di atas permukaan laut.
Dataran rendah umumnya muncul akibat sedimentasi sungai. Contohnya dataran rendah Cianjur di
Jawa Barat dan wilayah Pantai Utara Jawa.
Dataran pantai, adalah dataran yang terletak di tepi laut. Dataran pantai memiliki ketinggian kurang dari
200 meter dari permukaan air laut. Pada umumnya dataran pantai mengalami abrasi dan erosi.
6. Pematang
Yaitu bukit atau pegunungan yang puncaknya berderet- deret. Contohnya pegunungan di Pulau
Kalimantan.
7. Lembah
Lembah atau ngarai yakni bentuk muka bumi berupa cekungan yang ukurannya panjang dan dikelilingi
oleh gunung atau pegunungan.
Relief ini terbentuk karena adanya pengikisan lapisan kerak bumi oleh air atau es. Lembah yang
terbentuk karena erosi oleh es disebut lembah gletser yang umumnya terbentuk ribuan tahun yang lalu.
Contoh dari lembah adalah Lembah Baliem di Papua, Ngarai Sianok di Sumatra Barat, Grand Canyon dan
Death Valley di Amerika Serikat, serta Lembah Indus di Pakistan.
Relief lautan merupakan perbedaan tinggi rendahnya bentuk dasar laut. Relief lautan di Indonesia
meliputi :
1. Palung laut
Disebut juga trench merupakan dasar laut berbentuk seperti huruf ‘V’ yang sangat sempit, curam dan
memiliki kedalaman lebih dari 5.000 meter. Penyebab terbentuknya relief ini adalah karena adanya
patahan atau gerak lipatan kulit bumi. Contoh palung laut di Indonesia yakni Palung Jawa dengan
kedalaman 8.000 meter dan Palung Mindanau dengan kedalaman 10.500 meter.
2. Ambang laut
Ambang laut atau drempel yaitu dasar laut yang mencuat sehingga memisahkan satu perairan dengan
perairan yang lain. Contohnya adalah Ambang Laut Sulawesi.
3. Gunung laut
Adalah gunung yang terbentuk di dasar laut akibat adanya aktivitas vulkasnisme. Ada pula gunung laut
yang puncaknya sampai ke permukaan laut, contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
4. Laut dangkal
Adalah laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Conyohnya Laut Jawa, Laut Arafuru dan
Selat Karimata.
5. Laut dalam
Merupakan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 200 meter. Contohnya Laut Banda dengan
kedalaman 7.440 meter, Laut Banda dengan kedalaman 5.140 meter dan Laut Sulawesi dengan
kedalaman 5.590 meter.
7. Lereng benua
Lereng benua memiliki sebutan continental slope yaitu lereng yang berada di antara paparan benua dan
laut dalam. Lereng benua memiliki kedalaman lebih dari 200 meter dan kurang dari 1.500 meter.
Contoh dari lereng benua ialah Laut Cina Selatan.
8. Lubuk laut
Lubuk laut sering disebut dengan bekken merupakan daerah berupa cekungan berbentuk huruf ‘U’ yang
dalam dan luas.
Contoh dari lubuk laut adalah Cekungan Sulawesi.
9. Punggung laut
Yaitu bagian dari dasar laut yang menjulang ke atas tetapi puncaknya belum menyembul ke atas
permukaan laut. Contoh punggung laut di Indonesia diantaranya adalah punggung laut yang terdapat di
selatan Pulau Jawa dan selatan Pulau Sumba.
Berdasarkan asalnya tenaga geologi dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan
bumi.
Tenaga endogen terdiri atas tenaga tektonis, vulkanis, dan gempa bumi.
a. Tenaga Tektonis
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak
lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungar
batuan maupun tidak. Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yaitu tektonis epirogenesa dan tektonis
orogenesa.
Tektonis Epirogenesa
Tektonis epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga
yana lambat dari dalam dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah meliputi wilayah
yang luas Gerakan tektonis epirogenesa ada dua macam, yaitu epirogenesa positif dan
epirogenesa negatif.
b. Tenaga Vulkanis
Vulkanis atau bersifat gunung apiyang dapat diartikan sebagai suatu gelaja atau akibat adanya aktivitas
megma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar
yang dapat brupa benda padat, cair dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Ilmu yang memperlajari
gunung disebut dengan ilmu Vulkanologi.
Intrusi Magma
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan) dan celah
pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai keluar ke permukaan bumi. Proses
intrusi terjadi akibat tekanan gas-gas yang terkandung di dalam magma itu sendiri. Karena
adanya proses pendinginan akibat penurunan suhu, magma dapat membeku dan membentuk
bongkah-bongkah batuan yang sangat keras.
Gempa bumi merupakan aktivitas lempeng tektonik yang sering terjadi. Jika semua goncangan, mulai
dari yang lemah sampai yang keras dihitung, gempa bumi terjadi sekitar sejuta kali setiap tahun.
Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa tektonis,
gempa vulkanis, dan gempa runtuhan.
a)Gempa Tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit
bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergeseran. Menurut teori lempeng tektonik, pusat
gempa tektonis terdapat di zona subduksi, yaitu pertemuan antara lempeng benua dan lempeng
samudra. Pinggir depan lempeng samudra masuk ke bawah lempeng benua.
b)Gempa Vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam
struktur gunung berapi. Gempa vulkanis terjadi karena magma atau batuan yang meleleh menerobos ke
atas kerak bumi. Gempa bumi vulkanis sangat terasa di daerah sekitar gunung berapi, tetapi
pengaruhnya tidak terasa pada jarak yang cukup jauh. Hal itu disebabkan intensitas gempa bumi
vulkanis berkisar dari lemah sampai sedang.
c)Gempa Runtuhan
Terjadinya gempa runtuhan antara Iain disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, misalnya dari
lereng gunung atau dari atas atau sisi gua, dan adanya tanah ambles. Intensitas gempa runtuhan sangat
kecil sehingga tidak terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga gempa terban.
Istilah-istilah yang berhubungan dengan gempa bumi antara lain sebagai berikut.
Hiposentrum, yaitu pusat terjadinya gempa bumi. Hiposentrum terletak di lapisan bumi bagian
dalam.
Episentrum, yaitu pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi tegak lurus dengan
hiposentrum. Seismograf, yaitu alat pencatat gempa bumi yang terdiri atas seismograf vertikal
dan horizontal.
Seismogram, yaitu gambaran getaran gempa bumi yang dicatat oleh seismograf dalam bentuk
Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Tenaga eksogen terdiri
atas pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
a. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh
pengaruh cuaca, angin, dan organisme. Berdasarkan proses terjadinya, pelapukan dibedakan menjadi
tiga, yaitu pelapukan mekanik, kimiawi, dan organik.
PelapukanMekanik
b. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh tenaga pengangkut
yang ada di permukaan bumi, antara lain angin dan air. Erosi yang berlangsung secara alamiah dapat
dikatakan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan karena partikel-partikel tanah yang diendapkan
seimbang dengan tanah yang terbentuk di tempat- menimbulkan bencana. Misalnya, penggundulan
hutan dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
c. Mass Wasting
Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena pengaruh gaya
berat. Proses rerjadinya mass wasting hampir sama dengan proses erosi, yaitu melalui tahapan
pelepasan massa batuan atau tanah dari batuan induknya, pemindahan batuan yang terkikis
transportasi), dan pengendapan (sedimentasi).
d. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media pengangkutnya
berkurang (menjadi lambat). Karena media pengangkut materi berbeda-beda, sedimentasi juga
menghasilkan bentukan alam yang berbeda pula.
1) Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran
sungai.
Bentuk-bentuk endapan fluvial antara lain sebagai berikut.
Delta, yaitu endapan di muara sungai, baik danau maupun laut. Delta terbentuk jika material
yang diendapkan cukup banyak serta arus dan gelombang tidak besar. Berdasarkan bentuknya,
delta dibedakan menjadi 4, yaitu delta runcing, delta cembung, deltapengisi estuarium, dan
delta kaki burung.
Bantaran Sungai, yaitu daratan yang terdapat di tengah- tengah badan sungai atau pada
kelokan dalam sungai sebagai hasil pengendapan.
2)Sedimentasi Aeolis
Sedimentasi aeolis merupakan proses pengendapan materi-materi yang dibawa atau diangkut oleh
angin. Proses pengendapan batuan atau tanah banyak terjadi di daratan, misalnya gurun dan pantai.
Oleh karena itu, sedimentasi aeolis disebut juga sedimentasi terestrial.
3)Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine merupakan pengendapan materi hasil abrasi di sepanjang pantai.
Adapun bentuk-bentuk sedimentasinya antara lain sebagai berikut.