2019-Pencegahan Dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan PDF
2019-Pencegahan Dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan PDF
.,
al
d.
\}I
PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN DAMPAK KESEHATAN
AKIBAT ASAP K II II KARAN HUTAN
rsSr !7t-t?t-rt5L-t16-3
Perhimpunan Dokter Paru lndonesia
(PDPt)
ilililllilil illill ll lillI lll
gll zgg794 ll 866183 rr
Tahun 2019 #
'.r--A-*'
9nE
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
DAMPAK KESEHATAN AKIBAT
ASAP KEBAKARAN HUTAN
TIM PENYUSUN
,ffirw
Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
tim penyusun, Agus Dwi Susanto ... [et al.] ]akarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), 2015.
vii,40 hlm.; 15 x 2l cm.
Bibliografi: hlm.
ISBN 978-979-4s6-618-3
6t5.902
lll
DR.Dr
.AgusDwiSus
ant
o,Sp.
P(K)
,FI
SR
KATA PENGANTAR
A. Upaya Primer........ a
1J
B. Upaya 16
B. Upaya Tersier......... 20
vl1
BAB I
PENDAHULUAN
Kebakaran hutan (wildfire) adalah kondisi hutan yang terbakar dengan
keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang mudah
terbakar di daerah pedesaan dan terjadi di daerah yang luas.
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 1
Akibat Asap Kebakaran Hutan
BAB II
KANDUNGAN ASAP KEBAKARAN HUTAN
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 3
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Pembagian kategori pencemaran udara dapat menggunakan indikator
lain yaitu AQI (air quality index) yang dapat dikorelasikan dengan
kadar PM10 dalam 1 sampai 3 jam seperti terlihat pada tabel 2.
________________________________________________________
4 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
BAB III
DAMPAK ASAP KEBAKARAN HUTAN TERHADAP
KESEHATAN
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 5
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Iritasi
Sebagian besar gas dan partikel dalam asap kebakaran bersifat
iritatif, menyebabkan iritasi membran mukosa di kulit, mata,
hidung dan saluran napas. Laporan penelitian Penelitian oleh tim
Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1997 di
Jambi menyebutkan sebanyak 40% orang yang datang ke
pelayanan kesehatan mengeluh sakit kepala dan 50% mengeluh
mata merah dan berair. Iritasi saluran napas oleh gas iritan atau
partikel dari asap kebakaran juga menimbulkan keluhan
pernapasan. Dilaporkan keluhan pernapasan adalah + 50%
bersin-bersin, + 40% batuk-batuk, + 30% batuk berdahak, +
30% sesak napas, + 20% rasa tidak enak di dada, dan + 10%
napas bunyi ngik-ngik (mengi).
Risiko kematian
Kematian karena menghirup asap kebakaran hutan tanpa luka
bakar jarang sekitar kurang dari 10%. Risiko kematian akibat asap
kebakaran hutan meningkat 3% pada kenaikan PM10 sebesar
30µg/m3.
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 7
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Dampak kesehatan akibat asap kebakaran dapat diperkirakan
berdasarkan kualitas udara sesuai tabel 3.
________________________________________________________
8 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
DAMPAK KESEHATAN AKIBAT ASAP
KEBAKARAN HUTAN
A. Upaya Primer
________________________________________________________
10 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
4. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan
bergizi, istirahat cukup, cuci tangan dan lainnya. Sering mencuci
tangan terutama setelah menggunakan fasilitas umum (mencuci
tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis alkohol).
B. Upaya Sekunder
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 11
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Tabel 5. Rekomendasi penanganan berdasarkan kualitas udara
Kualitas Udara Rekomendasi penanganan
Sangat tidak Setiap orang sebaiknya mengurangi aktivitas di luar ruangan dan
sehat berada dalam ruangan. Bila timbul gejala atau masalah kesehatan,
segera konsultasi dengan pelayanan kesehatan terdekat.
Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan
Evakuasi ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara
baik terutama kelompok sensitif.
Berbahaya Setiap orang sebaiknya berada dalam ruangan. Bila timbul gejala
atau masalah kesehatan, segera konsultasi dengan pelayanan
kesehatan terdekat.
Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan
Evakuasi ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara
baik terutama kelompok sensitif.
** Lakukan upaya pencegahan primer, skunder dan tersier bila kualitas udara tidak baik
________________________________________________________
12 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
C. Upaya Tersier
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 13
Akibat Asap Kebakaran Hutan
BAB V
HAL-HAL KHUSUS
A. Penggunaan Masker
Procedure mask
Procedure mask dikenal luas dengan nama masker bedah
(surgical mask). Penggunaan masker bedah (surgical mask) pada
kasus kebakaran hutan masih memiliki manfaat untuk
mengurangi pajanan masuknya partikel ke dalam saluran napas.
Berdasarkan penelitian atau kepustakaan, procedure mask
didesain untuk memfilter partikel yang besar tetapi tidak untuk
partikel yang kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan
penetrasi partikel ukuran 1,5 μm sekitar 60-90% pada semua tipe
procedure mask yang di uji.
Respirator
Terdapat dua kelompok utama respirator, yaitu air purifying
device dan air supplying device. Pada umumnya, respirator yang
digunakan untuk asap kebakaran hutan adalah jenis air purifying.
Air purifying memiliki beberapa jenis contohnya N100, N95,
________________________________________________________
14 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
R100, P100 dan lainnya yang didasarkan pada kemampuannya
memfiltrasi partikel dan jenis partikel yang dapat difiltrasi.
D. Evakuasi
________________________________________________________
16 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Table 6. Rekomendasi evakuasi untuk kelompok sensitif
E. Penggunaan Oksigen
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 17
Akibat Asap Kebakaran Hutan
2. Oksigen secara umum digunakan untuk menurunkan usaha
bernapas pada pasien sesak, sehingga oksigen, selain
digunakan untuk kondisi gangguan pernapasan, juga banyak
digunakan pada kondisi lainnya (tanpa bukti gangguan
pernapasan) dengan tujuan untuk mencegah pasien masuk ke
dalam kondisi hipoksemia. Indikasi tersebut termasuk pada
kondisi sesak tanpa bukti hipoksemia, pasca tindakan atau
operasi serta terdapat tanda dan gejala awal syok, khususnya
pada anak-anak. Hal tersebut banyak ditemukan pada kondisi
bencana.
Oksigen konsentrator
Oksigen konsentrator komersil dalam kapasitas besar dapat
menyediakan kebutuhan oksigen yang lebih besar
dibandingkan oksigen konsentrator biasa. Namun karena
ukurannya yang besar, bebannya yang berat, mobilitas
terbatas dan biaya tinggi maka menjadi keterbatasan atau
penghalang dalam penggunaan saat bencana.
Oksigen silinder
Oksigen silinder terkompresi merupakan pilihan lain untuk
penyediaan oksigen saat situasi bencana. Namun kebutuhan
untuk pengisian berulang menjadi keterbatasan dalam
penggunaannya, khususnya dalam hal pengangkutan di
kawasan bencana.
Oksigen cair
Oksigen cair merupakan metode terbaik saat ini dalam
penyimpanan kebutuhan oksigen dalam jumlah besar dengan
beban muatan yang lebih ringan. Namun penggunaannya lebih
bersifat individual dibandingkan sistem oksigen yang lebih
besar dan dapat melingkupi lebih banyak pasien.
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 19
Akibat Asap Kebakaran Hutan
DAFTAR PUSTAKA
________________________________________________________
20 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
15. Chen B, Hong C, Kan H. Exposures and health pollutant from
outdoor air pollutant in China. Toxicology 2004; 198: 291 - 300.
16. Dohrenwend. The Impact on Emergency Department Visit for
Respiratory Illness During Southern California Wildfire. West J
Emerg Med 2013;14(2):79-84.
17. Peat B. Wildfire smoke exposure in Rural North Carolina is
associated with cardiopulmonary emergency department visits
assessed through syndromic surveillance. Enviromental health
perspective 2011.
18. Faisal F, Yunus F, Harahap F. Dampak asap kebakaran hutan pada
pernapasan. Cermin Dunia Kedokteran 2012; 39: 31-5.
19. US Enviromental Protection Agency. ER visit respiratory and
cardiovascular problems linked to wildfire smoke exposure in
Eastern North Carolina. 2011.
20. Schwela D. Fire disaster: The WHO-UNEP-WMO health
guidelines for vegetation fire events. Ann Burn Fire Disaster.
2001; 14(4):197-9
21. Kunii O, Kanagawa S, Yajima I, Hisamatsu Y, Yamamura S,
Amagai T, et al. The 1997 Haze Disaster in Indonesia: Its Air
Quality and Health Effects. Arch Environ Health Int J. 2002;
571):16-22
22. Mott JA, Meyer P, Mannino D, Redd SC, Gotway-Crawford C,
et.al. Wildland forest fire smoke: Health effects and intervention
evaluation, Hoopa, California, 1999. West J Med. 2002 May.
176(3): 157-62
23. American Thoracic Society. Respirator Protection Guideline. Am
J Respir Crit Care 1996;154:1153-1165
24. Branson RD, Johannigman JA. Pre-hospital oxygen therapy.
Respir care. 2013;58(1):86-7.
25. Pierson DJ. Pathophysiology and clinical effects of chronic
hypoxia. Respir Care. 2000;45(1)39-51.
26. Yao J. Evidence Review: Exposure measures for wildfire smoke
surveillance. Elliot I, Rideout K, editors. Centre for Disease
Control.Vancouver;2014.p.1-19.
27. World Health Organization. WHO Air Quality Guidelines for
Particulate Matter, Ozone, Nitrogen Dioxide and Sulfur Dioxide.
Global update 2005.
28. Zhang Q, Qiu Z, Chung KF, Huang SK. Link between
environmental air pollution and allergic asthma: East meets West.
J Thorac Dis. 2015;7(1):14-22.
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 21
Akibat Asap Kebakaran Hutan
29. Blakeman TC, Branson RD. Oxygen supplies in disaster
management. Respir Care. 2013;58(1):173-83.
30. EH &S Standford University. N95 Respirator training. Available
at : http://Stanford.edu/dept/EHS/prod/mainrencon/occhealth/09-
069. Accessed, November 18th ,2015.
31. Communicable disease control and prevention. Sanfransisco
Department of Public health. How to Put on and Remove a Face
Mask. Available at : http://www.sfcdcp.org/facemask.html.
Accessed, November 18th, 2915
________________________________________________________
22 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Lampiran 1
________________________________________________________
24 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan
Lampiran 2
1) Ambil masker bedah. Sisi masker yang
berwarna adalah sisi luar dengan kawat
hidung bagian atas. Untuk sisi yang tidak
berwarna bagian dengan lekukan adalah
didalam dan kawat hidung bagian atas
________________________________________________________
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 25
Akibat Asap Kebakaran Hutan
6. Apabila masker bedah sudah digunakan maka
masker bedah tersebut dibuang ditempat yang
sudah disediakan (tempat sampah tertutup)
________________________________________________________
26 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan
Akibat Asap Kebakaran Hutan