3.2. PERMEABILITAS
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga
pori. Untuk tanah, Permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang
mengalirkan air melalui rongga pori tanah. Didalam tanah,sifat aliran
mungkin laminar atau turbulen. Tahanan terhadap aliran bergantung pada
jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk
geometri rongga pori. Temperatur juga sangat mempengaruhi tahanan aliran
(kekentalan dan tegangan permukaan.
Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2/2g = tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)
p
h= wz
v = ki
Dengan :
v = Kecepatan air (cm/det)
i = Gradien hidrolik
k = Koefisien permeabilitas (cm/det)
q = kiA
Dengan :
v = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan
wS 2
q= R a
8
Dengan :
w = Berat volume air
= Koefisien kekentalan absolute
a = Luas penampang pipa
S = gradient hidrolik
Luas R 2 R
RH =
keliling basah 2R 2
3.3. REMBESAN
W = ' = ( 1-n )( G S - 1 ) W
GS 1
'= . w (kN/m 3 . t/m 3 )
1 e
) dan i e = w Gradien keluar maksimum tersebut dapat ditentukan
dari jarring arus dan besarnya sama dengan tinggi energi antara garis
ekipotensial terakhir, dan l adalah panjang dari elemen aliran.
Lane (1935) menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap
bahaya piping. Panjang lintasan air melalui dasar bendungan dengan
memprhatikan bahaya pipingdihitung dengan cara pendekatan empiris,
sebagai berikut :
h
Vz = -k z i z = -k z z
Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas pada potongan
melintang bendungan diketahui, besarnya rembesan rembesan dapat
dihitung. Bentuk garis rembesan , kecuali dapat ditentukan secara analistis ,
dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan laboratorium dari
sebuah model bendungan sebagai prototype, ataupun juga secara analogi
elektris.
Pengamatan menunjukkan bahwa garis rembesan yang melalui yang
melalui bendungan berbentuk kurva parabolis, akan tetapi penyimpangan
kurva terjadi pada daerah hulu dan hilirnya. Pengamatan secara grafis
didasarkan pada sifat khusus dari kurva parabola.
K’ = kx kz
3.3.6 Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju
lapisan lebih kasar, kemungkinan terangkutnya butiran lebih halus lolos
melewati bahan yang lebih kasar tersebut dapat terjadi. Erosi butiran dapat
mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya gradient hidrolik.
Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan
aliran yang berangsur-angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih
besar lagi sehingga membentuk pipa-pipa didalam tanah yang dapat
mengakibatkan keruntuhan pada bendungan.