Anda di halaman 1dari 5

MANAJER DAN ETIKA

Pada saat manajer merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan,


mereka harus mempertimbangkan dimensi etika. Etika sendiri merupakan prinsip, nilai dan
kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah. Banyak
keputusan yang dibuat seorang manajer menuntut mereka untuk mempertimbangkan baik
proses maupun siapa yang terdampak oleh keputusan tersebut.

Faktor yang Menentukan Tindakan Beretika dan Tidak Beretika

Beretika tidaknya tindakan seseorang saat menghadapi sebuah dilema etika dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Tingkat Perkembangan Moral
Riset membenarkan adanya 3 level perkembangan moral dengan 2 tingkatan di masing-
masing level sebagai berikut :
a. Prakonvensional (didasarkan pada konsekuansi personal dari pihak luar)
1. Mengikuti peraturan untuk menghindari hukuman fisik
2. Mengikuti peraturan hanya bila sesuai dengan kepentingan pribadi
b. Konvensional (didasarkan pada ekspektasi orang lain)
1. Hidup sesuai dengan ekspektasi orang-orang di sekitar Anda
2. Menjaga tatanan konvensional dengan memenuhi kewajiban yang telah Anda
setujui
c. Prinsipal (bebas dari otoritas kelompok ataupun masyarakat umum)
1. Menghargai hak orang lain serta menjunjung nilai dan hak absolut tanpa
memedulikan opini mayoritas
2. Mematuhi prinsip etika yang dipilih sendiri walaupun melanggar hukum
2. Karakteristik Individual
Nilai dan kepribadian amat penting dalam menentukan apakah seseorang berperilaku
sesuai etika. Nilai merepresentasikan keyakianan dasar tentang apa yang benar dan apa
yang salah. Kepribadian sendiri terbentuk dari kekuatan ego (tingkat keyakinan
seseorang) dan kemampuan mengendalikan
3. Variabel Struktural
Berikut beberapa variabel struktural yang dapat memengaruhi pilihan etika :
- Desain Struktural Organisasi
- Tujuan Organisasi
- Sistem Penilaian Kerja
- Prosedur Alokasi Penghargaan
4. Budaya Organisasi
Nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama sangat mempengaruhi kinerja
karyawan, oleh sebab itu itu manajer organisasi bertanggung jawab menciptakan
lingkungan yang mendorong karyawan menerapkan budaya dan nilai-nilai yang
diinginkan ketika mereka melakukan pekerjaan mereka.
5. Intensitas Masalah
Ada 6 karakteristik yang menentukan intensitas masalah atau seberapa penting suatu
masalah etika bagi seseorang sebagai berikut :
- Besar kerusakan : Berapa banyak orang yang akan terluka?
- Konsentrasi pengaruh : Seberapa terkonsentrasi pengaruh tindakan terhadap
korban?
- Kedekatan dengan Korban : Seberapa dekat dengan korban potensial?
- Kesegeraan konsekuensi : Apakah kerusakan itu akan segera dirasakan?
- Probabilitas kerusakan : Seberapa besar kemungkinan tindakan ini akan
mengakibatkan kerusakan?
- Konsensus kesalahan : Seberapa besar kesepakatan yang ada bahwa tindakan ini
salah?

Etika dalam Konteks Internasional

Penting bagi manajer yang bekerja di negara asing untuk mengenali pengaruh sosial,
budaya, dan politik/hukum tentang perilaku apa yang dianggap benar dan dapat diterima
sehingga mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka ketika mereka bekerja. Panduan lain
untuk berperilaku etis dalam bisnis internasional adalah Global Compact, yaitu dokumen berisi
prinsip pelaksanaan bisnis secara global di bidang Hak Asasi Manusia, buruh, serta lingkungan,
yang dibuat oleh PBB. Tujuan Compact adalah ekonomi global yang lebih kuat dan inklusif.
Berikut isinya :
1. Hak Asasi Manusia
- Mendukung dan menghargai perlindungan hak asasi manusia di dalam lingkungan
pengaruh mereka.
- Memastikan korporasi bisnis bersih dari pelanggaran hak asasi manusia.
2. Standar Buruh
- Kebebasan asosiasi dan pengakuan efektif hak terhadap penawaran kolektif.
- Eliminasi semua bentuk tenaga kerja paksa dan wajib.
- Abolisi efektif buruh anak.
- Eliminasi diskriminasi yang berkaitan dengan tenaga kerja dari pekerjaan.
3. Lingkungan
- Mendukung pendekatan berhati-hati terhadap tantangan lingkungan.
- Mengambil inisiatif untuk mempromosikan tanggung jawab lingkungan yang lebih
besar.
- Mendorong perkembangan dan difusi teknologi yang ramah lingkungan.
- Bisnis harus bekerja melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk meminta
uang dan penyuapan.

MENDORONG PERILAKU ETIS

Pemilihan Karyawan

Proses seleksi karyawan harus dipandang sebagai kesempatan untuk mempelajari


tingkat pengembangan moral, nilai personal, kekuatan ego, dan kemampuan mengontrol
seorang individu.
Kode Etik dan Peraturan Keputusan

Kode etik merupakan pernyataan formal dari nilai organisasi dan peraturan etika yang
diharapkan dipatuhi karyawan. Kode etik harus cukup spesifik untuk menunjukkan kepada
karyawan tentang semangat bahwa mereka harus melakukan hal yang benar namun cukup
longgar untuk memungkinkan kebebasan penilaian.

Kepemimpinan Manajemen Tingkat Atas

Melakukan bisnis yang beretika membutuhkan komitmen dari para manajer tingkat atas
karena merekalah yang menyangga nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa budaya. Selain
itu, mereka adalah tokoh panutan dalam hal kata-kata dan tingkah laku. Manajer tingkat atas
juga memberi nuansa dengan praktik penghargaan dan hukuman kepada karyawan.

Tujuan Pekerjaan dan Penilaian Kinerja

Untuk mendorong perilaku etis, manajer harus mengevaluasi tidak hanya pada hasil
ekonomis semata, melainkan cara bagaimana karyawan mencapai hasil tersebut, sehingga
karyawan terdorong untuk bekerja secara etis.

Pelatihan Etika

Saat ini, marak berbagai organisasi melakukan seminar, lokakarya, ataupun program
pelatihan etika sejenis untuk mendorong perilaku etika. Program pelatihan seperti itu
menimbulkan keraguan banyak pihak karena para ahli berpendapat bahwa masyarakatlah yang
menentukan sistem nilai perorangan mereka sendiri ketika mereka muda. Meskipun bergitu,
program-program pelatihan etika yang dilakukan oleh banyak internal organisasi nyatanya
mampu mengajarkan etika organisasi. Selain itu, kebanyakan organisasi memiliki kode etik
tertulis tersendiri yang menjadi panduan bagi karyawan dalam bekerja secara etis.

Audit Sosial Independen

Audit sosial independen merupakan tindakan mengevaluasi keputusan dan praktik


manajemen berdasarkan kode etik organisasi. Audit semacam itu dapat dijadikan evaluasi
berkala, atau dapat diadakan secara acak tanpa pemberitahuan sebelumnya. Untuk
mempertahankan integritas, penulis harus bertanggung jawab pada dewan perusahaan dan
mempresentasikan penemuan mereka secara langsung kepada dewan. Pengaturan ini memberi
pengaruh pada penulis dan mengurangi kesempatan retaliasi dari mereka yang diadili.
Mekanisme Protektif

Karyawan yang menghadapi dilema etika memerlukan mekanisme protektif agar


mereka dapat melakukan apa yang benar tanpa takut mendapat peringatan. Sebuah organisasi
dapat menugaskan seorang konselor bagi karyawan yang menghadapi dilema etika. Penasehat
ini juga dapat menyarankan alternatif yang dianggap “benar” secara moral. Cara lain yang
dapat ditempuh yakni dengan menunjuk pejabat etika yang merancang, mengarahkan, dan
memodifikasi program kebutuhan etika sesuai kebutuhan.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN MASALAH ETIKA DI


DUNIA MASA KINI

Mengelola Kegagalan Moral dan Kebobrokan Sosial

Saat ini, praktik yang tidak bertanggung jawab dan tidak etis oleh para manajer dalam
berbagai organisasi masih cukup sering terjadi. Survei kepada 5.000 pegawai membuktikan
bahwa 45% pegawai pernah tertidur saat bekerja, 22% pegawai pernah menyebar kabar burung
mengenai rekan lerjanya, 18% pegawai pernah membolos, dan 2% pegawai pernah mengambil
penghargaan dari pekerjaan orang lain. Perilaku seperti itu tidak hanya di dunia kerja.
Masyarakat pun telah terjangkiti. Penelitian Corner for Academic Integrity menunjukkan
bahwa di AS, 26% dari sekolah tinggi dan universitas jurusan bisnis mengakui adanya
“perbuatan curang secara serius” pada saat ujian, dan 54% mengakui berbuat curang pada tugas
tertulis. Berdasarkan fakta tersebut, akan sulit bagi organisasi untuk menegakkan standar etika
yang tinggi ketika para karyawan masa depan mereka bersedia menerima perilaku tidak etis.
Ada 2 indikasi yang penting yang dapat dilakukan oleh manajer sebagai berikut :
1. Kepemimpinan yang Beretika
Para manajer harus memberikan kepemimpinan yang beretika karena apa yang
dilakukan manajer berpengaruh kuat kepada karyawan untuk berperilaku etis atau
tidak. Berikut anjuran mengenai bagaimana para manajer dapat memberikan
kepemimpinan yang beretika :
- Menjadi tokoh panutan yang baik dengan tindakan beretika dan jujur
- Berbagi nilai personal dengan secara teratur mengomunikasikannya kepada para
karyawan
- Menekankan nilai-nilai bersama yang penting bagi organisasi tim
- Menggunakan sistem penghargaan untuk membuat semua orang bertanggung jawab
pada nilai-nilai tersebut
2. Perlindungan bagi Karyawan yang Mengangkat Isu Etika
Ketika seorang karyawan mengangkat masalah atau isu etika, penting bagi manajer
untuk memastikan agar karyawan tersebut tidak akan menghadapi risiko pribadi
ataupun karir karena individu seperti itu, yang kerap disebut peniup peluit (whistle-
blower), dapat menjadi bagian penting dari program etika sebuah perusahaan. Salah
satu cara melindung whistle-blower adalah dengan menyediakan saluran langsung
bebas biaya tentang etika. Sayangnya, banyak dari whistle-blower ini telah dipecat atau
dilepaskan dari tugas mereka, sehingga saat ini upaya tersebut bukanlah solus yang
sempurna, tetapi baru merupakan arah ke langkah yang benar.

Mendorong Enterpreneurship Sosial

Masalah sosial dunia sangat banyak, sementara solusi terlihat sedikit. Namun, beberapa
individu dan organisasi melakukan apa yang dinamakan dengan enterpreneur sosial, yakni
mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis,
inovatif, dan berkelanjutan. Enterpreneur sosial bertujuan membuat dunia tempat yang lebih
baik dan mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadikannya nyata serta hanya
membutuhkan organisasi untuk mengejarnya.

Bisnis Mempromosikan Perubahan Sosial yang Positif

1. Filantropi Perusahaan
Filantropi perusahaan dapat menjadi jalan yang efektif bagi perusahaan untuk
menghadapi masalah masyarakat. Contohnya, perusahaan rokok Djarum rutin
memberikan beasiswa kepada siswa dan mahasiswa tiap tahunnya.
2. Usaha Sukarelawan Karyawan
Sukarelawan karyawan adalah jalan populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi
perubahan sosial. Sebagai contoh, karyawan PriceWaterhouseCooper (PWC)
merenovasi sekolah yang ditinggalkan di Newark, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai