Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
MURNIATI HA N014191027
ERICHA APRIYANTI N014191028
NUR IRMA N014191030
KELOMPOK V (KELAS B)
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus dapat
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (DepKes RI, 1992).
apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran obat kepada masyarakat. Tugas dan fungsi apotek adalah sebagai
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat, dan sarana penyalur
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhui oleh kualitas dan jumlah tenaga
Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah
sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di
rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
Apoteker harus mengelola apotek secara tertib, teratur dan berorientasi bisnis.
obat, membuat laporan narkotika, tidak membeli maupun menjual obat-obat yang
tidak terdaftar, memberikan informasi obat kepada pasien dan sebagainya. Teratur
artinya pemasukan dan pengeluaran uang dan obat dicatat dengan baik untuk
evaluasi dan pembuatan laporan keuangan. Berorientasi bisnis artinya tidak lepas
dari usaha dagang, yaitu harus mendapatkan keuntungan supaya usaha apotek bisa
terus berkembang.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyedian obat
yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang tejangkau bagi semua
lapisan masyarakat.
bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk
Produksi sendiri dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), bila
produk obat atau sediaan farmasi tersebut tidak diperdagangkan secara komersial
atau jika diproduksi sendiri akan lebih menguntungkan. Produksi obat sediaan
farmasi yang dilakukan merupakan produksi lokal untuk keperluan rumah sakit itu
karena itu IFRS perlu menerapkan standar sistem mutu ISO 9001 dan dilengkapi
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
betadine atau salah satu contoh kegiatan produksi sediaan nonsteril di rumah sakit
untuk menjalankan peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Tujuan dari
Betadine adalah nama merek dagang produk antiseptik yang dijual bebas,
yang merupakan zat antimikroba dengan spektrum paling luas yang mampu
dapat mengatasi 99.99% kuman penyebab infeksi dalam 15 detik seperti virus
resistensi yang bermakna secara klinis[8] yang artinya dapat sering digunakan
kegunaan luas untuk mengobati luka dan pencegahan infeksi. Povidon Iodin dapat
digunakan sebagai pertolongan pertama pada luka kecil, luka gores, luka bakar,
abrasi dan lecet. Povidon Iodin juga dipakai secara luas dalam profesi medik
sebagai obat pencuci tangan baik sebelum maupun sesudah operasi; untuk
pengobatan luka dan luka bakar; untuk pengobatan infeksi yang ditimbulkan dari
konsentrasi zat aktif sebanyak 0,45 hingga 10% dalam wujud larutan seperti
semprot, scrub, salep/krim, stik, obat kumur, pembersih daerah kewanitaan hingga
tindakan operasi, Sedangkan pada kondisi terdapat darah atau nanah dan jaringan
yang mati, betadine masih memiliki efek jika warnanya masih tampak. Sehingga
jika luka diberikan betadine tetapi masih muncul nanah, artinya pembersihan luka
Market Audit (ITMA) 2015 Betadine tercatat sebagai antiseptik nomor satu di
10%, dan Betadine Stick dengan kandungan Povidon-iodin 10% yang hadir
Betadine Obat Kumur adalah obat kumur antiseptik untuk menjaga kesehatan
mengatasi sakit tenggorokan, sariawan, gusi bengkak, sakit gigi dan bau
napas tak sedap. Betadine Obat Kumur dapat digunakan dengan 3 – 5 kali
sehari saat infeksi rongga mulut terjadi dengan cara gargle atau kumur
Negara lain telah hadir juga dalam kemasan spray (throat spray)
kuman penyebab keputihan, gatal dan iritasi ringan dimana biasanya risiko
bawah. Betadine Antiseptic Skin Cleanser dapat digunakan saat mandi / cuci
Betadine tidak boleh digunakan jika pasien terbuksi alergi terhadap yodium, tanda
dan alergi diantaranya kulit tampak merah, bengkak atau terasa gatal. Penggunaan yang
sering, dan teru-menerus harus dihindari jika pada saat yang bersamaan penderita juga
Antiseptik jenis ini memiliki keunggulan dengan antiseptic jenis lain. Karena variasi
antiseptik yang dipergunakan sebagai disinfektan pada kulit sebelum dan sesudah
Mengandung tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodium,
Rumus struktur :
Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol (95%)P, praktis tidak
dalam heksan P.
alkohol, baik itu dalam konsentrasi 70% atau konsentrasi lainnya atau salah satu
peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Tujuan dari repacking yaitu
terikat pada rantai karbon alifatik. Dalam molekul alkohol, Gugus fungsi –
gugus –OH disebut dengan monoalkohol, sedangkan yang memiliki lebih dari
turunan alkana. Rumus umum dari alkohol aalah CnH2n+1 OH atau ditulis R-OH,
cara menggumpalkan protein, struktur penting sel yang ada pada kuman sehingga
kuman mati. Kulit manusia biasanya tidak terpengaruh oleh alkohol, sehingga
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen
3. Alkohol dengan jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat berupa
gas atau cair. Alkohol dengan jumlah atom lima sampai sembilan berupa
cairan kental seperti minyak, sedangkan yang memiliki atom sepuluh atau
4. Alkohol bersifat heterepolar. Memiliki sifat polar dari gugus –OH dan
dengan suku rendah seperti metanol dan etanol lebih mudah larut dalam
5. Titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkana. Hal ini
disebabkan oleh gugus fungsi –OH yang sangat polar, sehingga gaya tarik-
Alkohol sering digunakan dalam produk cuci tangan, baik di rumah sakit
dan rumah. Dalam konteks ini, mereka sering dipasarkan sebagai botol gel
berbasis alkohol untuk digosok pada kulit. Staf rumah sakit didorong untuk sering
infeksi berbahaya pada pasien yang rentan. Bentuk lain yang umum adalah tisu, di
mana bahan kimia diresapi menjadi potongan-potongan kain katun yang dapat
Septi,2010).
alcohol (methanol) tidak boleh digunakan sebagai antiseptic karena dalam kadar
rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalh penglihatan. Methanol
dimetil karbinol merupakan cairan yang mudah terbakar, tidak berwarna, mudah
alkohol, kloroform, eter dan gliserol, memiliki rasa yang tidak enak dan bersifat
racun. Oleh karena itu isoprofil alkohol tidak diperbolehkan untuk penggunaan
alcohol merupakan senyawa yang paling banyak digunakan sebagai natiseptik jika
dibandingkan dengan senyawa alcohol lainnya seperti etanol dan methanol karena
efek bakteriosida yang diberikan oleh isoprofil alcohol jauh lebih besar dan lebih
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah
Kegunaan : antiseptik
PEMBAHASAN
Direktur
Pengertian Pengemasan kembali adalah mengubah perbekalan farmasi dari
kemasan yang isinya lebih banyak kekemasan yang jumlahnya
lebih sedikit dengan mengganti kemasan dan melindungi
kemasan primer saat penyerahan obat maupun penyimpanan obat
dengan tidak mengabaikan stabilitas obat tersebut, sehingga
memudahkan distribusi obat kepada unit-unit lain di lingkungan
Rumah Sakit Umum maupun pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengemasan kembali
untuk mengganti kemasan dan melindungi kemasan primer saat
penyerahan obat maupun penyimpanan obat dengan tidak
mengabaikan stabilitas obat tersebut, sehingga persediaan
perbekalan farmasi di rumah sakit dapat terpenuhi dan
memudahkan distribusi obat kepada unit-unit lain di lingkungan
Rumah Sakit.
Kebijakan Ditribusi dan penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien
dilakukan dengan cara yang berdaya guna dan berhasil guna
dalam menunjang kesembuhan pasien, dengan mengutamakan
mutu dan kepuasan pasien, sesuai dengan Keputusan Direktur
no.217 tentang Pelayanan Instalasi Farmasi.
Prosedur 1. Bersihkan ruang kerja pengemasan kembali oleh petugas
IFRS.
2. Catat no batch dan tanggal kedaluwarsa dari Betadine®yang
akan dikemas kembali pada form yang ada.
3. Siapkan kemasan baru. Betadine® dalam kemasan asli utuh,
dibuka untuk dipindahkan dalam kemasan baru dengan
ukuran/volume lain yang dikehendaki.
4. Kemasan/wadah yang digunakan memenuhi syarat kemasan
seperti yang telah ditentukan dalam Farmakope Indonesia.
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan dalam proses pengemasan
ulang.
6. Hitung volume atau jumlahBetadine® sesuai dengan
kebutuhan dan dikemas kembali dalam kemasan yang telah
disiapkan.
7. Letakkan Betadine® yang dikemas kembali pada tempat yang
telah disediakan.
8. Betadine® yang telah dipindahkan diberi label/etiket yang
berisi nama obat, volume/ukuran obat tersebut, dan nama
instalasi yang melakukan pengemasan.
9. Betadine® disimpan dalam keadaan seperti yang tertera pada
kemasan aslinya.
Referensi PMK No.58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Salah satu contoh kegiatan produksi sediaan nonsteril di rumah sakit untuk
alkohol.
kesehatan. Oleh karena itu IFRS perlu menerapkan standar sistem mutu ISO
9001 dan dilengkapi dengan cara pembuatan obat yang baik (CPOB).
4.2 Saran
Methods; 9: 271-276.
iodine for surgical site antiseptis. The new England journal of medicine.
5(1): 14-23..