Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PRODUCTION PLANNING

INVENTORY CONTROL (PPIC)


DI PT DJABESMEN

Kelompok 3:
1. Bill Jeremy 0042017050
2. Desca Pancasuka 0042017050
3. Jasmine Maulid D 0042018
4. Merry Deslina 004201705008
5. Ridha Aris M 004201
6. Syafrina Yunita 004201705047

Tugas PPIC Proyek Industri


Program Studi Teknik Industri
Universitas Presiden

2019

1
ABSTRAK

Perencanaan produksi, pembuatan master schedule,penentuan perencanaan


kepbutuhan material, dan penentuan kapasitas pada PT Djabesmenhanya mengacu
pada satu proses tertentu. Metode perencanaan yang saat ini digunakan oleh
perusahaan dianggap kurang efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat rencana yang dapat memaksimalkan pencapaian
output produksi dengan mempertimbangkan kapasitas produksi. Berdasarkan
permintaan satu tahun terakhir, perkiraan permintaan untuk 1 tahun berikutnya
dilakukan, yaitu Januari sampai November 2020. Permintaan perkiraan akan
digunakan sebagai input dalam persiapan perencanaan produksi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan disagregat/individual item. Hasil
perencanaan agregat kemudian dipilah untuk menentukan jumlah atap asbes untuk
setiap ukuran yang perlu diproduksi dan bahan baku yang dibutuhkan di setiap
periode.

Kata kunci: Perencanaan Produksi, Perencanaan Agregat, Disagregasi, Kapasitas


Produksi,MPS,MRP.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan


PT. Djabesmen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri bahan bangunan seperti pembuatan atap fiber atau asbestos. Fiber atau
sering disebut dengan ASBESTOS SEMEN.
PT. Djabesmen - Sejak tahun 1971 telah memproduksi berbagai bentuk
dan ukuran atap fiber semen dengan mutu sesuai dengan SNI (Standar
Nasional Indonesia). Dengan pengalaman yang panjang sebagai produsen
bahan bangunan, kami telah melalui ujian yang meliputi : segi kualitas,
pangadaan, pelayanan, distribusi dan pola kerjasama dengan penyalur, agar
bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Kini,
atap Djabesmen telah digunakan di seluruh pelosok tanah air dalam berbagai
proyek. Bahkan juga diekspor ke berbagai negara lain.
PT. Djabesmen mempunyai beberapa model produk yang banyak
digunakan untuk bangunan secara umum yaitu: Djabes 6 Gelombang Besar,
Djabes 11 dan 14 Gelombang Kecil, Djabes Genteng, dan Djabes Plat, beserta
perlengkapan nok, lisplang dan lain-lain. Atap Djabesmen mudah dalam
pemasangan, nyaman dan aman digunakan dalam segala kondisi iklim
Indonesia. Menggunakan atap Djabesmen berarti Anda telah memilih atap
yang berdaya tinggi dan ekonomis.
PT. Djabesmen telah memproduksi berbagai bentuk dan ukuran atap
fiber semen dengan mutu sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Dengan pengalaman yang panjang sebagai produsen bahan bangunan, kami
telah melalui ujian yang meliputi: segi kualitas, pengadaan, pelayanan,
distribusi dan pola kerjasama dengan penyalur, agar bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pasar. Kini, atap Djabesmen telah digunakan di seluruh
pelosok tanah air dalam berbagai proyek. Bahkan juga diekspor ke berbagai
negara lain. Dimana hal ini menunjukkan permintaan pasar yang semakin
meningkat.

4
Figure 1.1 Atap Djabes 6

Figure 1.2 atap djabes 11

Figure 1.3 atap djabes 14

5
Berikut ini grafik target permintaan barang dan produksi aktual untuk

650000
600000
550000
500000
450000
400000
350000
300000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov
Target Prod.(lembar) Demand(lembar) Produksi(lembar)

produk model Djabes Asbestos Semen (djabes 6,11,dan 14) dari PT.
Figure 1.4 Atap Djabes Genteng

Djabesmen ditahun 2019.


Table 1.1 Grafik target permintaan dan produksi aktual produk atap djabes asbes tahun 2019

PT. Djabesmen menerapkan strategi make to stock untuk memenuhi


permintaan konsumen, sehingga perencanaan produksi setiap bulannya di-
tentukan dari jumlah histori penjualan,target yang dibuat dan pertimbangan
estimasi safety stock.
Berdasarkan Table 1.1 diketahui bahwa yang sering kali terjadi adalah
produksi aktual PT. Djabesmen tidak dapat memenuhi target per bulan yang
sudah
ditentukan. Penentuan target yang dilakukan perusahaan saat ini dibuat
tanpa mengacu pada kapasitas proses produksi secara keseluruhan. Proses yang
tidak diikutsertakan dalam perhitungan kapasitas serta tidak memiliki
perencanaan produksi adalah proses cuci tes mesin dan packing. Pada proses
cuci tes mesin biasa memakan waktu sehingga dapat menghambat proses
dalam menghasilkan output produksi, yang akan berdampak juga kepada tidak
tercapainya target perusahaan. Oleh karena itu, departemen PPIC

6
menginginkan adanya suatu perencanaan produksi yang dapat memaksimalkan
output produksi perusahaan.

BAB II
METODE PENELITIAN

Terdapat beberapa metode yang akan digunakan dalam penelitian ini,


diantaranya:
2.1 Forecast Demand
Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk
yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu
tertentu dimasa yang akan datang. Peramalan pada dasarnya adalah dasar dari
segala jenis perencanaan dimana hal ini sangat diperlukan untuk lingkungan yang
tidak stabil yaitu menjembatani antara sistem dengan lingkungan.
Berdasarkan jenisnya, peramalan menurut Makridakis dan Wheelwright
dibagi menjadi dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif.
Peramalan secara kualitatif biasanya menggunakan pendapat dari para ahli pada
bidangnya, sedangkan peramalan kuantitatif lebih banyak menggunakan metode
statistik dan pendekatan model matematis.
Teknik yang dapat digunakan dalam peramalan secara kuantitatif ada
beberapa, antara lain Naive Approach, Moving Average, Weighted Moving
Average, Exponential Smoothing, Trend Projection, Exponential Smoothing with
Trend Adjustment.
2.2 Aggregate Planning
Perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi yang meliputi
jumlah unit dan tingkat tenaga kerja yang diperlukan dan diharap dapat memenuhi
angka permintaan yang bervariasi pada suatu periode tertentu. Perencanaan
agregat tergolong ke dalam perencanaan jangka menengah, yang artinya hasil dari
perencanaan ini baik untuk digunakan dalam kurun waktu 3-18 bulan ke depan.
Dalam perencanaan agregat, perencanaan tidak berfokus kepada produk

7
secara individu melainkan secara agregat sehingga diperlukan adanya suatu proses
agregasi. Proses agregasi dilakukan dengan melakukan pengelompokkan kepada
produk-produk yang sejenis dalam satu family.
Dalam perencanaan agregat ada dua strategi yang dapat digunakan yaitu
level strategy dan chase strategy. Terdapat tiga metode yang juga dapat digunakan
untuk menyusun sebuah perencanaan agregat, yaitu metode Cut and Try,
Transportation Model dan Linear Programming.
2.3 Bill of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material penyusun.
BOM berfungsi untuk melihat material apa saja yang dibutuhkan dalam membuat
suatu produk. Berdasarkan definisi di atas maka BOM juga dapat digunakan lebih
lanjut untuk perhitungan biaya produk.
2.4 Master Production Schedule (MPS)
Dalam sebuah manufaktur, terdapat proses untuk menguraikan
perencanaan agregat yang telah dibuat menjadi lebih terperinci dan dikenal dengan
sebutan disagregasi. Disagregasi menghasilkan sebuah jadwal produksi induk
(Master Schedule), yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan
material (Material Requirement Planning). Master Production Schedule
didefinisikan sebagai jadwal dari perencanaan produksi mengenai jenis, kuantitas
dan waktu pelaksanaan produksi.
2.5 Material Requirement Planning (MRP)
Material Requirement Planning merupakan suatu teknik untuk
merencanakan kebutuhan bahan baku dengan cara mengidentifikasi apa saja bahan
baku yang perlu dipesan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan waktu
pemesanan dilakukan. Umumnya, pemesanan kuantitas bahan baku yang
dilakukan oleh perusahaan mengikuti aturan dari lot sizing tertentu. Pemilihan lot
sizing bergantung kepada kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan.
2.6 Capacity Production Management
Proses yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa apa yang
direncanakan bisa diaktualkan dilapangan dengan kapasitas yang cukup dan
memadai. Mampu memberikan target yang disepakati dengan biaya yang efektif
dan tepat waktu. Capacity Management mempertimbangkan semua sumber daya

8
yang diperlukan dan merencanakan Persyaratan bisnis jangka pendek, menengah
dan jangka panjang.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Produksi Atap Asbestos Semen


Jenis atap yang akan dipakai sebagai objek pengamatan dalam penelitian kali ini
difokuskan hanya kepada atap jenis Asbestos Semen. Mesin yang digunakan
untuk produksi ada 4 mesin dengan kapasitas 1 mesin rata-rata 5000 lembar/hari.
3.2 Mekanisme Perencanaan Produksi.
Mekanisme perencanaan produksi yang sekarang digunakan oleh perusahaan
hanya mengacu kepada satu proses tertentu, yaitu proses . Perencanaan
produksi dibuat secara bulanan. Data proses tersebut juga yang kemudian
dijadikan acuan dalam penentuan kapasitas, target, perencanaan produksi dan
kebutuhan bahan baku secara keseluruhan di masa yang akan datang.
Selama ini untuk proses cleaning dan proses terakhir, yaitu cuci tes mesin dan
packing, pengaturan waktu kegiatannya tidak sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
3.3 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dapat dihasilkan dalam selang
waktu tertentu. Kapasitas produksi diperoleh dari hasil pengukuran waktu untuk
proses-proses produksi yang telah disebutkan sebelumnya dan ditentukan dari
proses dengan waktu terlama atau output produksi terendah. Kapasitas produksi
perusahaan bersifat sangat fleksibel bergantung kepada banyaknya jumlah mesin
produksi yang digunakan. Maka dari itu kapasitas yang akan dihitung adalah
kapasitas dari perencanaan produksi harian.
Berikut ini contoh perhitungan kapasitas produksi secara keseluruhan untuk atap
asbes per hari Senin, 14 November 2019.

9
Model Kapasitas (lembar)

Djabes 6 2000
Djabes 11 1500
Djabes 14 1500
Table 3.1 Data kapasitas satu hari pada satu mesin 4 November 2019

Kapasitas produksi secara keseluruhan diperoleh dengan menjumlahkan kapasitas


untuk tiap ukurannya.
Kapasitas Kapasitas
Target hasil Produksi
prod. Hasil prod.
Model perhitungan aktual
perhitungan Perusahaan
(lembar) (lembar)
(lembar) (lembar)
04-Nov-19 5000 5597 5682 4750
05-Nov-19 5000 5597 5682 4650
06-Nov-19 5000 5597 5682 4800
07-Nov-19 5000 5597 5682 5250
Table 3.2 Data Perbandingan kapasitas, target serta produksi aktual perusahaan

Tabel 3.2 menunjukkan kapasitas produksi perusahaan nilainya berada diatas


kapasitas hasil perhitungan. Hal ini disebabkan karena perhitungan kapasitas
produksi yang dilakukan oleh perusahaan mengabaikan waktu cuci tes mesin dan
waktu packing. Akibatnya, produksi aktual terlihat lebih rendah dari target dan
kapasitas produksi perusahaan.
Forecast Demand
Salah satu kelemahan dari penerapan strategi pemenuhan kebutuhan yang masih
didasarkan atas permintaan kebutuhan adalah ketidak menentuannya permintaan
yang ada. Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk memiliki sebuah ramalan
permintaan untuk menyiasati agar tidak terjadi kehilangan penjualan maupun
kelebihan stock barang dalam memenuhi permintaan di masa mendatang.
Setiap metode yang ada akan dipakai dalam mem-buat peramalan periode
mendatang, kemudian akan dilakukan perhitungan nilai Mean Absolute Deviation
(MAD). Mean Absolute Deviation menandakan seberapa besar error atau

10
kesalahan hasil peramalan dari metode yang digunakan. Metode yang
memberikan hasil peramalan terbaik atau paling mendekati actual demand adalah
yang memberikan nilai MA terkecil, sehingga metode tersebut yang akan dipilih.
Data yang digunakan kali ini adalah penjualan atap model asbestos semen periode
januari sampai November 2019 . Berikut ini merupakan contoh perhitungan salah
satu metode peramalan permintaan yang digunakan untuk atap model asbestos
semen (djabes 6,djabes 11,dan djabes 14), yaitu dengan metode regression linear.
Y = 453.236 + 6.921 . X

Y = 453.236 + 6.921 (14)

Y = 550.130

Regrassion Linear
Month Quarter Demand
Forecast

Jan'19 1 462.843 460.157


Feb 2 489.390 467.078
Mar 3 537.709 473.999
Apr 4 450.666 480.920
May 5 419.252 487.841
Jun 6 351.752 494.762
Jul 7 614.369 501.683
Aug 8 591.036 508.604
Sep 9 423.739 515.525
Oct 10 609.091 522.446
Nov 11 492.562 529.367
Dec 12 536.288
Jan'20 13 543.209
Feb 14 550.130
Mar 15 557.051
Apr 16 563.972
May 17 570.893
Jun 18 577.814
Table 3.2 Hasil forecast dan target produksi

11
Selain dilakukan perhitungan peramalan permintaan, juga dilakukan perbandingan
nilai MAD antara metode peramalan terbaik dengan target produksi perusahaan.
Berdasarkan Tabel 3.3 ditemukan bahwa MAD hasil peramalan bernilai lebih
kecil yaitu 67.356. Hal ini menandakan bahwa hasil peramalaan permintaan dapat
memberikan perencanaan yang lebih baik dikarenakan selisih hasil peramalan
dengan permintaan yang kemudian akan digunakan pada perencanaan produksi
bernilai kecil.
Nilai MAD
Regression linear 67.356
Target Produksi 85.144
Table 3.3 Hasil MAD

Mean Absolute Percentage Error (MAPE) digunakan untuk mengukur keakuratan


hasil peramalan

1 |𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡|
( ∑ |𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙|
)*100
𝑛

Dari rumus diatas, jika Actual sama dengan Forecast maka MAPE berharga nol,
yang artinya sangat akurat. Nilai MAPE untuk peramalan demand tersebut adalah
14,21 %.

Regressio Perce Absolute


Quar Absolute Find
Month Demand n Linear Error ntage Percenta
ter Error MAPE
Forecast Error ge Error

Jan'19 1 462843 460157 2686 2686 1% 1% 0,0058


Feb 2 489390 467078 22312 22312 5% 5% 0,0456
Mar 3 537709 473999 63710 63710 12% 12% 0,1185
Apr 4 450666 480920 -30254 30254 -7% 7% 0,0671
May 5 419252 487841 -68589 68589 -16% 16% 0,1636
Jun 6 351752 494762 -143010 143010 -41% 41% 0,4066
Jul 7 614369 501683 112686 112686 18% 18% 0,1834
Aug 8 591036 508604 82432 82432 14% 14% 0,1395
Sep 9 423739 515525 -91786 91786 -22% 22% 0,2166
Oct 10 609091 522446 86645 86645 14% 14% 0,1423
Nov 11 492562 529367 -36805 36805 -7% 7% 0,0747

12
Total 1,6
MAPE 14,21%
Table 3.4 Hasil MAPE

Aggregate Planning
Perancanaan produksi dilakukan dengan mempertimbangkan kebijakan yang ada
di perusahaan. Kebijakan yang diterapkan perusahaan saat ini adalah
menggunakan tenaga kerja dengan jumlah yang selalu tetap dan
mempertimbangkan safety stock pada setiap periode. Nilai safety stock pada
perencanaan produksi atap asbestos semen diperoleh dari rata-rata 4 hari
penjualan (sekitar 15%) dari nilai peramalan permintaan pada periode tersebut.

Beginning Demand Kebutuhan


Bulan Safety Stock
Inventory Forecast Produksi

Jan 34.548 543.209 81.481 590.142


Feb 55.640 550.130 82.520 577.010
Mar 45.709 557.051 83.558 594.900
Table 3.5 Hasil Aggregat Planning

Kebutuhan produksi atap asbestos semen pada bulan Januari sebesar 590.142
lembar. Kebutuhan produksi atap asbestos semen pada bulan Februari sebesar
577.010 lembar. Kebutuhan atap asbestos semen pada bulan Maret sebesar
594.900 lembar. Diikuti dengan jumlah safety stock selama tiga periode berturut-
turut sebesar 81.481 lembar di bulan Januari, 82.520 lembar di bulan Februari dan
83.558 lembar di bulan Maret.
Disagregasi
Kebutuhan produksi pada perencanaan agregat pada setiap bulannya masih
bersifat keseluruhan, maka dari itu perlu dipecah lagi dengan melakukan
disagregasi. Pada tahapan disagregasi, total kebutuhan produksi kelompok akan
dipecah menjadi kebutuhan per item pada tiap periode. Pemecahan atau
disagregasi atap asbestos semen untuk tiap ukuran didapat dari persentase per
ukuran dikalikan dengan total kebutuhan produksi agregat pada bulan tersebut.
Total permintaan tiap ukuran selama tahun 2019 dibagi dengan permintaan model

13
atap asbes secara keseluruhan di tahun 2019, sehingga akan diperoleh angka
persentase untuk masing-masing kebutuhan atap. Total Demand atap asbestos

semen dalam periode 11 bulan yaitu Januari – November 2019 adalah 5.442.409
lembar.
Table 3.5 Hasil Disaggregat Planning

Master Production Schedule


Perencanaan produksi akan dibuat dalam interval waktu 1 minggu per satu
periode. Setiap bulan terbagi kedalam 4 periode.
Jumlah permintaan atap asbes per model pada tiap periode MPS diperoleh dari
hasil disagregasi per bulan dibagi dengan 4 karna setiap bulan ada 4 minggu.
Berikut ini contoh MPS dari atap asbes model Djabes 6 pada bulan Januari-Maret
2020.
Produk : Djabes 6
Lot size : 500
On hand : 64548 lembar

Table 3.6 MPS produk Djabes 6

Produk : Djabes 11
Lot size : 500
On hand : 47548 lembar

Table 3.7 MPS produk Djabes 11

14
Produk : Djabes 14
Lot size : 500
On hand : 47548 lembar

Table 3.8 MPS produk Djabes 14

Material Requirement Planning(MRP)


MRP merupakan sebuah perencanaan kebutuhan dari bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi. Input dalam pembuatan MRP didapat dari output MPS,
Bill Of Material (BOM), inventory status dan leadtime untuk tiap item. Setelah
mengetahui kebutuhan bahan pada suatu periode lalu melihat persediaan stock
yang ada, apabila terdapat stock maka jumlah bahan yang harus disediakan
diambil dari stock barulah kemudian membeli kekurangan bahannya. Kekurangan
bahan tersebut yang menjadi net requirements dan akan keluar sebagai jumlah
barang yang harus dipesan pada planned order release.
Sesudah mengetahui berapa banyak barang yang perlu dipesan, harus melihat
kepada leadtime, kapan pemesanan sejumlah barang tersebut harus dilakukan.
Berikut ini adalah model MRP dari Djabes 6, 11, 14.

15

Anda mungkin juga menyukai