Menteri Radius Prawiro kemarin mengatakan, tekstil termasuk
produk dengan siklus pendek, yaitu cepat ada pergantian jenis
produk karena harus memenuhi selera itu, hasil produksinya tidak bakal banyak menarik masyarakat konsumen. Karena itu, pengusaha tekstil dalam negeri harus mengadakan penelitian lapangan, untuk menentukan jenis disain yang digemari masyarakat. Berdasarkan penelitian tersebut, perusahaan dapat membuat disain yang paling digemari. Tetapi situasi sekarang ini lain, salah satu produk yang digemari diproduksi sebanyak- banyaknya, melebihi kebutuhan. Sehingga ketika selera konsumen berubah mengarah ke kualitas yang lebih bagus, maka tekstil tersebut tinggal tertumpuk tidak mampu dijual lagi. Masalah kuantitas dan kualitas, selain untuk pasaran dalam negeri juga untuk ekspor. Bila kualitas tidak memenuhi syarat ekspor, tentu tidak laku untuk dipasarkan di luar negeri. Dalam persaingan di pasaran internasional, produsen Indonesia Sebaiknya memiliki keterampilan, teknologi tinggi serta efisiensi yang setaraf dalam berproduksi dan manajemen usaha.