Anda di halaman 1dari 15

Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia Secara Umum dan Universal

24 Juni 2019 Oleh Zakky

Prinsip-prinsip demokrasi – Demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang


mengutamakan kedaulatan rakyat. Beberapa negara menganut sistem demokrasi termasuk
Indonesia. Ada beberapa prinsip-prinsip demokrasi secara universal dan umum yang diterapkan
pada negara demokrasi seperti Indonesia.

Adapun pengertian demokrasi secara umum adalah suatu bentuk pemerintahan di mana semua
warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Singkatnya demokrasi diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.

Demokrasi memang mengutamakan kedaulatan rakyat, dimana rakyat menjadi pemegang


kekuasaan tertinggi dalam negara. Selain itu asas toleransi dan gotong royong juga penting untuk
dijunjung tinggi, terutama pada masyarakat yang beragam latar belakangnya.

Negara demokrasi juga memperhatikan jaminan hukum dan HAM. Semua warga negara memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum dan peradilan. Selain itu hak asasi dari warga negara juga
harus dijamin dan dilindungi oleh pemerintah.

(baca juga macam-macam demokrasi)

Prinsip-Prinsip Demokrasi

Berikut ini akan dijelaskan apa saja 11 prinsip demokrasi secara universal dan umum, serta
bagaimanakah penerapan prinsip demokrasi di Indonesia dari segi pemerintahan dan rakyatnya.

1. Kedaulatan Rakyat

Salah satu prinsip demokrasi secara universal yang utama adalah adanya kedaulatan rakyat. Hal ini
sesuai dengan definisi demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dalam penerapannya, rakyat berhak maju ke parlemen sebagai wakil rakyat untuk menyalurkan
aspirasi rakyat secara umum. Rakyat juga menjadi pemegang kedaulatan tertinggi dalam
pemerintahan.

2. Pemerintahan Berdasarkan Persetujuan dari yang Diperintah

Prinsip demokrasi berikutnya adalah pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
Artinya pemerintahan harus berjalan sesuai kehendak dan aspirasi dari rakyat itu sendiri.

Rakyat harus terus mengontrol kinerja pemerintahan, baik lewat lembaga resmi parlemen seperti
DPR atau DPD, atau lewat penyampaian pendapat secara tidak resmi, guna memenuhi asas
demokrasi itu sendiri.

3. Kekuasaan Mayoritas

Dalam suatu negara demokrasi, pihak mayoritas memiliki kekuasaan lebih, apalagi pada negara yang
beragam, baik dari suku, agama, atau ras. Hal ini juga berlaku pada pengambilan keputusan dan
kebijakan.

Jika cara mufakat tidak bisa diraih, maka pengambilan keputusan lewat suara terbanyak atau
mayoritas akan digunakan. Cara pemungutan suara juga digunakan untuk pemilihan kepala negara
dan kepala daerah.

4. Hak-Hak Minoritas

Meski mayoritas memiliki kuasa lebih, namun pada prinsipnya hak-hak minoritas juga harus tetap
dijaga, dihormati, dan juga dilindungi. Kelompok minoritas bisa diidentifikasikan dari suku, ras,
agama, golongan, atau bahkan pilihan politiknya.

Walau menjadi minoritas dalam suatu negara, bukan berarti mereka tidak memiliki hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara dibandingkan dengan pihak mayoritasnya.

5. Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia atau HAM merupakan hak-hak dasar bagi seluruh manusia yang ada sejak lahir
sebagai karunia Tuhan. Hak asasi manusia tiap warga negara harus dijamin oleh pemerintah.

Apalagi dalam negara demokrasi, tentu jaminan HAM wajib dilakukan oleh pemerintah. Hak-hak
dasar tiap warga negara harus dijaga dan dilindungi, contohnya adalah hak hidup, hak berpendapat,
hak mendapat pendidikan, hak berkeyakinan dan sebagainya.

6. Pemilihan yang Bebas, Adil, dan Jujur

Prinsip demokrasi di Indonesia berikutnya adalah adanya pemilihan yang bebas, adil, dan jujur.
Dalam menjalankan pemilu baik pilpres (pemilu presiden), pilkada (pemilu kepala daerah), atau pileg
(pemilu legislatif), dilaksanakan asas luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil).

Asas luber jurdil ini harus ditegakkan dan diterapkan oleh tiap warga negara. Pemilihan harus
bersifat bebas tanpa adanya paksaan, jujur tanpa adanya kecurangan, serta adil tanpa adanya
tekanan.
7. Persamaan di Depan Hukum

Dalam negara demokrasi, penting untuk menerapkan prinsip persamaan di depan hukum. Hukum
harus bisa ditegakkan setegak-tegaknya, tanpa pandang bulu siapa orang yang diadili dalam sistem
peradilan.

Artinya semua orang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, tanpa memandang status,
kasta, jabatan, atau kekayaan. Pejabat, pengusaha, atau rakyat kecil memiliki kedudukan yang sama
pada proses pengadilan.

8. Proses Hukum yang Wajar

Prinsip demokrasi berikutnya adalah proses hukum yang wajar. Yang dimaksud prinsip ini adalah
hukum harus ditegakkan dengan semestinya, dengan membela kebenaran dan menghukum yang
salah.

Pada prakteknya, aparat dan penegak hukum belum bisa menerapkan proses ini, karena masih
banyak praktek suap dan korupsi. Ada kasus hukum yang tidak diproses, sebaliknya ada juga kasus-
kasus kriminalisasi tokoh tertentu. Hal ini tentu tidak boleh terjadi jika ingin menerapkan prinsip
demokrasi secara umum.

9. Pembatasan Pemerintah Secara Konstitusional

Prinsip demokrasi berikutnya adalah pembatasan pemerintah secara konstitusional. Adanya


konstitusi penting sebagai dasar hukum negara yang harus dipatuhi segenap elemen bangsa.

Konstitusi memuat aturan-aturan yang harus dijalankan, sekaligus menjadi instrumen untuk
membatasi kekuasaan pemerintah. Dengan kata lain, pemerintah tidak bisa sewenang-wenang
menjalankan kuasanya karena dibatasi oleh aturan konstitusi.

10. Pluralisme Sosial, Ekonomi, dan Politik

Dalam negara demokrasi, prinsip pluralisme harus dijalankan dan ditegakkan. Apalagi pada negara
yang beragam, pluralisme penting untuk diterapkan, baik pada bidang sosial, ekonomi, dan politik.

Untuk itu alangkah baiknya jika sebuah perbedaan justru dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa.
Hal ini sesuai dengan semboyan negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-
beda tapi tetap satu jua.

11. Nilai-Nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerjasama, dan Mufakat

Prinsip demokrasi secara umum yang terakhir adalah nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama,
dan mufakat. Poin-poin tersebut menjadi ciri khas negara demokrasi yang diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Toleransi merupakan sifat menghargai perbedaan. Pragmatisme berarti mengutamakan


kemanfaatan secara umum. Kerjasama berarti saling bahu membahu untuk mencapai kepentingan
bersama. Sementara mufakat berarti hasil yang ditimbulkan dari proses musyawarah bersama.
Nah itulah referensi 11 prinsip demokrasi secara universal dan bagaimana penerapannya di
Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut penting untuk dijalankan dan ditegakkan guna menuju sistem
demokrasi yang baik dan benar bagi seluruh rakyatnya.

https://www.zonareferensi.com/prinsip-prinsip-demokrasi/

Prinsip-Prinsip Demokrasi Yang Berlaku Secara Universal

By adminPosted on October 25, 2019

5 (100%) 1 vote

Table of Contents

 Prinsip-Prinsip Demokrasi Yang Berlaku Secara Universal

o Demokrasi Konstitusional

o Demokrasi Proletar

o Share this:

o Related posts:

Prinsip-Prinsip Demokrasi Yang Berlaku Secara Universal

Setelah Perang Dunia II, tampak adanya gejala secara formal bahwa demokrasi merupakan dasar dan
kebanyakan negara-negara di dunia. Menurut hasil penelitian suatu lembaga PBB, yaitu UNESCO,
pada tahuri 1949 mungkin untuk pertama kali dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai norma
yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh
penduduk-penduduk yang berpengaruh. Hal itu menunjukkan bahwa demokrasi telah mewarnai
berbagai kehidupan sosial politik masyarakat dunia.

Namun, pelaksanaannya antara bangsa yang satu dengan yang lainnya berbeda, meskipun sumber
demokrasi itu sama. Hal itu terjadi karena demokrasi yang dilaksanakan oleh suatu bangsa,
disesuaikan dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsanya sendiri.
Prinsip demokrasi secara universal antara lain sebagai berikut.

1. Kekuasaan suatu negara yang sebenarnya berada di tangan rakyat atau kedaulatan ada di
tangan rakyat.

2. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda pendapat, dan tidak
ada paksaan.

Dalam negara demokrasi rakyat mempunyai hak dan kewajiban untuk memilih wakilw akilnya yang
akan duduk dalam parlemen melalui pemilu. Wakil-wakil rakyat yang terpilih tersebut akan
melaksanakan kedaulatan. Pada dasarnya dem.okrasi yang berlaku di dunia ada dua macam, yaitu
sebagai berikut.

Demokrasi Konstitusional

Ciri khas demokrasi konstitusional bahwa pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang
kekuasaannya terbatas dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga rlegaranya.
Pembatasan kekuasaan pemerintahan tercantum dalam konstitusi atau pemerintah berdasarkan
konstitusi (constitutional government). Demokrasi konstitusional dianut antara lain oleh negara-
negara Eropa Barat, Amerika Serikat, India, Pakistan, Indonesia, Philipina, atau Singapura.

Demokrasi Proletar
Demokrasi proletar adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran komunisme dan marxisme. Paham
demokrasi mi tidak mengakui hak asasi warga negaranya. Karena itu ajaran demokrasi komunis
bertentangan dengan ajaran demokrasi konstitusional. Paham demokrasi komunis banyak dianut
antara laixi di negara-negara Eropa Timur, Kuba, RRC, Korea Utara, Vietnam, atau Rusia.

Dalam pelaksanaannya, asas demokrasi ternyata diterapkan secara berbeda antara Negara yang satu
dengan yang lainnya meskipun sumber ajaran demokrasi itu sama. Hal itu disebabkan penerapan
asas dernokrasi suatu negara sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,
falsafah bangsa, dan latar belakang sejarah bangsa itu sendiri.

Sumber Pustaka: Yudhistirahttps://tugassekolah.co.id/2019/10/prinsip-prinsip-demokrasi-yang-

berlaku.html

Prinsip-Prinsip Demokrasi Secara Umum dan Penjelasannya [Lengkap]

27 Mei 2018 Oleh mokhammad

Prinsip-prinsip demokrasi – Pengertian demokrasi secaraa umum adalah suatu bentuk pemerintahan dimana tiap warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Adapun contoh negara demokrasi yang ada
di dunia adalah Amerika Serikat, India, Brasil dan juga Indonesia.

Demokrasi memang mengedepankan keterlibatan rakyat dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal ini menjadi prinsip dasar
demokrasi itu sendiri yang mendasari perbedaan negara demokrasi dengan negara yang tidak menganut sistem demokrasi.

Ada banyak macam-macam demokrasi yang ada di dunia. Secara umum demokrasi dibagi menjadi dua yakni demokrasi langsung
dan tidak langsung. Sementara menurut ideologinya, demokrasi bisa berupa demokrasi liberal, demokrasi rakyat dan demokrasi
Pancasila.

Terdapat beberapa ciri-ciri demokrasi yang ditemui secara umum, di antaranya adalah adanya keterlibatan rakyat, kebebasan pers
dan adanya batasan bagi kekuasaan pemerintah. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang selalu ada pada negara-negara
yang menganut sistem demokrasi.

Prinsip demokrasi adalah adalah sejumlah kaidah dasar yang harus ada dan ditaati oleh negara penganut pemerintahan demokratis ini.
Di Indonesia, prinsip demokrasi Pancasila dilambangkan dalam 5 sila pancasila itu sendiri, baik dalam sila Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan.
10 Prinsip-Prinsip Demokrasi Secara Umum

Berikut ini akan dijelaskan prinsip-prinsip demokrasi secara universal dan penjelasannya secara detail dan lengkap.

1. Negara berdasarkan konstitusi

Salah satu prinsip utama demokrasi adalah negara yang berdasarakan peraturan konstitusi. Yang dimaksud konstitusi adalah undang-
undang dasar atau seluruh peraturan hukum yang berlaku di sebuah negara, yang menjadi konsep demokrasi yang utama.

Negara demokratis menjadikan konstitusi sebagai dasar hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi juga berfungsi
untuk membatasi wewenang penguasa atau pemerintah serta menjamin hak rakyat agar pemerintah tidak sewenang-wenang kepada
rakyatnya.

Tiap yang melanggar konstitusi akan diberi sanksi dan hukuman sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya. Konstitusi sangat penting
untuk memberi batasan baik bagi pemerintah atau rakyatnya.

2. Adanya kedaulatan rakyat

Dalam negara demokrasi, kedaulatan rakyat menjadi prinsip dasar demokrasi yang paling penting. Prinsipnya, rakyat dilibatkan dalam
proses pemerintahan. Kedaulatan rakyat bermakna bahwa segala penyelenggaraan negara untuk kesejahteraan rakyat harus
dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat.

Kedaulatan rakyat juga menegaskan bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi di sebuah negara. Hal ini sesuai dengan
definisi demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak

Proses peradilan dalam negara demokrasi harus bersifat bebas dan tidak memihak. Yang dimaksud peradilan bebas adalah peradilan
yang berdiri sendiri dan bebas dari campur tangan pihak lain termasuk pemerintah dan penguasa.

Selain itu proses peradilan juga harus tidak memihak. Artinya peradilan tidak condong kepada salah satu pihak yang bersengketa di
muka persidangan.

Semua orang harus mendapat perlakuan hukum yang sama dan sifatnya harus netral. Posisi netral sangat dibutuhkan untuk melihat
proses peradilan dengan baik dan benar.

4. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat

Prinsip pokok demokrasi selanjutnya adalah adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Hal ini juga terkait pada kebebasan
berserikat atau berorganisasi, asalkan tidak menyalahi konstitusi. Tiap orang berhak membentuk kelompok, serikat atau organisasi
serta menyampaikan pendapat di muka umum.
Tentu pada prakteknya ada aturan yang harus dipatuhi dan kebebasan yang dimiliki juga harus sesuai aturan yang ada. Asalkan sesuai
dengan konstitusi, maka rakyat berhak menyampaikan pendapatan dan membentuk organisasi sesuai tujuan mereka.

5. Pergantian kekuasaan secara berkala

Pada negara demokrasi, pergantian kekuasaan selalu dilakukan secara berkala. Pada umumnya, manusia yang memiliki kekuasaan
tidak terbatas pasti akan menyalahgunakannya. Untuk itu perlu dilakukan pergantian kekuasaan secara berlaka sesuai aturan
konstitusi.

Pergantian kekuasaan secara berkala bertujuan untuk membatasi kekuasaan dan meminimalisasi penyelewengan dalam pemerintahan
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Pergantian seorang kepala negara atau kepala daerah pada negara demokrasi dapat dilakukan
melalui pemilihan umum yang jujur dan adil.

Di Indonesia, pemilihan presiden dilakukan selama 5 tahun sekali. Presiden pun hanya boleh terpilih maksimal 2 periode saja, setelah
itu tidak boleh mencalonkan diri lagi sebagai presiden RI.

6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur

Prinsip utama demokrasi lain adalah adanya pemilihan umum untuk menentukan kepala negara atau kepala daerah. Berlangsungnya
pemilhan umum (pemilu) harus dilakukan dengan bebas, adil dan jujur.

Bebas berarti warga berhak memilih calon yang ada tanpa paksaan. Adil berarti semua warga yang memenuhi kriteria memiliki hak
suara. Jujur berarti rangkaian pemilu tidak boleh ada kecurangan.

Di Indonesia sendiri, pada pemilhan umum menerapkan asas luber jurdil, yakni singkatan dari langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil.

7. Penegakan hukum dan persamaan kedudukan

Penegakan hukum menjadi isu penting dalam sebuah negara demokrasi. Hakikatnya, pelaksanaan hukum tidak boleh berat sebelah
atau pandang bulu. Setiap perbuatan melawan hukum harus ditindak secara tegas siapapun orang yang terlibat.

Salah satu ciri-ciri negara demokrasi adalah adanya persamaan kedudukan tiap warga negara di mata hukum. Persamaan kedudukan
warga negara di depan hukum akan memunculkan wibawa hukum. Saat hukum memiliki wibawa, hukum tersebut akan ditaati oleh
setiap warga negara.

Artinya di muka hukum, tiap orang memiliki kedudukan yang sama, baik itu rakyat biasa atau orang dengan jabatan tinggi seperti
pejabat atau anggota militer.

8. Pluralisme di bidang sosial, ekonomi dan politik

Dalam negara demorkasi yang penuh keragaman, prinsip pluralisme menjadi penting. Saling menghargai dan menghormati di tengah
perbedaan menjadi penting. Keragaman yang ada bisa terjadi pada berbagai bidang baik sosial, ekonomi maupun politik.

Perbedaan tersebut hendaknya menjadi alat pemersatu bangsa pada negara demokrasi. Cara-cara demokrasi harus dikedepankan jika
ada perbedaan pendapat, baik melalui musyawarah atau pemilihan umum sesuai ketetapan dan konstitusi yang ditetapkan.

Salah satu contoh negara demokrasi paling beragama adalah Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, ras dan budaya yang
sangat banyak, namun tetap bisa bersatu.

9. Perlindungan HAM (Hak Asasi Manusia)

Selain hukum, isu HAM juga menjadi isu penting pada negara yang menganut sistem demokrasi. HAM atau hak asasi manusia adalah
hak dasar yang dimiliki sejak lahir. HAM merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang dimiliki semua manusia.

Jaminan perlindungan HAM merupakan salah satu prinsip negara demokrasi karena merupakan bagian dari pembangunan negara
yang demokratis. Tiap warga negara dijamin hak-hak asasinya, seperti hak hidup, hak beragama dan berkeyakinan, hak mendapat
pendidikan dan hak bekerja.

Hak asasi lain juga meliputi hak berserikat dan berorganisasi serta hak kebebasan berpendapat. Pemerintah wajib melindungi dan
menjamin HAM bagi warganya.

10. Kebebasan pers dan media

Salah satu hal yang membedakan antara negara demokrasi dan non-demokrasi adalah kebebasan pers dan media. Dalam contoh
negara demokrasi, pemerintah menjamin adanya kebebasan pers dan media.

Pers yang bebas dapat menjadi media bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi serta memberikan kritikan dan masukan kepada
pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik. Pers juga bisa berfungsi sarana sosialisasi program-program yang dibuat pemerintah.
Tentu dalam penyampaian berita, pers juga harus memperhatikan aturan yang ada. Untuk itulah dibentuk Dewan Pers untuk
mengawasi pers dan media.

Nah itulah pembahasan mengenai konsep dan prinsip-prinsip demokrasi dan penjelasannya secara umum. Ada 10 poin dalam prinsip-
prinsip dasar demokrasi. Secara umum pembahasan tersebut termasuk dalam prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku secara universal
di semua neghttps://www.haruspintar.com/prinsip-prinsip-demokrasi/

ara demokrasi, termasuk juga di Indonesia

Pengertian Demokrasi
Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “demokratia” yang terdiri dari dua
kata yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratos/kratein” yang artinya kekuatan atau
pemerintahan. Secara harfiah demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan
negara dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melaui konteks budaya demokrasi, nilai-
nilai, dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam praktik kehidupan demokratis
yang tidak hanya dalam pengertian politik saja tetapi juda dalam berbagai bidang kehidupan.
Mohammad Hatta sebagi wakil presiden pertama di Indonesia, menyebut demokrasi sebagi sebuah
pergantian atau pergeseran kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan suatu negara yang diselenggarakan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Abraham Lincoln adalah seorang presiden Amerika Serikat yang keenambelas. Dalam definisinya
mengenai demokrasi ini, kita bisa melihat konsep bagaimana arti demokrasi di mata Abraham
Lincoln. Berikut ini adalah penjelasannya.
Dari rakyat, artinya bahwa suatu negara terbentuk karena adanya kekuasaan pemerintahan yang
diberikan dari rakyat. Unsur dalam negara yang paling pokok adalah rakyat, karena semua hasil
pemikirannya adalah dari rakyat. Dan perlu diingat pula, dalam suatu sistem demokrasi, pemerintah
mendapatkan kekuasaan yang berasal dari rakyat.
Oleh rakyat, artinya bahwa dalam penyelenggaraan negara, rakyat harus diikutsertakan. Karena
rakyat telah mendapatkan kekuasaan terbesar dalam posisi di negaranya, maka rakyat harus
bertanggungjawab atas segala fasilitas yang disediakan pemerintah; masyarakat harus ikut menjaga
ketertiban dan ketenteraman masyarakat lainnya di negara tersebut.
Untuk rakyat, artinya bahwa segala ketertiban dan ketenteraman yang dipelopori oleh masyarakat itu
pada akhirnya akan menjadi hadiah bagi rakyat itu sendiri. Karena itulah, dalam membantu menjaga
ketertiban rakyat harus mengingat bahwa semua itu adalah untuk diri rakyat sendiri.

11 Prinsip-prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari
pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan “soko guru demokrasi”. Menurutnya, prinsip-
prinsip demokrasi adalah :

1. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat adalah kekusaan tertinggi suatu negara berada di tangan rakyat. Rakyat
memberikan kekuasaan kepada para wakil rakyat yang menduduki lembaga legislatif maupun
eksekutif untuk melaksanakan keinginan rakyat, melindungi hak-hak rakyat serta memerintah
berdasarkan hati nurani rakyat. Rakyat berhak mengganti pemerintahan yang dipilih dan diangkatnya,
bila pemerintah tersebut tidak melaksanakan kehendak rakyat.
Dewasa ini praktik teori kedaulatan rakyat banyak dianut dan dijalankan oleh negara-negara
demokrasi modern. Termasuk Negara Republik Indonesia. Kedaulatan rakyat bermakna bahwa
segala penyelenggaraan negara untuk kesejahteraan rakyat harus dipertanggungjawabkan kembali
kepada rakyat. Menurut UUD 1945 sebelum Amandemen, kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dipegang sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Namun kini, masih
ada lembaga negara lain yang merupakan lembaga pemegang kedaulatan rakyat.

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah


Suatu pemerintahan yang berdiri dalam suatu negara harus tunduk sepenuhnya dengan rakyat (yang
diperintah). Apabila pemerintahan tidak berdasarkan keinginan rakyat, berarti negara tersebut
menjalankan sistem monarki absolut yang berbanding terbalik dengan paham demokrasi. Pemerintah
harus terus mengontrol dan dikontrol oleh rakyat, apakah sistem pemerintahan sudah selaras dengan
tujuan bangsa dan negara. Pemerintahan yang demokratis harus mampu memenuhi tuntutan
mayoritas rakyatnya.

3. Kekuasaan Mayoritas
Di suatu negara yang penuh dengan perbedaan ini, khususnya di Indonesia, akan selalu ada pihak
mayoritas dan minoritas. Di negara yang menganut sistem demokrasi, suatu permasalahan biasanya
diselesaikan dengan musywarah untuk mencapai mufakat. Jika musyawarah tidak menentukan
kemufakatan, maka suara mayoritaslah yang akan menang.

Mayoritas inilah menjadi wakil suara terbanyak dari rakyat, sehingga lebih berkuasa dibandingkan
kaum minoritas.Dalam hali ini sering dilakukan dengan cara pemungutan suara. Seperti yang telah
bangsa kita lakukan, setiap pemimpin yang masa jabatannya telah usai, kita akan memilih pemimpin
lagi untuk jangka waktu ke depan dengan pemilihan umum.
4. Hak-hak Minoritas
Hak minoritas adalah sejumlah wewenang dan hal-hal yang seharusnya bisa diterima dan dinikmati,
kepada sekelompok kecil orang dalam suatu etnis, perkumpulan, perhimpunan, organisasi, lembaga,
atau bahkan negara dengan kelompok besar atau kelompok mayoritas dilingkungannya.
Menurut Parsudi Suparlan, kelompok minoritas merupakan orang-orang yang diperlakukan secara
diskriminatif dalam masyarakat karena ciri fisik tubuh atau asal-usul keturunannya atau
kebudayaannya berbeda.

Mereka tidak hanya diperlakukan sebagai orang luar dalam masyarakat tempat hidup mereka,namun
juga menempati posisi yang tidak menguntungkan, karena mereka tidak memperoleh akses terhadap
sosial, ekonomi, dan politik. Dalam negara demokrasi, warga mayoritas harus turut serta melindungi
hak-hak minoritas. Dalam hal itu diharapkan proses demokrasi dapat berjalan dengan baik.

5. Jaminan Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia yang hidup dalam suatu negara yang demokratis meliputi hak untuk hidup dan
pekerjaan layak yang harus terus diawasi dan ditinjau oleh pemerintah.
Perjuangan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, telah mengalami masa perjuangan
yang cukup panjang.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan momentum untuk menegaskan dasar hukum
untuk menegakkan dan melindungi HAM bagi rakyat Indonesia. Pancasila memberikan landasan
hukum bagi pelaksanaan HAM di Indonesia. Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia ditekankan
pada keseimbangan antara hak dan kewajiban.

(memperingati Aktivis HAM “Munir Said Thalib”)

Keseimbangan antara hak dan kewajiban mengandung arti bahwa di samping menuntut dan
melaksanakan hak, kita harus juga mengutamakan kewajiban. Seperti contoh kalian sebagai warga
negara memiliki hak untuk sekolah, namun kalian juga memiliki kewajiban untuk menaati aturan
sekolah. Contoh lainnya seorang warga negara berhak mendapatkan perlindungan dari negara,
namun warga negara juga wajib membela negara apabila negara memintanya.

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dijadikan landasan hukum dan arah dalam
pelaksanaan dan penegakan HAM. Pancasila menjamin pelaksanaan keseimbangan antara hak
asasi dan kewajiban.

6. Pemilihan yang Bebas, Adil, dan Jujur

Bebas berarti bahwa setiap warga negara berhak memilih para calon pemimpin atas keinginannya
sendiri, tanpa adanya paksaan dari orang lain. Jujur dalam hal ini mempunyai arti bahwa semua
orang yang terlibat dalam pemilihan umum ini harus bertindak jujur, baik dari kalangan pemerintah,
badan pengawas, panitia, partai politik, para calon wakil rakyat maupun rakyat sebagai pemilih. Hal
ini masih menjadi permasalahan yang cukup pelik di Indonesia, dimana kejujuran masih menjadi
suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Adil dalam hal ini mempunyai arti bahwa semua orang yang
terlibat dalam pemilu berhak mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dalam melakukan
pemilihan tersebut.

7. Persamaan di Depan Hukum


Negara yang menganut sistem demokrasi harus menegakkan hukum setegak-tegaknya. Tidak ada
ketimpangan dalam menetapkan hukum yang berlaku. Semua harus menerapkan keadilan
hukum yang merata. Entah itu rakyat kecil, pejabat, bahkan anggota parlemen jika melanggar
hukum harus di hukum sebagaimana mestinya. Namun dalam beberapa kasus di Indonesia, uang
masih berkuasa dalam pembelian hukum. Hukum yang sudah di terapkan belum bisa di jalankan
dengan baik. Tajam kebawah tumpul ke atas. Masih ingatkah Anda dengan kasus seorang nenek
yang mengambil kayu dan di tuduh mencuri oleh sang pemilik kebun dan akhirnya nenek tersebut
dihukum selama tiga bulan. Sunnguh miris hal-hal semacam itu masih terjadi di negeri yang katanya
demokrasi ini. seagala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sudah di atur dalam sebuah
konstitusi.
Pada dasarnya konstitusi memberikan wewenang bagi para aparatur negara terutama eksekutif,
legislatif dan yudikatif untuk mengatur jalannya roda pemerintahan. Para pembuat konstitusi merasa
bahwa jenis hubungan tertentu antara eksekutif dan legislatif adalah penting atau bahwa yudikatif
harus dijamin mempunyai tingkat kemandirian tertentu terhadap legislatif dan eksekutif atau ada hak-
hak yang harus dimiliki oleh warga negara dan tidak boleh dilanggar atau dihapuskan oleh eksekutif
dan legislatif serta masih banyak lagi hal-hal yang mesti diatur dalam sebuah konstitusi secara tertulis
yang memberikan perlindungan pada setiap warga negara meskipun tingkat pembatasan itu beragam
dari satu kasus dengan kasus lain.

8. Proses Hukum yang Wajar


Proses hukum yang wajar yang dimaksud disini adalah membela kebenaran dan menghukum
yang salah. Meski hal tersebut seringkali diucapkan oleh aktivis-aktivis demonstrasi namun hal itu
seakan menjadi angin lalu bagi aparat dan penegak keadilan. Nyatanya, masih ada saja penegak
keadilan yang bersedia meneriam suap dan membela yang salah. Tentu ini menjadi hal yang
menghawatirkan bagi kita, karena negara kita adalah negara hukum. Hukum harus benar-benar
ditegakkan tanpa adanya unsur suap-menyuap.

9. Pembatasan Pemerintah Secara Konstitusional


Keberadaan konstitusi sebagai hukum dasar bagi keberlangsungan sebuah Negara tidak dapat
dianggap remeh karena konstitusi akan memberikan aturan main di Negara tersebut. Dibanyak
Negara, konstitusi dianggap sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mengontrol
pemerintah agar tidak berlaku sewenang-wenang dan melampaui batas kewenangannya.
Konstitusi muncul dari sebuah keyakinan akan pemerintahan yang terbatas, meskipun setiap negara
mempunyai aturan dan batasan-batasan tersendiri mengenai hal apa yang hendak ditetapkan.
Namun apapun sifat dan berapapun luas konstitusi itu semuanya akan bermuara pada kesejahteraan
bersama. Semua yang dilakukan pemerintah harus berpihak kepada rakyatnya yang diperintah.
Sifat pembatasan yang hendak ditetapkan pada sebuah pemerintahan dan dimana tingkat konstitusi
lebih tinggi dari pemerintah bergantung pada sasaran yang hendak dicapai oleh para pembuat
konstitusi. Pada titik inilah peran dari seluruh warga negara untuk merumuskan segala aturan-aturan
yang harus dituangkan dalam sebuah konstitusi tertulis yang pada akhirnya akan menjadi hukum
dasar bagi seluruh warga negara. Oleh karena itu, para pembuat konstitusi ingin meyakinkan bahwa
konstitusi tidak dapat diubah begitu saja atau secara sembarangan atau dengan alasan yang tidak
jelas.

10. Pluralisme Sosial, Ekonomi, dan Politik


Di dalam suatu negara yang penuh dengan perbedaan seperti indonesia ini, kita harus saling
menghargai segala perbedaan yang kita miliki. Kita tidak boleh menyamakan, mendiskriminasi,
mengintimidasi satu sama lain. Masyarakat Indonesia sangat kaya akan perbedaan sosial, ekonomi,
dan politik. Jadikan perbedaan tersebut menjadi alat pemersatu bangsa. Indonesia ada karena
perbedaan yang menyatu dalam nasiaonalisme yang kita bangun sendiri. Dari yang kaya sampai
yang miskin, dari tokoh agama maupun umat, dari pemerintah maupun rakyat, dari yang berpartai
maupun yang tidak, semua itu ada di Indonesia yang sudah seharusnya kita jaga keutuhan NKRI ini.

11. Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerjasama dan Mufakat


Di negara emokrasi, toleransi sudah menjadi hal wajib dimiliki setiap warga negara. Jika toleransi
tidak dapat diwujudkan, maka perlahan-lahan negara tersebut akan hancur karena pertikaian dengan
adanya perbedaa. Perbedaan tidak perlu menjadi masalah yang berarti di negara demokrasi. Sudah
menjadi keharusan dalam berbangsa dan bernegara hidup berdampingan secara damai dan penuh
dengan ketentraman tanpa adanya perang perpecahan.
Pragmatis adalah bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat mengutamakan segi kepraktisan
dan kegunaan (kemanfaatan). Pragmatisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu
ajaran (paham, doktrin, gagasan, pernyataan, ucapan), bergantung pada penerapannya bagi
kepentingan manusia. Jadi suatu nilai atau ajaran kebenaran harus benar-benar diterapkan dalam
berbangsa dan bernegara.
Kerjasama menjadi salah satu ciri-ciri yang di miliki negara yang menganut sistem demokrasi.
Supaya proses demokrasi berjalan dengan baik, harus ada kerja sama dari berbagai pihak sehingga
mengahasilkan keputusan yang sesuai dengan kepentingan sesama yang biasa kita sebut sebagai
kemufakatan

Anda mungkin juga menyukai