Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis diberi kemudahan dalam menyusunan
makalah ini yang berjudul “Pendidikan Sepanjang Hayat, Permasalahan
Pendidikan Diindonesia Dan Inovasi Pendidikan”.
Pengetahuan tambahan kepada pembaca tentang manfaat ilmu geografi dalam
berbagai aspek kehidupan yang dimiliki Indonesia yang sangat mengagumkan yang
tersebar di seluruh belahan nusantara.
Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penulis banyak mendapatkan
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan
kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih
banyak kesalahan yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik
yang membangun sehingga kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita
semua.
Wasalamualaikum wr.wb

Gorontalo, 05 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I .......................................................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................................
BAB II .....................................................................................................................
PEMBAHASAN .....................................................................................................
2.1 Pendidikan sepanjang hayat...............................................................................
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat ......................................................
B. Empat Pilar pendidikan UNESCO ................................................................
2.2 Masalah Mendasar Pendidikan Diindonesia ......................................................
A. Kualitas pendidikan diindonesia ..................................................................
B. Pendidikan Diindonesia ...............................................................................
2.3 Pengertian Inovasi Pendidikan ..........................................................................
A. Tujuan Inovasi Pendidikan ..........................................................................
B. Komponen Dasar Inovasi Pendidikan ..........................................................
BAB III ...................................................................................................................
PENUTUP ..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA..............................................................................................

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media pembelajaran sebagai salah satu alat penunjang dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
informasi pada siswa. Karena sangat membantu dalam proses belajar-mengajar. Beberapa
ahli mengklasifikasikan media pembelajaran dengan berbagai klasifikasi.
Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa
media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta
didik untuk belajar. Dari batasan yang telah disampikan oleh para ahli mengenai media, dapat
disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat
komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta
didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media,
selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan
untuk menyampaikan bagian tertentu dan kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan
maupun motivasi
Oleh karena itu melalui makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perencanaan media pembelajaran ?
2. Pengertian prinsip media pembelajaran ?
3. Pengertian perkembangan media pembelajaran

C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian perencananaan media pembelajaran
2. untuk mengetahui prinsip media pembelajaran
3. Untuk mengetahui perkembangan media pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan media pembelajaran
a) Pengertian Perencanaan
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan
yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang
diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian (Willian, 1982:4). Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk
mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya
merupakan perencanaan. Devinisi yang kedua mengemukakan bahwa peencanaan adalah
hubungan antara apa yang sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be)
yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber .
Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini
menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan
yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak
antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu devinisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek,
perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam
devinisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu
diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan
yang terjadi di luar organisasipengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi
pada organisasiitu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi,
makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan
lingkungannya.
Ketiga definisi diatas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu
mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan
kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi

4
mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama-sama ingin
mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak
dinyatakan secara aksplitis bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan,
termasuk perubahan dalam cita-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan.
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik,disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b) Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa
diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar.
Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk
berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber sumber belajar untuk mendukung proses
belajar.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu
yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan
dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A.
Kaufman dalam (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi
(perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai.
Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau
jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan
datang.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan
mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan
kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang
paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman tersebut, maka perencanaan
mengandung enam pokok pikiran yaitu :
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.

5
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan
sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan
merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang
paling tinggi perlu dilakukan.
6. Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam
pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Ibrahim dalam (Djoehaeni, 2009:6) mengatakan bahwa “Secara garis besar
perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh
suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta
alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat
memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada
waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala
sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Bunghart dan Trull dalam ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa “Perencanaan adalah
awal dari semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan
atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks
pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode
pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester
yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Hamzah, 2006:2). Pengertian tentang
perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998, 2000:61) yang
mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan
apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan

6
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon ) komponen-komponen pembelajaraan,
sehingga arah kegiatan ( tujuan ), isi kegiatan ( materi ) , cara penyampaaian kegiatan (
metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya ( evaluasi ) menjadi jelas dan sistematis”.
Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan komponen-
komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
nberhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam
pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan,
dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen
yang dimaksud adalaah :
1. Ke mana pembelajaran tersebut diarahkan
2. Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut
3. Bagaimana cara melakukannya
4. Bagaimana pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut
Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan
kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bias
digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir berkaitan dengan
penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
c) Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat
dicapai perbaikan pembelajaran (Hamzah, 2006:3). Upaya perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perancanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perbaikan kualitas pembelajaran haruslahdiawali dengan perbaikan desain
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan
kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan
yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik,
mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan

7
evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem Untuk mencapai kualitas
pembelajaran, desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan
system. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan system, akan memberikan peluang yang
lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar termasuk
keterkaitan antara variabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode,
dan variabel hasil pembelajaran.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
Desain pembelajaran mengacu dada bagaimana seseorang belajar kualitas
pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancan. Rancangan
pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan pendekatan perancangnya. Akan
tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut diwarnai
oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran. Disamping itu,
pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang
merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan
disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan
pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan.
Berdasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmah akan dapat menghasilkan
pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila digunakan secara terpisah.
Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori
behavioristik yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan
disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang
bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang
sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar berupa bentuknya struktur pengetahuan baru yang
lebih lengkap (Hamzah, 2006:4).
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.

8
Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan seseorang belajar memiliki
potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau
dipengaruhi, tetapi tindakan atua perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan
karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera
bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi tidak
mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran
tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa
yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berfikir makin maju
pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh suatu kelompok
tertentu akan banyak mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak
diperhatikan. Hal ini yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual
siswa, tingkat motivasi, kemampuan berfikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal,
dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembelajaran mau tidak mau
harus diacukan pada pertimbangan ini.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran,
dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran.
Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan hasil pembelajaran mencangkup
hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah
hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksaan pembelajaran, dan
hasil pembelajaran yang dapat terukur setalah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau
hasil pengiring. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil nyata yang
dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran
berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian
ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relative lama
terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar
(Hamzah, 2006:5).
Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar. Sebagaimana disebutkan di
atas, pembelajaran adalah upaya membelajarakan siswa dan perancangan pembelajaran

9
merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata
dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil
pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana,
pelaksaanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan
kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran, setiap pembelajaran yang
dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan
pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran
adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
Desain pembelajaran melibatkan variabel pembelajaran. Desain pembelajaran yang
diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar.
Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran.
Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran.
Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh
perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini
adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Adapun
variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi
pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan
pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari
penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi
pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran (Hamzah, 2006:6).
8. Inti dari desain pembelajaran yang obtimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan. Inti dari desain
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Fkus utama perancanagan pembelajaran adalah pada
pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan
menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajarannya yang
diharapkan. Stelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang

10
diambil dari setelah perancangan pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai
kondisi nyata yang ada dan hasil pemebelajaran yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut
adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua
kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda
dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh
yang konsisten pada hasil pengajaran.

d) Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Salah satu faktor yang membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa
membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu
bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2008:61) bahwa “ Tujuan perencanaan
bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang
positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah
pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya
bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran,
menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia
dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai
sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar
mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini
juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu
diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar
dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum. Terdapat juga beberapa
fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001:135) bahwa pada garis besarnya
perencanaan pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.

11
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur
yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa
dan mendorong motivasi belajar.

5. Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya
organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-
bahan yang up to date pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan
pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari
perencanaan adalah :
1. Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2. Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai .
3. Membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

12
2.2 Prinsip media pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan
belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa
belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus
dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media
dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh
sebab OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan
menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin
disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai Koran(Arisandi, 2011).
Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan
karakteristik materi pelajaran yang disajikan.Penggunaan media harus disesuaikan dengan
bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar dalam
kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar mandiri. Penggunaan media harus
disertai persiapan yang cukup seperti mempreview media yang akan dipakai, mempersiapkan
berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas. Dengan cara ini pemanfaatan media
diharapkan tidak akan menggangu kelancaran proses belajar-mengajar dan mengurangi waktu
belajar (Sumarno, 2011).
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran
dengan harapan dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran
(Rohmat, 2010), yaitu:
1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi apakah
sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau SLB.
2. Karakteristik media pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik
media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya

13
pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.

3. Alternatif pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan.
Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan media pembelajaran mana yang
akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibangdingkan. Dalam Education
Technology for Teacher (2010), Alen berpendapat bahwa pendekatan yang dapat digunakan
untuk pemilihan media adalah dengan menggunakan pendekatan matrik, yaitu pendekatan
yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan
pembelajaran tertentu. Matrik menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis
media bagi pencapaian berbagai tujuan dengan kemampuan setiap jenis madia dalam
mempengaruhi berbagai jenis belajar. hal ini dapat diwujudkan dengan mendahulukan mana
yang harus dipelajari/dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan, dan
seterusnya.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: Suatu media hanya sesuai untuk tujuan
pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak sesuai untuk pembelajaran yang lain. Media
adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya
sekedar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembelajaran. Penetapan suatu media harus sesuai dengan komponen lain dalam
perencanaan pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar dapat pembelajaran tetap dapat
bertahan, tetapi tanpa media itu tidak akan terjadi (Admin, 2011).
Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan Media pembelajaran yang antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari
suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagaialat bantu yang berfungsi sebagai
tambahan yang digunakan biladianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu
dibutuhkan (Usman, 2011).

14
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yangdigunakan dalam
usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3. Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media
pembelajaran.

4. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematisbukan sembarang


menggunakannya.

5. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macammedia, maka guru dapat
memanfaatkan multimedia yangmenguntungkan dan memperlancar proses belajar
mengajar dan juga dapatmerangsangsiswadalambelajar (Arif,2010).

Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran merujuk pada


pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini disebabkan adanya
beraneka ragam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

2.3 Perkembangan media pembelajaran


Dalam proses komunikasi, media merupakan apa saja yang aiengantarkan atau
membawa informasi ke penerima informasi. Di dalam proses belajar mengajar yang pada
hakikatnya juga merupakan proses komunikasi, informasi atau pesan yang dikomunikasikan
adalah isi atau bahan ajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sumber informasi adalah
guru, penulis buku atau tadul, perancang dan pembuat media pembelajaran lainnya;
sedangkan penerimaan informasi adalah siswa atau warga belajar. Pengertian media
pembelajaran bervariasi. Ada ahli media yang wiembuat definisi yang menagcu hanya pada
alat atau perangkatkeras, ada juga yang menonjolkan perangkat lunak. Contoh definisi yang
mengacu pada perangkat keras adalah definisi yang dikemukakan oleh Schramm dan Briggs
(Sudjana & Rivai, 2002: 4).
Schramm mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa informasi
yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar; sedangkang Briggs
mendifikasikannya sebagai sarana fisik untuk menyampaikan bahan ajar. Acapkali kata
media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media

15
komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) di mana ia melihat bahwa
hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila
menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne dan Briggs
dalam Arsyad (2006:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape 66 recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National Education Association
memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-
visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau
dibaca. Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media, dapat dikemukakan ciriciri
umum yang terkandung pada media adalah:
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware
(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan
pancaindera.
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yangterdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di iuar kelas.
5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok
besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya:
modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada unsur yang amat penting yaitu media
pembelajaran. Pemeilihan media pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipunmasih ada berbagai aspek lain yang harus di perhatikan
dalam memilih media. Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk
dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menari, tidak hanya menonton, siswa
tidak hanya di ajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat
kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

B. Kritik dan Saran


Dari penulisan makalah ini masih banyak mengandung kesalahan yang harus di
perbaiki, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran yang dapat membantu penulis untuk
memperbaiki penulisan dalam makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 128 –
130.

]Arif S. Sadiman dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,


(Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm. 85.

Rohmat, 2010.”terapan teori media intruksional dalam pelajaran agama islam”.logung


pustaka.yogyakarta.

Suherman Yuyus. Perkembangan media pembelajaran bagi ABK, 2008

Ayres, Jean. A. (1980) Sensory Integration and Learning Disorder, USA ; Western
Psychological Services

18

Anda mungkin juga menyukai