Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Konsep Belajar, Strategi Pembelajaran

dan Peran Guru (Perspektif Behaviorisme dan


Konstruktivisme)

ZALYANA

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. H.R. Soebrantas no. 155 km. 18 Pekanbaru. Email: zalyanaau@ymail.com

Abstrak: Teori pembelajaran dapat dimaknai juga sebagai cara pandang


seseorang tentang belajar, mengapa, dan bagaimana proses belajar itu terjadi.
Terdapat berbagai pandangan atau teori yang menjelaskan bagaimana belajar
dan pembelajaran itu terjadi.Seperti teori Behaviorisme dan Konstructivisme.
Kedua teori ini bertolak belakang di dalam memandang konsep, dan strategi
belajar, serta peran guru di dalamnya. Oleh karena itu tulisan ini akan
berusaha untuk membandingkan ketiga konsep di atas dengan tujuan ingin
mengetahui pandangan teori Behaviorisme dan Konstruktivisme tentang
belajar, strategi dan peran guru. Untuk tujuan di atas penulis menggunakan
metode induktif Komparasi yang dikemukan oleh George ZF. Bereday.

Keyword: Behaviorisme, Konstruktivisme, Komparasi, belajar, strategi.

PENDAHULUAN menggambarkan sudut pandang


Kajian mengenai strategi peneliti mengenai aspek-aspek
pembelajaran secara sistematis relatif pembelajaran yang paling bernilai
baru. Sampai akhir abad 19, belajar untuk dipelajari, variabel-variabel
dianggap masalah dalam dunia independen yang harus dimanipulasi
keilmuan. Dengan menggunakan dan variabel dependen yang harus
teknologi yang digunakan oleh ilmu dikaji, teknik-teknik penelitian yang
fisika, para peneliti mencoba hendak digunakan dan bahasa apa yang
menghubungkan pengalaman untuk harus digunakan untuk mendes-
memahami bagaimana manusia dan kripsikan temuan-temuannya. Dengan
hewan belajar. Pengalaman- demikian teori berfungsi sebagai
pengalaman tersebut melahirkan suatu pertama: petunjuk dan sumber
teori yang dapat diterapkan dalam stimulasi bagi penelitian dan pemikiran
pembelajaran bagi manusia. ilmiah. Kedua: teori pembelajaran
Teori adalah interpretasi sistematis berupaya untuk meringkas sejumlah
atas sebuah bidang pengetahuan. pengetahuan mengenai hukum-hukum
Sebuah teori pembelajaran mempunyai pembelajaran ke dalam ruang yang
fungsi pertama: teori pembelajaran cukup kecil. Ketiga: teori pembelajaran

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 71


secara kreatif berupaya menjelaskan mengkaji perilaku individu dalam
apa itu pembelajaran dan mengapa belajar.
pembelajaran berlangsung seperti Untuk tujuan tersebut penulis
adanya.Hukum-hukum menunjukkan menggunakan metode komparasi yang
“bagaimana” pembelajaran terjadi, dikemukan oleh George ZF. Bereday,
“mengapa“ pembelajaran terjadi seorang Profesor di bidang Pendidikan
(Winfred, 2010: 27-28). Komparatif dari Columbia University
Jadi, teori pembelajaran Amerika Serikat yaitu metode induktif
berusaha menghasilkan pemahaman Komparasi dengan langkah-langkah
pokok tersebut yang merupakan salah prosedural sebagai berikut (Rohman,
satu tujuan ilmu pengetahuan dan juga 2013: 106-108): (a) Penggalian Data,
bentuk-bentuk kegiatan ilmiah lainnya. yaitu dengan cara membaca berbagai
Teori merepresentasikan upaya terbaik literatur yang membahas tentang
untuk memastikan struktur apa yang konsep belajar dari kedua teori
melandasi dunia tempat kita hidup. tersebut; (b) Deskripsi Data, yaitu
Dari pemahaman tentang makna menyaji semua data yang diperoleh
teori di atas dan bila dikaitkan juga dalam bentuk teks atau uraian; (c)
dengan pembelajar, teori pembelajaran Interpretasi, setelah data disajikan
dapat dimaknai juga sebagai cara selanjutkan diinterpretasikan dengan
pandang seseorang tentang belajar, cara menganalisis data yang telah
mengapa, dan bagaimana proses belajar tersaji; (d) Komparasi Awal, yaitu
itu terjadi. menentukan hal-hal apa saja yang harus
Berangkat dari kesimpulan di dikomparasikan, dalam tulisan ini
atas, terdapat berbagai pandangan atau penulis akan mengkomparasikan
teori yang menjelaskan bagaimana tentang konsep belajar, strategi dan
belajar dan pembelajaran itu terjadi. peran guru; (e) Perumusan Hipotesis
Seperti teori Behaviorisme, yaitu menemukan hasil komparasi yang
Kognitivisme, Konstructivisme, dan masih bersifat sementara. Hipotesis
Humanisme. berisikan tentang pernyataan
Pandangan Behaviorisme yang perbandingan dari sisi persamaan dan
menganggap belajar adalah perbedaan kedua teori tersebut; (f)
perubahahan perilaku yang tampak, Komparasi final, yaitu menganalisa
dan selalu dapat terukur,hubungan secara cermat dan mendalam sehingga
stimulus- respon, selalu menemukan sisi persamaan dan
dipertentangkan dengan pandangan perbedaan; dan (g) Kesimpulan,
Konstruktivisme di mana siswa menetapkan perbedaan dan persamaan
membangun pengetahuannya melalui serta menetapkan rekomendasi.
pengalaman, sehingga proses belajar
sangat dinamis dan berpusat pada
siswa. PEMBAHASAN
Dalam tulisan ini penulis Belajar secara sederhana
mencoba memperbandingkan kedua didefinisikan sebagai aktivitas yang
teori tersebut. Dipilihnya kedua teori dilakukan oleh individu secara sadar
paling tidak sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan sejumlah kesan
kesebandingan (komparability) yaitu dari apa yang telah dipelajari dan
dari segi objeknya teori tersebut sebagai hasil dari interaksinya dengan
memiliki kesamaan objek yaitu lingkungan sekitarnya.

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 72


Belajar juga merupakan proses orang yang berilmu pada derjat yang
manusia untuk mencapai berbagai tinggi.
macam kompetensi, keterampilan, dan Dari beberapa difinisi di atas
sikap. Belajar dimulai sejak manusia dapat disimpulkan adanya beberapa ciri
lahir sampai akhir hayatnya, belajar antara lain: (a) Belajar adalah
sebagaimana yang dijelaskan suatu proses atau tahapan artinya hasil
Rasulullah Saw yang artinya,”Tuntutlah yang didapat tidak serta merta
ilmu sejak dari ayunan sampai liang diperoleh tetapi melalui tahapan; (b)
lahat “ HR. Belajar ditandai adanya perubahan
Secara bahasa belajar memiliki tingkah laku . Ini berarti bahwa hasil
arti “ berusaha memperoleh kepandaian belajar hanya dapat diamati dari
atau ilmu “. Hilgrad dan Bower juga tingkah laku, yaitu adanya perubahan
mengartikan belajar adalah tingkah laku, dari tidak tahu menjadi
memperoleh pengetahuan atau tahu, dari tidak trampil menjadi
menguasai pengetahuan, melalui trampil; (c) Perubahan prilaku relatif
pengalaman, mengingat, menguasai permanent. Ini berarti perubahan
pengalaman, dan mendapatkan tingkah laku yang terjadi karena belajar
informasi atau menemukan. Secara untuk waktu tertentu akan tetap tidak
istilah, Cronbach menyatakan bahwa berubah-ubah. Tetapi perubahan
belajar yang terbaik adalah dengan tingkah laku tersebut tidak akan
pengalaman. Dengan pengalaman terpancang seumur hidup; (d)
pelajar menggunakan seluruh panca Perubahan bersifat fungsional artinya,
inderanya. perubahan yang telah diperoleh sebagai
Slameto, (1999), menyatakan hasil pembelajaran memberikan
bahwa belajar merupakan suatu usaha manfaat bagi individu yang belajar.
yang dilakukan oleh individu untuk Misalnya kecakapan dalam bebbicara
memperoleh suatu perubahan tingkah bahasa Arab memberikan manfaat
laku yang baru secara keseluruhan, untuk hal-hal yang lebih luas lagi; (e)
sebagai hasil dari pengalaman individu Perubahan bersifat positif, artinya
sendiri dalam interaksi dengan terjadi adanya perubahan tambahan
lingkungannya (Slameto, 1991: 23). dalam diri individu. Perubahan yang
Surya (1997) menjelaskan pula diperoleh senantiasa bertambah
bahwa belajar ialah suatu proses yang sehingga berbeda dengan keadaan yang
dilakukan individu untuk memperoleh sebelumnya. Orang yang belajar akan
suatu perubahan tingkah laku yang merasakan sesuatu yang lebih banyak ,
baru secara keseluruhan sebagai hasil sesuatu yang lebih baik, dari keadaan
dari pengalaman individu sendiri dalam yang sebelumnya. Orang yang telah
interaksi dengan lingkungannya . belajar akan merasakan ada sesuatu
Islam sebagai agama Rahmatan li- yang lebih banyak, sesuatu yang lebih
Al ‘amin sangat mewajibkan umatnya baik, sesuatu yang lebih luas dalam
untuk selalu belajar. Aktifitas belajar dirinya. Misalnya pengetahuan menjadi
sangat terkait dengan proses pencarian lebih banyak, prestasinya meningkat,
ilmu. Islam sangat menekankan kecakapannya menjadi lebih baik; (f)
pentingnya ilmu. Al-Quran dan Hadis Perubahan bersifat aktif artinya
mengajak kaum muslimin untuk perubahan itu tidak teradi dengan
mencari dan mendapatkan ilmu dan sendirinya, akan tetapi melalui aktifitas
kearifan, serta menempatkan orang- individu; (g) Perubahan tingkah laku
tidak harus segera dapat diamati pada

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 73


saat proses belajar sedang berlangsung, atau tanggapan siswa terhadap stimulus
perubahan tersebut bersifat potensial; yang diberikan oleh guru. Menurut teori
(h) Perubahan tingkah laku merupakan behavioristik apa yang terjadi antara
hasil latihan dan pengalaman; (i) stimulus dan respon dianggap tidak
Pengalaman atau latihan itu dapat penting diperhatikan karena tidak
memberi penguatan.Sesuatu yang dapat diamati dan tidak dapat diukur.
memperkuat itu akan memberikan Yang dapat diamati adalah stimulus dan
semangat atau dorongan untuk respon. Oleh sebab itu, apa saja yang
mengubah tingkah laku; dan (j) Belajar diberikan guru (stimulus) dan apa saja
adalah dalam rangka memperoleh ilmu, yang dihasilkan siswa (respon),
dan orang yang berilmu akan semuanya harus dapat diukur. Teori ini
memperoleh derajat yang tinggi di sisi mengutamakan pengukuran, sebab
allah Swt. pengukuran merupakan suatu hal yang
penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Teori Behaviorisme Faktor lain yang juga dianggap
Konsep Belajar penting oleh aliran behavioristik adalah
Menurut Behaviorisme , belajar faktor penguatan (reinforcement).
adalah perubahan tingkah laku akibat Penguatan adalah apa saja yang dapat
dari adanya interaksi antara stimulus memperkuat timbulnya respon. Bila
dan respon. Dengan kata lain, belajar penguatan ditambahkan, maka respon
merupakan bentuk perubahan yang akan semakin kuat. Begitu pula bila
dialami dalam hal kemampuannya penguatan dikurangi responpun akan
untuk bertingkah laku dengan cara baru tetap dikuatkan. Misalnya, ketika
sebagai interaksi antara stimulus dan peserta didik diberi tugas oleh gurunya,
respon. Seseorang dianggap telah ketika tugasnya di tambahkan maka ia
belajar sesuatu jika ia dapat akan semakin giat belajarnya. Maka
menunjukkan perubahan tingkah penambahan tugas tersebut merupakan
lakunya .Sebagai contoh, anak belum penguatan positif dalam belajar. Bila
dapat berhitung perkalian . Walaupun ia tugas-tugas dikurangi dan pengurangi
sudah berusaha giat, dan gurunya pun justru meningkatkan aktivitas
sudah mengajarkannya dengan tekun, belajarnya, maka pengurangan tugas
namun jika anak tersebut belum dapat merupakan penguatan negatif dalam
mempraktekkan perhitungan perkalian, belajar. Jadi penguatan merupakan
maka ia belum dianggap belajar. Karena suatu bentuk stimulus yang penting
ia belum dapat menunjukkan diberikan atau dikurangi untuk
perubahan perilaku sebagai hasil memungkinkan terjadinya respon.
belajar (Budiningsih, 2005: 15). Berdasarkan hasil eksperimen
Menurut teori ini yang yang dilakukan oleh Pavlov dengan
terpenting adalah input (masukan) meneliti seekor anjing ia menyimpulkan
yang berupa stimulus dan out put bahwa hasil eksperimennya juga dapat
(keluaran) yang berupa respon. Dalam diterapkan pada manusia untuk belajar.
contoh di atas, stimulus adalah apa saja Implikasi hasil eksperimen tersebut
yang diberikan guru kepada siswanya, pada belajar manusia adalah: (a) Belajar
misalnya daftar perkalian, alat peraga, adalah membentuk asosiasi antara
pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, stimulus-respon secara selektif; (b)
untuk membantu belajar siswa, Proses belajar akan berlangsung apabila
sedangkan respon adalah reaksi atau diberi stimulus bersyarat; (c) Prinsip

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 74


belajar pada dasarnya merupakan Strategi Pembelajaran
untaian stimulus-respon; (d) Strategi pembelajaran dalam hal
Menyangkal adanya kemampuan ini dimaknai sebagai cara siswa belajar
bawaan; dan (e) Adanya clasical dan cara guru mengajar perspektif
conditioning. Behaviorisme.
Eksperimen Pavlov tersebut Menurut Behaviorisme, belajar
kemudian dikembangkan oleh adalah perubahan tingkah laku akibat
pengikutnya yaitu BF. Skinner (1933) dari adanya interaksi antara stimulus
dan hasilnya dipublikasikan dengan dan respon. Dengan kata lain, belajar
judul Behavior of Organism.Menurut merupakan bentuk perubahan yang
Skinner, apabila dalam belajar dialami dalam hal kemampuannya
diberikan penguatan, maka akan dapat untuk bertingkah laku dengan cara baru
meningkatkan perilaku belajar. sebagai interaksi antara stimulus dan
Menurut Gutrie, peningkatan hasil respon. Seseorang dianggap telah
belajar secara berangsur-angsur yang belajar sesuatu jika ia dapat
dicapai oleh siswa bukanlah hasil dari menunjukkan perubahan tingkah
pelbagai respons kompleks terhadap lakunya.
stimulus-stimulus sebagaimana yang Pandangan di atas berimplikasi
diyakini oleh behavioris lainnya, terhadap aktivitas siswa, yang mana
melainkan karena kedekatan asosiasi siswa dikondisikan sebagai individu
antara stimulus dan respon. yang pasif, siap menerima stimulus dari
Dari uraian di atas dapat guru atau dari manapun juga. Karena
disimpulkan bahwa dalam hal belajar itu dalam belajar siswa banyak
teori Behaviorisme memiliki ciri-ciri mendengar, mencatat, dan mengulang-
bahwa: (a) Belajar adalah perubahan ulang stimulus yang diberikan oleh
perilaku; (b) Perilaku tersebut harus guru. Dalam pandangan Behaviorisme,
selalu tampak; (c) Perilaku harus dapat guru sangat berperan memberikan
diukur; (d) Mengakui pentingnya stimulus kepada siswa. Agar siswa
masukan atau input yang berupa dapat merespon dengan baik, maka
stimulus dan keluaran atau output yang siswa dapat melakukan sebagai berikut:
berupa respon; (e) Fungsi mind atau (a) Membiasakan perilaku yang
fikiran adalah untuk menciplak struktur dikondisikan; (b) Mengulang-ulang
pengetahuan yang sudah ada melalui sehingga menjadi kebiasaan; (c) Trial
proses berfikir yang dapat dianalisis and Error; dan (d) Mendengar dan
dan dipilah; (f) Pembiasaan dan latihan mencatat stimulus dari guru.
menjadi esensial dalam belajar; (g) Apa
yang terjadi antara stimulus dan respon
dianggap tidak penting diperhatikan Peran Guru
karena tidak dapat diamati; (h) Yang Penerapan teori behaviroristik
dapat diamati dan diukur hanyalah yang salah dalam suatu situasi
stimulus respons; (i) Kegagalan atau pembelajaran juga mengakibatkan
ketidakmampuan dalam penamba-han terjadinya proses pembelajaran yang
pengetahuan dikategorikan sebagai sangat tidak menyenangkan bagi siswa .
kegagalan yang perlu dihukum; dan (j) siswa diposisikan sebagai individu yang
Mementingkan penguatan/ pasif, menerima berbagai stimulus dari
reinforcement. guru. Sedangkan guru diposisikan
sebagai individu aktif. Karena itu dalam
pandangan Behaviorisme, guru

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 75


berperan sebagai: (a) Sosok yang komputer, berenang, olahraga dan
menentukan dimana isyarat dapat sebagainya.
memancing respon siswa; (b) Pengajar, Teori ini juga cocok diterapkan
yaitu menyampaikan berbagai stimulus; untuk melatih anak-anak yang masih
(c) Pengatur, yaitu mengatur promting membutuhkan dominansi peran orang
(bimbingan )untuk dipasangkan dengan dewasa, suka mengulangi dan harus
stimulus; (d) Pengatur kondisi dibiasakan, suka meniru dan senang
lingkungan sehingga siswa dapat dengan bentuk-bentuk penghargaan
merespon dengan benar dan siswa langsung seperti diberi hadiah atau
dapat menerima reinfoecement; (e) pujian.
Model yang selalu mencontohkan
perilaku kepada siswa; dan (f) Pemberi
instruksi singkat yang diikuti contoh- Teori Konstruktivisme
contoh baik dilakukan sendiri maupun Konsep Belajar
melalui simulasi. Konstruktivisme berasal dari
Teori behavioristik ini filsafat yang digagas oleh Mark Baldwin
sebagaimana yang dikemukakan Syah dan selanjutnya dikembangkan oleh
memiliki kekurangan diantaranya jean Piaget. Aliran filsafat
(Syah, 2004: 110). Memandang belajar Konstruktivisme berangkat dari
sebagai kegiatan yang dialami langsung, pemikiran epistemology Giambabstista
padahal belajar adalah kegiatan yang Vico yaitu “Tuhan adalah pencipta alam
ada dalam sistem syaraf manusia yang semesta dan manusia adalah tuan dari
tidak terlihat kecuali melalui gejalanya. ciptaannya (Budiningsih, 2005: 23).
Proses belajar dipandang bersifat Vico dalam Wina sanjaya
otomatis-mekanis sehingga terkesan menyebutkan, pengetahuan itu tidak
seperti mesin atau robot, padahal lepas dari orang (subjek) yang tahu.
manusia mempunyai kemampuan self Pengetahuan merupakan struktur
regulation dan self control yang bersifat konsep dari subjek yang mengamati
kognitif. Sehingga, dengan kemampuan (Sanjaya, 2005: 118).
ini, manusia bisa menolak kebiasaan Hakikat pengetahuan dalam
yang tidak sesuai dengan dirinya. filsafat Konstruktif mempengaruhi
Proses belajar manusia yang konsep tentang belajar, bahwa belajar
dianalogikan dengan hewan sangat sulit bukanlah sekedar menghafal, tetapi
diterima, mengingat ada perbedaan proses mmengkonstruksi pengetahuan
yang cukup mencolok antara hewan dan melalui pengalaman. Pengetahuan
manusia. bukanlah semata hasil “pemberian”
Di tengah derasnya kritik dari orang lain seperti guru, akan tetapi
terhadap Behaviorisme, paling tidak hasil dari dari proses mengkonstruksi
terdapat beberapa kelebihan bahwa yang dilakukan setiap individu.
Metode behavioristik ini sangat cocok Pengetahuan hasil dari pemberitahuan
untuk perolehan kemampaun yang tidak akan menjadi pengetahuan yang
membuthkan praktek dan pembiasaan bermakana.
yang mengandung unsur-unsur seperti Lebih lanjut, Piaget
kecepatan, spontanitas, kelenturan, mengemukakan bahwa setiap anak
reflek, daya tahan dan sebagainya, sejak kecil sudah memiliki struktur
contohnya: percakapan bahasa asing, kognitif yang kemudian dinamakan
mengetik, menari, menggunakan skema. Skema terbentuk karena
pengalaman. Sebagai contoh; seorang

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 76


anak bermain dengan kucing dan bahwa pengetahuan dibuat secara aktif
kelinci yang sama-sama berbulu putih. oleh siswa, atau seseorang yang
Karena keseringannya bermain, ia berfikir. Seseorang tidak akan meyerap
dapat menangkap perbedaan keduanya, pengetahuan dengan pasif. Untuk
yaitu, kucing berkaki empat, sedangkan membangun suatu pengetahuan baru,
kelinci berkaki dua. Semakin dewasa peserta didik akan menyesuaikan
anak, maka semakin sempurnalah informasi baru dengan pengetahuan
skema yang dimilikinya. Proses dan pengalaman yang telah dimilikinya
penyempurnaan skema dilakukan melalui berinteraksi sosial dengan
melalui proses mengubah skema yang peserta didik lainnya dan dengan
ada hingga terbentuk skema baru. gurunya.
Asimilasi maupun akomodasi terbentuk Esensi teori konstruktivisme
berkat pengalaman siswa (Sanjaya, adalah bahwa siswa menemukan dan
2005: 111). mentransformasikan suatu informasi
Untuk lebih jelasnya contoh yang kompleks ke situasi lain dan
asimilasi dan akomodasi dapat disimak apabila dikehendaki informasi itu
contoh berikut; Pada suatu hari anak menjadi milik mereka sendiri, dengan
merasa sakit karena terpecik api, maka dasar ini pembelajaran harus dikemas
berdasarkan pengalamannya terbentuk menjadi proses mengkonstruksi bukan
skema pada struktur kognitif anak menerima pengetahuan semata.
tentang “api”. Adalah sesuatu yang Dapat dijelaskan bahwa dalam
membahayakan oleh karena itu harus Konstructivisme terdapat beberapa ciri-
dihindari.Dengan demikian, ketika anak ciri, yaitu: (a) Siswa membangun
melihat api scara reflek akan pemahamannya sendiri dari hasil
menghindari. Semakin anak dewasa, mereka belajar bukan karena
pengalaman anak tentang api disampaikan pada mereka; (b)
bertambah pula ketika anak melihat Pelajaran baru sangat tergantung
ibunya memasak pakai api. Ketika dengan pelajaran sebelumnya; (c)
bapak merokok menggunakan api, Belajar dapat ditingkatkan dengan
maka skema yang terbentuk itu interaksi sosial; (d) Penugasan-
disempurnakan bahwa api bukanlah penugasan dalam belajar dapat
harus dihindari, tetapi dapat meningkatkan kebermaknaan proses
dimanfaatkan, akan tetapi sangat pembelajaran; dan (e) Siswa
dinutuhkan untuk kehidupan manusia. membangun interpretasi personal
Proses penyempurnaan skema itu terhadap dunia luar berdasarkan
dinamakan akomodasi (Sanjaya, 2005: pengalaman individual dan interaksi.
112-113).
Sebelum anak mampu menyusun
skema baru, ia akan dihadapkan pada Strategi Pembelajaran
posisi ketidakseimbangan (disequi- Teori Konstruktif menyatakan
librium) yang akan mengganggu bahwa siswa harus menemukan sendiri
psikologis anak. Manakala anak berhasil dan mentrasformasikan informasi
membentuk skema baru, anak akan kompleks, mengecek informasi baru
kembali pada posisi seimbang dengan aturan-aturan lama dan
(equilibrium), dan selanjutnya merevisinya apabila aturan-aturan itu
memperoleh pengalaman baru. tidak lagi sesuai. Dalam teori ini guru
Jadi, apa yang dijelaskan Piaget di tidak hanya sekedar memberikan
atas dan juga penganut konstruktivistik, pengetahuan kepada siswa. Siswa harus

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 77


membangun sendiri di dalam benaknya, mereka konstruksi sendiri melalui
dengan arti kata siswa harus aktif. pengalaman belajar bukan melalui
Sementara guru berperan sebagai transfer dari guru, dengan ddengan
fasilitator yang membantu siswa demikian pembelajaran menjadi lebih
belajar. Sebagai fasilitator guru dituntut bermakna.
menggunakan strategi–strategi belajar Selain itu seperti yang dijelaskan
aktif. Dalam dunia pendidikan strategi oleh Hisyam Zaini dalam bukunya,
diartikan sebagai perencanaan yang bahwa pembelajaran aktif sesuai
berisi tentang rangkaian kegiatan yang dengan realita bahwa siswa/
didesain untuk mencapai tujuan mahasiswa memiliki berbagai gaya
pendidikan tertentu (Sanjaya, 2010: belajar atau learning style (meaningfull)
126). (Zaini, 2010: 18).
Strategi pembelajaran aktif
dimaknai dengan serangkaian upaya
yang dilakukan oleh pengajar bahasa Peran Guru
Arab untuk membuat proses Menurut pandangan konstruk-
pembelajaran berjalan sesuai dengan tivisme, seorang pengajar atau guru
konsep yang sebenarya. Sebuah proses atau dosen berperan sebagai mediator
pembelajajaran pada dasarnya adalah dan fasilitator yang membantu proses
harus mampu menciptakan kondisi belajar siswa dan mahasiswa agar
yang memungkinkan para siswanya berjalan dengan baik. Tekanan ada pada
belajar. Dalam pembelajaran aktif, siswa atau mahasiswa yang sedang
peranan pengajar bukanlah satu- belajar bukan pada disiplin ataupun
satunya nara sumber dan yang paling guru yang mengajar. Fungsi mediator
banyak menggunakan waktunya di dan fasilitator dapat terlihat dalam
kelas. Pengajar lebih banyak berperan tugas seperti: pertama, menyediakan
sebagai fasilitator yang bertugas pengalaman belajar yang
memandu, mendampingi dan memungkinkan siswa dan mahasiswa
memberikan pengarahan kepada para bertanggungjawab membuat ranca-
siswa agar mereka dapat mengarah ngan, proses, dan penelitian. Karena itu
pada pencapaian tujuan belajar. memberi kuliah atau ceramah bukanlah
Kaitannya dengan satu-satunya tugas guru atau seorang
konstruktivisme di atas, bahwa dalam dosen. Kedua, Menyediakan atau
pembelajaran guru/dosen dapat pula memberikan kegiatan-kegiatan yang
menggunakan strategi-strategi merangsang keingintahuan siswa dan
pembelajaran aktif sebagaimana yang membantu mereka untuk
ada, karena strategi-strategi tersebut mengekspresikan gagasannya dan
dinilai mampu membuat siswa belajar mengkomunikasikan gagasan ilmiah
secara efektif dengan menggunakan mereka. Ketiga, Menyediakan sarana
pengalaman, berfikir, bekerja dalam yang menstimulus mereka berfikir
kelompok, menggunakan pengetahuan secara produktif. Menyediakan
yang ada seperti yang tergambar dalam kesempatan dan pengalaman yang
teori konstruktivisme. Pembelajaran paling mendukung proses belajar siswa.
aktif memiliki beberapa kelebihan Guru/dosen harus memotivasi
diantaranya; belajar menjadi proses siswa/mahasiswa. Guru harus
yang menyenangkan (learning is fun), menyediakan pengalaman yang
karena siswa terlibat aktif dalam proses mengandung konflik yang
itu. Pengetahuan yang mereka peroleh, memungkinkan siswa/ mahasiswa

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 78


berfikir, berargumentasi demi mencari pengetahuan oleh siswa harus ditindak
solusi. Keempat, Memonitor, lanjuti oleh guru dengan berperan
mengevaluasi, dan menunjukkan membantu mereka dalam
apakah pemikiran siswa atau mengkonstruksi pengetahuan tersebut.
mahasiswa jalan atau tidak. Guru Proses mengkonstruksi tersebut
menunjukkan dan mempertanyakan membuat mereka aktif, kreatif dan tidak
apakah pengetahuan siswa itu berlaku sekedar menerima, mencatat, bahkan
untuk menghadapi persoalan baru yang menghafal yang selama ini dilakukan.
berkaitan. Guru membantu Kini, belajar menjadi proses berfikir,
mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan mengamati, membandingkan, bahkan
siswa (Yamin, 2008: 17). menganalis pengalaman dimana guru
Guru/dosen yang konstruktivis berperan sebagai pembimbingnya.
tidak akan pernah membenarkan Sehubungan dengan tugas dan
ajarannya dengan mengklaim bahwa” peran guru di atas, maka sebagai
ini satu-satunya yang benar”. “Ini seorang guru tidak saja menyampaikan
adalah jalan yang terbaik”. Atau ini ilmu pengetahuan kepada siswa/
adalah jalan yang terefektif untuk mahasiswa, tetapi menggerakkan siswa
masalah ini”. untuk menggunakan apa yang mereka
Pendidik perlu menciptakan miliki berupa pengetahuan,
suasana yang membuat siswa/ pengalaman, agar dapat memahami
mahasiswa antusias terhadap persoalan dan menginterpretasikan pengetahuan
yang ada sehingga mereka mau dan pengalaman belajar mereka. Dalam
mencoba memecahkan persoalannya. proses pembelajaran, pendidik harus
Guru perlu membantu mampu mengajukan masalah-masalah
mengaktifkan siswa untuk berfikir. dunia nyata dalam proses belajar.
Guru boleh memberi informasi arahan Dalam dunia nyata masalahnya
tetapi tidak boleh memaksakan. kompleks dan multifaset. Penelaahan
Selanjutnya guru yang konstruktif masalah harus dilaksanakan dengan
pula menurut Julyan dan Duckworth interdisipliner. Hal ini sesuai dengan
bahwa: pertama: guru harus benar- cara kerja otak yang selalu mencari pola
benar mendengar dengan sungguh dan hubungan antara ide-ide dan
interprestasi siswa terhadap data yang konsep konsep. Kerangka-kerangka
ditemukan sambil menaruh perhatian konsep ini disebut skemata dan
khusus kepada keraguan,kesulitan dan merupakan file pengetahuan.
kebingungan siswa. Kedua: Guru perlu
memperhatikan perbedaan pendapat
dalam kelas, memberi penghargaan SIMPULAN
kepada siswa Ketiga: guru harus Setelah menjelaskan kedua teori
mengerti bahwa ketidakmengertian tersebut baik dari segi konsep belajar,
siswa merupakan langkah awal untuk strategi pembelajaran dan peran guru
memulai pelajaran (Yamin, 2008: 19- menurut kedua teori di atas, sebagai
20). langkah selanjutnya adalah
Dari uraian di atas, kita memperbandingkannya. Perbandingan
menyadari bahwa tugas dan kewajiban tersebut dapat dilihat pada tabel
guru tidaklah sederhana dan mudah. berikut:
Belajar sebagai proses mengkonstruksi

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 79


Tabel 1
Perbandingan Teori Belajar Behaviorisme dan Konstructivisme
Aspek Teori behaviorisme Teori Konstruktivisme
Belajar - Belajar adalah perubahan perilaku - Siswa membangun
- Perilaku tersebut harus selalu tampak pemahamannya
- Perilaku harus dapat diukur sendiri dari hasil
- Mengakui pentingnya masukan atau mereka belajar bukan
input yang berupa stimulus dan karena disampaikan
keluaran atau output yang berupa pada mereka.
respon - Pelajaran baru sangat
- Pembiasaan dan latihan menjadi tergantung dengan
esensial dalam belajar pelajaran sebelumnya
- Apa yang terjadi antara stimulus dan - Belajar dapat
respon dianggap tidak penting ditingkatkan dengan
diperhatikan karena tidak dapat interaksi sosial
diamati. - Penugasan-
- Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penugasan dalam
penambahan pengetahuan belajar dapat
dikatagorikan sebagai kegagalan yang meningkatkan
perlu dihukum kebermaknaan proses
- Mementingkan penguatan/ pembelajaran.
reinforcement - Siswa membangun
interpretasi personal
terhadap dunia luar
berdasarkan
pengalaman
individual dan
interaksi.
Metode - Membiasakan perilaku yang dikondisikan -Menggunakan berbagai
atau - Mengulang-ulang sehingga menjadi strategi pembelajaran
strategi kebiasaan aktiv.
- Trial and Error
Peran - Sosok yang menentukan dimana isyarat - guru atau dosen
Guru dapat memancing respon siswa. berperan sebagai
- Pengajar, yaitu menyampaikan berbagai mediator dan fasilitator
stimulus. - Guru memonitor dan
- Pengatur, yaitu mengatur promting selalu memperbaharui
(bimbingan) untuk dipasangkan dengan pengalaman siswa
stimulus.
- Pengatur kondisi lingkungan sehingga
siswa dapat merespon dengan benar dan
siswa dapat menerima reinfoecement.
- Model yang selalu mencontohkan perilaku
kepada siswa
-Pemberi instruksi singkat yang diikuti
contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi.

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 80


Setelah memperbandingkan Rohman, Arif. 2013. Pendidikan
ketiga topic di atas perspektif Komparatif. Yogyakarta: Aswaja
Behaviorisme dan Konstruktivisme Pressindo.
dapat disimpulkan bahwa dari aspek Sanjaya, Wina. 2010. Strategi
konsep belajar teori Konstruktiv lebih Pembelajaran. Jakarta: Prenada
menekankan proses belajar dari pada Media Group.
hasil belajar sebagaimana halnya ___________. 2005. Pembelajaran Dalam
pendapat Behavirisme. Proses belajar Implementasi KBK. Jakarta:
yang ditekankan oleh Konstruktivisme Prenada Media.
lebih member peluang kepada peserta Shaleh, Abdurrahman dan Wahab,
didik untuk melakukan kegiatan belajar Muhbib Abdul. 2004. Psikologi
dengan strategi yang berpusat pada Perspektif Islam. Jakarta:
peserta didik dari pada guru. Oleh Kencana.
karena itu peran siswa lebih dominan Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-
dalam Konstruktif. Faktor Yang Mempengaruhinya.
Dalam pembelajaran kedua teori Jakarta: Rineka Cipta.
ini dapat bekerja sama yang mana Surya, M., 1997. Psikologi Pembelajaran
Behaviorisme berperan di dalam dan Pengajaran. Bandung: IKIP
mengkondisikan belajar sedangkan Bandung.
proses dan hasil dapat menggunakan Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi
Behaviorisme. Peran guru adalah Pendidikan dengan Pendekatan
mengkondisikan belajar dengan Baru. Bandung: Remaja Rosda
menggunakan berbagai strategi yang Karya.
berpusat pada peserta didik. Yamin, Martinis. 2008. Paradigma
Pendidikan Konstruktivim. Jakarta:
GP Press.
DAFTAR RUJUKAN Winfred. F. Hill, Teories OF Learning,
Budiningsih, Asri. 2005. Teori Belajar Diterjemahkan oleh M. Kozim,
Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Bandung: Penerbit Nusa Media,
Cipta. 2010, cetakan IV.
Kauchak, Donal P. dan Eggen, Paul D., Zaini, Hisyam et. al., 2010. Strategi
1998. Learning and Teaching, Pembelajaran Aktif. Jogjakarta:
Research Based Methods. Boston: CTSD.
Allyn And Bacon.

Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1, April 2016 ISSN 1412-5382 81

Anda mungkin juga menyukai