Anda di halaman 1dari 6

3.

KELAINAN PADA TENGGOROKAN


 PENYAKIT PADA FARING
1. FARINGITIS AKUT
Faringitis adalah proses inflamasi pada dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
a. Faringitis
Viral Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis
Etiologi
Virus yang biasa menyebabkan faringitis diantaranya coxsachievirus, cytomegalovirus,
adenovirus, Epstain Barr Virus (EBV), HIV-1.
Gejala
Demam disertai rinore, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan
Pemeriksaan Fisik
Tampak Faring hiperemis. Tanda-tanda yang lain tampak tergantung pada jenis virusnya.
Misalnya tanda lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash
(coxachievirus). Konjungtivitis biasanya menyertai faringitis oleh karena infeksi
adenovirus pada anak. Tampak exudat yang banyak pada faring dan terdapat pembesaran
kelenjar limfa di seluruh tubuh pada infeksi EBV.
Penatalaksanaan
Istrahat dan minum yang cukup. Kumur dengan air hangat. Analgetik jika perlu dan tablet
hisap.
Antivirus seperti metisoprinol (isoprenosine) dapat diberikan pada faringitis causa Haepes
Simplex.
b. Faringitis Bakterial
Etiologi
Infeksi grup A Streptokokus  hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang
dewasa dan pada anak.
Gejala
Nyeri kepala yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam. Jarang disertai batuk.
Pemeriksaan Fisik
Faring dan tonsil hiperemis dan terdapat exudat di permukaannya. Beberapa hari
kemudian tampak bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfe leher anterior
membesar, kenyal dan nyeri pada penekanan.
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotic, Kortikosteroid, analgetik dan kumur dengan air hangat atau
antiseptik.
c. Faringitis Fungal
Etiologi
Golongan Candida yang sering muncul pada mukosa rongga mulut dan faring. Gejala
Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
Pemeriksaan Fisik
Tampak plak putih di orofaring dan mukosa farong lainnya hiperemis.
Penatalaksanaan
Memberian anti jamur seperti Nystatin dan analgetik.

2. FARINGITIS KRONIK
Faktor predisposisi proses radang kronik di faring adalah rhinitis kronik, sinusitis,
iritasi kronik oleh rokok, minum alcohol, inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan
debu.
a. Faringitis Kronik Hiperplastik
Gejala
Mula-mula pasien mengeluh tenggorok kering dan gatal dan akhirnya batuk yang bereak.
Penatalaksanaan
Dengan melakukan kaustik faring menggunakan AgNO3 atau dengan elektro cauter.
Pengobatan simptomatis dengan obat kumur atau tablet hisap
b. Faringitis Kronik atrofi
Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi.
Gejala
Pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau.
Pemeriksaan fisis
Tampak mukosa faring ditutupi oleh lender yang kental dan bila diangkat tampak mukosa
kering.
Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi
ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

3. TONSILITIS AKUT
Etiologi
Tonsilitis akut disebabkan oleh Virus (virus ebstain barr, H. Imfluenza) dan bakteri (Grup
A Streptokokkus  hemolitikus, streptokokkus viridians, dan streptokokkus piogenes)
Gejala
Nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam dengan suhu yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di
sendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia) akibat refer pain melalui
n. glossofaringeus. Pemeriksaan Fisik Tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat
detritus berbentuk folikel, lacuna atau tertutup oleh membrane semu. Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan.
Penatalaksanaan
Untuk kausa bakteri istrahat yang cukup, analgetika dan antivirus diberikan jika gejala
berat. Pada kausa bakteri diberikan antibiotic spectrum luas seperti penicillin, eritromisin.
Antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan. Komplikasi Pada sering
menimbulkan komplikasi otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses parafaring,
bronchitis, glomerulonefritis akut, miokarditis, arthritis serta septicemia akibat infeksi v.
jugularis interna.

4. TONSILITIS KRONIK
Etiologi
Faktor prediposisi timbulnya tonslitis kronik ialah rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, penaruh cuaca, kelelahan fisik dan
pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Kuman penyebabnya sama dengan
tonsillitis akut tapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan Gram
negative.
Gejala
Rasa mengganjal di tenggorok, dirasakan kering di tenggorok dan napas berbau.
Pemeriksaan Fisik
Tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata. Kriptus melebar dan
beberapa kripti terisi detritus.
Penatalaksanaan
Terapi lokal ditujukan pada hygiene mulut dengan berkumur atau obat hisap. Komplikasi
Rhinitis kronik, sinusitis, otitis media secara perkontinuitatum. Komplikasi jauh secara
hematogen atau limfogen dapat timbul endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis,
iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria dan furunkulosis. Tonsilektomi dilakukan bila
terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan neoplasma.

5. ABSES PERITONSILER
Etiologi
Proses ini terjadi sebagai komplikasi tonsillitis akut atau infeksi yang bersumber dari
kelenjar mukus weber di kutub atas tonsil. Biasanya kuman penyebab adalah kuman aero
dan anaerob.
Gejala
Selain gejala-gejala pada tonsilitias akut juga terdapat odinofagia yang hebat biasanya
pada sisi yang sama juga terjadi nyeri telinga (otalgia), mungkin terdapat muntah
(regurgitasi), mulut berbau, hipersalivasi, suara gumam (hot potatoes voice), kadang-
kadang ada trismus serta pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan.
Pemeriksaan Fisis
Kadang-kadang sulit memeriksa faring karena adnya trismus. Palatum molle tampak
membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan
terdorong ke arah tengah, depan dan bawah.
Penalaksanaan
Pada stdium infiltrasi, diberikan antibiotika golonan penicillin atau klindamisin. Dan obat
simptomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin pada
leher. Bisa terbentuk abses, dilakukan punksi pada daerah abses, kemudian diinsisi untuk
mengeluarkan pus. Kemudian pasien dinjurkan untuk tonsilektomi.
Komplikasi
a. Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru atau piemia
b. Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring,
pada perjalanan selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga terjadi mediastinitis
c. Bila terjadi penjalaran ke daerah intracranial, dapat mengakibatkan thrombus sinus
kavernosus, meningitis dan abses otak.

6. ANGINA LUDOVICI
Angina ludovici ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda khas
berupa pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak membentuk abses, sehingga
keras pada perabaan submandibula.
Etiologi
Sumber infeksi seringkali berasal dari gigi atau dasar mulut oleh kuman aerob dan
anaerob.
Gejala
Nyeri tenggorok dan leher,
Pemeriksaan Fisis
Tampak pembengkakan di daerah submandibula yang hiperemis dank eras pada perabaan.
Dasar mulut membengkak, dapat mendorong lidah ke atas belakang, sehingga
menimbulkan sesak napas karena sumbatan jalan napas.
Penatalaksanaan
Antibiotika parenteral dosis tinggi.
Dilakukan eksplorasi untuk tujuan dekompresi (mengurangi ketegangan) dan evakuasi pus
(pada angina ludovici jarang terdapat pus) atau jaringan nekrosis.
Perlu dilakukan pengobatan terhadap sumber infeksi (gigi), untuk mencegah kekambuhan.
Pasien dirawat inap sampai infeksi reda.
Komplikasi
a. Sumbatan jalan napas
b. Penjalaran abses ke ruang leher dalam lain dan mediastinum
c. Sepsis

 PENYAKIT PADA LARING


1. LARINGITIS AKUT
Proses inflamasi akut yang terjadi pada laring yang merupakan kelanjutan dari
rinofaringitis (common cold). Pada laryngitis akut ini dapat menimbulkan sumbatan jalan
napas.
Etiologi
Bakteri (radang local) atau virus (radang sistemik)
Gejala
Gejala-gejala umum seperti Demam, malaise. Dan gejala local seperti disfoni sampai
afoni. Nyeri ketika menelan atau berbicara serta gejala sumbatan laring. Selain itu terdapat
batuk kering dan lama kelamaan disertai dengan dahak kental.
Pemeriksaan fisis
Tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan di bawah pita suara.
Biasanya terdapat juga tanda radang akut di hidung atau sinus paranasal atau paru.
Penatalaksanaan
Istrahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari. Menghirup udara lembab. Menghindari
iritasi pada faring dan laring misalnya merokok, makanan pedas atau minum es.
Antibiotika diberikan apabila peradangan berasal dari paru. Bila terdapat sumbatan laring,
dilakukan pemasangan pipa endotrakhea atau trakheostomi.

2. LARINGITIS KRONIK
Etiologi
Sering merupakan radang kronis yang disebabkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum
yang berat, polip hidung atau bronchitis konis. Bisa juga disebabkan oleh penyalaguanan
suara (vocal abuse) seperti berteriak-teriak atau biasa berbicara keras.
Gejala
Suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga pasien sering mendehem
tanpa mengeluarkan sekret, Karena mukosa yang menebal.
Pemeriksaan fisis
Tampak mukosa menebal, permukaan tidak rata dan hiperemis. Bila terdapat daerah yang
dicurigai menyerupai tumor, maka perlu dilakukan biopsy.
Penatalaksanaan
Terapi yang terpenting ialah mengobati peradangan di hidung, faring serta bronkus yang
mungkin menjadi penyebab laryngitis kronis itu. Pasien diminta untuk tidak banyak
berbicara.

Anda mungkin juga menyukai