Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ MANUSIA DAN KEINDAHAN “

DISUSUN OLEH :
AULIA RIFA FAUZIYA P27903219004
NURUL AMALIAH P27903219013
TOMY SAPUTRA P27903219020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia Dan Keindahan” Makalah ini
berisikan tentang informasi Pengertian “Manusia Dan Keindahan“.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan senantiasa melancarkan segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta, 18 Jan. 20

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Manusia dan Keindahan
2.2 Hubungan Manusia dan Keindahan
2.3 Cara- cara menentukan Keindahan

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak keinddahan yang tidah
ternilai. Keindahan yang baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada
disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, yang berarti bagus, permai,
cantik, elok, molek dan sebagia nya. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan adlah kebenaran dankebenaran adalah keindahan. Kedua nya
mepunyai nilai yang sama yaiu abadi, dan mempunyai daya tarik yan selalu
bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahanatau lokal.
Manusia dan keindahan saling berkaitan satu sama lain. Maka jika
manusia hidup tanpa keindahan pada hakikat nya dia bukanlah manusia.
Keindahan dapat membuat kita gembira, bersyukur, dan lain-lain. Orang-orang
yang hidup tanpa keindahan realita nya maka dia akan cenderung kurang
bersemangat. Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan membahas lebih dala
mengenai manusia dan keindahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai beriku :
1. Apa hubungan manusia dengan keindahan ?
2. Apa makna dari Renungan ?
3. Apa makna dari Keserasian ?
4. Apa makna dari Kehalusan ?
5. Apa makna dari Kontemplasi ?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mendeskripsikan hubungan manusia dengan keindahan
2. Untuk mendeskripsikan makna dari Renungan
3. Untuk mendeskripsikan makna dari Keserasian
4. Untuk mendeskripsikan makna dari Kehalusan
5. Untuk mendeskripsikan makna dari Kontemplasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manusia Dan Keindahan


Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan dengan
segala keindahan di setiap individu masing- masing. Manusia pun selalu
mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk
mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari
diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai
kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Keindahan
selalu menjadi pioritas utama untuk bisa merasakan kebahagiaan dari individu satu
dengan individu yang lain, karena kebahagiaan berawal dari keindahan yang
diciptakan manusia itu sendiri dan akan dapat dinikmati setelah keindahan itu sudah
berbentuk karya atau seni.
Sedangkan, Kata Keindahan itu merupakan suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Bentuk
yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil
seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga),
Manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik
dengan kebenaran atau kenyataan. Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan
Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah.
Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab
kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan. dalam arti
estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan
harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.

2.2 Hubungan Manusia Dan Keindahan


Manusia dan keindahan memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari
kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut
pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar
tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak
ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada sesuatu yang indah
dan bukan pada keindahan itu sendiri. Misalkan, seorang pelukis melukis seorang
wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidaklah indah. Bila ada
pemain drama yang berlebih- lebihan,misalnya marah dengan meluap- luap padahal
masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang berharga kemudian ia
menangis meraung- raung, itu berarti tidak indah.

2.3 Cara- cara menentukan Keindahan


1. Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan
adalah hasil merenung. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar
renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama,
lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu
bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi, serasi dari kata dasar rasi yang artinya
cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena
itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,
sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus
itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil
maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar
atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap
orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Kontemplasi merupakan suatu proses bermeditasi, merenungkan atau
berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan,
atau niat hasil penciptaan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti
bahwakeindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualitas hakiki dari
segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari keselarasan
dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu
berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia.
Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-
keindahan yang dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan
tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui
suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan
kontemplasi.

3.2 Kritik dan Saran


Sebagai penyusun yang menyusun makalah ini, penyusun sangat
memerlukan kritikan dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah yang
selanjutnya agar bisa lebih bermanfaat dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulaeman, Munandar. 1998. “Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar”.


Bandung: Refika Aditama
2. Tri Prasetya Joko. 2004. “Ilmu Budaya Dasar”. Jakarta: PT Asli
Mahasatya

Anda mungkin juga menyukai