Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAGEMENT EKSPLORASI

GENESA OBJEK EKSPLORASI

Disusun Oleh :

ZUNITA RAHMAWATI

111.160.020

KELAS A

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018

GENESA OBJEK EKSPLORASI


1. BATUBARA
Batubara terbentuk dari tumbuhan yang mati dan terendam oleh air (fresh water) dan akan diurai
oleh bakteri anaerob (selulosa  metana + batubara), akibatnya unsur C akan bertambah.
Setelah itu peat akan tertindih oleh lapisan yang mengendap di atasnya, sehingga batubara akan
mengalami tekanan dan suhu yang tinggi akibat faktor kedalaman. Seiring berjalannya waktu peat
tersebut akan mengalami pematangan hingga menjadi sub-bitominus, bitominus, dan antrasit.

Kata kunci: fresh water, tumbuhan (selulosa), bakteri, suhu, tekanan, waktu, burial
(Sumber: Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

2. EMAS
Umumnya emas terbentuk bersamaan dengan perak dan tembaga yang merupakan hasil
mineralisasi. Emas diangkutoleh larutan hidrotermal yang kaya akan ligan HS- dan OH-. Ligan-ligan
ini mengangkut emas hingga ke tempat pengendapannya. Kehadiran breksi hidrotermal
merupakansalah satu penciri terjadinya boilling pada larutan hidrotermal pendidihan ini terjadi
karena adanya pertemuan larutan yang bersuhu tinggi dengan larutan suhu rendah. Akibatnya
gas H2S hilang dan terjadi peningkatan nilai PH dan penurunan suhu. Ketiga proses tersebut
membuat emas berada pada breksi hidrotermal dengan kadar emas yang tinggi.

Kata Kunci: mineralisasi, larutan hidrotermal, breksi hidrotermal, PH, Larutan suhu tinggi, Suhu,
Boilling.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2007. Geologi Mineral Logam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

3. PASIR KUARSA
Terbentuk sebagai endapan sedimen yang berasal dari rombakan batuan granodiorit, granit, dan
riolit. Endapan pasir kuarsa terbentuk setelah mengalami melalui proses pelapukan, transportasi,
sortasi, dan sedimentasi. Oleh karena itu pasir kuarsa ditemukan dengan keadaan tidak murni.
Biasanya bercampur dengan lempung, feldspar, magnetit, ilmenit, limonit dan lainnya. Proses
transportasi membuat butiran pasir menjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni.
Umumnya pasir kuarsa diendapkan dalam penyebaran melebar dengan ukuran fraksi kasar.

Kata kunci: Endapan sedimen, batuan asam, pelapukan, transportasi, sortasi, sedimentasi, melebar,
ukuran fraksi kasar
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

4. BIJIH BAUKSIT
Bijih bauksit laterit terjadi di daerah tropis dan subtropis serta membentuk perbukitan landai
yang memungkinkan terjadinya pelapukan yang kuat. Batuan yang memenuhi persyaratan
antara lain nephelin syenit dan batuan sejenisnya yang bersasal dari batuan beku, batuan
lempung. Batuan di atas akan mengalami proses lateritisasi yaitu proses yang terjadi karena
pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan. Pada musim
hujan air masuk melalui rekahan dan menghanyutkan unsur seperti Na K Mg dan Ca,
dihanyutkan oleh air, residu yang tertinggal menjadi kaya akan hidroksida alumina yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit

Kata kunci: daerah tropis dan subtropis, pelapukan kuat, nephelin syenit dan sejenisnya, batuan
lempung, suhu, lateritisasi, hidroksida alumina, proses dehidrasi.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)
5. ZEOLIT
Terbentuk pada temperatur tinggi, dimana pada masing-masing temperatur tertentu akan
terbentuk jenis zeolit yang berbeda. Yang termasuk dalam grup ini adalah akibat dari proses
magmatik primer, metamorfose kontak, hidrotermal, metamorfose regional. Zeolit terbentuk
didekat permukaan lingkungan sedimentasinya dengan perubahan proses kimia. Zeolit yang
terbentuk pada suhu rendah terjadi pada lingkungan pengendapan laut.

Kata kunci: temperatur tunggi, magmatik primer metamorfosa kontak, metamorfosa hidrotermal,
dekat dengan lingkungan sedimentasi, perubahan kimia.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

6. MANGAN
Endapan bijih mangan terbentuk dengan proses hidrotermal yang dijumpai dalam bentuk
vein, metamorfik, sedimenter ataupun residu. Endapan mangan sedimenter merupakan
endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. Terbentuk di
lingkungan laut. Mn dapat terbentuk dengan proses pelapukan, bijih sejenis yang kemudian
membentuk endapan residu.

Kata kunci: hidrotermal, vein, metamorfik, sedimenter, lingkungan laut, pelapukan, endapan residu.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

7. OBSIDIAN
Terbentuk akibat pembekuan magma yang kaya silika, pembekuan terjadi secara cepat
sehingga mineral yang terbentuk tidak sempat mengkristal dengan baik dan kedudukan
kristalnya tidak beraturan. Menurut deret bowen, mineral silika melebur pada suhu 700-
800oC.

Kata kunci: pembekuan magma dengan cepat, tidak mengkristal dengan baik, tak beraturan.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

8. ANDESIT
Terbentuk akibat pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa pada gunungapi
akibat proses subduksi. Jenis batuan ini bertekstur porfiritik afanitik. Batuan ini terbentuk
dekat atau di permukaan dengan relatif cepat sehingga pengkristalan mineral tidak berjalan
dengan sempurna. Akibatnya mineral-mineral yang terbentuk berukuran kecil.

Kata kunci: magma intermediet, subduksi, dekat dengan permukaan, mineral tidak sempurna, ukuran
mineral kecil.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

9. KORONDUM
Korondum terbentuk dari segregasi batuan yang bebas silika yang terdapat pada batuan
nephelin syenit, syenit ataupun pegmatit. Didapatkan pula pada batuan metamorf tingkat
tinggi yang miskin silika tetapi kaya aluminium antara lain marmer, mika sekis, granulit,
eklogit, radingenit. Dijumpai pula dalam aluvial ataupun pasir pantai.

Kata kunci: segregasi, batuan bebas silika, batuan metamorf tingkat tinggi, miskin silika kaya
aluminium.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)
10. Coal Bed Methane
Gas metana terbentuk dari tumbuhan yang mati dan terendam oleh air (fresh water) dan akan
diurai oleh bakteri anaerob (selulosa  metana + batubara), akibatnya unsur C akan
bertambah. Setelah itu peat akan tertindih oleh lapisan yang mengendap di atasnya, sehingga
batubara akan mengalami tekanan dan suhu yang tinggi akibat faktor kedalaman. Seiring
berjalannya waktu peat tersebut akan mengalami pematangan hingga menjadi sub-bitominus,
bitominus, dan antrasit. Gas metana terperangkap pada cleat batubara.

Kata kunci: tumbuhan, fresh water, unsur C bertambah, bakteri anaerob, tekanan, suhu, kedalaman,
cleat, Selulosa menjadi gas metana dan batubara.
(Sumber: Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

11. Gypsum
Gypsum terbentuk dari segregasi dan evaporasi, juga dapat terbentuk dari proses
hidrotermal. Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas, terbentuk
melalui pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi anhidrit selama
proses diagenesa. Gipsum dpt juga terbentuk oleh sublimasi langsung dr
fumarola/diendapkan mata air panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block konkresi dlm
lempung dan napal, sedang anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Kata kunci: segregasi, evaporasi, hidritermal, air garam, hidrasi, diagenesa, sublimasi, fumarol,
konkresi, dehidrasi.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

12. PASIR BESI


Pembentukan pasir besi adalah merupakan produk dari proses kimia dan fisika dari batuan
berkomposisi menengah hingga basa atau dari batuan bersifat andesitik hingga basaltik. Proses
ini dapat dikatakan merupakan gabungan dari proses kimia dan fisika.Di daerah pantai selatan
Kabupaten Ende, endapan pasir pantai di perkirakan berasal dari akumulasi hasil desintegrasi
kimia dan fisika seperti adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus air, pencucian secara
berulang-ulang, transportasi dan pengendapan.

Kata kunci: batuan andesitik-basaltik, pelapukan, erosi, transportasi, pencucian, akumulasi hasil
desintegrasi.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

13. TIMAH
Timah berasal dari mineral kasiterit, stannit, dan tealit. Kasiterit pada umumnya berasosiasi
dengan intrusi batuan beku granitik pada fase pneumatolitik. Mineral kasiterit terhambur pada
batuan tersebut dan baru terlepas dari batuan induk apabila batuan mengalami pelapukan.
Timah merupakan unsur yang resisten sehingga terbentuk pada endapan placer setelah
tertrasnportasi.

Kata kunci: intusi granitik, fase pneumatolitik, pelapukan, placer, transportasi


(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

14. DOLOMIT
Dolomit didapatkan bersama dengan batugamping. Dolomit terbentuk karena proses leaching
atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batugamping sehingga mengalami
proses dolomitisasi yaitu unsur Ca menjadi unsur Mg. Magnesium berasal dari air laut
sedangkan batugamping menjadi dolomit karena penindihan.

Kata kunci: evaporasi, dolomitisasi, penggantian, leaching, batugamping


(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

15. KALSIT
Terbentuk karena proses penghabluran kembali larutan batugamping akibat pengaruh air tanah.
Endapan kalsit juga dapat ditemukan dalam kekar. Namun jumlahnya tidak banyak. Selain
proses penghabluran, endapan kalsit dapat terbentuk karena proses metamorfisme kontak atau
regional pada batugamping yang diterobos oleh batuan beku. Kalsit juga dapat terbentuk karena
proses hidrotermal temperatur rendah dan berasosiasi dengan senyawa sulfida.

Kata kunci: penghabluran, kekar, metamorfisme kontak atau regional, intrusi, hidrotermal temperatur
rendah.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

16. MARMER
Hasil mtamorfisme kontak atau regional dari jenis batugamping. Terbentuk pada suhu dan
tekanan yang tinggi

Kata kunci: metamorfisme kontak atau regional, batugamping, suhu tinggi, tekaan tinggi.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

17. RIJANG
Terbentuk karena proses replacement terhadap batugamping oleh silika organik atau anorganik.
Rijang berbutir sangat halus. Biasanya ditemukan sebagai endapan alluvial.

Kata kunci: replacement, silika organik atau anorganik, dapat endapan alluvial.
(Sumber: Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

Anda mungkin juga menyukai