Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CA OVARIUM
DI KLINIK OBGYN
RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun oleh
Kelompok 3
Mike Aprilia (1930029)
Dyah Khoirun Nisa (1930016)
Galuh Mendung (1930019)
Amalia Fitriani (1930006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS: PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CA OVARIUM
DI KLINIK OBGYN
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR - MALANG

OLEH :
(Kelompok 3)
Mike Aprilia (1930029)
Dyah Khoirun Nisa (1930016)
Galuh Mendung (1930019)
Amalia Fitriani (1930006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS: PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020
Lembar pengesahan
Satuan Acara Penyuluhan

........................................

Di Klinik Obgyn
Rumah Sakit Dr Saiful Anwar

Disetujui pada tanggal :

..............................

Pembimbing Klinik Pembimbing


Institusi

(.....................................)
(.....................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : CA Ovarium
Hari/ Tanggal : Kamis, 6 Februari 2020
Waktu : 07.30 WIB
Tempat : Klinik Obgyn
Sasaran : RS Dr. Saiful Anwar
Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang CA Ovarium

A. TUJUAN
a) Tujuan umum CA Ovarium diharapkan semua keluarga pasien dapat
mengerti apa itu CA Ovarium
b) Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian tentang Ca Ovarium
2. Menyebutkan etiologi Ca Ovarium
3. Menjelaskan tanda dan gejala Ca Ovarium
4. Menjelaskan tentang klasifikasi Ca Ovarium
5. Menjelaskan tentang stadium Ca Ovarium
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang Ca Ovarium
7. Menjelaskan tentang cara penatalaksanaan pasien Ca Ovarium

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

C. MEDIA
1. Laptop
2. LCD/ Power Point
3. Leaflet

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode
Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 5 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah
menit 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan tany
3. Menyampaikan topik 3. Memperhatikan jawab
4. Menjelaskan tujuan 4. Brain stroming
penyuluhan mengenai Ca
ovarium
2 Pemberian 15 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan Cerama
Materi menit tentang Ca Ovarium 2. Memperhatikan dan Tany
2. Menyebutkan etiologi Ca 3. Menyimak Jawab
Ovarium
3. Menjelaskan tanda dan gejala
Ca Ovarium
4. Menjelaskan tentang
klasifikasi Ca Ovarium
5. Menjelaskan tentang stadium
Ca Ovarium
6. Menjelaskan pemeriksaan
penunjang Ca Ovarium
7. Menjelaskan tentang cara
penatalaksanaan pasien Ca
Ovarium
3 Penutup 10 1. Memberikan kesempatan  Mendengarkan Cerama
menit pada peserta untuk bertanya  Memperhatikan dan Tany
2. Menanyakan kembali pada  Bertanya Jawab
peserta tentang materi yang
disampaikan
Penutup 5 1) Menyimpulkan materi  Mendengarkan Ceramah
menit 2) Memberi salam  Memperhatikan dan Tany
 Menjawab salam Jawab
MATERI
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun.
Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui
sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru. Kebanyakan kanker
ovarium ini berawal dari kista (Sofyan, 2016).

B. Etiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial.
Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin
dan faktor genetik (Price, 2015;1297).
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam
lingkungan, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu
dianggap mungkin menyebabkan kanker.
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan
yang nulipara (tidak memiliki anak), menarke dini, menopause yang
lambat, kehamilan pertama yang lambat, dan tidak pernah menyusui.
Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin
dapat mencegah. Terapi pengganti astrogen (ERT) pascamenopause untuk
10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker
ovarium
c. Faktor genetik
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi
penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang
menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan
untuk menderita kanker ovarium.
d. Riwayat kanker payudara
Ca mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker
ovarium pada wanita. Sebaliknya pada wanita pada wanita yang mengidap
Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4x lipat.
e. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi
karsinoma.
f. Diet tinggi lemak

C. Tanda dan Gejala


Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium
yang terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen
disertai keluhan – keluhan:
a. Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga
abdomen (ascites)
b. Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh,
hilangnya nafsu makan dll
c. Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri
d. Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
e. Menstruasi tidak teratur
f. Lelah
g. Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)
h. Nyeri saat berhubungan seksual
i. Penurunan berat badan

D. Klasifikasi Kanker Ovarium


Lebih dari 30 neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium
dikelompokkan dalam 3 kategori besar ( Price, 2015;1297) yaitu :
a. Tumor-tumor epitel
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak,
karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial
ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 –
90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium.
Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas
teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau
tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).
Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous,
mucous, endometrioid dan sel jernih.
b. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong
ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis
tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca
dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan
yang rendah.

c. Tumor-tumor sel germinal


Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum
atau telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa
menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah
teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden
keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia
20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun
kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19%
sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan
dengan fertilitas dapat dipertahankan.

E. Stadium Kanker Ovarium


Stadium kanker ovarium menurut FIGO:
Staging Keterangan

I Tumor terbatas pada ovarium

IA

Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan
tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada
bilasan cairan di rongga peritoneum.

IB

Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan
tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun
pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

IC

Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu
kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, ada sel
tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

IIA

Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites
ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIB

Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan asites
ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIC

Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites ataupun
bilasan cairan di rongga peritoneum.

III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga
peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah bening regional.

IIIA

Metastasis mikroskopik di luar pelvis.

IIIB

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi < 2 cm.


IIIC

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm dan/atau


metastasis ke kelenjar getah bening.

IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).

F. Pemeriksaan Penunjang
Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan
harapan hidup akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini
digunakan sebagai penyaring kanker ovarium adalah:
a) Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium
untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun
pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker
ovarium.
b) Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk
membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat,
melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi
keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini
rendah.
c) Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk
menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita
dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125
(>35µ/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru
mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause,
kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati
dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.
G. Penatalaksanaan
a. Operasi
b. Radioterapi
c. Kemoterapi
Kanker ovarium epitelial :
a. Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik
sampai sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi
pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi
abdominal total (pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan
abdominal, harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada
stadium I dengan diferensiasi buruk atau stadium Ic pilihan terapi
berupa:
1. Radioterapi
2. Kemoterapi sistemik
3. Histerektomi total abdominal dan radioterapi
b. Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau
radioterapi, dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan
harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80%.
c. Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah
metastasis sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites,
omentektomi, reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika
masih memungkinkan salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi
ajuvan kemoterapi dan atau radioterapi.
Kanker ovarium germinal :
a. Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker
ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.
b. Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi
dilanjutkan kemoterapi.
Kanker ovarium stromal :
Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin
atau carboplatin), CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC
(cyclophosphamide + carboplatin).
H. Komplikasi

a) Penyebaran kanker ke organ lain


b) Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya
berbagai organ
c) Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
d) Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim,
kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-
paru.

I. Pencegahan

Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur,


termasuk:
 Memiliki anak lebih dari 1, penggunaan kontrasepsi pil minimal 1,
pengikatan saluran tuba, dan histerektomi (pengangkatan rahim).
 Konsumsi sayuran, vitamin A, dan vitamin C dalam jumlah yang cukup.
 Melakukan pemeriksaan berkala. Pemeriksaan panggul rutin per tahun
dapat digunakan untuk mendeteksi dini kanker ovarium yang tidak
memiliki sensitivitas yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC


Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. 2007. Pengenalan dini kanker ovarium.
Makalah ilmiah PIT XII POGI Palembang.
Ghersenson DM, 2008. Malignant germ cell tumors of ovary clinical features
and management. In: Coppleson DM, Monohan JM, Morrow CP,
Tatersal MHN. Gynecology oncology fundamental principles and
clinical practice. 2nd edition. London: Churchill Livingstone;935
Gruendemann, B. 2006. Keperawatan Perioperatif. Jakarta. ECG.
Prawiroharjo, Sarwono. 2015 Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai