ASKEP APP POST Rano A4
ASKEP APP POST Rano A4
OLEH :
RANO
…………………………….. ……………………………..
A. Definisi
apendiks dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui.
Apendiks disebut juga umbai cacing. Apendiksitis sering disalahartikan dengan istilah
usus buntu, karena usus buntu sebenarnya adalah caecum. merupakan peradangan pada
kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2 – 6 inci. Lokasi apendik pada daerah
illiaka kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik
Mc Burney.
B. Etiologi
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktorprediposisi
yaitu:
2. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan Streptococcus
3. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun
(remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada
masa tersebut.
(Nuzulul, 2009)
C. Manifestasi Klinis
3. Nyeri tekan
7. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter.
D. Patofisiologi
mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas
tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan edema dan ulserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal
Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus
dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang
dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendisitis
supuratif akut.
Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding appendiks
yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendisitis ganggrenosa. Bila dinding
appendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut appendikssitis perforasi. Bila
proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah
Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang,
dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih
kurang memudahkan untuk terjadi perforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi
E. Komplikasi
1. Abses
Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa lunak di
2. Perforasi
Perforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke
rongga perut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis apendisitis akut biasanya berdasarkan gejala klinis dan tes laboratorium.
dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun), nausea, dan sebagian
dengan muntah. Beberapa jam kemudian nyeri berpindah ke kanan bawah ke titik
3. Laboratorium : lekositosis yaitu lekosit > 10.000 /dl biasanya pada perforasi
G. Penatalaksanaan
a. Penanggulangan konservatif
antibiotik sistemik.
b. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendicitis maka tindakan yang
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien :
2. Keluhan Utama : Biasanya pasien selalu mengeluh nyeri pada daerah perut.
3. Riwayat Kesehatan :
Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh
klien seperti hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah
Pola Kesehatan
1. Keadaan Umum :
sakit pinggang)
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak)
getah bening)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Nyeri akut
b. Defisiensi pengetahuan
2. Post Operasi
a. Nyeri Akut
b. Risiko infeksi
c. Hipertermi
C. Intervensi
Pierce, A. grace,. Borley Neil. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Sylvia, A price. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses keperawatan. Edisi 6. Jakarta :
EGC
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K. 2013. NIC. Yogyakarta: Mocomedia.
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K. 2013. NOC. Yogyakarta: Mocomedia.
Herdman, T. H. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
_________. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
_________. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN MASALAH SISTEM
PENCERNAAN “APPENDISITIS” DI RUANG BEDAH BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT KONAWE
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Tn. E
Umur : 43 thn
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Alamat : Ameroro
Tanggal masuk : 23 November 2019
Tanggal pengkajian : 24 November 2019
Sumber informasi : Keluarga
Diagnosa masuk : Appendisitis
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. L
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Status kesehatan
Keluhan utama
Tn. E masuk BLUD Rumah Sakit Konawe pada tanggal 23 November 2019
dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pada tanggal 24 Oktober jam 10.00 WITA dilakukan
gelisah, klien tampak pusing, klien masih puasa dan klien nampak lemah.
Pernah dirawat
Kebiasaan
c. Merokok : Ya √ Tidak
f. Lain-lain : -
3. Riwayat Keluarga
a. Genogram
X X X X
X X ? ?
X X X X
43 40 39
Genogram 3 generasi
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
Keterangan :
tergantung total.
Oksigenasi : -
Sebelum sakit :
Saat sakit :
d. Pola kognitif-perseptual : -
g. Pola peran-hubungan
- Klien sehari-hari adalah ibu rumah tangga dan biasa membantu suaminya
i. Pola keyakinan-nilai
Theraphy :
Sebelum sakit :
Saat sakit : Klien berupaya agar menjaga pola makan dan obat agar cepat
b. Nutrisi /metabolik
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Distribusi rambut :
Lesi Ya √ Tidak
Turgor :
d. Sistem pernapasan:
Batuk : Ya √ Tidak
Sesak : Ya Tidak
e. Sistem kardiovaskuler :
Palpitasi Ya √ Tidak
Inspeksi : Tidak ada pembesaran jantung, Dada kiri dan kanan tampak
simetris
g. Sistem gastrointestinal :
Peristaltik : 20 x/mnt
Inspeksi : Andomen simteris kiri dan kanan, nampak ada luka insisi
appendiktomi
Perkusi : -
h. Sistem urinarius :
Nokturia Lain-lain
j. Sistem saraf :
Brudzinski I Brudzinski II
Reflex fisiologi Patela Trisep Bisep Achiles
Stransky Gonda
k. Sistem moskuloskeletal :
Kekakuan Ya √ Tidak
l. Sistem imun :
Keletihan/kelemahan Ya √ Tidak
m. Sistem endokrin :
Hiperglikemia Ya √ Tidak
Hipoglikemia Ya √ Tidak
7. Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 11,4 g/dl
- Hematokrit : 32,2 %
- Limposit : 0,98 %
- Nefrafil : 77,7%
- Monosit : 16,4 %
B. Klasifikasi Data
A. Analisa Data
DS : Resiko infeksi
- Klien mengatakan nyeri pada luka
operasinya di perut kanan bawah
- Klien mengatakan nyeri bagian operasinya
ketika bergerak
DO :
- P : Nyeri saat banyak bergerak
Q : Nyeri seperti disayat
R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 6 (sedang)
T : Nyeri hilang timbul
- Ekspresi wajah meringis
- Klien nampak lemah.
- Klien berbaring dengan posisi semi fowler
- TTV: TD : 110/70 mmHg Nadi: 98x/i
Suhu : 36,7OC RR : 28x/i
- Andomen simteris kiri dan kanan dan
nampak ada luka insisi appendiktomi
D.0142
- Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Hasil: Luka nampak agak kemerahan
- Membatasi jumlah pengunjung
Hasil : Pengunjung pasien sebanyak 2 orang dan bergantian
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Hasil : Perawat mencuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Hasil : Klien mengatakan akan meningkatkan asupan nutrisi
- Mengnjurkan meningkatkan asupan cairan
Hasil : Klien mengatakan akan banyak minum air
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Hasil : Klien mengerti dengan penjelasan perawat
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Hasil : Klien dan keluarga mengerti dengan penjelasan
perawat
DX.
Tanggal/
Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Jam
(Kode)
24/11/2019 D.0077 S:
- Klien mengatakan nyerinya bertambah ketika banyak
bergerak
- Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
O:
- P : Nyeri ketika banyak bergerak
Q : Nyeri seperti di sayat
R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul
- TD : 120/80 mmhg
N : 110 x/menit
S : 370C
P : 20 x/menit
- Klien nyaman dengan posisi semi fowler dan
menggunakan tekanik relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri
- Pemberian injeksi paracetamol 1 gram/IV/8 jam
A : - Keluhan nyeri : 2
- Meringis :2
- Gelisah :2
P : Intervensi dilanjutkan
S:
D.0142
- Klien mengatakan akan meningkatkan asupan nutrisi
- Klien mengatakan akan banyak minum air
O:
- Luka nampak agak kemerahan
- Pengunjung pasien sebanyak 2 orang dan bergantian
- Perawat mencuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi
- Klien mengerti dengan penjelasan perawat
- Klien dan keluarga mengerti dengan penjelasan perawat
A : - Nyeri :4
- Kemerahan :4
P : Intervensi dilanjutkan
25/11/2019 D.0077 S:
- Klien mengatakan nyerinya bertambah ketika banyak
bergerak
O:
- P : Nyeri ketika banyak bergerak
Q : Nyeri seperti di sayat
R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
- TD : 120/80 mmhg
N : 96 x/menit
S : 36,70C
P : 20 x/menit
- Klien nyaman dengan posisi semi fowler dan
menggunakan tekanik relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri
- pemberian injeksi paracetamol 1 gram/IV/8 jam
A : - Keluhan nyeri : 4
- Meringis :4
- Gelisah :4
P : Intervensi dipertahankan
D.0142
S:
- Klien mengatakan akan banyak minum air
- Klien mengatakan akan meningkatkan asupan nutrisi
O:
- Perawat mencuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi
- Pengunjung pasien sebanyak 2 orang dan bergantian
- Luka kemerahan nampak agak berkurang
- Membatasi jumlah pengunjung
A : - Nyeri :4
- Kemerahan :4
P : Intervensi dipertahankan