PENDAHULUAN
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009 dan Nursalam,
2013 ).
rumah sakit, karena pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan
lainnya. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat yang
Wahyuni, 2011).
1
dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai
Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta telah
dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan cara menciptakan suasana
2
volume yang tinggi. Manajer keperawatan yang dapat menunjang kinerja
juga tidak terlepas dari peran dan tugas perawat khususnya kepala ruangan
inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok,
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat “SR” di ruangan
1. Tujuan Umum.
4
2. Tujuan Khusus.
Tahun 2017.
kinerja perawat.
manajemen keperawatan.
5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Tahun 2017.
6
3 Hana, M Hubungan Deskriptif Bahwa tingkat Variabel
et all Kepemimpinan kepuasan penelitian yang
(2013) Kepala Ruang perawat: diambil oleh
menurut persepsi 13% sangat peneliti hanya
perawat terhadap puas, pengaruh gaya
motivasi kerja 23% cukup kepemimpinan
perawat pelaksana puas, demokratis
diRuang IRNA F 32% ragu-ragu terhadap kinerja
BLU RSUP puas/tidak, 23% perawat.
Manado cukup tidak
puas,
9% sangat tidak
Puas.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Nursalam, 2013).
8
2.1.2 Fungsi Manajemen.
tujuan tertentu.
9
2.2 Kinerja Perawat.
keperawatan.
10
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
kesehatan.
tim kesehatan yang terdiri dari Dokter, Fisioterapis, ahli gizi dan
11
keperawatan yang di perlukan termasuk diskusi atau tukar
selanjutnya.
keperawatan.
2. Kualitas kerja.
12
berhubungan dengan pekerjaan, mengembangkan solusi
3. Produktivitas.
penyelesaian masalah.
13
6. Kooperatif dan kerjasama.
kesalahan tersebut.
7. Keandalan/pertanggungjawaban.
dalam hal kinerja yang telah terjadi dan untuk beberapa hal mudah
14
diukur. Kelemahan dalam teknik ini yakni kinerja yang tidak dapat
prestasi kerja dimasa yang akan datang, yaitu penilaian diri (self
15
penilaian kinerja menurut Marquis dan Huston (2010) dapat
berupa:
yang ditentukan.
16
atau “Tidak”. Keuntungannya adalah digunakan pada jumlah
terhadap kinerja.
17
2.2.6 Dimensi prestasi kinerja.
keterampilan.
18
2.3 Kepemimpinan.
2.3.1 Definisi
kepemimpinan:
1) Teori tingkat 1 :
kepemimpinan.
19
2) Teori tingakat II :
muncul.
attainment).
1. Otoriter.
kebawahan.
20
f) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan.
syarat.
oleh pimpinan.
2. Demokratis.
kepada bawahan.
21
f) Prakarsa dapat datang dari bawahan.
bertindak.
saling menghargai.
bersama – sama.
organisasi.
pemimpin.
22
petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau
banyak pekerjaan.
lebih banyak.
3. Partisipatif
23
tujuan dengan cara lebih banyak menyerahkan pelaksanaan
bawahan.
bawahan.
bawahan.
kelompok.
perorangan.
24
1. Model Ohio State.
2. Kepemimpinan Situasional.
3. Managerial Grid.
25
2.2 Kerangka Teori
Faktor Psikologi.
- Persepsi.
- Peran.
- Sikap.
- Keperibadian.
- Motivasi.
- Kepuasan kerja.
Bagan 2.1
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Populasi.
b. Sampel.
27
n= N
keterangan :
1+ N (d2)
n : Besar Sample
= 44 N : Jumlah Sample
1+ 44 (0,1)2 d : tingkat kepercayaan (0,1)
= 44
1,44
= 31 Responden
28
3.6 Etika Penelitian.
3. Confidentiality ( Kerahasiaan).
penilaian yaitu : Selalu (4), Sering (3), Jarang (2), Tidak Pernah (1)
29
2. Kinerja perawat.
penilaian yaitu : Selalu (4), Sering (3), Jarang (2), Tidak Pernah (1)
1. Validitas.
(Hastono, 2006).
ada 14 pertanyaan yang valid dan diperoleh nilai r hitung 0,898 – 0,971
yang valid dan diperoleh r hitung 0,789 – 0,960 dengan r table 0,707.
2. Reliabilitas.
(Sugiono, 2007).
30
didapatkan r Alpha Cronbach yaitu 0,979, karena r hitung lebih besar
penelitian ini.
digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung diambil dari
1. Pengolahan Data.
yaitu :
mengunakan kode.
a. Gaya kepemimpinan.
- Selalu (4).
- Sering (3).
- Jarang (2).
31
Skoring :
- Selalu (4).
- Sering (3).
- Jarang (2).
Skoring :
lanjut.
3) Entri data.
4) Cleaning data.
32
2. Analisis Data.
1) Analisis univariat.
2) Analisis bivariat.
33
3.11 Jalanya Penelitian / Alur Penelitian.
Bagan 3.
Penelitian lanjutan
Pengelolaan data
Analisa data
Kesimpulan
34
3.13 Definisi Oprasional.
Tabel 3.1
Pengertian secara oprasional variabel penelitian yang akan diteliti
dapat di lihat pada tabel berikut ;
Variabel definisi oprasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
Gaya Sikap seorang Angket Kuesioner Ordinal
kepemimpinan Kepala ruang di 1. Demokratis
rumah sakit Islam apabila skor
Siti Khadijah jawaban
Palembang yang benar mean >
memberikan 44,29.
kesempatan
kepada stafnya untuk 2. Tidak
berperan aktif dalam demokratis
mencapai tujuan Apabila skor
yang telah jawaban
ditetapkan. benar mean <
44,29.
35
3.14 Hipotesis.
36
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kinerja perawat di Ruang Marwah dan
Muzdalifah Di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang
Tahun 2017
37
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui persentase tertinggi
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Demokratis di Ruang
Marwah dan Muzdalifah Rumah Sakit Siti Khadijah
Palembang Tahun 2017
38
4.2 Analisa Bivariat.
dan bila α > 0,05 menunjukan tidak ada hubungan antara variabel
2017.
Tabel 4.3
Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruangan
Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Marwah dan Muzdalifah
Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang
Tahun 2017
No Gaya Kinerja perawat Total P
kepemipinan Baik Kurang value
n % n % n %
1 Demokratis 12 50% 12 50% 24 100 0,026
39
Responden dengan kategori baik dan gaya kepemimpinan
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,026 berarti ada
4.3 Pembahasan.
40
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh murniati
41
– masing, pimpinan meminta kesetiaan dari bawahan secara
hasil uji Fisher’s Exact Test didapat p value 0,026 (< 0,05),
42
perawat di ruang Marwah dan Muzdalifah RSI Siti Khadijah
43
Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan yang bermakna
saling percayai.
responden.
44
BAB V
5.1 Kesimpulan.
(61,3%).
45
5.2 Saran.
terutama kepada kepala ruang dan calon kepala ruang, sehingga dari
46