SCAFFOLDING
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding
Abstract
The purpose of this study was to determine a better learning outcomes among stu-
dents who were given a written test to students who were given an oral test on the
subject of shallow foundation construction engineering program at the student level
building image X 5 SMK Negeri Semarang School Year 2008/2009. Independent
variables are in the form of written and oral tests, and the dependent variable is the
result of learning. The population in this study were all students Drawing Enginee-
ring Expertise Program Level X SMK Negeri Semarang School Year 5 2008/2009
consisting of 2 classes (70 students). The average difference of value of the learning
outcomes with matter shallow foundation construction of class X-1 and class TGB
TGB X-2 5 SMK Negeri Semarang is a data t = 3.023, while t (0.95) (68) = 2.00.
Because the data t> t (0.95) (68), it can be concluded that on the average value of the
experimental group I (given a written test) better than the experimental group II
(given the oral test). Distribution of the percentage difference in the value of learning
outcomes on both treatments was 8.50%. This value indicates the difference between
them is very low.
© 2012 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
ISSN 2252- 682X
Gedung E4 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: tekniksipil@yahoo.com
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)
2
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)
berbagai bidang ilmu. pilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
Agar hasil belajar dapat dicapai dengan dan penyesuaian diri.
maksimal, maka guru sebagai perencana pen- Slameto (2003) juga menjelaskan faktor in-
didikan perlu memperhatikan prinsip-prinsip ternal yang menentukan tercapainya hasil belajar,
belajar. Dalyono (1997) menjelaskan tentang yaitu meliputi faktor jasmani, faktor psikologis,
prinsip-prinsip belajar, yaitu sebagai berikut: (1) danfaktor kelelahan. Sedangkan faktor Eksternal
Kematangan Jasmani dan Rohani, kematangan yang menentukan hasil belajar meliputi keluarga,
jasmani yaitu telah sampai pada batas minimum sekolah, masyarakat dan lingkungan Sekitar.
umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat un- Yang dimaksud dengan tes hasil belajar
tuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan (achievement test) adalah tes yang dipergunakan
rohani artinya telah memiliki kemampuan seca- untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah di-
ra psikologis untuk melakukan kegiatan belajar; berikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau
(2) Memiliki Kesiapan, setiap orang yang hen- oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka
dak melakukan kegiatan belajar harus memiliki waktu tertentu (Purwanto, 2004).
kesiapan belajar yakni dengan kemampuan yang Tes tertulis diberikan kepada seorang atau
cukup, baik fisik, mental, maupun perlengka- sekelompok peserta didik pada waktu dan tempat
pan belajar; (3) Memahami tujuan, setiap orang yang sama untuk soal tertentu yang sama juga.
yang belajar harus memahami apa tujuannya, Dalam tes tertulis pertanyaan dan jawabannya
kemana arah tujuan itu, dan apa manfaat bagi disampaikan secara tertulis (Purwanto, 2004).
dirinya. Belajar tanpa memahami tujuan dapat Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang me-
menimbulkan kebingungan, hilang kegairahan, nuntut respon dari peserta didik dalam bentuk
tidak sistematis, atau asal ada saja; (4) Memiliki mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat
kesungguhan, belajar tanpa kesungguhan akan secara lisan. Peserta didik akan mengucapkan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan, se- jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan
lain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang pertanyaan ataupun perintah yang diberikan
dengan percuma, (5) Ulangan dan Latihan, se- (Purwanto, 2004).
suatu yang telah dipelajari perlu diulang kembali
agar meresap kedalam otak, sehingga dikuasai Metode
sepenuhnya dan sukar dilupakan.
Menurut Achmad Sugandi (2007) belajar Populasi dalam penelitian ini adalah se-
tuntas adalah proses belajar mengajar yang bertu- mua siswa Program Keahlian Teknik Gambar
juan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, ar- Bangunan Tingkat X SMK Negeri 5 Semarang
tinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Selain itu, Tahun Ajaran 2008/2009 yang terdiri dari 2 ke-
dipercayai bahwa siswa dapat mencapai pengu- las (70 siswa), karena jumlah subyek dalam pen-
asaan akan suatu materi bila standar kurikulum elitian ini kurang dari 100 maka memungkinkan
dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, peni- untuk semua populasi menjadi subyek penelitian.
laian mengukur dengan tepat kemajuan siswa da- Variabel bebas adalah variabel yang me-
lam suatu materi, dan pembelajaran berlangsung nyebabkan atau mempengaruhi perubahan varia-
sesuai dengan kurikulum. Dalam metoda belajar bel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian
tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar ini, yaitu Tes Tertulis (X1) dan Tes Lisan (X2).
selanjutnya bila ia belum menunjukkan kecaka- Variabel terikat adalah variabel yang di-
pan dalam materi sebelumnya. Adapun ciri-ciri pengaruhi atau berubah karena variabel bebas.
belajar tuntas adalah: (1) Pengajaran didasarkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini, yaitu
atas tujuan-tujuan yang telah ditentukan terlebih hasil belajar.
dahulu; (2) Memperhatikan perbedaan individu, Metode dokumentasi ini digunakan ��� un-
terutama dalam hal kemampuan dan kecepatan tuk mendapatkan data nilai rapot semester 1 dan
belajarnya; (3) Evaluasi dilakukan secara kon- jumlah siswa. Nilai rapot semester 1 digunakan
tinyu, agar guru maupun siswa dapat segera sebagai data awal yang digunakan untuk menen-
memperoleh balikan. tukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
Catharina (2004) menyatakan hasil belajar Metode ini digunakan untuk memperoleh
adalah perubahan aspek yang diperoleh pembela- data tentang hasil belajar pondasi dangkal. Ben-
jar setelah menjalani aktivitas belajar. Perubahan tuk tes yang dilakukan dalam penelitian ini ada-
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergan- lah tes dalam bentuk essay dan dalam bentuk tes
tung pada apa yang dipelajari. Perubahan yang lisan. Untuk kelas eksperimen I dan kelas ekspe-
terjadi tidak hanya penambahan ilmu pengeta- rimen II dilakukan setelah proses pembelajaran
huan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keteram- tentang pondasi dangkal selesai dilakukan.
3
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)
Materi yang diberikan untuk tes adalah sebagai kelas eksperimen II adalah berdistribusi
materi yang berkaitan dengan pokok bahasan normal.
Konstruksi Pondasi Dangkal yang diajarkan pada Hasil uji kesamaan dua varians nilai hasil
kelas X sesuai dengan GBBP. Adapun bentuk tes belajar siswa pokok bahasan konstruksi pondasi
yang digunakan adalah bentuk tes essay. dangkal kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah
Instrumen������������������������������
yang digunakan pada peneliti- Fdata = 1,4656 sedangkan F(0.025)(34:34) = 1,98. Kare-
an ini adalah seperangkat tes yang materinya dari na Fdata < F (0.025)(34:34) berarti tidak ada perbedaan
materi yang telah dibahas. (ada kesamaan) dua varians nilai hasil belajar po-
Instrumen yang telah disusun kemudian kok bahasan konstruksi pondasi dangkal antara
diujicobakan kepada kelompok atau kelas anggo- kelas X TGB-1 dan kelas X TGB-2.
ta populasi yang bukan sampel. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai hasil be-
lajar pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal
Hasil dan Pembahasan antara siswa kelas X TGB-1 dan kelas X TGB-2
SMK Negeri 5 Semarang adalah t data = 3,023. Se-
Hasil uji normalitas data pada keadaan dangkan t (0.95)(68) = 2,03693. Karena t data > t (0.95)(68)
awal yang berupa nilai rapot semester 1 siswa maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelom-
kelas X TGB-1 SMK Negeri 5 Semarang adalah pok eksperimen I lebih baik dari pada kelompok
X2 data = 1,6143 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena eksperimen II.
X2 data < X2 tabel, maka nilai rapot semester 1 siswa Uji prasyarat dalam pengujian hipotesis
kelas X TGB-1 sebagai kelompok eksperimen I menggunakan analisis regresi ganda meliputi uji
adalah berdistribusi normal. Dan hasil uji kenor- normalitas, dan uji kelinieran. Linieritas meny-
malan data keadaan awal yang berupa nilai rapot atakan bahwa setiap persamaan regresi linier, hu-
semester 1 siswa kelas X TGB-2 SMK Negeri 5 bungan antar variabel independen dan dependen
Semarang adalah X2 data = 6,8946 sedangkan X2 harus linier.
tabel
= 7,81. Karena X2 data < X2 tabel, maka nilai rapot Dari hasil penelitian diperoleh model reg-
semester 1 siswa kelas X TGB-2 sebagai kelom- resi linier untuk variabel tes tertulis (X1) dinyata-
pok eksperimen 2 adalah berdistribusi normal. kan dengan Y = -5.621 + 0.255 X1. Model terse-
Hasil uji kesamaan dua varians data but diuji kebermaknaan menggunakan uji t dan
keadaan awal yang berupa nilai rapot semester diperoleh t hitung sebesar 3.096 dan p value (pro-
1 kelas X antara kelompok eksperimen I dan ke- babilitas) sebesar 0.014. Pada taraf signifikansi
lompok eksperimen II adalah data Fdata = 1,1021. 5% dengan dk = 68, diperoleh t tabel 2,03693.
Sedangkan F(0,025)(34:34) = 1,98. Karena Fdata < F(0,025) Terlihat t hitung > t tabel dengan p value < 0.05
(34:34)
berarti tidak ada perbedaan (ada kesamaan) berarti hubungan antara tes tertulis dengan hasil
dua varians antara kelompok eksperimen I dan belajar bersifat linier, berarti terdapat pengaruh
kelompok eksperimen II. yang signifikan antara tes tertulis dengan hasil
Hasil uji kesamaan dua rata-rata data belajar.
keadaan awal yang berupa nilai rapot semester Untuk variabel tes lisan (X2) dinyatakan
1 siswa kelas X SMK Negeri 5 Semarang antara dengan Y = -5.621 + 0.272 X2. Model tersebut
kelompok eksperimen I dan kelompok eksperi- diuji kebermaknaan menggunakan uji t dan dipe-
men II adalah t hitung = 0,126 sedangkan t (0,95)(68) roleh t hitung sebesar 2.369 dan p value (proba-
= 2,03693. Karena t hitung < t (0,95)(68) maka dapat bilitas) sebesar 0.019. Pada taraf signifikansi 5%
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang dengan dk = 68 diperoleh t tabel 2,03693. Ter-
signifikan antara rata-rata nilai rapot semester 1 lihat t hitung > t tabel dengan p value < 0.05 be-
dari kelompok eksperimen I dan kelompok eks- rarti hubungan antara tes lisan dengan hasil bela-
perimen II. jar bersifat linier, berarti terdapat pengaruh yang
Hasil uji kenormalan nilai hasil belajar sis- signifikan antara tes lisan dengan hasil belajar.
wa pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal Gejala multikolinieritas adalah gejala yang
kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah X2 data menunjukkan korelasi yang signifikan antar va-
= 2,2271 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena X2 data riabel independen. Dari hasil penelitian dipero-
< X2 tabel, maka nilai hasil belajar siswa kelas X leh nilai korelasi antar variabel independen yaitu
sebagai kelas eksperimen I adalah berdistribusi tes tertulis dan tes lisan sebesar 0.354 Berdasar-
normal. Hasil uji kenormalan nilai hasil belajar kan analisis tersebut, terlihat bahwa nilai korelasi
siswa pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal antar variabel independent < 0.5, sehingga dapat
kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah X2 data disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multiko-
= 4,6652 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena X2 data linieritas.
< X2 tabel, maka nilai hasil belajar siswa kelas X Dari hasil penelitian diperoleh penyebaran
4
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)
5
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)