Anda di halaman 1dari 6

SCAFFOLDING 1 (1) (2012)

SCAFFOLDING
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA TES TERTULIS DENGAN TES LISAN


POKOK BAHASAN KONSTRUKSI PONDASI DANGKAL

Adhy Dwi Rohmawan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hasil belajar yang lebih
Diterima Januari 2012
Disetujui Februari 2012
baik antara siswa yang diberi tes tertulis dengan siswa yang diberi tes lisan
Dipublikasikan Agustus 2012 pada pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal pada siswa program
keahlian teknik gambar bangunan tingkat X SMK Negeri 5 Semarang Ta-
Keywords: hun Ajaran 2008/2009. Variabel bebas berupa tes tertulis dan tes lisan, dan
Written test
Oral test
variabel terikat yaitu hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah se-
Learning Outcomes luruh siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tingkat X SMK
Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009 yang terdiri dari 2 kelas (70
siswa). Perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pokok bahasan konstruksi
pondasi dangkal antara siswa kelas X TGB-1 dan kelas X TGB-2 SMK
Negeri 5 Semarang adalah t data = 3,023, Sedangkan t (0.95)(68) = 2,00. Karena
t data > t (0.95)(68), itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelompok eksperi-
men I (yang diberi tes tertulis) lebih baik dari pada kelompok eksperimen II
(yang diberi tes lisan). Sebaran persentase perbedaan nilai hasil belajar ked-
ua perlakuan tersebut adalah 8,50%. Nilai ini menunjukkan perbedaaannya
angat rendah.

Abstract
The purpose of this study was to determine a better learning outcomes among stu-
dents who were given a written test to students who were given an oral test on the
subject of shallow foundation construction engineering program at the student level
building image X 5 SMK Negeri Semarang School Year 2008/2009. Independent
variables are in the form of written and oral tests, and the dependent variable is the
result of learning. The population in this study were all students Drawing Enginee-
ring Expertise Program Level X SMK Negeri Semarang School Year 5 2008/2009
consisting of 2 classes (70 students). The average difference of value of the learning
outcomes with matter shallow foundation construction of class X-1 and class TGB
TGB X-2 5 SMK Negeri Semarang is a data t = 3.023, while t (0.95) (68) = 2.00.
Because the data t> t (0.95) (68), it can be concluded that on the average value of the
experimental group I (given a written test) better than the experimental group II
(given the oral test). Distribution of the percentage difference in the value of learning
outcomes on both treatments was 8.50%. This value indicates the difference between
them is very low.
© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
ISSN 2252- 682X
Gedung E4 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: tekniksipil@yahoo.com
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)

Pendahuluan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental,


panca indra, otak dan anggota tubuh yang lain-
Keberhasilan perubahan dan prestasi bela- nya serta dana, (Dalyono, 2007). Menurut Slavin
jar siswa akan diketahui melalui tes hasil belajar. dalam Catharina (2004) bahwa belajar merupa-
Melalui tes akan mengetahui adanya perbedaan kan perubahan individu yang disebabkan oleh
prestasi belajar antara siswa yang satu dengan pengalaman. Pengertian tentang belajar tersebut
yang lain dalam memahami suatu mata pelaja- diperkuat lagi oleh Gagne dan Berliner dalam
ran. Menurut Ngalim Purwanto (2004) tes hasil Catharina (2004) yang menyatakan bahwa bela-
belajar adalah tes yang dipergunakan untuk me- jar merupakan proses dimana suatu organisme
nilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan mengubah perilakunya karena hasil dari penga-
oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh laman. Jadi belajar berkaitan dengan perubahan
dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tingkah laku berdasarkan pengalaman. Sedang-
tertentu. kan menurut Slameto (2003), yang dimaksud be-
Berdasarkan pengamatan di SMK Negeri lajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
5 Semarang, juga informasi dari guru, dapat di seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
ketahui bahwa dalam hal tes hasil belajar guru tingkah laku yang baru secara keseluruhan, seba-
lebih banyak menggunakan tes tertulis dari pada gai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
tes lisan. Menurut Ngalim Purwanto (2004) tes dengan lingkungannya.
tertulis diberikan kepada seorang atau sekelom- Catharina (2004) menjelaskan tentang
pok peserta didik pada waktu dan tempat yang unsur-unsur belajar. Adapun unsur-unsur terse-
sama untuk soal tertentu yang sama juga. Dalam but meliputi: pembelajar, rangsangan, memori,
tes tertulis pertanyaan dan jawabannya disampai- dan tanggapan. Pembelajar dapat berupa peser-
kan secara tertulis. Dimana dalam pelaksanaan ta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan.
tes tertulis tidak memerlukan waktu yang lama Pembelajar memiliki organ penginderaan yang
dan mudah dalam penyusunannya. Akan teta- digunakan untuk menangkap rangsangan otak
pi tes tertulis mudah menimbulkan kecurangan yang digunakan untuk mentransformasikan hasil
dan kepalsuan jawaban, karena guru sulit meng- penginderaannya ke dalam memori yang komp-
gontrol apakah tes tersebut dikerjakan atas hasil leks, dan syaraf atau otot yang digunakan untuk
usaha siswa sendiri atau orang lain. Sedangkan menampilkan kinerja yang menunjukkan apa
tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut yang telah dipelajari. Rangsangan adalah peris-
respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa tiwa yang merangsang penginderaan pembelajar
lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan se-
dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertany- seorang terdapat banyak stimulus yang berada di
aan ataupun perintah yang diberikan (Purwanto, lingkungannya. Suara, sinar, warna, panas, din-
2004). Dalam pelaksanaan tes lisan memerlukan gin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus
waktu yang sangat lama sehingga tidak efisien. tertentu yang diminati. Memori berisi berbagai
Tes lisan mempunyai kelebihan dibandingkan kemampuan yang berupa pengetahuan, ketram-
dengan tes tertulis, karena dalam tes lisan guru pilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas
dapat langsung mengetahui seberapa besar mate- belajar sebelumnya. Tanggapan tindakan yang
ri yang diserap oleh siswa sesuai dengan kemam- dihasilkan dari aktualisasi memori disebut tang-
puan melalui gaya bahasa masing-masing dalam gapan. Pembelajaran yang sedang mengalami sti-
menyampaikan apa yang diketahui oleh siswa mulasi, maka memori yang ada di dalam dirinya
tersebut. Oleh karena itu tes lisan merupakan kemudian memberikan tanggapan terhadap sti-
cara untuk merangsang mental siswa dalam men- mulasi tersebut. Tanggapan dalam pembelajaran
gutarakan pendapatnya. diamati pada akhir proses belajar yang disebut
Peneliti menggambil SMK Negeri 5 Se- perubahan perilaku atau perubahan kinerja.
marang sebagai tempat penelitian karena peneliti Dalyono (2007) menjelaskan tentang tuju-
melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) an belajar yaitu sebagai berikut : (1) Belajar bertu-
di SMK Negeri 5 Semarang. Sedangkan siswa juan mengadakan perubahan di dalam diri antara
yang diambil adalah siswa program keahlian tek- lain tingkah laku; (2) Belajar bertujuan merubah
nik gambar bangunan kelas X, karena pada kelas kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik, (3) Be-
X materi yang diajarkan merupakan pokok baha- lajar bertujuan mengubah sikap, dari yang ne-
san pondasi dangkal. gafif menjadi positif, pesimis menjadi optimis,
Hakikat Belajar, belajar adalah usaha egois menjadi sosialis, dan sebagainya, (4) Den-
atau perbuatan yang dilakukan secara sungguh- gan belajar dapat merubah keterampilan; dan (5)
sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam

2
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)

berbagai bidang ilmu. pilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
Agar hasil belajar dapat dicapai dengan dan penyesuaian diri.
maksimal, maka guru sebagai perencana pen- Slameto (2003) juga menjelaskan faktor in-
didikan perlu memperhatikan prinsip-prinsip ternal yang menentukan tercapainya hasil belajar,
belajar. Dalyono (1997) menjelaskan tentang yaitu meliputi faktor jasmani, faktor psikologis,
prinsip-prinsip belajar, yaitu sebagai berikut: (1) danfaktor kelelahan. Sedangkan faktor Eksternal
Kematangan Jasmani dan Rohani, kematangan yang menentukan hasil belajar meliputi keluarga,
jasmani yaitu telah sampai pada batas minimum sekolah, masyarakat dan lingkungan Sekitar.
umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat un- Yang dimaksud dengan tes hasil belajar
tuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan (achievement test) adalah tes yang dipergunakan
rohani artinya telah memiliki kemampuan seca- untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah di-
ra psikologis untuk melakukan kegiatan belajar; berikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau
(2) Memiliki Kesiapan, setiap orang yang hen- oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka
dak melakukan kegiatan belajar harus memiliki waktu tertentu (Purwanto, 2004).
kesiapan belajar yakni dengan kemampuan yang Tes tertulis diberikan kepada seorang atau
cukup, baik fisik, mental, maupun perlengka- sekelompok peserta didik pada waktu dan tempat
pan belajar; (3) Memahami tujuan, setiap orang yang sama untuk soal tertentu yang sama juga.
yang belajar harus memahami apa tujuannya, Dalam tes tertulis pertanyaan dan jawabannya
kemana arah tujuan itu, dan apa manfaat bagi disampaikan secara tertulis (Purwanto, 2004).
dirinya. Belajar tanpa memahami tujuan dapat Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang me-
menimbulkan kebingungan, hilang kegairahan, nuntut respon dari peserta didik dalam bentuk
tidak sistematis, atau asal ada saja; (4) Memiliki mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat
kesungguhan, belajar tanpa kesungguhan akan secara lisan. Peserta didik akan mengucapkan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan, se- jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan
lain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang pertanyaan ataupun perintah yang diberikan
dengan percuma, (5) Ulangan dan Latihan, se- (Purwanto, 2004).
suatu yang telah dipelajari perlu diulang kembali
agar meresap kedalam otak, sehingga dikuasai Metode
sepenuhnya dan sukar dilupakan.
Menurut Achmad Sugandi (2007) belajar Populasi dalam penelitian ini adalah se-
tuntas adalah proses belajar mengajar yang bertu- mua siswa Program Keahlian Teknik Gambar
juan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, ar- Bangunan Tingkat X SMK Negeri 5 Semarang
tinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Selain itu, Tahun Ajaran 2008/2009 yang terdiri dari 2 ke-
dipercayai bahwa siswa dapat mencapai pengu- las (70 siswa), karena jumlah subyek dalam pen-
asaan akan suatu materi bila standar kurikulum elitian ini kurang dari 100 maka memungkinkan
dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, peni- untuk semua populasi menjadi subyek penelitian.
laian mengukur dengan tepat kemajuan siswa da- Variabel bebas adalah variabel yang me-
lam suatu materi, dan pembelajaran berlangsung nyebabkan atau mempengaruhi perubahan varia-
sesuai dengan kurikulum. Dalam metoda belajar bel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian
tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar ini, yaitu Tes Tertulis (X1) dan Tes Lisan (X2).
selanjutnya bila ia belum menunjukkan kecaka- Variabel terikat adalah variabel yang di-
pan dalam materi sebelumnya. Adapun ciri-ciri pengaruhi atau berubah karena variabel bebas.
belajar tuntas adalah: (1) Pengajaran didasarkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini, yaitu
atas tujuan-tujuan yang telah ditentukan terlebih hasil belajar.
dahulu; (2) Memperhatikan perbedaan individu, Metode dokumentasi ini digunakan ��� un-
terutama dalam hal kemampuan dan kecepatan tuk mendapatkan data nilai rapot semester 1 dan
belajarnya; (3) Evaluasi dilakukan secara kon- jumlah siswa. Nilai rapot semester 1 digunakan
tinyu, agar guru maupun siswa dapat segera sebagai data awal yang digunakan untuk menen-
memperoleh balikan. tukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
Catharina (2004) menyatakan hasil belajar Metode ini digunakan untuk memperoleh
adalah perubahan aspek yang diperoleh pembela- data tentang hasil belajar pondasi dangkal. Ben-
jar setelah menjalani aktivitas belajar. Perubahan tuk tes yang dilakukan dalam penelitian ini ada-
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergan- lah tes dalam bentuk essay dan dalam bentuk tes
tung pada apa yang dipelajari. Perubahan yang lisan. Untuk kelas eksperimen I dan kelas ekspe-
terjadi tidak hanya penambahan ilmu pengeta- rimen II dilakukan setelah proses pembelajaran
huan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keteram- tentang pondasi dangkal selesai dilakukan.

3
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)

Materi yang diberikan untuk tes adalah sebagai kelas eksperimen II adalah berdistribusi
materi yang berkaitan dengan pokok bahasan normal.
Konstruksi Pondasi Dangkal yang diajarkan pada Hasil uji kesamaan dua varians nilai hasil
kelas X sesuai dengan GBBP. Adapun bentuk tes belajar siswa pokok bahasan konstruksi pondasi
yang digunakan adalah bentuk tes essay. dangkal kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah
Instrumen������������������������������
yang digunakan pada peneliti- Fdata = 1,4656 sedangkan F(0.025)(34:34) = 1,98. Kare-
an ini adalah seperangkat tes yang materinya dari na Fdata < F (0.025)(34:34) berarti tidak ada perbedaan
materi yang telah dibahas. (ada kesamaan) dua varians nilai hasil belajar po-
Instrumen yang telah disusun kemudian kok bahasan konstruksi pondasi dangkal antara
diujicobakan kepada kelompok atau kelas anggo- kelas X TGB-1 dan kelas X TGB-2.
ta populasi yang bukan sampel. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai hasil be-
lajar pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal
Hasil dan Pembahasan antara siswa kelas X TGB-1 dan kelas X TGB-2
SMK Negeri 5 Semarang adalah t data = 3,023. Se-
Hasil uji normalitas data pada keadaan dangkan t (0.95)(68) = 2,03693. Karena t data > t (0.95)(68)
awal yang berupa nilai rapot semester 1 siswa maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelom-
kelas X TGB-1 SMK Negeri 5 Semarang adalah pok eksperimen I lebih baik dari pada kelompok
X2 data = 1,6143 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena eksperimen II.
X2 data < X2 tabel, maka nilai rapot semester 1 siswa Uji prasyarat dalam pengujian hipotesis
kelas X TGB-1 sebagai kelompok eksperimen I menggunakan analisis regresi ganda meliputi uji
adalah berdistribusi normal. Dan hasil uji kenor- normalitas, dan uji kelinieran. Linieritas meny-
malan data keadaan awal yang berupa nilai rapot atakan bahwa setiap persamaan regresi linier, hu-
semester 1 siswa kelas X TGB-2 SMK Negeri 5 bungan antar variabel independen dan dependen
Semarang adalah X2 data = 6,8946 sedangkan X2 harus linier.
tabel
= 7,81. Karena X2 data < X2 tabel, maka nilai rapot Dari hasil penelitian diperoleh model reg-
semester 1 siswa kelas X TGB-2 sebagai kelom- resi linier untuk variabel tes tertulis (X1) dinyata-
pok eksperimen 2 adalah berdistribusi normal. kan dengan Y = -5.621 + 0.255 X1. Model terse-
Hasil uji kesamaan dua varians data but diuji kebermaknaan menggunakan uji t dan
keadaan awal yang berupa nilai rapot semester diperoleh t hitung sebesar 3.096 dan p value (pro-
1 kelas X antara kelompok eksperimen I dan ke- babilitas) sebesar 0.014. Pada taraf signifikansi
lompok eksperimen II adalah data Fdata = 1,1021. 5% dengan dk = 68, diperoleh t tabel 2,03693.
Sedangkan F(0,025)(34:34) = 1,98. Karena Fdata < F(0,025) Terlihat t hitung > t tabel dengan p value < 0.05
(34:34)
berarti tidak ada perbedaan (ada kesamaan) berarti hubungan antara tes tertulis dengan hasil
dua varians antara kelompok eksperimen I dan belajar bersifat linier, berarti terdapat pengaruh
kelompok eksperimen II. yang signifikan antara tes tertulis dengan hasil
Hasil uji kesamaan dua rata-rata data belajar.
keadaan awal yang berupa nilai rapot semester Untuk variabel tes lisan (X2) dinyatakan
1 siswa kelas X SMK Negeri 5 Semarang antara dengan Y = -5.621 + 0.272 X2. Model tersebut
kelompok eksperimen I dan kelompok eksperi- diuji kebermaknaan menggunakan uji t dan dipe-
men II adalah t hitung = 0,126 sedangkan t (0,95)(68) roleh t hitung sebesar 2.369 dan p value (proba-
= 2,03693. Karena t hitung < t (0,95)(68) maka dapat bilitas) sebesar 0.019. Pada taraf signifikansi 5%
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang dengan dk = 68 diperoleh t tabel 2,03693. Ter-
signifikan antara rata-rata nilai rapot semester 1 lihat t hitung > t tabel dengan p value < 0.05 be-
dari kelompok eksperimen I dan kelompok eks- rarti hubungan antara tes lisan dengan hasil bela-
perimen II. jar bersifat linier, berarti terdapat pengaruh yang
Hasil uji kenormalan nilai hasil belajar sis- signifikan antara tes lisan dengan hasil belajar.
wa pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal Gejala multikolinieritas adalah gejala yang
kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah X2 data menunjukkan korelasi yang signifikan antar va-
= 2,2271 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena X2 data riabel independen. Dari hasil penelitian dipero-
< X2 tabel, maka nilai hasil belajar siswa kelas X leh nilai korelasi antar variabel independen yaitu
sebagai kelas eksperimen I adalah berdistribusi tes tertulis dan tes lisan sebesar 0.354 Berdasar-
normal. Hasil uji kenormalan nilai hasil belajar kan analisis tersebut, terlihat bahwa nilai korelasi
siswa pokok bahasan konstruksi pondasi dangkal antar variabel independent < 0.5, sehingga dapat
kelas X SMK Negeri 5 Semarang adalah X2 data disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multiko-
= 4,6652 sedangkan X2 tabel = 7,81. Karena X2 data linieritas.
< X2 tabel, maka nilai hasil belajar siswa kelas X Dari hasil penelitian diperoleh penyebaran

4
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)

residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat sangat rendah.


dilihat pada plot yang terpencar dan tidak mem- Secara umum tes tertulis lebih baik
bentuk pola tertentu���������������������������
. Dengan demikian dapat di- dari pada tes lisan. Menurut Ngalim Purwanto
simpulkan yang bisa diambil adalah bahwa tidak (2004), tes lisan memiliki beberapa kelemahan
terjadi gejala homokedastisitas. antara lain: (1) Jika hubungan antar pengetes dan
Hasil analisis persamaan regresi untuk tes yang dites kurang baik, dapat menggangu objek-
tertulis adalah nilai constan minus 5.621 untuk tifitas hasil tes; (2) Keadaan emosional peserta
koefisien tes tertulis sebesar 0.255 dan nilai koe- didik sangat dipengaruhi oleh kehadiran pribadi
fisien tes lisan sebesar 0.272. Dengan hasil terse- pendidik yang di hadapnya; (3) Sifat penggugup
but, persamaan regresi dirumuskan sebagai Y = pada yang dites dapat menggangu kelancaran ja-
-5.621 + 0.255 X1 + 0.272 X2 waban yang diberikan; (4) Membutuhkan waktu
Dari hasil penelitian dapat diketahui bah- yang lama sehingga tidak ekonomis; (5) dan Ke-
wa nilai koefisien korelasi kuadrat 0.085 yang be- bebasan peserta didik dalam menjawab pertany-
rarti besarnya perbedaan hasil belajar antara tes aan menjadi berkurang.
tertulis dengan tes lisan sebesar 8.50%.
Tes hasil belajar adalah tes yang dipergu- Simpulan
nakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang
telah diberikan oleh guru kepada murid-murid- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
nya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam bahasan penelitian ini, dapat disampaikan ke-
jangka waktu tertentu. Melalui tes hasil belajar simpulan bahwa pada tes tertulis menghasilkan
akan mengetahui adanya perbedaan prestasi be- nilai rata-rata lebih baik dibandingkan dengan
lajar antara siswa yang satu dengan yang lain da- menggunakan tes lisan setelah mendapatkan
lam memahami suatu mata pelajaran. Terdapat perlakuan yang sama dalam pemberian mate-
bermacam-macam bentuk tes hasil belajar salah ri pembelajaran pada siswa Program Keahlian
satunya adalah tes tertulis dan tes lisan. Dalam Teknik Gambar Bangunan tingkat X SMK Ne-
hal ini hasil belajar manakah yang mendapatkan geri 5 Semarang tahun ajaran 2008/2009. Hasil
nilai rata-rata lebih tinggi dan seberapa besar per- nilai rata-rata dengan tes tertulis sebesar 64.62.
bedaan hasil belajar antara siswa yang diberi tes Sedangkan dengan tes lisan hasil nilai rata-rata
tertulis dengan tes lisan. sebesar 57.24. Perbedaan hasil belajar pokok
Adapun tujuan dilakukannya tes tertulis bahasan konstruksi pondasi dangkal pada siswa
dan tes lisan adalah untuk mengetahui hasil be- Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
lajar manakan yang lebih baik dan untuk men- tingkat X SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran
getahui seberapa besar perbedaan hasil belajar 2008/2009 dengan menggunakan tes tertulis dan
antara siswa yang diberi tes tertulis dengan siswa tes lisan sebesar 8.50%. Berdasarkan hasil peneli-
yang diberi tes lisan. Sehingga dapat memberi- tian menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar
kan manfaat bagi peneliti yang merupakan calon antara tes tertulis dengan tes lisan dalam kategori
guru mengenai ts hasil belajar dan memberikan sangat rendah.
masukan dalam memilih tes yang tepat bagi pen- Peneliti menyarankan sebaiknya dalam
gembangan dan pengunaan tes hasil belajar. proses pembelajaran guru memberikan tes ter-
Berdasarkan hasil uji kesamaan rata-rata tulis dilengkapi dengan tes lisan, karena tes ter-
dan keadaan awal yang berupa nilai rapot se- tulis dan tes lisan sama-sama mempunyai ke-
mester 1 dapat diketahui bahwa kedua kelom- baikan dan kelemahan, sehingga dapat terlihat
pok tidak mempunyai perbedaan rata-rata nilai seberapa besar hasil belajar siswa yang diberi tes
rapot semester 1 yang signifikan, sehingga dapat tertulis dengan tes lisan. Penelitian ini merupa-
dikatakan bahwa kedua kelompok mempunyai kan penelitian populasi yang terbatas pada siswa
keadaan awal yang sama. Setelah menjalani pro- Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
ses belajar dengan metode yang sama, kelompok tingkat X SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran
eksperimen I diberi tes tertulis dan kelompok eks- 2008/2009, sehingga hasil penelitian hanya da-
perimen II diberi tes lisan, kelompok eksperimen pat digeneralisasikan di SMK tersebut dan tidak
I mempunyai rata-rata nilai hasil belajar yang menutup kemungkinan terjadinya perbedaan ha-
lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata-rata sil apabila dilakukan dengan populasi yang lebih
nilai hasil belajar dari kelompok eksperimen II. besar.
Besarnya perbedaan hasil belajarnya adalah 8.50
%. Berdasarkan kriteria perbedaan hasil belajar Daftar Pustaka
menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar an-
tara tes tertulis dengan tes lisan dalam kategori Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendeka-

5
Adhy Dwi Rohmawan / Scaffolding 1 (1) (2012)

tan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Suharsimi, A. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Santosa, P.B. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan
Jakarta : Bumi Aksara Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta: Andi Offset
Catharina, T.A. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Poerwadarminto. 1993. Kamus Umum Bahasa Indone-
UPT MKK Unnes sia. Jakarta. Balai Pustaka
Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rine- Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempen-
ka Cipta garuhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Handayani, S. 2005. Evaluasi PTK Soegihardjo. 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Jakarta:
Munandar, Utami, S.C. 1992. Pengembangan Bakat dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kreativitas Anak Sekolah: Penuntun bagi Guru dan Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Sema-
Orang tua. Jakarta: Grasindo rang: UPT MKK Unnes
Munandar, Utami, S.C. 2002. Kreativitas dan Keber- Sudino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes Suatu Pengan-
bakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan tar Kepada Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta:
Bakat. Jakarta: Grasindo P2LPTK
Mungin, E.W., dkk. 2008. Panduan Penulisan Karya Il- Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
miah. Semarang: UPT MKK Unnes Sugandi, A 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT
Nandi, K., dkk. 1994. Konstruksi Batu. Bandung: An- MKK Unnes
gkasa Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Band-
Purwanto, N. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi ung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai