Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi yang
baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir adalah jagalah
bayi agar tetap kering dan hangat. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibunya sesegera mungkin.
Tujuan penanganan langsung pada BBC adalah mengetahui derajat
vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat
vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial
dan kompleks untuk berlangsungnya kehidupan bayi.

B. Penatalaksanaan Awal pada BBL Normal yang bersifat Spontan


1. Membersihkan jalan napas
Bersihkan jalan napas dengan cara mengusap mukanya dengan
kain atau kasa yang bersih dari darah atau lendir segera setelah kepala bayi
lahir. Apabila bayi baru lahir segera dapat bernafas spontan atau segera
menangis, jangan lakukan pengisapan secara rutin pada jalan napasnya.
Bila bayi tidak bernapas atau tidak menangis dalam waktu 30 detik segera
bersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi telentang ditempat kering dan hangat
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk.
c. Bersihkan hidung rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya segera
menangis.
2. Penilaian Bayi Waktu Lahir
Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAN, yang dinilai adalah frekuensi nadi usaha nafas
tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap rangsangan.
Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian tersebut
diketahui apakah bayi normal (nilai APGAN 7-10), Asfiksia sedang ringan
(nilai APGAN 4-6), bila nilai APGAN dalam 2 menit tidak mencapai 7
maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala
neurologik lanjutan dikemudian hari lebih besar.
NILAI APGAN

2 1 0

Seluruh tubuh Badan merah, Appearance / warna


Pucat
kemerahan ekstrimitas biru kulit

Pulsa Rate /
¿ 100 ¿ 100 Tidak ada
frekuensi nadi

Sedikit gerakan Grimace / Reaksi


Batuk / bersin Tidak ada
mimik rangsangan

Ekstremitas dalam
Gerakan aktif Tidak ada Activity / tonus otot
sedikit fleksi

Respiration /
Baik Lemah / tidak teratur Tidak ada
pernafasan

3. Perawatan tali pusat


Pemotongan dan pengikatan tali pusat mengakibatkan pemisahan
fisik terakhir antara ibu dan bayi.
 Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan
3 cm dari pangkal pusat bayi.
Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri.
 Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung
tangan bila sudah kotor, potong tali pusat dengan pisau atau gunting
yang steril atau DTT.
 Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
4. Jagalah Bayi Agar tetap hangat
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak
segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas ( hipotermi )
beresiko tinggi untuk jatuh sakit dan meninggal.
Mencegah kehilangan panas :
- Keringkan bayi secara seksama
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Tutup bagian kepala bayi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusuri bayinya
- Jangan segera menimbang bayi sebelum bayi menggunakan pakaian
- Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir
- Tempatkan bayi dilingkungannya
5. Perawatan Mata
Berikan tetes mata atau salep mata antibiotik dalam 2 jam pertama
post partum sebelum meninggalkan ibu dan bayi. Obat mata Eritromisin
0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan
pada jam pertama setelah persalinan, yang lazim dipakai adalah larutan
perak nitrat atau prosporing langsung diteteskan pada mata bayi segera
setelah bayi lahir.
6. Memberi Vitamin
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
bayi baru lahir lakukan hal-hal sebagai berikut :
- Semua BBL dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg /
hari selama 3 hari, vitamin K oral secara umum ditoleransi baik tetapi
mungkin menyebabkan mual, sakit kepala atau flushing pada gagae
hati, fungsi akan terus terdepresi.
- Bayi beresiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1
mg / hari pada bayi dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, pemberian
vitamin K harus dengan kewaspadaan karena menyebabkan resiko
pernikterus, yaitu keadaan dengan gejala kelainan syaraf yag berat,
berkaitan dengan kadar Bilinibia darah yang tinggi.
7. Memberi identitas pada Bayi Baru Lahir
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap berada
di tempatnya sampai bayi dipulangkan.
Alat yang digunakan untuk identitas hendaknya kebal air, dengan
tepi yang halus dan tidak mudah sobek dan juga tidak mudah lepas, pada
alat abu gelang identifikasi harus tercantum :
a. Nama (bayi dan ibunya)
b. Tanggal lahir
c. Nomor bayi
d. Jenis kelamin
e. Unit
C. Pemeriksaan fisik bayi
Yang perlu diperhatikan pada BBL adalah :
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
2. Keaktifan
Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang simetris
pada waktu bangun
3. Kepala
- Bentuk simetris / tidak, terdapat pembengkakan / tidak
- Ukuran lingkar kepala:
a) Circum ferentia suboccipito Bregmatika (lingkar kepala: 32cm)
b) Circum ferentia fronto occipitalis (lingkar sedang kepala : 34 cm)
c) Circum ferentia mento occipitalis (lingkar besar kepala : 35 cm)
4. Telinga
Periksa dengan letak mata dan telinga
5. Muka / wajah
Bayi tanpa ekspresi, simetris / tidak
6. Hidung dan mulut
Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai pada saat
menyusu.
7. Leher
- Leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.
- Leher berselaput dengan abnormalitis kromoson.
8. Dada
- Kontur abdomen normalnya adalah bulat dan menonjol yang oleh
abdominal yang lemah.
- Tali pusat normalya tampak putih dan seperti gelatin pada jam
pertama, dengan dua arteri dan satu vena.
9. Genitalia
- Labia mayor menutupi labia minor dan klitoris (perempuan),
- Terdapat umbai hymen,
- Scrotum dan kedua testis turun kedalam scrotum (laki-laki).
10. Punggung dan bokong
- Spina normalnya rata dan bulat,
- Terdapat lubang anus yang terbuka.
11. Ekstremitas
- Fleksi dengan baik, refleks menggenggam ada,
- Ekstremitas bagian bawah normal pendek, bengkok dan fleksi dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Stright, Barbara R. Panduan Belajar Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Alih
bahasa Maria A. EGC: Jakarta. 2009
Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Sp. Reproduksi wanita. Jakarta. 2008
Prof. Sastraminata, Sulaiman. Obstetri Fisiologi. Elemen: Bandung. 2007
Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba Sp. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan : Jakarta. 2008

Anda mungkin juga menyukai