Sumber Air Potensial
Sumber Air Potensial
UNTUK PERTANIAN
DI SUSUN
OLEH :
Irham Maulana
1205101050031
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara alami kebutuhan air untuk tanaman dapat dipenuhi dari air hujan. Namun dalam
kenyataannya di beberapa tempat dan dalam waktu-waktu tertentu jumlah air hujan tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Sedangkan infrastruktur, sarana
prasarana irigasi masih merupakan permasalahan mendasar sektor pertanian. Kondisi ini
menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal yang selanjutnya dapat mengganggu
tingkat produktivitasnya.
Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Ratusan ribu hektare tanaman
pangan, terutama padi di Aceh terancam. Luas lahan padi yang potensial gagal panen terus
bertambah seiring dengan musim kemarau yang berubah pola. Perubahan iklim, para ahli
mengaitkannya dengan gejala pemanasan global menyebabkan musim hujan dan kemarau di
Indonesia bergeser. Musim kemarau yang biasanya terjadi pada periode April sampai Oktober,
tahun ini baru dimulai pada Juli. Demikian juga dengan musim hujan yang bergeser dari
November sampai Maret ke Februari hingga Juni. Total luas tanaman padi yang kekeringan
selama Januari-Juli 2007 mencapai 268.518 hektare.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mengetahui Sumber Air Potensial Untuk
Pertanian. Selain itu untuk mengetahui dan mencari solusi dalam mengatasi permasalahan
kekurangan air bagi pertanian lahan kering pada musim kemarau terutama daerah dengan curah
hujan kecil dengan berbagai sistem irigasi.
1.3. Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas yaitu :
- Sumber Air Potensial Untuk Pertanian?
- Seberapa penting ketersediaan air bagi kehidupan khususnya sektor pertanian?
- Keadaan Indonesia saat ini, permasalahan daerah dengan curah hujan kecil, pertanian lahan
kering di musim kemarau dan dampak perubahan iklim, bagaimana solusinya?
- Beberapa sistem pengairan (irigasi), yang mampu menjadi solusi saat ini?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam
pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di
darat. Sedangkan pengertian sumberdaya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air,
sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak
termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya. (Sunaryo,2004).
Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70 persen
permukaannya dan berjumlah kira-kira 1.4 ribu juta kilometer kubik. Namun hanya sebagian
kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003 persen.
Sebagian besar air, kira-kira 97 persen, ada dalam samudera, laut, dan kadar garamnya terlalu
tinggi.
Menurut Sunaryo (2004) berbagai persoalan tentang sumberdaya air yang berkaitan
dengan kuantitas dan kualitasnya menyadarkan semua pihak bahwa persoalan air perlu dilakukan
dengan tindakan yang tepat sehingga menghasilkan solusi yang optimal. Diperlukan pengelolaan
sumberdaya air terpadu, menyeluruh dan berwawasan lingkungan agar sumberdaya air dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan
pengendalian daya rusak air. Adapun visi dan misi pengelolaan sumberdaya air adalah
mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat dan konservasi
sumberdaya air yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Salah satu tujuan pengelolaan
sumberdaya air adalah mendukung pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan
dengan mewujudkan keberlanjutan sumberdaya air (Sunaryo, 2004).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian
1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
2. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
3. Air tanah dangkal/sedang/dalam adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah pada kedalaman : dangkal 1-30 meter, sedang 31-60 meter dan dalam >
60 meter.
4. Air Tanah Bebas (unconfined) adalah air dari aquifer dimana lapisan kedap air hanya berada
pada dasar akuifer dan permukaan akuifer bebas dari lapisan kedap air.
5. Air Tanah Tertekan (confined) merupakan air dari akuifer yang sepenuhnya jenuh dengan bagian
atas dan bawah dibatasi oleh lapisan kedap air.
6. Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan yang diperlukan untuk mengatur dan menyalurkan
air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, penyaluran dan pembagian.
7. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang usaha
pertanian.
8. Bendung kecil/dam parit adalah bangunan penahan air di sungai/kali yang tingginya di bawah 15
m, untuk menaikkan tinggi muka air dan juga dapat dilengkapi saluran untuk mengalihkan air
kelebihan yang dapat ditampung dalam bak penampung atau bangunan tampung air (reservoir).
9. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau buatan yang terdapat di atas ataupun di
bawah permukaan tanah.
10. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran kelebihan air yang sudah
tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Edward, Saleh dan Budi Indra Setiawan. 2001. Distribusi dan Profil Kelembaban Tanah pada sistem
Irigasi Kensi pada tanaman sayuran di Daerah Kering. Jurnal ilmu-ilmu pertanian Indonesia
vol.3 no.2. 2001. Hal. 94-98. PRIDA Indonesia. 2006. Atasi Kekeringan Dengan Sistem Irigasi
Kendi. http://www.pidra-indonesia.org/index2.php? [diakses pada tanggal 21 Mei2014].
Salman, Darajat. 2003. Artikel pada halaman utama Sinar Harapan : Embung, Irigasi Kendi, dan Dam
Parit. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Aceh Timur.
http://www.sinarharapan.co.id/index.html [diakses pada tanggal 21 Mei 2014].
Sunaryo, D.Suharjito dan M Sirait. 2004. Model Pengelolaan Kawasan Permukiman Berkelanjutan
Di. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor World Agroforestry Centre (ICRAF)
Southeast Asia Regional Office.
Wiyono, Joko. 2006. Musim Kemarau Datang, Sistem Irigasi Mikro di Lahan Kering Jadi Pilihan.
Tabloid Sinar Tani, Penulis dari BBP Mektan: Serpong.