Anda di halaman 1dari 4

Kenali Penyakit Anemia dan Gejala – gejala Penyakit Anemia

Kenali Penyakit Anemia dan Gejala – gejala Penyakit Anemia- Darah merupakan
alat transportasi di dalam tubuh. Darah mempunyai beberapa komponen penyusun sehingga
dapat berfungsi secara normal. Komponen darah secara garis besar terbagi menjadi dua :

A. Komponen padat berupa : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit).
B. Komponen cair : plasma darah yang terdiri dari protein – protein plasma.

Anemia merupakan penyakit kelainan pada sel darah merah ( SDM ) yang sangat
sering terjadi baik di klinik mau pun di lapangan. Anemia adalah keadaan dimana massa sel
darah merah atau hemoglobin yang beredar di dalam tubuh tidak mampu mencukupi
fungsinya untuk menyediakan oksigen ke dalam jaringan tubuh.

1. Namun secara labolatorik anemia merupakan penurunan kadar sel darah merah,
hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit ) per 100 ml darah.2
2. Sel darah merah merupakan wadah dari hemoglobin yang berfungsi sebagai satu
– satunya sel pembawa oksigen ( O2 ) dari paru – paru ke seluruh tubuh dan
membuang karbondioksida ( CO2 ) dari seluruh tubuh ke paru – paru, sehingga
ketika terjadi kurangan dari kadar normalnya maka akan mengakibatkan semua
organ tubuh menjadi tidak stabil dan menimbulkan gejala klinis.
Pada anemia tingkat keparahan gejala klinisnya akan tergantung dari beberapa hal,
antara lain 2 :

1. Kecepatan timbulnya anemia


2. Usia individu.
3. Mekanisme kompensasi yang timbul dari anemia.
4. Tingkat aktivitasnya.
5. Keadaan penyakit yang mendasarinya.
6. Beratnya anemia.

Pada ada tubuh manusia kehilangan darah secara mendadak sebanyak 30 % atau
lebih seperti pada perdarahan hebat akan mengakibatkan gejala klinis yang perlu diperhatikan
seperti hipovolemia, hipoksia, kegelisahan, diaforesis ( kringat dingin ), takikardi ( denyut
jantung kuat ), nafas pendek, hingga dapat menimbulkan kolapsnya sirkulasi atau syok.

Namun hal ini akan berbeda ketika berkurangnya massa sel darah merah dengan
kurun waktu beberapa bulan ( bahkan hingga penurunan 50 % ) tubuh akan memungkinkan
untuk mengkompensasinya sehingga pasien tidak menimbulkan gejala kecuali pada pekerja
berat.

Beberapa kompensasi yang di timbulkan tubuh ketika terjadi anemia yaitu :


1. Peningkatan curah jantung dan pernafsan sehingga kebutuhan kadar oksigen
dalam organ terpenuhi.
2. Meningkatkan pelepasan kadar oksigen olek hemoglobin dari dalam sel darah
merah.
3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela – sela jaringan.
4. Meningkatkan distribusi aliran darah ke organ – organ vital. 3
Kriteria kadar hemoglobin pada penyakit anemia Menurut WHO tahun 1968, yaitu.1 :
1. Laki – laki dewasa hemoglobin < 13 g/dl
2. Perempuan dewasa ( tidak hamil ) hemoglobin < 12 g/dl
3. Perempuan dewasa hamil hemoglobin < 11 g/dl
4. Anak 6 bulan – 6 tahun hemoglobin < 11 g/dl
5. Anak 6 tahun – 14 tahun hemoglobin < 11 g/dl
Kriteria klinik pada penyakit anemia
1. Kadar hemoglobin < 10 g/dl
2. Ht < 30 %
3. Sel darah merah < 2,8 juta / mm3
Derajat pada penyakit anemia
1. Ringan sekali hemoglobin 10 g/dl
2. Ringan hemoglobin 8 g/dl - 9,9 g/dl
3. Sedang hemoglobin 6 g/dl - 7,9 g/dl
4. Berat hemoglobin < 6 g/dl

Gejala Penyakit Anemia

Pucat, merupakan gejala utama bagi seluruh jenis anemia, hal ini disebabkan karena
berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan terjadinya vasokontriksi
pembuluh darah untuk memaksimalkan penyediaan oksigen kepada organ vital, yaitu : otak ,
paru – paru, dan jantung. Untuk menilai kepucatan warna kulit bukan merupakan tinjauan
utama karena kulit bisa terpengaruhi dengan pigmen kulit, suhu dan bantalan kapiler. Namun
penilaian utama bisa di nilai pada bantalan kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut,
serta konjungtiva mata.
Takikardi dan bising jantung, merupakan suara yang disebabkan oleh peningkatan
kerja jantung dengan beban kerja yang berat sebagai kompensasi jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen di organ vital.
C. Angina ( nyeri dada ), gejala ini khususnya pada orang tua dengan stenosis koroner,
dan gejala ini disebabkan karena iskemik miokardium.
D. Pada anemia berat dapat terjadi gagal jantung kongestif karena otot jantung yang tidak
dapat menahan beban kerja jantung yang meningkat.
E. Dispnea ( kesulitan bernafas ), nafas pendek dan cepat lelah yang merupakan gejala
dari kekurangan oksigen pada tubuh.
F. Sakit kepala, pusing, sinitus ( telinga berdengung ) merupakan cerminan dari gejala
kekurangan oksigen pada sistem saraf pusat.
G. Pada anemia berat juga d pat terjadi gejala – gejala pada saluran cerna seperti :
anoreksia, mual, muntah, diare, stomatitis ( nyeri pada lidah dan mukosa mulut ), dll.

Jenis - Jenis Anemia Berdasarkan Morfologi Sel Darah Merahnya


secara garis besar, dilihat dari morfologi bentuk sel darah merahnya di bagi menjadi 3
bentuk :
1. Anemia Hipokrom Mikrositer ( MCV < 80 fl, MCH < 27 pg ), yaitu sel darah
merah yang berbentuk kecil dan berwarna tidak begitu merah segar. diantaranya
yaitu : anemia defisiensi besi, thalasemia, anemia sebab penyakit kronik, anemia
sideroblas.
2. Anemia Normokrom Normositer ( MCV 80 - 95 fl, MCH 27 - 34 pg ), yaitu
anemia dengan sel darah merah berbentuk normal cakram bikonkaf dan warna
normal merah segar. diantaranya yaitu : anemia pasca pendarahan akut, anemia
aplastik / hipoplastik, anemia pada leukemia akut, dll.
3. Anemia Makrositer ( MCV > 80 fl ), yaitu anemia dengan sel darah merah yang
berbentuk lebih besar dari pada normalnya. anemia jenia ini di bagi menjadi 2
bagian yaitu : 1. megaloblastik ( seperti : anemia defisiensi asam volat dan anemia
defisiensi vitamin B12 ). 2. non-megaloblas ( seperti : anemia karena penyakit
hati, anemia pada penyakit hipertiroid, dan anemia pada sindrom mieloblastik ).

Anda mungkin juga menyukai