Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN

IBU G2P1A0 HAMIL ATERM 40 MINGGU


DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD BANJARBARU

Pembimbing : Ferlyana Puji Astuti, Am. Keb

Disusun oleh :

SARTHIKA
NIM : 032401SO10122

AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA


YAYASAN KORPRI KABUPATEN BANJAR
2012
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir Fisiologis sebagai salah satu tugas praktek lapangan bagi peserta didik
Akademi Kebidanan Martapura Yayasan Korpri Kabupaten Banjar.

Banjarbaru, Maret 2012


Pembimbing,

Ferlyana Puji Astuti, Am. Keb


LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
IBU G2P1A0 HAMIL ATERM 40 MINGGU
DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD BANJARBARU

Diterima dan disetujui untuk pembuatan Asuhan Kebidanan Bayi baru Lahir:
Nama : By. Ny.
No. RMK
Alamat :
Demikian surat ijin pengambilan kasus ini dibuat, agar dapat disusun menjadi
Asuhan Kebidanan.

Banjarbaru, Maret 2012


Mengetahui,
Pembimbing Praktik
Klinik Lapangan

Rahmita Dwi, AMK


LAPORAN TINDAKAN OPERATIF
IBU G2P1AO HAMIL ATERM 40 MINGGU
DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DIRUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD BANJARBARU

A. PRA OPERATIF
1. Identitas
Hari/ tanggal : Jum’at, 16 Maret 2012
Jam : 11.20 Wita
Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Jelawat No. 89 Ratu Elok Sungai Besar
Banjarbaru
No. RM : 15.92.14
Hari/ tanggal Masuk : Kamis, 15 Maret 2012
Riwayat Kehamilan : G2P1AO
HPHT : 13 Juni 2011
TP : 20 Maret 2012

2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis.
Keadaan Psikologis : Wajah pasien tampak cemas dan gelisah, pasien
mengatakan takut akan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Pasien berharap operasi lancar dan ibu
serta bayi selamat.
3. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,80C

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kateter : Pasien terpasang kateter dengan volume urine
200cc
b. Infus : Pasien terpasang infusRL 20 tetes/ menit

5. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Pada abdomen terdapat linea nigra dan striae
gravidarum, terlihat adanya sikatrik, besar perut
sesuai umur kehamilan.
Palpasi : Abdomen teraba tegang, tinggi fundus uteri 3 jari
bawah prx(prosesus xyphoideus) pada usia
kehamilan 40 minggu, TFU (30 cm), bagian
sebelah kanan ibu teraba keras, memanjang dan
ada tahanan (punggung kanan), dan disebelah kiri
ibu teraba bagianterkecil janin seperti tangan dan
kaki, presentasi kepala (5/5), His 2x dalam 10
menit lamanya 15 detik.
Auskultasi : DJJ 144 x/menit
Perkusi : Tidak dilakukan

6. Pemeriksaan Labolatorium tanggal 15 maret 2012


Hemoglobin : 10,4 gr/dl
Leukosit : 7.650 mm3
Trombosit : 240.000 mm3
Hematokrit : 30 %
CT (waktu pembekuan) : 3 “40”
BT (waktu perdarahan) : 1 “15”
Golongan darah : -O-
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu G2P1AO hamil aterm 40 minggu dengan indikasi Ketuban Pecah Dini.
Ibu mengeluh keluar air – air dari vagina dan mules dari perut yang
menjalar sampai kepinggang sejak tanggal 15 maret 2012 pukul 06.00 Wita.
TFU : 30 cm
TBJ : 2.905 gr
Presentasi : Kepala (preskep)
HIS : 2x10 “15”
DJJ : 144 x/menit
VT : 1 cm
Selaput Ketuban : (-) utuh

8. Persiapan Operasi
Diagnosa : Ibu G2P1AO hamil aterm 40 minggu, janin hidup
tunggal intra uterin presentasi kepala dengan
indikasi Ketuban Pecah Dini.
Informed Consent : Ibu beserta suami dan keluarga telah menyetujui
akan dilakukan sectio caesarea pada tanggal 16
Maret 2012.

9. Persiapan Pasien
a. Menerangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, jika pasien
tidak sadar terangkan kepada keluarga.
b. Memastikan persetujuan tindakan medis dengan melihat kembali apakah
lembar persetujuan operasi telah di tanda tangani oleh pasien maupun
keluarga.
c. Membangun hubungan baik dengan pasien dan bantu agar siap secara
mental dengan cara memberi motivasi kepada ibu bahwa operasi akan
berjalan dengan baik.
d. Puasa 6-8 jam sebelum operasi.
e. Menyiapkan calon pendonor darah yang sesuai dengan golongan darah
ibu, jika diperlukan.
f. Cukur/ clisma daerah yang akan diinsisi.
g. Melepas aksesoris/ imitasi, seperti :
- Cincin, gelang, kalung
- Gigi palsu
h. Menghapus make up dan lipstick.
i. Mengukur tanda – tanda vital.
j. Memasang kateter untuk memantau pengeluaran urine dan pasang infus.
k. Memakai baju operasi.

10. Persiapan Tempat dan Alat


a. Persiapan Tempat
1) Meja operasi/ tempat tidur operasi
2) Meja/ troli untuk menempatkan instrument
3) Standar infuse
4) Monitor
5) Suction
6) Oksigen
7) Penerangan
8) Plester
9) Bak sampah dan bak pakaian kotor

b. Persiapan Peralatan Steril


1) Klem arteri kecil : 5 buah
2) Klem sedang : 5 buah
3) Mikulic : 5 buah
4) Klem oval/ penster klem : 5 buah
5) Duk klem : 5 buah
6) Needle holder : 2 buah
7) Gunting : 3 buah
8) Pinset anatomis : 2 buah
9) Pinset cirurgis : 2 buah
10) Kepala suction : 1 buah
11) Langen back : 1 buah
12) Scalpel : 2 buah
13) Bisturi : 1 buah

c. Alat Tambahan
1) Mangkuk besar : 1 buah
2) Mangkuk kecil : 1 buah
3) Jarum : 16 buah
4) Kepala suction dan selang suction : 1 buah
5) Big Has : 1 buah
6) Vacum : 1 buah
7) Benang : 1 buah
8) Sarung tangan/ handscoon : 4 pasang
9) Kasa steril : Secukupnya
10) Betadine : Secukupnya
11) Alcohol : Secukupnya
12) Cairan NaCl : Secukupnya

d. Alat Tenun Steril


1) Duk steril : 3 buah
2) Jubah/ jas operasi : 4 buah

11. Persiapan Penolong


a. Memakai masker dan tulisan penolong
b. Memakai clemek
c. Memakai alas kaki tertutup/ sepatu boot
d. Memakai kacamata
e. Mencuci tangan
f. Memakai jas/ jubah operasi

12. Pelaksana Operasi


a. Operator : dr.SpOG
b. Asisten dan instrument : Asisten I, II dan instrument III
c. Anestesi : dr. SpAn
d. Jenis anestesi : Spinal

B. INTRA OPERATIF
1. Pukul 11.30 Wita
Pasien dibawa keruangan operasi mayor IIdengan menggunakan branchart,
kemudian dipindahkan kemeja operasi dengan kesadaran compos mentis,
tangan kiri terpasang infus RL 20 t/menit dan terpasang DC urine dengan
volume 200 cc. Dengan tekanan darah 120/90 mmHg.
2. Pukul 11.35 Wita
Pasien disiapkan untuk dilakukan tindakan anestesi dengan tubuh ibu miring
kekiri dan kepala ibu menunduk menyentuh dagu, kaki ditekukkan (dibantu
mahasiswa). Bagian yang dianestasi didisenfeksi dengan betadine (iodine
providence) 10% dan alcohol 70%, kemudian yang akan dianestesi ditutup
duk steril. Setelah itu dokter anestesi melakukan tindakan anestesi yang
diberikan secara spinal dengan obat buvicaine spinal 5mg di vertebrata
lumbalis 3 – 5. Setelah anestesi dilakukan bekas anestesi ditutup dengan
kasa steril lalu diplester, kemudian pasien melakukan posisi celuler
diatasmeja operasi dibantu mahasiswa dengan memberikan tindakan fiksasi
daerah lengan tangan kiri dan kanan, pasien dipasangkan O2(oksigen) 6L
dan dipasang alat monitor.
3. Pukul 11.48 Wita
Operator, asisten dan instrument memasang alat pelindung diri seperti
masker, topi, kacamata, dan sepatu boot, kemudian mencuci tangan dengan
antiseptic hybrid scrub dengan teknik steril lalu dibilas dengan alcohol 70%.
Setelah itu operator asisten dan instrument memakai jas operasi steril dan
handscoon steril.
4. Pukul 11.52 Wita
Asisten operator mendisenfeksi bagian tubuh yang akan dioperasi
(abdomen/ perut) menggunakan betadine 10 % (iodine providence) dan
alcohol 70%.
5. Pukul 11.54 Wita
Seluruh bagian tubuh ditutup menggunakan duk steril kecuali kepala dan
daerah perut (bagian yang akan dioperasi), untuk membentuk batas tegas
operasi (drapping).
6. Pukul 11.57 Wita
Operator melakukan insisi dmulai dari bagian paling luar yaitu kulit, kutis,
subcutis, fasia, otot jaringan yang menutupi uterus, sambil asisten mendeep
perdarahan yang terjadi kemudian dilanjutkan dengan menginsisi bagian
uterus dari lapisan perimetrium, myometrium, dan endometrium.
7. Pukul 12.05 Wita
Operator mengeluarkan kepala bayi menggunakan vakum, setelah kepala
bayi keluar vakum dilepas kemudian operator memegang kepala bayi secara
biparetal kemudian operator mengeluarkan bahu depan dengan cara menarik
kebawah lalu mengeluarkan bahu belakang dengan cara menarik ke atas.
Setelah itu operator mengeluarkan bagian abdomen dan ekstermitas bagian
bawah bayi sambil menyedot cairan dengan suction.
8. Pukul 12.10 Wita
Setelah bayi lahir asisten langsung melakukan tindakan pemotongan tali
pusat dengan terlebih dahulu mengklem (menjepit) kedua belah sisi tali
pusat, kemudian memotong bagian tengah kedua sisi yang dklem.Bayi
dibawa keruang resusitasi oleh perawat dari perinatology.
10.Pukul 12.13 Wita
Operator mengeluarkan plasenta dengan menarik perlahan sambil asisten
menyedot cairan dalam uterus menggunakan suction, kemudian dilanjutkan
pemberian oksitosin 10 IU (1 ampul).
11.Pukul 12.15 Wita
Uterus dibersihkan menggunakan big has dan kemudian di deep dengan
kasa steril lalu diberikan betadine pada daerah yang diinsisi, setelah itu
operator menjahit luka operasi bagian uterus dari endometrium,
myometrium sampai perimetrium. Setelah penjahitan dibagian uterus selesai
operator melakukan tubektomi dengan cara pameroy yaitu mengikat dan
memotong tuba. Kemudian setelah tubektomi dilakukan, bagian dalam perut
dibersihkan menggunakan cairan NaCl sambil cairan disedot menggunakan
suction.Setelah bagian dalam dipastikan bersih, operator melanjutkan
penjahitan dibagian abdomen mulai dari peritoneum, otot, fasia, subkutis,
kutis.Kemudian luka dibersihkan dengan kasa steril lalu diberi betadine dan
luka jahitan ditutup menggunakan kasa steril lalu diplester.
12.Pukul 12.30 Wita
Oksigen dan monitor dilepas, pasien dibersihkan dan diberi pakaian
(dipasangkan kain, gurita, dan pembalut) lalu pasien dipindahkan ke
branchart dan diselimuti (dibantu mahasiswa). Peralatan (instrument) dicuci
lalu ruangan dibersihkan.
13.Pukul 12.40 Wita
Operator, asisten dan instrument melepas handscoon serta baju operasi,
kemudian mencuci tangan.Pasien dipindahkan dari ruang operasi menuju
ruang pemulihan.

C. POST OPERATIF
Pasien dipindahkan keruang pemulihan pada pukul 12.40 Wita, kesadaran
compos mentis dengan tanda – tanda vital, Tekanan darah:110/80 mmHg,
Nadi: 90x/menit, Respirasi: 26x/menit, dan Suhu: 36,50C.
1. Memberikan Konseling/ Informasi pada Ibu dan keluarga :
a. Memberitahukan kepada keluarga agar menyelimuti ibu karena setelah
operasi ibu biasanya akanmerasa kedinginan dan nyeri pada bagian bekas
luka karena efek dari anestesi.
b. Ibu harus tirah baring, yaitu berbaring telentang menggunakan bantal
selama 1x24 jam.
c. Pada 6 jam pertama ibu diharapkan sudah bisa menggerakkan ekstermitas
bawah seperti memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, serta
menekuk dan menggeser kaki, untuk mencegah penyumbatan pembuluh
darah.
d. Setelah 6 – 10 jam, ibu diharapkan bisa miring kekiri dan kekanan, dan
ibu diperbolehkan minum sedikit – sedikit lalu makan bubur saring bila
sudah dapat miring kekiri dan kekanan.
e. Setelah 24 jam ibu diharapkan sudah dapat belajar duduk, berdiri lalu
berjalan.

2. Identitas Bayi
a. Tanggal : 16 Maret 2012
b. Jam lahir : 09.48 Wita
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Berat badan : 2.750 gr
e. Panjang badan : 49 cm
f. Lingkar kepala : 34 cm
g. Lingkar dada : 30 cm
h. Cacat : (-) negative
i. Anus : (+) positif
j. Apgar skor : 8, 9, 10
Bayi dibawa keruang perinatology oleh perawat dari perinatology.

Anda mungkin juga menyukai