Anda di halaman 1dari 24

1. 1. Pemerintah dapat di artikan 1.

Sistem menjalankan wewenang dan


kekuasaan mengatur kehidupan sosial,ekonomi,suatu negara atau bagian
bagiannya 2. Sekelompok orang yang secara bersama samamemikul
tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan 3. Penguasa suatu
negara (bagian negara)
2. 2. Pemerintahan dapat di artikan: 1. proses,cara,pembuatan pemerintah 2.
Segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejah
teraan masyarakat dan kepentingan negara
3. 3. Sistem pemerintahan yang di terapkan di Negara-negara ada dua,yaitu : 1.
Sistem pemrintahan parlementer 2. Sistem pemerintahan presidental
4. 4.  Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar
lembaga Negara yang secara formal memberikan peran utama kepada
parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan pemrintahan negara.
5. 5.  Adalah sistem/keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar
lembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara,dimana presiden
memainkan peran kunci dalam pengolahan kekuasaan eksekutif.
6. 6. Secara garis besar,Pemerintahan yang bersih dapat di jelaskan sebagai
kondisi pemerintahan yang para pelaku yang terlibat di dalammnya menjaga
diri dari perbuatan korupsi,kolusi dan nepotisme
7. 7.  Pada dasarnya indonesia mempunyai 3 PENYAKIT yang sangat sulit
untuk di sembuhan,tidak seperti sakit panas,flu atau lain,namun 3 penyakit
di Negara kita bersumber dari satu penyakit besar yang sudah hampir
mendarah daging dalam semua sistem,yang bernama KORUPSI. Utamanya
korupsi ini mejal;an dalam 3 locus yaitu…….
8. 8. Korupsi dalam ranah politik,korupsi dalam ranah hukum, dan korupsi
dalam ranah birokrasi LANTAS,BAGAIMANA NUNTUK MEMBANGUN
PEMERINTAHAN YANGBERSIH? Cara paling mudah adalah mengobati
asal sumber penyakit terjadinnya pemerintahan yang buruk tersebut
9. 9. Korupsi politik membutuhkan waktu lama untuk merubahnya,karena hal
ini hanya bisa dilakukan dengan menyederhanakan partai politik dan
membangun sistem merit politik yang memadai.Kewenangan presiden
terpilih untuk melakukan perubahan dalam sistem politik tidaklah berdiri
sendiri,tetapi di pengaruhi pula konfigurasi politik di DPR.
10.10. Penyelenggaran pemerintahan yang bersih dan berwibawa dapat
dilakukan jika suplemasi hukum sebagai tongkat utama di tegakkan sebagai
pedoman dalam menjalankan amanat dan kehendak rakyat yang berlangsung
secara konstitusional. Selain itu pemerintah juga harus menciptakan nilai
nilai baru (value creating) dalam rangka meningkakan pelayanan kepada
masyarakat
11.11. Secara umum penerapan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dapat
terwujut apa bila ungsur ungsur utamanya terpenuhi yaitu: 1. Akuntability 2.
Transparansi 3. Openess 4. Rule of law
12.12. Dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sangat
tergantung pada: 1. Pelaku Pelaku pemerintah (kualitas sumber daya
manusia dan aparaturnya) 2. Kelembagaan yang di pergunakan untuk
pelaku-pelaku pemerintah untuk mengaktualisasikan kinerjannya.
13.13. Perimbangan kekuasaan yang mencerminkan seberapa jauh sistem
pemerintah itu harus di berlakukan 4. Kepemimpinan dalam birokrasi politik
3.
14. Latar Belakang membuat makalah Pemerintah yang bersih dan berwibawa
Latar Belakang 1. Untuh memenuhi tugas mata kuliah PKN 2. Maraknya
oknum pemerintah yang tidak jujur dan terbuka sehingga pemerintah yang
bersih dan berwibawa mulai pudar dari bangsa ini, membuat kami tertarik
untuk membahasnya.
15. 3. Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme Pasal 1 Ayat 2 Penyelenggara Negara yang bersih
adalah Penyelenggara Negara yang menaati asas2 umum penyelenggaraan
negara dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
perbuatan tercela lainnya Pengertian Secara Umum: Pemerintah yang bersih
dan berwibawa adalah pemerintah yang selalu memberlakukan dan
menunjang nilai-nilai demokrasi serta bebas dari praktik KKN.
16. 4. Prinsip – prinsip penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan
berwibawa 1.Partisipasi (Participation) Semua warga negara berhak terlibat
dalam keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang
sah untuk mewakili kepentingan mereka. 2. Penegakan Hukum (Rule of
Law) 3. Tranparasi (Transparency) 4. Responsif (Responsivene ss)
Penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintah yang profesional dan
harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Transparansi
adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus tanggap terhadap
persoalan-persoalan masyarakat secara umum.
17. 5. Sambungan... 5. Orientasi kesepakatan atau Konsensus 6. Keadilan dan
Kesetaraan 7. Efektivitas dan Efisiensi 8. Akuntabilitas Asas konsensus
adalah bahwa setiap keputusan apapun harus dilakukan melalui proses
musyawarah Asas kesetaraan dan keadilan adalah kesamaan dalam
perlakuan dan pelayanan publik. pemerintah harus berdaya guna dan
berhasil guna Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik
terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi
kepentingan mereka. 9. Visi Strategis Visi strategis adalah pandangan-
pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
18. 6. PENINJAUAN PRAKTEK Undang - Undang Republik Indonesia No
28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Bab VI Pasal 8 (1) Peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung
jawab masyarakat untuk ikut mewujudkan Penyelenggara Negara yang
bersih. (2) Hubungan antara Penyelenggara Negara dan masyarakat
dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas2 umum penyelenggaraan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. Pasal 9 (1) Peran serta
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diwujudkan dalam bentuk
: a. hak mencari. memperoleh. dan memberikan informasi tentang
penyelenggaraan negara; b. hak untuk memperoleh pelayanan yang sama
dan adil dari Penyelenggara Negara; c. hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan Penyelenggara
Negara; dan d. hak memperoleh perlindungan hukum
19. 7. Kesimpulan Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang baik
dalam ukuran proses maupun hasilnya. Dan untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa harus adanya peran masyarakat.
Tanpa adanya peran masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa mungkin akan sulit untuk terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Selain itu pula untuk terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan berwibawa, para pelaku hukum harus berani menindak tegas
para pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di mata masyarakat, keberadaan
negara hanya bisa dirasakan jika pelayanan publik tersedia dengan baik dan
memadai serta semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Pada tahap
selanjutnya masyarakat juga merasa adanya jaminan keamanan karena tegaknya
law and order serta adanya kebebasan individual yang dijamin dalam batas-batas
konstitusi. Tujuantujuan bernegara, sebagaimana setiap kali dikumandangkan oleh
para wakil rakyat, caprescawapres, dan calon kepala daerah menjelang pemilu,
hanyalah akan menjadi isapan jempol belaka jika tidak diikuti dengan komitmen
yang tinggi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih. Bahkan bagi sebagian
masyarakat yang memahami betapa rumit dan buruknya sistem pemerintahan kita,
janji para pemimpin tersebut rasanya sulit untuk diwujudkan. Sedangkan
Demokrasi itu sendiri merupakan suatu sistem kehidupan bermasyarakat yang
dapat menjamin warga masyarakat menuju kesejahteraan. Sejalan dengan realita
tersebut, banyak bangsa-bangsa termasuk bangsa Indonesia tengah melakukan
transformasi menuju masyarakat yang demokratis. Demokrasi semata-mata bukan
merupakan hal yang mudah dan sederhana, melainkan suatu proses yang rumit.
Realita menyatakan proses transformasi menuju masyarakat yang demokratis
cenderung gagal, hal ini disebabkan bangsa tersebut tidak memiliki culture dan
stuktur social politik yang demokrasi. Kiranya, instrumen yang baik untuk
membangun culture dan struktur demokrasi yakni dengan di adakannya
pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan karena hanya dengan
pendidikan mampu mengembangkan culture demokrasi yang mencakup
kebebasaan, persamaan, toleransi dan lain-lain.
 4. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari pemerintahan yang bersih? 2. Apa
definisi dan konsep demokrasi? 3. Bagaimana sejarah dan perkembangan
demokrasi? 4. Apa sajakah macam-macam dari demokrasi? 5. Bagaimana
penerapan demokrasi di Indonesia?
 5. BAB II PENCIPTAAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG BERSIH &
DEMOKRASI JIKA DILIHAT DARI PANDANGAN UMUM A.
PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN DEMOKRATIS DI LIHAT DARI
SEGI UMUM Secara sederhana, pemerintahan yang bersih dapat dijelaskan
sebagai kondisi pemerintahan yang terlibat didalamnya menjaga diri dari perbuatan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Agar pemerintahan bebas dari rongrongan
KKN, maka para pejabat pemerintah dan politisi. Baik di eksekutif, birokrasi,
maupun badan legislatif, pusat maupun daerah, hendaknya mengindahkan nilai-
nilai moralitas. 1. Sistem Demokrasi dalam Pemerintahan Untuk mewujudkan
pemrintahan yang bersih dan demokratis maka diperlukan sebuah sistem yang akan
melaksanakan tujuan tersebut. Sehingga apa yang menjadi citacita dari sistem
tersebut dapat terlaksana dengan baik. Diantara sekian banyak yang dipakai oleh
negara-negara yang ada didunia adalah: a.Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem
ini yang sangat jelas adalah adanya fusi kekuasan antara eksekutuf fan legislatif.
Dalam sistem Parlementer, antara fungsi eksekutif dan fungsi legislatif terdapat
hubungan yang menyatu dan tak terpisahkan. Eksekutif adalah apa yang sering kita
sebut sebagai pemerintahan. Kepala eksekutif dalam sistem parlementer adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara berada ditangan ratu sebagai simbol
kepeminpinan negara. Kepala negeralah yang mengangkat kepala pemerintahan
yang merupakan ketua partai mayoritas di parlemen.
 6. b.Sistem Presidensial Dalam sistem ini tidak jauh berbeda dengan sistem
parlementer, hanya perbedaan yang bersifat pelaksanaan saja yang terlihat beda.
Prinsip pokoknya adalah adanya pemisahan kekuasan antara eksekutif dan
legislatif. Pemisahan ini selain dinyatakan secara ekplisit didalam konstitusi, juga
diperkuat dengan sistem pemilihan yang berbeda antara pemilihan presiden dan
kongres (legislatif). Prinsip pemisahan antara eksekutif dan legislatif merupakan
upaya untuk membuktikan bahwa sesungguhnya eksekutif dapat dikendalikan oleh
badan diluar pemerintah. Prinsip ini sangat pundamental sifatnya, karena selama
berabad-abad manusia lebih banyak menggunakan kudeta atau penggulingan
kekuasaan untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif. Cara kuno ini selalu diikuti
dengan bentuk-bentuk kekerasan berdarah dan korban nyawa manusia. Dengan
ditemukannya sistem presidensial, eksekutif relatif dapat dikendalikan oleh rakyat
tanpa harus digulingkan dan cukup diganti secara periodik melaui pemilihan secara
regular. c.Kekuasaan Eksekutif Terbatas Kebutuhan untuk membatasi kekuasaan
eksekutif, dengan demikian, bukan sekedar kebutuhan moral, Namun lebih
merupakan kebutuhan struktural. Artinya, struktur politik tidak akan berfungsi jika
tidak menyertakan bentuk kekuasaan eksekutif yang terbatas. Demikian membatasi
kekuasaan eksekutif merupakan salah agenda penting dan mendasar bagi proses
demokrasi. Ketentuan konstitusional tentang kekuasan eksekutif yang terbatas
diperlukan untuk menutup kemungkinan tumbuhnya rezim otoritarianisme yang
cendrung refresif. Jadi dengan adanya pembasan kekuasan eksekutif ini akan
menimbulkan hal-hal yang positif bagi perkembangan pemerintahan. Yang pada
akhirnya akan menghasilkan pemerintah yang memiliki integritas tinggi yang akan
menghasilkan out put kemakmuran bagi rakyat.
 7. d.Pemberdayaan Badan Legislatif Badan Legislatif pada rezim otoriter pada
umumnya lebih banyak memainkan peran sebagai tukang stempel saja. Badan
legislatif semacam ini sangat jarang melakukan kritik terhadap eksekutif. Dalam
era demokrasi, Badan legislatif dituntut untuk melakukan pemberdayaan dirinya
selaku perwakilan badan perwakilan rakyat demokratis. Badan legislatif pusat,
khususnya, merupakan badan politik yang dipilih rakyat dan tidak terlibat dalam
pelaksanaan pemerintah sehari-hari. Pemberdayaan badan legislatif pada dasarnya
merupakan salah satu pilar utama dari upaya membatasai kekuasaan eksekutif. 2.
SISITEM PEMILIHAN Sistem pemilihan adalah cara untuk menentukan siapa
politisi atau partai yang memenuhi syarat untuk menduduki jabatan di badan
legislatif atau eksekutif. Di negara-negara demokrasi, pemilihan yang teratur
merupakan cara damai dalam menggantikan pemerintahan. Dengan Demikian,
pemilihan menghindari penggunaan kekerasan berdarah dalam menggantikan
pemerintahan berkuasa yang sudah tidak lagi dikehendaki rakyat. Maka dengan
adanya sistem yang seperti itu akan terhindar dari prilaku-prilaku yang akan
menyebabkan anarkis. Ada beberapa jenis pemilihan yang dikembangkan di negara
demokrasai. A .Sistem Proporsional Sistem pemilihan yang membuka peluang bagi
banyak partai untuk duduk didalam pemerintahan. Dalam sistem proporsional ini,
setiap partai bersaing untuk mendapatkan sebanyak mungkin suara pemilihan
dalam setiap daerah pemilihan. B. Sistem Distrik Sistem pemilihan di mana setiap
daerah pemilihan disebut distrik. Dalam distrik hanya terdapat satu kursi untuk
diperebutkan. Distri adalah bagian dari sebuah negara bagian atau propinsi. Jumlah
distrik dalam negara bagian atau propinsi tergantung pada banyak sedikitnya
jumlah penduduk.
 8. C.Sistem Multi-Distrik Dalam sistem ini, setiap distrik terdiri dari lebih satu
kursi yang diperebutkan. Dengan menambah banyak kursi yang diperebutkan, ada
lebih dari satu partai yang dapat mendapatkan kursi di distrik yang bersangkutan.
3. SISTEM KEPARTAIAN Sistem kepartaian memainkan peran dalam
pengembangan sistem politik yang demoratis. Walaupun demikian, hal ini tidak
berarti bahwa sistem partai tertentu lebih demokratis dari pada sistem partai lain.
1.Sistem Dua-Partai Sistem dua-partai juga memudahkan partai pemenang pemilu.
Sebab, segera setelah sebuah partai memenangkan pemilihan, dengan sendirinya
program partai pemenang pemilu dapat diterapkan secara langsung menjadi
program pemerintah. Pendukung sistem dua-partai keberatan dengan sistem mutli-
partai, karena partai-partai yang menang masih harus menyatukan atau
mengkompromikan program dan kebijakan partai yang seringkali berlainan.
2.Sistem Multi-partai Dalam sistem ini, partai yang berkuasa bisa lebih dari satu
partai, dua partai, atau bisa pula lebih dari dua partai politik. Sistem multi-partai
sering dianggap sebagai sumber instabilitas politik karena kabinet sulit
menjalankan agenda pemerintahan yang terdiri dari banyak partai politik.
3.Fragmentasi Partai Sifat tak terhindarkan dari sistem multi-partai telah membuat
kondisi ini dibenarkan sebagai akibat dari tahapan awal transisi menuju demokrasi.
Para pengamat partai menyebutkan bahwa kondisi tidak menentu semacam ini
dikarenakan partai-partai politik belum sepenuhnya terlembaga. Dalam kondisi
belum terlembaga, sudah tentu prilaku partai menjadi sulit diprediksi.
 9. 4.Budaya Koalisi Dengan adanya banyak partai, mustahil sebuah partai
mampu membentuk pemerintahan. Jalan termudah bagi partai untuk berkuasa
adalah dengan membentuk koalisi dengan partai. Persoalannya adalah bahwa
koalisi-koalisi yang dibentuk pada awal pemerintahan demokrasi pada umumnya
didasari oleh pertimbangan pragmatis yang sangat kuat. Landasan berpijak untuk
membentuk koalisi ini membuat partai-partai politik anggota koalisi mengabaikan
prinsip demokrasi. Mereka tidak peduli dengan kualitas demokrasi pemerintahan
baru, karena motivasi partai masuk ke dalam koalisi adalah mendapatkan jabatan
dan kekuasaan di kabinet. 5.Budaya Oposisi Peran partai oposisi sesungguhnya
sangat besar. Bila seluruh partai terlibat ke dalam pemerintahan dan tidak ada
partai oposisi di DPR-bila partai berkuasa terlibat dalam tindakan KKN-bisa
dipastikan mereka akan saling membela dan melindungi. Tanpa ada partai oposisi
yang secara tegas menyatakan diri sebagai oposisi. DPR dengan sendirinya akan
lumpuh karena tidak akan bersedia melakukan kritik terhadap partai yang
berkuasa. 4. PERANAN ORGANISASI NON-PARTAI Secara organisasiaonal,
mereka lebih ramping dan ditopang oleh tenaga profesional. Kelebihan ini
membuat organisasi non-partai mampu bekerja lebih efektif dalam melakukan
pengawasan terhadap pejabat dan kebijakan yang dihasilkannya. Protes dan
demonstrasi yang dilancarkan oraganisasi kemahasiswaan sedikit banyak ikut
memberikan sumbangan dalam menumbuhkan publik yang kritis terhadap
pemerintah. 5. MEDIA MASSA Adanya pilihan berita ini penting sebagai bagian
dari proses pendidikan politik yang membantu menciptakan kondisi bagi
masyarakat untuk belajar menemukan alternatif lain. Pola berfikir seperti ini
penting, karena dengan sistem pengawasan media yang sangat ketat telah
menciptakan rasa takut bagi masyarakat
 10. untuk menciptakan alternatif pemikiran. Akibat dari dominasi berita oleh
pemerintah ini adalah terciptanya masyarakat yang takut mengajukan pendapat.
Sebagai sarana komunikasi timbale balik antara masyarakat dan pemerintah, media
massa sangat diperlukan kedua pihak ketika saluran-saluran resmi di DPR
seringkali tidak berfungsi dengan sempurna. Politisi di DPR/DPRD seringkali
tidak dapat secara maksimal memainkan peran mereka dalam menyalurkan
kepentinagn masyarakat luas. 6. ANTI KORUPSI Fenomena korupsi muncul
dalam dua bentuk, yaitu state capture dan korupsi administrasif. State capture
adalah aksi-aksi ilegal oleh perusahan ataupun individu untuk mempengaruhi
penyusunan hukum, kebijakan, dan peraturan demi keuntungan mereka sendiri.
Korupsi administrasif adalah pemberlakuan secara sengaja untuk mendistorsi
hukum, kebijakan, dan peraturan yang ada demi keuntungan pribadi. 7.
KEPASTIAN HUKUM Ketidakpastian hukum di negara transisi merupakan faktor
penghambat utama dari uapaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan
demokratis. Para penegak hukum yang mudah tergoda oleh insentif materi dalam
jumlah melimpah menyebabkan mereka tidak peka terhadap tuntutan keadilan
yang sangat sering diserukan publik. Para hakim, jaksa, pengacara, dan polisi
seringkali bekerjasama dengan politisi dan pengusaha untuk membuat proses
pengadilan terhadap tersangka tindak korupsi tidak berjalan lancar. Prilaku anti-
hukum para penegak hukum sendiri dan kelemahan kontrol terhadap lembaga
yudikatif menyebabkan para penegak hukum leluasa berdiri diatas hukum. Mereka
memperlakukan ketentuan-ketentuan hukum sesuai dengan kepentiangan mereka
sendiri maupun kelompoknya. Dengan kata lain, keadilan seringkali dikorbankan
demi kepntingan jangka pendek mereka.
 11. 8. OTONOMI DAERAH Visi kebijakan otonomi daerah dirumuskan dalam
tiga ruang lingkup utama, yakni politik, ekonomi, dan social budaya. Dalam bidang
politik, otonomi daerah dimaksudkan sebagai proses lahirnya kader-kader
pemimpin daerah yang dipilih secara demokratis dapat berlangsungnya
penyelenggaraan pemerintahan yang respontif terhadap aspirasi masyarakat
banyak; dan adanya trasparansi kebijakan dan adanya kemampuan memelihara
mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggungjawaban
publik.
 12. B. PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN DEMOKRATIS DI LIHAT
DARI KEDUANNYA 1. PENCIPTAAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG
BERSIH Di mata masyarakat, keberadaan negara hanya bisa dirasakan jika
pelayanan publik tersedia dengan baik dan memadai serta semakin meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Pada tahap selanjutnya masyarakat juga merasa adanya
jaminan keamanan karena tegaknya law and order serta adanya kebebasan
individual yang dijamin dalam batas-batas konstitusi. Tujuan-tujuan bernegara,
sebagaimana setiap kali di kumandangkan oleh para wakil rakyat, capres-cawapres,
dan calon kepala daerah menjelang pemilu, hanyalah akan menjadi isapan jempol
belaka jika tidak diikuti dengan komitmen yang tinggi untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih. Bahkan bagi sebagian masyarakat yang memahami
betapa rumit dan buruknya sistem pemerintahan kita, janji para pemimpin tersebut
rasanya sulit untuk diwujudkan. A. Tiga Penyakit Utama Sistem pemerintahan
yang bersih dan akuntabel adalah kunci keberhasilan realisasi semua janji yang
diucapkan oleh capres-cawapres. Perdebatan antara sistem ekonomi pasar dan
ekonomi kerakyatan, seperti yang tengah berlangsung saat ini, tidaklah berarti apa-
apa jika kualitas pemerintahan untuk menjalankan sistem ekonomi sangatlah
buruk. Bahkan jikalau peran dan fungsi negara untuk menyelenggarakan pelayanan
publik dan pembangunan diperbesar di dalam sistem pemerintahan yang buruk
tersebut, niscaya justru akan menyebabkan semakin banyak hilangnya
sumbersumber daya bagi kemakmuran masyarakat. Buruknya kualitas
pemerintahan di Indonesia disebabkan oleh penyakit korupsi yang sudah mendarah
daging dalam semua sistem dan ranah kehidupan anak bangsa ini. Utamanya,
penyakit korupsi ini menjalar dalam tiga locus, yaitu korupsi dalam ranah politik,
korupsi dalam ranah hukum, dan korupsi dalam ranah birokrasi.
 13. Ketiganya bahkan saling berkelindan membentuk simbiosis mutualisme yang
sangat sulit untuk dibersihkan. Korupsi politik terjadi karena proses rekrutmen para
wakil rakyat dalam pemilu legislatif tidak pernah memperhatikan sistem
meritpolitik melalui proses pendidikan kader. Bahkan niat untuk menjadi politisi
lebih dilatarbelakangi oleh semangat untuk memperoleh akses dalam
mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh negara. Hal ini diperburuk oleh
biaya politik yang sangat mahal yang harus dikeluarkan oleh para wakil rakyat
tersebut. Alih-alih memperjuangkan kepentingan masyarakat, justru yang terjadi
adalah penyalahgunaan wewenang. Hal yang sama terjadi dalam proses pemilihan
jabatan-jabatan politik lain. Tidak semua begitu, tetapi pada umumnya hal ini
terjadi dalam proses pemilihan dan pengisian jabatan-jabatan politik. Korupsi
dalam ranah hukum ditandai oleh rendahnya budaya penegakan hukum. Tidak
mengherankan jika masyarakat sebenarnya lebih takut dengan penegak hukum
daripada hukum itu sendiri. Hukum hanya dihargai sebatas sanksi, bukan menjadi
batas-batas dan standar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Lemahnya penegakan hukum sebenarnya bukan tidak bersebab. Patut disayangkan,
karena para penegak hukum itu sendiri juga tidak pernah dihargai hak-haknya
sebagaimana harusnya. Selain itu, proses rekrutmen, pengukuran kinerja, pengisian
jabatan para penegak hukum juga masih tidak berdasarkan kompetensi dan kinerja.
Rendahnya remunerasi para jaksa, polisi, dan hakim, serta lemahnya pengawasan
kode etik profesi penegak hukum menjadi alasan mengapa penyakit korupsi dalam
ranah hukum ini sangat sulit diberantas. Penyakit korupsi dalam ranah hukum
sebenarnya sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan efek domino bagi
korupsi dalam ranah yang lain. Jika hukum tidak dapat lagi ditegakkan, apalagi
yang akan menjadi pilar bagi tegaknya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Penyakit korupsi dalam ranah birokrasi disebabkan oleh ketiadaan kesungguhan
untuk mengelola aparatur negara secara baik dan profesional. Penyakit ini sudah
dimulai sejak proses rekrutmen PNS yang tidak profesional dan tidak independen,
remunerasi pas-pasan yang memaksa setiap PNS
 14. untuk mencari tambahan penghasilan dari pekerjaannya, pengisian jabatan
yang memaksa PNS untuk membangun afiliasi dan patronase politik, serta tidak
adanya ukuran kinerja yang memadai atas prestasi PNS. Dalam peribahasa yang
sudah kita kenal, "Pinter-goblok penghasilan sama". Tidak ada penghargaan bagi
prestasi dan kinerja, tidak ada pula sanksi bagi pelanggaran dan buruknya kinerja.
Bahkan seburuk apa pun kualitas PNS, tidak akan pernah dipensiunkan sejauh
tidak adanya pelanggaran-pelanggaran serius seperti pidana dan makar. Tiga
penyakit korupsi sebenarnya menjadi lingkaran setan yang saling bersinergi dalam
membentuk pemerintahan yang buruk kualitasnya, tidak berkinerja dan korup.
Produk pemerintahan yang demikian adalah buruknya kualitas pelayanan dan
pembangunan, sikap mental aji mumpung, dan kebiasaan menyalahgunakan
wewenang. Keberadaan pemerintah lebih dirasakan memberatkan daripada
ketidakberadaannya. Dalam pandangan sehari-hari hal ini menyebabkan korupsi
pada tingkat jalanan, korupsi dalam pengadaan barang dan jasa, korupsi dalam
penegakan hukum, dan yang paling membahayakan adalah korupsi melalui
kebijakan. B. Menuju Perubahan Apa pun agenda yang diusung oleh para capres-
cawapres, hanya akan bisa diwujudkan jika adanya upaya sungguh-sungguh dan
sistematik membangun pemerintahan yang bersih. Cara paling mudah adalah
mengobati sumber asal penyakit terjadinya pemerintahan yang buruk tersebut.
Korupsi politik membutuhkan waktu yang lama untuk mengubahnya, karena hal
ini hanya bisa dilakukan dengan menyederhanakan partai politik dan membangun
sistem merit politik yang memadai. Kewenangan presiden terpilih untuk
melakukan perubahan dalam sistem politik tidaklah berdiri sendiri, tetapi juga
dipengaruhi oleh konfigurasi politik di DPR.
 15. Perubahan yang paling mungkin dilakukan oleh presiden terpilih justru pada
ranah hukum dan ranah birokrasi. Perbaikan penegakan hukum sejatinya lebih
mudah dilakukan karena hal ini masih berada di dalam lingkup kewenangan
presiden, paling tidak untuk kejaksaan dan kepolisian. Jika saja presiden terpilih
mau melakukan secara sungguh-sungguh proses rekrutmen yang profesional dan
independen pada jaksa dan polisi, mengukur kinerjanya secara benar, memberikan
remunerasi yang layak dan memadai, melakukan pengawasan dan memberikan
sanksi pada setiap pelanggaran tanpa pandang bulu, dan memiliki sistem karier
berbasis kinerja, rasanya tidak ada yang mustahil bagi Indonesia untuk memiliki
pemerintahan yang bersih. Untuk para hakim, karena kewenangannya berada di
bawah Mahkamah Agung, maka presiden bisa menawarkan kepada Mahkamah
Agung sejumlah agenda reformasi bagi para hakim. Akan halnya korupsi yang
terjadi dalam birokrasi, tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa presiden
terpilih harus memberikan komitmen yang luar biasa untuk melakukan reformasi
birokrasi. Tidak sulit untuk melakukannya, karena sejumlah substansi instrumen
sejatinya telah tersedia. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah komitmen untuk
menjadikan reformasi birokrasi sebagai agenda utama pemerintahan yang akan
datang. Pemerintahan yang bersih adalah prasyarat bagi kemajuan bangsa ini.
 16. 2. PENCIPTAAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS A.
Sejarah dan perkembangan demokrasi Demokrasi, dalam pengertian klasik,
pertama kali muncul pada abad ke-6 SM tepatnya di Yunani. Pada saat itu
pelaksanaan demokrasi dilakukan secara langsung, dalam artian rakyat berkumpul
pada suatu tempat tertentu dalam rangka membahas pelbagai permasalahan
kenegaraan. Pemerintahannya dijalankan dengan cara mengambil suara mayoritas
secara langsung. Hal ini dimungkinkan karena Negara kota memiliki penduduk
yang sangat minim sekitar 300.000 orang. Dan yang mempunyai hak suara
hanyalah warga resmi dari kota tersebut, sedangkan untuk penduduk yang terdiri
dari budak belian dan pedagang asing tidak mempunyai hak suara. Demokrasi
langsung di Yunani kuno dapat berlangsung secara efektif, hal ini disebabkan
karena wilayahnya terbatas dan penduduknya relatif sedikit. Adapun pengertian
dari demokrasi modern muncul pertama kali di Amerika. Konsep demokrasi
modern sebagian besar dipengaruhi oleh para pemikir besar seperti Marx, Hegel,
Montesquieu dan Alexis de Tocqueville. Mengingat semakin berkembangnya
negara-negara pada umumnya, secara otomatis menyebabkan makin luasnya
negara dan banyaknya jumlah warga serta meningkatnya kompleksitas urusan
kenegaraan, mengakibatkan terjadinya perwalian aspirasi dari rakyat, yang disebut
juga sebagai demokrasi secara tidak langsung. Hal ini dilaksanakan melalui
perwakilan yang perolehan anggota legislatifnya dilakukan melalui pemilihan
umum. Dahl merumuskan demokrasi modern dengan menggunakan 7 indikator
yaitu: 3. Pejabat yang dipilih harus bersifat akuntabilitas. 4. Pemilihan yang bebas
dan fair. 5. Hak pilih yang mencakup semua. 6. Hak untuk menjadi suatu calon
jabatan. 7. Kebebasaan pengungkapan diri secara lisan dan tulisan. 8. Informasi
yang alternative. 9. Kebebasaan membentuk asosiasi.
 17. B. Macam-macam Demokrasi Menurut Skalar macam-macam demokrasi
dapat dibagi menjadi 5 model diantaranya sebagai berikut: a. Demokrasi Liberal,
adalah pemerintahan yang dibatasi oleh undang-undang dan pemilihan umum yang
bebas diselenggarakan dalam waktu yang ajeg. b.Demokrasi terpimpin, adalah
demokrasi dimana para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka
dipercaya oleh rakyat. c. Demokrasi Sosial, adalah demokrasi yang menaruh
kepedulian pada keadilan social dan egaliterianisme bagi persyaratan untuk
memperoleh kepercayaan politik. d.Demokrasi partisipasi, adalah demokrasi yang
menekankan hubungan timbale balik antara penguasa dan yang dikuasai. e.
Demokrasi konstitusional, adalah demokrasi yang menekankan penegakan aturan
dan ketentuan dalam menjalankan demokrasi. Demokrasi ini melahirkan
pemerintahan yang kekuasannya dibatasi oleh konstitusi sehingga pemerintah tidak
dapat betindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pemerintahan ini
membatasi kekuasaannya secara fungsional. Montesque dalam trias politika,
membagi kekuasaan secara fungsional menjadi tiga yaitu legislative, yudikatif dan
eksekutif. C. Syarat Pemerintahan Demokrasi Syarat-syarat pemerintahan
demokrasi menurut Raymond Gettel sebagai berikut : a. Bentuk pemerintahan itu
harus didukung oleh persetujuan umum(general concert). b.Hukum yang berlaku
dibuat oleh wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui referendum yang luas atau
melalui pemilu. c. Kepala Negara dipilih secara langsung atau secara tidak
langsung melalui pemilu dan bertanggung jawab pada dewan legislative
 18. d. Hak pilih aktif diberikan kepada sejumlah besar rakyat atas dasar
kesederajatan. e.Jabatan-jabatan pemerintahan harus dapat dipangku oleh segenap
lapisan masyarakat. Sedangkan A.Appadural merumuskan syarat-syarat bentuk
pemerintahan yang demokratis itu sebagai berikut : a. Ada kebebasan politik
(political liberty) sebagai syarat minimum. b. Ada kebebasan menyatakan pendapat
dan pengakuan kehendak rakyat sebagai hokum tertinggi c. Terdapat partisipasi
politik, persamaan politik, dan kemungkinan akan pilihan pemerintahan. d. Harus
terdapat toleransi dan kompromi antarwarganegara. e. Warga Negara harus
diberikan kelonggaran-kelonggaran untuk memeperkembangkan kepribadiannya. f.
Demokrasi memerlukan organisasi yang baik dan pemimpin yang tepat. (syarat a,b
dan c merupakan syarat pokok sedangkan syarat d,e dan f merupakan syarat
tambahan) D. Syarat Pemerintahan Demokrasi Syarat-syarat pemerintahan
demokrasi menurut Raymond Gettel sebagai berikut : a. Bentuk pemerintahan itu
harus didukung oleh persetujuan umum(general concert). b.Hukum yang berlaku
dibuat oleh wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui referendum yang luas atau
melalui pemilu. c.Kepala Negara dipilih secara langsung atau secara tidak
langsung melalui pemilu dan bertanggung jawab pada dewan legislative d. Hak
pilih aktif diberikan kepada sejumlah besar rakyat atas dasar kesederajatan.
e.Jabatan-jabatan pemerintahan harus dapat dipangku oleh segenap lapisan
masyarakat.
 19. Sedangkan A.Appadural merumuskan syarat-syarat bentuk pemerintahan
yang demokratis itu sebagai berikut : a. Ada kebebasan politik (political liberty)
sebagai syarat minimum. b.Ada kebebasan menyatakan pendapat dan pengakuan
kehendak rakyat sebagai hokum tertinggi c.Terdapat partisipasi politik, persamaan
politik, dan kemungkinan akan pilihan pemerintahan. d. Harus terdapat toleransi
dan kompromi antarwarganegara. e.Warga Negara harus diberikan kelonggaran-
kelonggaran untuk memeperkembangkan kepribadiannya. f.Demokrasi
memerlukan organisasi yang baik dan pemimpin yang tepat. (syarat a,b dan c
merupakan syarat pokok sedangkan syarat d,e dan f merupakan syarat tambahan)
E. Bentuk-bentuk Demokrasi Bentuk-bentuk demokrasi dibedakan seperti berikut :
1. Demokrasi dengan system Parlementer Dalam system ini terjadi hubungan
antara Badan Eksekutif dan Legislatif. Dimana kekuasaan eksekutif diserahkan
kepada suatu badan yang disebut cabinet( dewan Menteri ). Sedangkan menteri-
menteri bertanggung jawab kepada parlemen (badan legislatif). Suatu aturan akan
mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penyelenggaraannya. Kelebihan :
Rakyat dapat menjalankan fungsi penyelenggaraan pemerintah Negara.
Kekurangan : pengawasan dan peranannya dalam
 20. Kedudukan badan eksekutif tidak stabil,dimungkinkan karena penghentian di
tengah jalan oleh lembaga legislatif setiap saat sehingga dapat menimbulkan krisi
cabinet dan pemerintah tidak dapat menyelesaikan program-programnya. Nilai –
nilai Demokrasi Adapun nilai-nilai demokrasi yang patut dipraktikan dalam
kehidupan sebagai berikut : a. Penghargaan atas kesamaan b. Penghargaan akan
partisipasi dalam kehidupan bersama c. Penghargaan atas kebebasan d.
Penghargaan atas perbedaan Budaya domokrasi adalah kebiasaan berpikir dan
berperilaku yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, baik
dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Suatu masyarakat demokratis mempunyai nilai-nilai sebagai berikut : a.
Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga (institusionalized
peaceful settlement of conflict). Dalam alam demokrasi, perselisihan pendapat dan
kepentingan dianggap sebagai hal yang wajar, Perselisihan harus diselesaikan
dengan perundingan dan dialog untuk mencapai kompromi, consensus, mufakat.
Apabila kompromi tidak dapat dicapai akan berbahaya, sebab dapat mengundang
campur tangan luar dan memaksakan kehendak dengan kekerasan. b. Menjamin
terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai atau tanpa gejolak.
Perubahan social terjadi karena factor berikut : 1. Kemajuan Tekologi 2.
Kepadatan Penduduk 3. Pola perdagangan
 21. Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya Terhadap
perubahanperubahan tersebut dan mampu Mengendalikan sehingga perubahan
yang terjadi tetap dalam Kondisi damai. c. Menyelenggarakan pergantian
kepemimpinan secara teratur (orderly seccession of rulers). Dalam masyarakat
demokratis, pergantian kepemimpinan atas dasar keturunan, pengangkatan diri
sendiri, dan coup d’etat (perebutan kekuasaan ) dianggap sebagai cara-cara yang
tidak wajar. d. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin (minimum of
coercion) e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
(diversity). Untuk itu, perlu cipta masyarakat yang terbukan dan kebebasan politik
yaitu dengan tersediannya sebagai alternative dalam tindakan politik. Namun
demikian, keanekaragaman itu tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan
Negara. f. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis, keadilan
merupakan cita-cita bersama yang menjangkau seluruh anggota masyarakat. Untuk
melaksanakan nila-nilai demokrasi tersebut dibutuhkan lembaga penyelenggara,
seperti berikut : 1. Pemerintah yang bertanggung jawab 2. Suatu DPR sebagai
wakil golongan-golongan dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat, DPR
dipilih dengan pemilu yang bebas dan rahasia atas dasar sekurang-kurangnya dua
calon untuk setiap kursi. DPR ini mengadakan pengawasan (control) sehingga
menjadi oposisi yang konstruktif dan memungkinkan penilaian terhadap
kebijaksanaan pemerintah secara kontinyu. 3. Suatu organisasi politik yang
mencakup satu atau lebih partai politik (system dwi partai, multi partai). Partai-
partai ini menyelnggarakan hubungan yang kontinyu antara masyarakat dengan
pemerintah dan sebagai wadah aspirasi rakyat. 4. Pers dan media massa yang bebas
untuk menyatakan pendapat. 5.System peradilan yang bebas untuk menjamin hak-
hak asasi dan mempertahankan keadilan.
 22. Unsur-unsur demokrasi Pada dasarnya demokrasi meliputi unsure-unsur
berikut : a. Adanya partisipasi masyarakata secara aktif dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara b. Adanya pengakuan akan sepremasi
hokum c. Adanya pengakuan akan kesamaan anatara warga Negara d. Adanya
pengakuan akan supremasi sipil atas militer e. Adanya kebebasan berekspresi,
berbicara, berkumpul,berorganisasi, beragama, berkeyakinan dan kebebasan
mengurus nasib sendiri. 2. Demokrasi dengan Sistem Pemisahan Kekuasaan
(Presidensiil) Pada sistem ini, hubungan antara badan eksekutif dengan badan
legislatif dapat dikatakan tidak ada. Pemisahan yang tegas antara kekuasaan
eksekutif (pemerintah) dan legislatif (badan perwakilan rakyat) ini mengingatkan
kita pada ajaran dari Montesquieu, yang dikenal dengan ajaran Trias Politika.
Menurut ajaran ini masing-masing kekuasaan tersebut terpisah satu sama lain, baik
fungsi maupun organ-organ yang menyelenggarakannya. Ketiga kekuasaan
tersebut sebagai berikut: 1) Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat
undang-undang. 2) Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk menjalankan
undang-undang atau peraturan. 3) Kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan pengadilan
untuk mengawasi pelaksanaan UU oleh lembaga-lembaga peradilan. Dalam sistem
ini terdapat pemisahan kekuasaan lembaga eksekutif yang terdiri dari prosedur
sebagai kepala pemerintahan dan dibantu oleh para menteri. Menteri tersebut
memimpin sebuah lembaga departemen pemerintahan yang bertanggung jawab
kepada presiden. Para menteri tersebut diangkat oleh presiden. Sistem ini juga
dapat disebut sebagai sistem presidensiil. Pada sistem ini terdapat kelebihan dan
kelemahan.
 23. Kelebihan Adanya kestabilan pemerintahan, karena mereka tidak dapat
dibubarkan oleh parlemen, sehingga pemerintah dapat bekerja dan rnelaksanakan
programprogramnya dengan baik. Kelemahan Dapat menimbulkan pemusatan
kekuasaan di tangan presiden dan lemahnya pengawasan dari rakyat. 3. Demokrasi
dengan Sistem Referendum Dalam pelaksanaan sistem ini, badan legislatif berada
dalam pengawasan rakyat. Dalam melaksanakan pengawasannya sistem ini
dilakukan dengan referendum. Sistem ini dibagi menjadi berikut. 1) Referendum
obligatoire (referendum yang wajib) Referendum obligatoire adalah referendum
yang menentukan berlakunya suatu undang-undang atau suatu peraturan. Artinya
suatu undang-undang dapat berlaku jika rakyat menyetujuinya lewat referendum.
2) Referendum fakultatif (referendum yang tidak wajib) Referendum fakultatif
adalah referendum yang menentukan berlaku tidaknya dan perlu tidaknya suatu
undang-undang diadakan perubahan. Pada sistem ini terdapat kelebihan dan
kelemahan. 1. Kelebihan : Rakyat berperan serta dalam pembuatan undang-
undang. 2. Kelemahan : Tidak semua rakyat memiliki pengetahuan tentang
undangundang yang baik danbenar serta pembuatan undang-undang sehingga
prosesnya akan berjalan lambat.
 24. F. Macam-macam Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia 1.
Demokrasi Liberal (Tahun 1945-1959) Demokrasi Liberal lebih sering disebut
sebagai Demokrasi Parlementer, demokrasi ini dilaksanakan setelah keluarnya
Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945. Pada sistem ini menteri-menteri
bertanggung jawab kepada parlementer, Pada sistem ini bentuk negara berubah
menjadi RIS dan UUD 1945 berubah menjadi Konstitusi RIS, hal ini berlangsung
tanggal 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 saat berlakunya UUDS. .
Penerapan UUDS 1950 tidak bertahan lama, hal ini ditandai dengan keluarnya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kita kembali ke UUD 1945. Dengan kita melaksanakan
UUD 1945 tersebut, maka berakhirlah Demokrasi Liberal. 2. Demokrasi
Terpimpin (Tahun1959-196S) Pada sistem ini berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juni 1959 yang berbunyi sebagai berikut. 1) Pembubaran Konstituante,
2) Berlakunya kembali UUD 1945. 3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam Demokrasi Terpimpin ini menggunakan
sistem presidensiil. Dalam sistem presidensiil ini mempunyai dua hal yang.perlu
diingat yaitu: 1) kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan, dan 2) para menteri bertanggung jawab kepada presiden. 3.
Demokrasi Pancasila (Tahun 1965-1998) Demokrasi Pancasila berlaku semenjak
lahirnya Orde Baru. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai,
disemangati, dan didasari oleh Pancasila. Dengan kata lain Demokrasi Pancasila
merupakan demokrasi yang dijiwai kelima sila yang ada dalam Pancasila sebagai
berikut. 1) Dilaksanakan dengan rahmatTuhan Yang Maha Esa. 2) Menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
 25. 3) Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. 4) Berdasarkan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan atau perwakilan.
5) Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Periode
Demokrasi Pancasila Era Reformasi (Tahun 1998-Sekarang) Reformasi merupakan
reaksi terhadap orde baru yang dianggap telah menyimpang dari tujuan dan cita-
cita Demokrasi Pancasila. Kita sebagai warga negara berharap bangsa Indonesia
bisa belajar dari pengalaman sejarah, setiap demokrasi dapat berkembang menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Dalam orde ini sering kita sebut juga sebagai orde
transisi demokrasi. Sukses atau tidaknya sebuah transisi demokrasi sejati terletak
pada faktor berikut. 1) Komposisi elite politik. 2) Desain institusi politik. 3)
Budaya politik. 4) Peranmasyarakatmadani. Adapun ciri-ciri khusus yang
membedakannya dengan demokrasi lain adalah bahwa Demokrasi Pancasila
mengandung aspek-aspek formal, materiil, kaidah atau normatif, tujuan atau
optimatif, organisasi, dan aspek sernangat atau kejiwaan. Adapun perinciannya
adalah sebagai berikut. 1) Aspek formal, yakni menunjukkan segi proses dan cara
partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara, yang kesemuanya itu telah diatur
oleh undang-undang maupun peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. 2) Aspek
materiil, yaitu segi gambaran manusia yang menegaskan pengakuan atas harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan dan memanusiakan warga negara
dalam masyarakat negara dan masyarakat bangsa-bangsa. 3) Aspek kaidah atau
normatif yang berarti bahwa Demokrasi Pancasila mengandung seperangkat (
norma (kaidah) yang menjadi pembimbing
 26. dan aturan dalam bertingkah laku yang mengikat negara dan warga negara
dalam bertindak dan menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya. 4)
Aspek tujuan atau optatif yaitu menunjukkan keinginan atau tujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam negara hukum, negara
kesejahteraan, negara bangsa, dan negara berkebudayaan. 5) Aspek organisasi
yang menggambarkan perwujudan Demokrasi Pancasila dalam bentuk organisasi
pemerintahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 6)
Aspek semangat atau kejiwaan yaitu bahwa Demokrasi Pancasila memerlukan
warga negara Indonesia yang berkepribadian peka terhadap hak dan kewajibannya,
berbudi pekerti luhur, dan tekun serta berjiwa pengabdian. Pancasila merupakan
dasar negara dan pandangan terhadap bangsa Indonesia, oleh karenanya kita harus
menerapkan Demokrasi Pancasila dengan murni dan konsekuen. Dengan
melaksanakan demokrasi tersebut kita berharap dan berusaha untuk : 1) diridhai
oleh Tuhan Yang Maha Esa, 2) sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) menjaga persatuan dan kesatuan, 4) mengutamakan musyawarah untuk mufakat
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, dan 5) mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 27. BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Bangsa yang belajar adalah bangsa
yang setiap waktu berbenah diri. Pemerintah Indonesia telah berusaha membenahi
sistem yang telah dengan landasan untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Ini
semua dapat digunakan untuk pembelajaran politik masyarakat. Sehingga
masyarakat dapat sadar dengan pentingnya berdemokrasi, menghargai pendapat,
kebersamaan dalam menghadapai sesuatu. Manusia yang baik tidak akan
melakukan kesalahan yang pernah dilakukan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa, pemerintahan yang demokrasi adalah pemerintahan yang bersumber pada
rakyat, untuk rakyat, dan dari rakyat yang diwakili oleh pemipin, atau lemaga
negara yang independen dan berada pada peringkat yang sejajar satu sama lain.
Lembaga Negara tersebut memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan
melaksanakan hak-hak rakyat.
 28. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.google.com/ 2. Yuniarto, Djoko. 2008.
Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara. 3. Juoro, Umar. 2007.Ilmu politik.
Jakarta : CIDS 4. http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0409/03/opini/1246744.htm. 6. Abraham Panumbangan (mahasiswa fisipol
UMY).Masih perlu waktu. www.kr.co.id edisi Jum’at, 15 Juli 2005 7. Hasan
Shadily, dkk.1973. Ensiklopedi Umum . Jakarta: Yayasan Dana Buku Franklin
Jakarta. 8. M. Ma’ruf (Mentri Dalam Negeri).Optimisme hadapi pilkada langsung.
www.kompas.com edisi selasa, 22 Februari 2005 9. Redaksi Kompas. APBN-P
2005 Bantu Rp 464,9 Miliar . www.kompas.com edisi Rabu, 30 Maret 2005

Anda mungkin juga menyukai